• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peluang dan Potensi Investasi di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Peluang dan Potensi Investasi di Kota Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PELUANG DAN POTENSI

INVESTASI DI KOTA MEDAN

OLEH

EINIKE SININTA PURBA 100501167

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PELUANG DAN POTENSI INVESTASI DI KOTA MEDAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peluang dan potensi investasi di Kota Medan berdasarkan sektor unggulan yang dimiliki oleh Kota Medan. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Pemerintah Daerah. Alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, dan Analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi sektor unggulan berdasarkan perhitungan analisis location quotient dan shift share adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut memberikan nilai analisis yang lebih unggul diantara sembilan sektor unggulan yang ada di Kota Medan.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi terbaik yang dapat dijadikan sebagai peluang investasi di Kota Medan adalah memanfaatkan keberadaan hotel-hotel mewah untuk membangun maupun mengembangkan restoran,café disekitar hotel dengan kualitas yang baik.

(3)

ABSTRACT

The study is an exploration of opportunity and potential of investment in Medan among the leading sectors in the city. The research is based on the secondary data available in the BPS’ report and local government, analyzed with the tools of Location Quotient, Shift Share and SWOT Analyses.

The study found that according to the analysis of Location Quotient and Shift Share the leading sector in Medan is Trade, Hotel and Restaurant. The analysis of this sector scores the highest opportunity and potential value among the nine leading sectors in the Medan City.

Additionally, according to the SWOT Analysis, the best strategy for investment in Medan is by developing and utilizing the strategic location of restaurants and cafés in the vicinity of starred and international hotels.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih karuniaNya yang luar biasa penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Peluang dan Potensi Investasi di Kota Medan” ditujukan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dukungan doa, motivasi, semangat maupun sumbangan materi dan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Togap Purba, SE dan Eva Maria Saragih, SH, kepada adik-adik terkasih Abednego Purba dan Abigail Purba terimakasih untuk segala dukungan, kasih sayang, doa dan semangat selama ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac, Ak, CA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, masukan, bimbingan dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Dr. Rujiman, MA selaku Dosen Pembanding II yang telah memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Terima kasih kepada Joe France MP Sinaga atas doa, waktu, dukungan, tenaga dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat Rebecka, Lydia, Riantina, Naomi, Headhi, Arsinta, Dina, Chrystian, Togi dan seluruh teman-teman EP 2010. 10. Terima kasih kepada teman-teman kakak dan abang guru-guru Sekolah

Minggu HKBP Simpang Limun atas doa dan dukungannya selama ini.

Tulisan ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

4.3.3 Analisis Sektor Unggulan Gabungan LQ-Shift Share ... 47

(7)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(10)

ABSTRAK

ANALISIS PELUANG DAN POTENSI INVESTASI DI KOTA MEDAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peluang dan potensi investasi di Kota Medan berdasarkan sektor unggulan yang dimiliki oleh Kota Medan. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Pemerintah Daerah. Alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, dan Analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi sektor unggulan berdasarkan perhitungan analisis location quotient dan shift share adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut memberikan nilai analisis yang lebih unggul diantara sembilan sektor unggulan yang ada di Kota Medan.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi terbaik yang dapat dijadikan sebagai peluang investasi di Kota Medan adalah memanfaatkan keberadaan hotel-hotel mewah untuk membangun maupun mengembangkan restoran,café disekitar hotel dengan kualitas yang baik.

(11)

ABSTRACT

The study is an exploration of opportunity and potential of investment in Medan among the leading sectors in the city. The research is based on the secondary data available in the BPS’ report and local government, analyzed with the tools of Location Quotient, Shift Share and SWOT Analyses.

The study found that according to the analysis of Location Quotient and Shift Share the leading sector in Medan is Trade, Hotel and Restaurant. The analysis of this sector scores the highest opportunity and potential value among the nine leading sectors in the Medan City.

Additionally, according to the SWOT Analysis, the best strategy for investment in Medan is by developing and utilizing the strategic location of restaurants and cafés in the vicinity of starred and international hotels.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (BKPM, 2004). Investasi merupakan salah satu motor penggerak serta penopang pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap akan dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tanpa investasi pembangunan suatu daerah sulit dilaksanakan, karena sasaran suatu pembangunan akan dapat dicapai apabila ada investasi yang dilakukan.

Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi mempunyai hubungan timbal balik yang positif. Hubungan timbal balik tersebut terjadi oleh karena di satu pihak, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, berarti semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa ditabung, sehingga investasi yang tercipta akan semakin besar pula.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kenaikan PDB serta meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat sehingga kecenderungan untuk investasi lebih besar. Dalam kasus ini, investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi.

(13)

Investasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi yang terarah. Dimana investasi tersebut terkoordinasi dan terencana dengan memperhatikan hubungan antar wilayah, lokasi industri, pembangunan infrastruktur, sehingga tidak terjadi benturan dalam implementasi.

Sehingga secara umum investasi merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang dapat diharapkan agar perekonomian dapat menghasilkan keuntungan. Investasi juga penting untuk perbaikan dalam produktifitas tenaga kerja dan jumlah modal investasi akan menambah jumlah capital. Tanpa investasi tidak akan ada pabrik dan dengan demikian tidak akan ada ekspansi ekonomi (Nopirin, 1987:133).

Sebelum suatu investasi dilakukan harus dikaji terlebih dahulu secara mendalam, karena biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar dan hasilnya baru dapat dirasakan pada tahun-tahun pertama. Keberhasilan suatu investasi berarti keberhasilan perencanaan pembangunan. Sebaliknya jika investasi itu tidak mencapai sasaran yang diinginkan berarti pembangunan itu gagal yang sekaligus merupakan kegagalan perencanaan pembangunan.

(14)

Atau dalam hal ini melakukan pengembangan ekonomi lokal sebagai salah satu indikator menentukan peluang dan potensi investasi. Pengembangan ekonomi lokal didasarkan pada kemampuan lokalitas, faktor internal, dan pertumbuhan ekonomi lokal, dengan menggunakan potensi sumber daya alam setempat. Dalam menentukan potensi ekonomi yang dimiliki pada suatu negara ataupun daerah perlunya mengetahui sektor apa saja yang menjadi sektor basis ataupun unggulan yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komperatif.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam menganalisis peluang dan potensi investasi ada suatu daerah antara lain:

 Mengidentifikasi sektor unggulan dan potensi ekonomi pada suatu daerah

 Mengkaji kelayakan sektor unggulan

 Menyusun peluang investasi sektor unggulan

 Mensinergikan peluang investasi dan kebijakan daerah

Selanjutnya diperlukannya suatu strategi dan rencana tindakan untuk merealisasikan potensi yang diidentifikasi. Untuk menentukan suatu strategi perlu dilakukan suatu segmentasi terhadap penentuan target baru yaitu skala priorotas unggulan atas potensi yang dimiliki oleh suatu daerah yang kemudian dipilih potensi yang paling potensial untuk ditawarkan dan selanjutnya potensi unggulan tersebut ditetapkan sebagai target peluang investasi yang dipasarkan yang dimiliki oleh suatu daerah.

(15)

potensial menjadi strategi utama dalam menentukan peluang investasi. Menentukan sektor-sektor potensial mana saja yang perlu dikembangkan sebagai potensi daerah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan investasi yang tepat pada sektor potensial adalah potensi sumber daya alam, dimana potensi sumber daya alam dapat sangat menunjang pegembangan daerah tertentu, misalnya potensi pada sektor pertanian, pariwisata, pertambangan, industri atau jasa.

Selanjutnya adalah dengan memperhatikan potensi sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia adalah penunjang dari partisipasi masyarakat dalam pemilihan investasi sektor potensialnya dan sumber daya lainnya. Kemudian perlunya penggabungan dari potensi-potensi yang dimiliki, sebaiknya diarahkan atau diprogramkan dalam kerangka pembangunan sektor-sektor yang memiliki potensi dengan keunggulan komparatif dan sektor-sektor yang akan mendukung keunggulan komparatif.

Kota Medan merupakan kota ke 3 (tiga) terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya, dilihat dari luasnya wilayah, jumlah penduduk, aktivitas industri dan perdagangan barang dan jasa. Melihat kondisi ini peluang bisnis di berbagai bidang seperti bidang industri, perbankan dan lain-lain akan semakin menjanjikan keuntungan bagi para investor lokal maupun asing.

(16)

Masuknya investasi didorong dan dirangsang sekaligus untuk pengembangan dan peningkatan volume perdagangan produk-produk unggulan berbagai daerah khususnya calon investor. Untuk mengetahui serta memahami peluang dan potensi investasi yang memiliki berbagai macam keunggulan baik di sektor pertanian, industri, pariwisata, kelautan dan jasa. Yang harus digali dan dikembangkan lagi untuk kemajuan Kota Medan.

Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengkaji peluang dan potensi investasi di Kota Medan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian skripsi ini membahas tentang “Analisis Peluang dan Potensi Investasi Di Kota Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang menjadi sektor unggulan di Kota Medan?

2. Bagaimana peluang dan potensi investasi berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sektor unggulan yang ada di Kota Medan.

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hal yang menjadi manfaat dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai investasi.

2. Hasil penelitian juga dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas (Arsyad, 1999).

Pembangunan ekonomi di suatu daerah berkaitan erat dengan potensi dan karakteristik yang dimilikinya yang biasanya berbeda dengan daerah lain. Adanya perbedaan potensi dan karakteristik yang dimiliki masing-masing daerah disebabkan oleh karena adanya perbedaan pada faktor geografis dan sumberdaya yang tersedia. Perbedaan tersebut menyebabkan produk-produk tertentu yang dihasilkan oleh suatu daerah mempunyai keunggulan dan kemampuan bersaing

(comparative and competitive advantage) bila dibandingkan dengan produk yang sama yang dihasilkan oleh daerah lain.

(19)

Hasil pengidentifikasian potensi sumber daya terkait dengan sektor unggulan diharapkan dapat mendorong terciptanya peluang-peluang usaha baru dan meningkatkan jumlah investasi sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu pengidentifikasian tersebut dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dan strategi pembangunan ekonomi yang sesuai dengan kondisi, potensi dan peluang yang tersedia, sebab dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan kebijakan dan strategi yang tepat dan mampu menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor ekonomi produktif, baik untuk perluasan usaha maupun pembukaan usaha baru.

2.1.1 Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116). Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis merupakan sektor yang melakukan aktifitas berorientasi ekspor keluar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan.

(20)

Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.

Strategi pembangunan daerah berdasarkan potensi ekonomi yang muncul berdasarkan teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut.

Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah terdapat beberapa analisis yang digunakan, antara lain:

Metode Langsung

(21)

Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi atau disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi wilayah tersebut (berdasarkan data sekuder), ada kegiatan tertentu yang diasumsikan sebagai kegiatan basis dan kegiatan lainnya sebagai kegiatan nonbasis. Kegiatan yang mayoritas produknya dijual ke luar wilayah atau mayoritas uang masuknya berasal dari luar wilayah langsung dianggap basis, sedangkan yang mayoritas produknya dipasarkan lokal dianggap nonbasis.

Metode Campuran

(22)

dengan pengumpulan data sekunder dan sektor mana yang mungkin membutuhkan sampling pengumpulan data langsung dari pelaku usaha. Jadi, untuk suatu wilayah yang ekonominya terbuka dan kegiatannya cukup beragam, tidak mungkin hanya menggunakan metode asumsi saja tetapi haruslah gabungan antara metode asumsi dan metode langsung.

Metode Location Quotients

Metode Location Quotients merupakan suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan tepat. Karena sederhanaannya, teknik Location Quotient dapat dihitung berulang kali dengan menggunakan berbagai perubahan acuan dan periode waktu. Analisis Location Quotient

dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergesaran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah (Adisasmita, 2005).

Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi golongan, yaitu :

1. Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan.

2. Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu sendiri.

(23)

Menurut Hood (1998), Location Quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan.

Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh eksport wilayah. Eksport itu sendiri tidak terbatas pada bentuk barang-barang dan jasa, akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak (Budiharsono,2001).

(24)

Untuk sektor yang berbasis lahan seperti tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan, perhitungannya didasarkan pada lahan pertanian (area tanam atau area panen), produksi atau produktivitas.

Sedangkan untuk sektor pertanian yang tidak berbasis lahan seperti usaha ternak, dasar perhitungannya digunakan jumlah populasi (ekor). Setiap metode analisis memiliki kelebihan dan keterbatasan demikian halnya dengan menggunakan metode LQ (Hendayana, 2003) :

a) Kelebihan metode LQ dalam mengidentifikasikan sektor unggulan antara lain penerapannya sederhana tidak memerlukan program pengolahan datayang rumit. Penyelesaian analisis cukup dengan spreed sheet dari excel atau program lotus serta alat perhtungan lainnya.

b) Keterbatasannya adalah karena sederhananya perhitungan LQ ini, maka yang dituntut adalah akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidakakan banyak memanfaatkannya jika data yang digunakannnya tidak valid. Oleh karena itu sebelum memutuskan menggunakan alat analisis ini maka validitas data sangat diperlukan. Disamping itu untuk menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan bila rata-rata kurang dari 5 tahun. Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang panjang ini sering mengalami hambatan.

(25)

Misalnya suatu wilayah provinsi yang diduga memiliki keunggulan disektor non pangan, yang muncul malah pangan dan sebalikya. Oleh karena itu data yang dijadikan sumber bahasan sebelum digunakan perlu diklarifikasikan terlebih dahulu dengan sumber data lainnya, sehingga mendapat gambaran tingkat konsistensi data yang mantap dan akurat.

Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut.

(26)

2.2 Potensi Relatif Perekonomian Wilayah

Ada beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah. Alat analisis itu antara lain:

Keunggulan Komparatif

Ricardo (1917), mengemukakan bahwa apabila ada dua negara yang saling berdagang dan masing-masing negara mengkonsentrasikan diri untuk mengekspor barang yang bagi negara tersebut memiliki komparatif maka kedua negara tersebut akan beruntung. Ternyata ide tersebut bukan saja bermanfaat dalam perdagangan internasional tetapi juga sangat penting diperhatikan dalam ekonomi daerah. Keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggulan dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Apabila keunggulan itu adalah dalam bentuk nilai tambah riil maka dinamakan keuggulan absolut. Komoditi yang memiliki keunggulan walaupun hanya dalam bentuk perbandingan, lebih menguntungkan untuk dikembangkan dibanding dengan komoditi lain yang sama-sama diproduksi oleh kedua negara atau daerah. Keunggulan komparatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan daerah (Tarigan, 2009).

Kuosien Lokasi

(27)

peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan bagi sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan kapasitas riil daerah tersebut.

Shift-Share

Analisis ini menggunakan metode pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan perubahan struktur industri suatu daerah dalam pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun waktu berikutnya. Hal ini meliputi penguraian faktor penyebab pertumbuhan berbagai sektor di suatu daerah dalam kaitannya dengan ekonomi nasional.

2.3 Pengembangan Sektor Unggulan sebagai Strategi Peluang Investasi Menurut Arsyad (1999:108) permasalahan pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang di dasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia.

(28)

pendapatan dari hasil sumber daya alam dari sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan/kelautan. Akibatnya daerah-daerah yang kaya sumber daya alam tidak dapat menikmati hasilnya secara layak. Menurut pemikiran ekonomi klasik bahwa pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam.

Hingga tingkat tertentu, anggapan ini masih bisa dibenarkan, dalam artian sumber daya alam harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya harus dikembangkan terus. Dan untuk ini diperlukan faktor-faktor lain, diantaranya yang sangat penting adalah teknologi dan sumber daya manusia (Tambunan, 2001:198).

Perbedaan tingkat pembangunan yang di dasarkan atas potensi suatu daerah, berdampak terjadinya perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut.

(29)

perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional.Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.

Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik.

Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di mana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat.

Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, antara lain:

1. Sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut

2. Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas 3. Harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor

(30)

4. Sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. Data PDRB merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui output pada sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di suatu wilayah tertentu (provinsi/kabupaten/kota).

Dengan bantuan data PDRB, maka dapat ditentukannya sektor unggulan (leading sector) di suatu daerah/wilayah.Sektor unggulan adalah satu grup sektor/subsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah.

Manfaat mengetahui sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.

2.4 Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats Analysis)

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strenghts dan Weakness

(31)

dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman) guna penentuan langkah strategis yang perlu dilakukan dalam rangka menarik minat investor untuk berinvestasi. Kekuatan (Strenghts) merupakan potensi internal yang dimiliki setiap jenis lapangan usaha strategis atau setiap sektor yang meliputi aspek kelembagaan, suber daya manusia, permodalan dan fasilitas.

Kelemahan (Weakness) adalah kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya pengembangan sektor unggulan atau jenis lapangan usaha strategis. Kesempatan

(Opportunities) adalah peluang yang kemungkinan dapat ditempuh dalam upaya pengembangan jenis lapangan usaha strategis maupun arahan pengembangan eksternal. Hambatan (Threats) adalah kendala atau ancaman yang kemungkinan timbul dari upaya pengembangan sektor unggulan atau jenis lapangan usaha strategis.

Dalam analisis SWOT ini akan diidentifikasi dan sekaligus dievaluasi permasalahan internal dan eksternal dalam kaitannya dengan potensi investasi. Kajian tersebut didasarkan atas identifikasi jenis lapangan usaha dan regional strategis serta kondisi ekonomi daerah dan potensi sumber daya yang ada.

2.5 Kerangka Konseptual

(32)

sektor unggulan dari suatu daerah dapat menggunakan analisis LQ dan analisis

shif-share. Setelah menentukan sektor unggulan yang dimiliki oleh suatu daerah kemudian dapat diidentifikasi potensi dan peluang investasi untuk daerah tersebut. .

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Potensi Umum

Potensi Ekonomi

Gambaran Umum Kota Medan

Lapangan Usaha PDRB

Sektor Unggulan

Sektor Prioritas Utama

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengkaji peluang dan potensi investasi di Kota Medan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, dan dari berbagai sumber lainnya yang mendukung.

3.3 Model Analisis Data 3.3.1 Location Quotient

Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sektor) di suatu wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB (Emilia, 2006:24).

(34)

Formulasi model Location Quotient :

LQ=

Dimana :

LQ : Location Quotient.

Yij : PDRB sektor i di Kota Medan Yj : PDRB total di Kota Medan .

Yi : PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara Y : PDRB total di Provinsi Sumatera Utara

Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan. Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):

a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi. Produksi sektor yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana sektor tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor) atau lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan berspesialisasi dan terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di tingkat provinsi. Produksi sektor yang bersangkutan hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi sektor tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain atau lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan tidak terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

(35)

lapangan usaha/komoditi yang bersangkutan tidak berspesialisasi dan tidak terkonsentrasi di Kota Medan tersebut.

3.3.2 Analisis Shift Share

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya.

Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam Analisis menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar.

Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu:

(36)

b. Komponen Pertumbuhan Proposional (KPP) adalah perubahan produksi pada suatu wilayah yang disebabkan oleh komposisi sektor-sektor industri pada wilayah tersebut, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. KPP merupakan proportional shift yaitu penyimpangan (deviation) dari national share dalam perumbuhan wilayah.

c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW) adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja pada suatu wilayah yang disebabkan oleh keunggulan komparatif wilayah tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana social, ekonomi serta kebijakan lokal pada wilayah tersebut. KPPW merupakan komponen differential shift yang sering disebut sebagai komponen lokasional atau regional atau sisa lebihan.

Model analisis Shift Share adalah sebagai berikut: PE : KPN + KPP + KPPW

PE :

PE : ( Ra – 1 ) + ( Ri – 1 ) + ( ri – Ri ) Dimana:

PE : Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Lokal KPN : Komponen Pertumbuhan Nasional KPP : Komponen Pertumbuhan Proporsional KPPW : Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

(37)

Jika KPP > 0, maka Kota Medan akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat propinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika KPP < 0, maka Kota Medan akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat propinsi tumbuh lebih lambat.

Bila KPPW > 0, maka pertumbuhan sektor i di Kota Medan mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) dan bila KPPW < 0, maka pertumbuhan sektor i di Kota Medan tidak mempunyai keunggulan komparati atau tidak dapat bersaing.

3.3.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.

Instrumen ini menolong para perencanaan apa yang bisa dicapai, dan hal‐hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT.

SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu.

(38)

yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman.

Analisis SWOT di dalamnya terdapat Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Analisis Matrik IE (Internal dan Eksternal) digunakan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.

Tabel 3.1

weakness dan menghindari

threat

3.4 Definisi Operasional

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan.

(39)

3. Potensi ekonomi adalah segala sesuatu yang dimiliki daerah yang dapat dikembangkan.

(40)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Propinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peran Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Kota medan terletak antara 3°.27’ - 3°.47’ Lintang Utara dan 98°.35’ - 98°.44’ Bujur Timur. Dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota medan berbatasan dengan sebelah utara, selatan, Barat dan Timur dengan Kabupaten deli Serdang. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.

(41)

Secara administratif, wilayah Kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain.

Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.2 Peranan Ekonomi Kota Medan

(42)

Sektor Primer

Dalam sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan penggalian, pada tahun 2012 sektor primer ini memberikan kontribusinya terhadap perekonomian Kota Medan sebesar 2,45 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,51 persen, dan merupakan sektor yang paling kecil peranannya terhadap perekonomian di Kota Medan.

Tabel 4.1

Struktur Ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2008 - 2012 (%)

Lapangan Usaha / Sektor  2008  2009  2010  2011*)  2012**) 

[1]  [4]  [5]  [6]  [6]  [6] 

PRIMER  2.82  2.79  2.67  2.51  2.45 

Pertanian  2.82  2.79  2.67  2.51  2.45 

Penggalian  0.00  0.00  0.00  0.00  0.00  Sumber : BPS Kota Medan

Adapun peranan tiap sektor/ lapangan usaha di kelompok sektor primer ini dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pertanian

Pada tahun 2012 sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2,45 persen dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebesar 2,51 persen.

 Pertambangan

(43)

pertumbuhannya turun sebesar -0,82 persen. Sedangkan peranan sektor ini terhadap total PDRB Kota Medan hanya 0,001 persen.

Sektor Sekunder

Sektor sekunder terdiri dari sektor industri, sektor listrik, gas dan air, dan sektor bangunan. Pada tahun 2012 sektor sekunder memberikan kontribusi sebesar 26,13 persen terhadap perekonomian Kota Medan, dan mengalami perlambatan jika dibandingkan pada tahun 2011 yang memberikan kontribusi sebesar 26,57 persen, sektor ini merupakan sektor kedua yang memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian Kota Medan.

Tabel 4.2

Struktur Ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2008 - 2012 (%)

Lapangan Usaha / 

Sektor  2008  2009  2010  2011*)  2012**) 

[1]  [4]  [5]  [6]  [6]  [6] 

SEKUNDER  25.26  26.20  26.35  26.57  26.13 

Industri  15.96  14.95  14.97  14.38  13.82  Listrik, Gas dan Air  1.75  1.71  1.70  1.69  1.54  Bangunan  9.55  9.54  9.78  10.50  10.77  Sumber : BPS Kota Medan

 Industri Pengolahan

(44)

Medan sebesar 13,82 persen, dan mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 14,38 persen.

 Listrik, Gas, dan Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih tahun 2012 adalah sebesar 2,64 persen, pertumbuhannya melambat jika dibandingkam dengan tahun 2011 yaitu tumbuh sebesar 4,33 persen. Peranan sektor listrik, gas, dan air bersih terhadap total PDRB Kota Medan tahun 2012 sebesar 1,69 persen.

 Bangunan

Sektor bangunan pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 7,05 persen, pertumbuhannya melambat jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu tumbuh sebesar 7,57 persen. Adapun peranan sektor bangunan dalam PDRB tahun 2012 sebesar 10,77 persen terhadap total PDRB, dan mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 10,55 persen.

Sektor Tersier

(45)

Tabel 4.3

Struktur Ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2008 - 2012 (%)

Lapangan Usaha / Sektor  2008  2009  2010  2011*)  2012**) 

[1]  [4]  [5]  [6]  [6]  [6] 

TERSIER  69.92  71.00  70.86  70.93  71.47 

Perdagangan  25.92  26.85  26.92  25.92  25.52 

Angkutan & Komunikasi  19.08  19.63  18.95  19.02  19.27 

Keuangan  14.63  13.85  14.27  15.11  15.55 

Jasa  10.29  10.67  10.72  10.88  11.13 

Sumber : BPS Kota Medan

 Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini sangat berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Pada tahun 2012 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,55 persen dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 7,04 persen. Peranan sektor ini terhadap total PDRB merupakan yang terbesar yaitu sebesar 25,52 persen dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang perannannya sebesar 25,92 persen.

 Pengangkutan dan Komunikasi

(46)

dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 19,02 persen, dan sektor ini merupakan penyumbang nomor dua terbesar terhadap total PDRB.  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Tahun 2012 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 8,67 persen, pertumbuhannya melambat jika dibandingkan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 9,07 persen. Kontribusi sektor ini terhadap total PDRB adalah sebesar 15,52 persen dan lebih tinggi jika dibandingan tahun 2011 yang perannya sebesar 15,11 persen.

 Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 10,08 persen, dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang tumbuh sebesar 9,22 persen. Kontribusi sektor ini terhadap total PDRB pada tahun 2012 adalah 11,13 persen, dan mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2011 yaitu sebesar 10,88 persen.

4.3 Hasil Analisis dan Pembahasan

4.3.1 Analisis Sektor Unggulan Kota Medan Berdasarkan Metode Location Quotient (LQ)

(47)

Dalam penelitian ini, sektor-sektor yang dimaksud dibagi ke dalam sembilan sektor yaitu :

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan dan Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel, Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Asuransi, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa

Dari hasil perhitungan nilai koefisien LQ, maka sektor-sektor akan dikategorikan ke dalam sektor unggulan atau sektor tindak unggul. Suatu sektor dikatakan unggul apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien dari hasil perhitungan nilai koefisien LQ, maka sektor-sektor akan dikategorikan ke dalam sektor basis (unggul) atau sektor non basis (tidak unggul).

Suatu sektor dikatakan basis/unggul apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien LQ > 1, yang sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang potensial (unggul) untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kota Medan.

(48)

Jenis Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 LQ Rata-Rata

Pertanian 0.098231588 0.096253527 0.090794641 0.088436044 0.089294915 0.093

Pertambangan 0.001477166 0.001436229 0.001288457 0.001206086 0.001166543 0.001

Industri Pengolahan 0.63096092 0.615753961 0.607381787 0.615581073 0.607997632 0.616 Listrik, Gas & Air Minum 1.935318989 1.899278427 1.872327053 1.803424283 1.766323222 1.855 Bangunan & Konstruksi 1.651275185 1.654183045 1.629389527 1.613352196 1.596352574 1.629

Perdagangan 1.409014117 1.429642841 1.475181876 1.445692007 1.431028265 1.438

Pengangkutan 2.150393695 2.153301768 2.071911876 2.026984091 2.012409238 2.083

Keuangan 2.072783409 1.982189478 1.915257158 1.836863409 1.77157252 1.916

Jasa-Jasa 1.030970867 1.024284395 1.011179184 1.018839146 1.029237884 1.023

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kota Medan. Berdasarkan formulasi/rumus LQ, maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu :

Tabel 4.4

Hasil LQ Analisis Nilai PDRB Kota Medan Tahun 2008-2012

Sumber : Hasil Data Diolah

Berikut adalah uraian hasil analisis location quotient (LQ) secara sektoral : a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian berdasarkan analisis LQ selama lima tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata LQ nya dibawah angka 1, yaitu 0,093. Artinya sektor ini merupakan sektor non basis, dimana sektor pertanian tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.

b. Sektor Pertambangan

(49)

c. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan di Kota Medan berdasarkan analisis LQ selama lima tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata LQ sebesar 0,616. Sektor ini merupakan sektor non basis yang berarti sektor industri tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan hasil analisis LQ selama lima tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata LQ nya diatas angka 1 yaitu 1,855. Sektor ini merupakan sektor basis dimana sektor listrik, gas dan air bersih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.

e. Sektor Bangunan

Sektor bangunan di Kota Medan mempunyai peran yang cukup besar juga Berdasarkan analisis LQ nya selama lima tahun terakhir sektor bangunan menunjukkan nilai rata-rata LQ sebesar 1,629, artinya sektor ini merupakan sektor basis, dimana sektor Bangunan juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(50)

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Medan apabila dilihat berdasarkan analisis LQ selama lima tahun terakhir sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan nilai rata-rata LQ 2,083. Artinya sektor ini merupakan sektor basis, berarti sektor pengangkutan dan komunikasi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan.

h. Sektor Keuangan

Sektor keuangan berdasarkan analisis LQ selama lima tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata LQ nya diatas angka 1 yaitu sebesar 1,916 . Hal ini artinya sektor ini merupakan sektor basis. Dimana sektor keuangan juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan.

i. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa di Kota Medan apabila dilihat berdasarkan analisis LQ selama lima tahun terakhir, sektor ini menunjukkan nilai rata-rata LQ nya diatas angka 1 yaitu sebesar 1,023. Hal ini artinya sektor ini merupakan sektor basis, berarti sektor jasa-jasa juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.

(51)

Dan berdasarkan analisis LQ pada tahun 2008-2012 juga menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor non basis di Kota Medan. Antara lain adalah sektor industry dan pengolahan (0,616), sektor pertanian (0,093), sektor pertambangan (0,001). Ketiga sektor ini menunjukkan nilai rata-rata LQ nya dibawah angka 1. 4.3.2 Analisis Sektor Unggulan Kota Medan Berdasarkan Metode Analisis

Shift-Share

Analisis Shift Share dipakai untuk menganalisis perubahan kegiatan ekonomi di Kota Medan tahun 2008-2012 yang dibandingkan pada tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012. Dalam perhitungannya menggunakan Produk Nasional Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 berdasarkan lapangan usaha Kota Medan dan harga konstan 2000 menurut lapangan usaha Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012.

Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu sektor di Kota Medan dibandingkan secara relatif dengan sektor lainnya apakah tumbuh cepat atau lambat.

Berikut adalah uraian perubahan produksi dipengaruhi oleh 3 komponen pertumbuhan wilayah:

1. Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)

Perhitungan berdasarkan Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN) KPN  :

    :        x 100

: 26,65 %

(52)

Yit Yio

6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran Rp 25,406,772.01 Rp 19,515,522.71

7 Angkutan dan Komunikasi Rp 13,856,596.53 Rp 9,883,239.41

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan Rp 11,111,510.30 Rp 7,479,836.46

2. Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)

KPP bernilai positif (KPP > 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor di tingkat provinsi tumbuh lebih cepat.

KPP bernilai negatif (KPP < 0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor di tingkat provinsi tumbuh lambat.

Perhitungan berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP) Tabel 4.5

Data PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012

(53)

KPP 4 Listrik, Gas dan Air Bersih -0.003754756 5 Bangunan 0.05180195 6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 0.035298298 7 Angkutan dan Komunikasi 0.135453089 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 0.218951762 9 Jasa-Jasa 0.059259096

No Sektor Ekonomi

Maka hasil analisis perhitungan Komponen Pertumbuhan Proporsional: Tabel 4.6

KPP Tiap Sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012

Sumber: Hasil Data Diolah

Tabel 4.7

Interpretasi Komponen KPP

No Sektor Ekonomi KPP KETERANGAN

1 Pertanian -0.05005915 Spesialisasi dalam sektor yang

tumbuh lambat

2 Pertambangan dan

Penggalian -0.097167379

Spesialisasi dalam sektor yang tumbuh lambat

3 Industri Pengolahan -0.13479148 Spesialisasi dalam sektor yang tumbuh lambat

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih -0.003754756

Spesialisasi dalam sektor yang tumbuh lambat

5 Bangunan 0.05180195 Spesialisasi dalam sektor

yang tumbuh cepat

6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 0.035298298

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0.218951762 Spesialisasi dalam sektor yang tumbuh cepat

9 Jasa-Jasa 0.059259096 Spesialisasi dalam sektor

(54)

Yit Yio yit yio Provinsi Sumatera

Utara

Provinsi Sumatera

Utara Kota Medan Kota Medan

2012 2008 2012 2008 6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran Rp 25,406,772.01 Rp 19,515,522.71 Rp 11,238,280,000,000.00 Rp 8,134,820,000,000.00 7 Angkutan dan Komunikasi Rp 13,856,596.53 Rp 9,883,239.41 Rp 8,619,360,000,000.00 Rp 6,287,380,000,000.00 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan Rp 11,111,510.30 Rp 7,479,836.46 Rp 6,084,630,000,000.00 Rp 4,586,680,000,000.00 9 Jasa-Jasa Rp 13,947,739.22 Rp 10,519,959.39 Rp 4,437,330,000,000.00 Rp 3,208,580,000,000.00 No Sektor Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis perhitungan KPP tiap sektor PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012 maka dapat dilihat bahwa sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih bernilai negatif, yang artinya pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lambat.

Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa memiliki nilai yang positif. Yang artinya pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yang secara nasional tumbuh lebih cepat.

3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)

KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah/daerah tersebut. KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing.

Perhitungan berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional Wilayah (KPPW).

Tabel 4.8

Data PDRB Kota Medan dan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012

(55)

KPPW 4 Listrik, Gas dan Air Bersih -0.058591865 5 Bangunan 0.013299441 6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 0.079628172 7 Angkutan dan Komunikasi -0.031131306 8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan -0.158941522 9 Jasa-Jasa 0.057121728

-0.356488157 No Sektor Ekonomi

TOTAL

Maka hasil analisis perhitungan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah:

Tabel 4.9

KPPW Tiap Sektor PDRB Kota Medan dan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012

 

 

Sumber : Hasil Data Diolah 

Tabel 4.10

Interpretasi Komponen KPPW

No Sektor KPPW KETERANGAN

1 Pertanian -0.061087471 Tidak mempunyai daya saing

2 Pertambangan dan

Penggalian -0.204497087 Tidak mempunyai daya saing

3 Industri Pengolahan 0.007711753 Mempunyai daya saing

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih -0.058591865 Tidak mempunyai daya saing

5 Bangunan 0.013299441 Mempunyai daya saing

6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 0.079628172 Mempunyai daya saing

7 Angkutan dan

Komunikasi -0.031131306 Tidak mempunyai daya saing

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan -0.158941522 Tidak mempunyai daya saing

(56)

KPN KPP KPPW Pertumbuhan Ekonomi Pergeseran Bersih (Yt / Yo - 1 ) (Yit / Yio - Yt / Yo) (yit / yio - Yit /Yio)

[Ra - 1] [Ri - Ra] [ri - Ri]

1 Pertanian 0.266576747 -0.05005915 -0.061087471 0.155430126 -0.111146621

2 Pertambangan dan

Penggalian 0.266576747 -0.097167379 -0.204497087 -0.035087719 -0.301664466

3 Industri Pengolahan 0.266576747 -0.13479148 0.007711753 0.139497019 -0.127079727

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.266576747 -0.003754756 -0.058591865 0.204230126 -0.062346621

5 Bangunan 0.266576747 0.05180195 0.013299441 0.331678138 0.065101391

6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 0.266576747 0.035298298 0.079628172 0.381503217 0.11492647

7 Angkutan dan Komunikasi 0.266576747 0.135453089 -0.031131306 0.37089853 0.104321783

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 0.266576747 0.218951762 -0.158941522 0.326586987 0.06001024

9 Jasa-Jasa 0.266576747 0.059259096 0.057121728 0.38295757 0.116380823

KPN + KPP + KPPW KPP + KPPW No Sektor Ekonomi

Berdasarkan hasil ananlisis KPPW tiap sektor PDRB Kota Medan dan PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012 maka dapat dilihat bahwa terdapat empat sektor yang bernilai positif yang mempunyai keunggulan komparatif di wilayah/daerah tersebut. Sektor tersebut antara lain, sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa.

Sedangkan KPPW yang bernilai negatif ada lima sektor dimana sektor-sektor tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing. Sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor listrik,gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan.

Berikut adalah hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi berdasarkan jumlah nilai KPN, KPP dan KPPW serta Pergeseran Bersih.

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi dan Pergeseran Bersih

(57)

KPP KPPW (Yit / Yio - Yt / Yo) (yit / yio - Yit /Yio)

[Ri - Ra] [ri - Ri]

1 Pertanian -5.01% -6.11% -11.11% Mundur

2 Pertambangan -9.72% -20.45% -30.17% Mundur

3 Industri Pengolahan -13.48% 0.77% -12.71% Mundur

4 Listrik, Gas, Air Bersih -0.38% -5.86% -6.23% Mundur

5 Bangunan 5.18% 1.33% 6.51% Progresif

6 Perdagangan 3.53% 7.96% 11.49% Progresif

7 Angkutan 13.55% -3.11% 10.43% Progresif

8 Keuangan 21.90% -15.89% 6.00% Progresif

9 Jasa-Jasa 5.93% 5.71% 11.64% Progresif

-6.23%

Interpretasi Pergeseran Bersih (PB)

Sumber : Hasil Data Diolah

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa sektor yang pertumbuhannya pesat adalah sektor keuangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor bangunan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.Sedangkan sektor yang pertumbuhannya lambat adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih.

(58)

Location Quotient LQ

Rata-Rata KPP KPPW PB

Pertanian 0.09260 -0.05005915 -0.0610875 -0.111147 Tidak Tidak Tidak Tidak

Pertambangan dan Penggalian 0.00131 -0.097167379 -0.2044971 -0.301664 Tidak Tidak Tidak Tidak Industri Pengolahan 0.61554 -0.13479148 0.00771175 -0.12708 Tidak Tidak Ya Tidak Listrik, Gas dan Air Bersih 1.85533 -0.003754756 -0.0585919 -0.062347 Ya Tidak Tidak Tidak

Bangunan 1.62891 0.05180195 0.01329944 0.0651014 Ya Ya Ya Ya

Perdagangan, Hotel, dan

Restoran 1.43811 0.035298298 0.07962817 0.1149265 Ya Ya Ya Ya

Angkutan dan Komunikasi 2.08300 0.135453089 -0.0311313 0.1043218 Ya Ya Tidak Ya Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 1.91573 0.218951762 -0.1589415 0.0600102 Ya Ya Tidak Ya

Jasa-Jasa 1.02290 0.059259096 0.05712173 0.1163808 Ya Ya Ya Ya

Sektor Ekonomi Shift Share Analysis Keunggulan Komparatif dan

Dan sektor yang termasuk kategori progresif meliputi lima sektor. Sektor-sektor tersebut antara lain Sektor-sektor bangunan, Sektor-sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Hal ini dikarenakan nilai pergeseran bersih dari semua sektor tersebut adalah positif. Sedangkan sektor yang termasuk kategori mundur meliputi empat sektor yaitu, sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga sektor yang pertumbuhannya pesat, mengalami peningkatan daya saing dan termasuk kategori progresif, sektor tersebut adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa.

4.3.3 Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share

Tabel 4. 13

Ringkasan Hasil Analisis

(59)

LQ PB

1 Pertanian < 1 < 0

2 Pertambangan dan

Penggalian < 1 < 0

3 Industri Pengolahan < 1 < 0

4 Listrik, Gas dan Air Bersih > 1 < 0

5 Bangunan > 1 > 0

6 Perdagangan, Hotel, dan

Restoran > 1 > 0

7 Angkutan dan Komunikasi > 1 > 0

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan > 1 > 0

9 Jasa-Jasa > 1 > 0

Gabungan Hasil Analisis Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share

Sumber : Hasil Data Diolah

PB > 0

Sektor Berkembang Sektor Unggulan

Sektor Terbelakang Sektor Potensial PB < 0

(60)

Dari gambar identifikasi sektor unggulan berdasarkan nilai LQ dan PB maka dapat dilihat bahwa yang menjadi prioritas sektor unggulan adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Dari kelima sektor unggulan tersebut sektor perdagangan,hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kota Medan dan sangat berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi di Kota Medan dilihat berdasarkan struktur ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2008-2012.

Dan berdasarkan hasil analisis gabungan antara analisis LQ dan analisis

Shift Share, sektor perdangangan, hotel dan restoran memiliki keunggulan komparatif atau kemampuan spesialisasi, memiliki pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan tingkat provinsi, memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing, dan laju pertumbuhannya termasuk progresif (maju). Sehingga sektor ini merupakan sektor unggulan prioritas utama. Artinya sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. Berikutnya adalah sektor bangunan yang juga memiliki keunggulan komparatif dan spesialisasi, pertumbuhan yang cepat, keunggulan daya saing, serta memiliki laju pertumbuhan yang progresif (maju). Sektor angkutan dan komunikasi,sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa juga termasuk dalam sektor unggulan.

(61)

sektor ini adalah sebesar 1,855. Sehingga masih berpotensi untuk mengembangkan ekonomi wilayah dan menjadi prioritas. Namun karena dalam kategori sektor lambat, maka sektor ini perlu lebih didorong lagi sehingga dapat menjadi sektor unggulan atau maju.

Dan yang menjadi sektor terbelakang adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Dimana ketiga sektor ini bukan merupakan sektor basis dan juga bukan merupakan sektor yang memiliki daya saing.

4.3.4 Analisis Peluang dan Potensi Investasi Dengan Menggunakan Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan antara faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan peluang dan potensi investasi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan pemerintah daerah.

(62)

potensi internal dari lapangan usaha strategis maupun arahan pengembangan eksternal yang meliputi aspek kelembagaan, SDM, permodalan dan fasilitas. Hambatan adalah kendala atau ancaman yang kemungkinan timbul dari upaya pengembangan jenis lapangan usaha strategis baik dari kelembagaan, SDM, permodalan dan fasilitas.

Dalam analisis ini akan diidentifikasi permasalahan internal dan eksternal dalam kaitannya dengan peluang dan potensi investasi. Adapun analisis tersebut didasarkan atas:

1. Hasil identifikasi sektor unggulan

2. Kondisi ekonomi daerah dan potensi sumber daya yang ada

3. Penjaringan informasi melalui data sekunder yang diperoleh dari BPS Kota Medan, RPJPD Kota Medan 2006-2025, Kajian Profil Sektor Riil : Sektor Perdagangan, Hotel, Dan Restoran.

Analisis ini didasarkan untuk mengembangkan sektor unggulan prioritas utama yang akan menjadi peluang dan potensi investasi di Kota Medan, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Adapun kekuatan yang dimiliki pada sektor perdagangan, hotel dan restoran antara lain:

1. Memiliki sumber daya manusia dan tenaga kerja dengan jumlah yang besar dan berkualitas.

(63)

3. Memiliki sarana dan prasarana transportasi yang memadai dan berkembang.

4. Ritel berkembang pesat

5. Pertumbuhan hotel sangat tinggi dengan dibangunnya hotel mewah. 6. Wisata kuliner yang menjadi andalan Kota Medan.

7. Keamanan terjamin dan kondusif.

Selain kekuatan, sektor perdagangan hotel dan restoran juga memiliki kelemahan-kelemahan. Antara lain:

1. Belum optimalnya pelayanan pemerintahan dan pelayanan publik yang disebabkan oleh belum tertatanya kelembagaan secara memadai, dan belum konsistennya manajemen pemerintahan dan pembangunan kota berbasis kinerja.

2. Belum optimalnya pengelolaan infrastruktur perekonomian (jalan,listrik, telepon, dan air) yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik.

3. Toko kelontong tradisional kalah bersaing dengan keberadaan toko modern.

(64)

Peluang yang kemungkinan dapat ditempuh dalam upaya pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran, antara lain:

1. Perluasan jaringan transportasi akan meningkatkan mobilitas penduduk dan barang.

2. Perluasan pasar regional dan internasional akan meningkatkan kegiatan investasi sektor perdagangan hotel dan restoran.

3. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

4. Perluasan jaringan dan kerjasama pariwisata lokal, nasional dan internasional.

5. Perkembangan restoran, café dan tempat makan lainnya.

Dan hambatan ataupun kendala yang akan dihadapi dalam meningkatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran, antara lain:

1. Terjadinya degradasi budaya lokal akibat arus globalisasi.

2. Kurang ketatnya ijin pendirian minimarket dari pemerintah daerah sehingga terlalu banyak minimarket yang lokasinya saling berdekatan. 3. Arus masuk barang dari pasar internasional akan cenderung

mendominasi pasar lokal.

(65)

Setelah didapat faktor internal dan faktor eksternal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran selanjutnya digunakan strategi matriks. Yaitu strategi yang digunakan untuk menjadikan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai peluang dan potensi investasi di Kota Medan.

Strategi SO digunakan untuk menciptakan strategi yang menggunakan

Gambar

Gambaran Umum  Kota Medan
Tabel 3.1 Strategi Matriks
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fauzan Afmirzal Silalahi: Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi terhadap PDRB di Kota Medan, 2006... Fauzan Afmirzal Silalahi: Analisis Pengaruh Pengeluaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi cendikiawan Muslim terhadap potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan, memastikan apakah potensi tersebut

Berdasarkan perhitungan alat analisis potensi wilayah yaitu indeks Location Quotient dari alat analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kota Medan merupakan sekor unggulan

Berdasarkan perhitungan alat analisis potensi wilayah yaitu indeks Location Quotient dari alat analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kota Medan merupakan sekor unggulan

Hal ini tentunya sangat berimplikasi pada jenis investasi yang menarik untuk dikembangkan di Kota Medan yaitu potensi investasi di bidang Properti terkait dengan

ANALISIS PELUAN G DAN TANTANGAN PENGGUN AAN FINANCIAL TECHNOLOGY DALAM UPAYA MENGOPTIMALKAN POTENSI UMKM DI KECAMATAN MEDAN DENAI, KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah

Dengan tujuan agar dapat mengetahui Sektor Unggulan atau Sektor Basis dan Non Basis di Kota BalikPapan, Sektor apa saja yang menjadikan Potensi dengan Perkembangan Tinggi dan Potensi

Hasil studi diperoleh, di antara seluruh subsektor industri kreatif yang ada di Kota Medan, 3 subsektor masuk dalam kategori memiliki pertumbuhan dan potensi yang sangat besar