• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.2. Model Analisis

3.2.1. Computable General Equilibrium (CGE)

3.2.1.2. Model CGE empiris

Pada penelitian ini, model CGE yang digunakan mengadopsi CGE PEP-1- 1 (Single-Country, Static Version) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik penelitian. Model CGE PEP-1-1 ini merupakan model standar CGE

System(GAMS) yang bisa dikases secara bebas dari website Poverty & Economic Policy (PEP).

Dalam model ini perusahaan diasumsikan beroperasi pada sistem pasar persaingan sempurna. Semua perusahaan berupaya untuk memaksimumkan keuntungan dengan kendala teknologi produksi tertentu serta menghadapi tingkat harga input dan output tertentu pula (dalam hal ini perusahaan bertindak sebagai

price taker). Fungsi produksi yang digunakan dalam model ini ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Struktur Fungsi Produksi.

Gambar 7 menunjukkan bahwa struktur fungsi produksi dapat dijelaskan melalui beberapa tingkatan. Pada tingkatan paling atas, gambar tersebut menjelaskan bahwa total output yang dihasilkan oleh suatu sektor j merupakan

kombinasi antara value added dengan intermediate consumption dengan

mengikuti fungsi constant elasticity of substitution (CES).Dalam hal ini, semua input bersifat substitusi dan antara value added dengan intermediate consumption

dapat dipertukarkan dengan koefisien tertentu. Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan model dasarnya, dimana komposisi value added

dengan intermediate consumption dalam membentuk total produksi dinyatakan

CES CES

Leontief

… …

Output (XSTJ)

Value added (VAj) Aggregate Intermediate

Consumption (CIj) Composite Labor (LDCj) Product 1 (DI1,j) Composite Capital (KDCj) Product 2 (DI2,j) Labor 1 (LD1,j) Labor 2 (LD2,j) Capital Land CES CES

dengan fungsi Leontief dan memiliki proporsi yang tetap. Pada tingkat kedua, nilai value added dari masing-masing sektor produksi terdiri komposit tenaga kerja dan komposit modal. Penyusunan nilai value added idari komposit tenaga kerja dan komposit modal ini mengikuti fingsi (CES)

Pada tingkatan paling bawah di sisi value added, komposit tenaga kerja merupakan kombinasi dari semua kategori tenaga kerja (yang dilambangkan

dengan L1, L2,…,Ll) dengan mengikuti fungsi CES dan hubungan antar jenis tenaga tersebut bersifat imperfect substitutability. Perusahaan mencoba untuk mengkombinasikan berbagai jenis tenaga kerja guna meminimumkan biaya tenaga kerja pada tingkat upah tertentu. Permintaan tenaga kerja diperoleh dari first order

condition untuk meminimumkan biaya dengan kendala teknologi tertentu dengan

menggunakan fungsi CES.

Sisi lain pada tingkatan paling bawah dari value added adalah komposit modal. Dalam model ini komposit modal dibedakan antar sektor pertanian dengan non pertanian. Untuk sektor pertanian komposit modal merupakan kombinasi dari lahan dan modal lainnya yang bersifat imperfect substitutability. Adapun untuk sektor non pertanian komposit modal hanya terdiri dari satu komponen yaitu modal. Permintaan masing-masing jenis modal merupakan hasil dari proses minimisasi biaya.

Kembali pada tingkat kedua, pada sisi intermediate consumption, total

intermediate consumption merupakan kombinasi dari berbagai barang dan jasa yang ada di pasar produk. Dalam penyusunan total intermediate consumption

diasumsikan bahwa semua penyusunnya bersifat kompelementer secara sempurna yang mengikuti fungsi Leontif.

Asumsi penting lain yang perlu dibahas dalam model ini adalah terkait dengan pemodelan tabungan. Model fungsi tabungan rumah tangga yang digunakan dalam model ini sedikit berbeda dari fungsi tabungan yang banyak digunakan dalam model yang lain. Dalam model ini memungkinkan nilai

marginal propensity to save berbeda dengan nilai average propensity. Pemilihan model ini dilakukan untuk mengakomodir jika terjadi nilai tabungan yang negatif.

Jika nilai marginal propensity to save sama dengan nilai average propensity, dan berdasarkan hasil kalibrasi menghasilkan nilai tabungan yang negatif maka akan memberikan hasil yang kurang sesuai dengan teori. Ketika terjadi penurunan pendapatan rumah tangga maka akan meningkatkan tingkat tabungannya, dan sebaliknya, jika terjadi peningkatan pendapatan maka akan menambah tingkat utang rumah tangga. Model ini mencoba untuk menghindari kesalahan yang sangat mendasar seperti ini, namun demikian model ini membutuhkan nilai parameter tambahan berupa nilai marginal propensity to save. Untuk tujuan ini, maka nilai marginal propensity to save bisa diperoleh dari hasil estimasi ekonometrika sesuai dengan kondisi masing-masing kelompok rumah tangga. Untuk keluarga dengan tingkat tabungan negatif akan memiliki intersep yang negatif sedangkan slope dari fungsi tabungannya bernilai positif.

Dalam model ini, permintaan investasi terdiri dari penanaman modal total domestik bruto (gross fixed capital formation/GFCF)dan perubahan stok modal (change in inventories). Kedua komponen permintaan investasi ini sangat berbeda. Nilai GFCF tidak boleh negatif sedangkan nilai perubahan stok modal bisa bernilai positif ataupun negatif. Dalam model ini nilai GFCF merupakan variabel yang bersifat endogen sedangkan perubahan stok modal bersifat eksogen. Total pengeluaran investasi ditentukan oleh kendala persamaan saving-investment dengan nilai tabungan yang bersifat endogen. Nilai GFCF diperoleh dari hasil pengurangan antara total pengeluaran investasi dengan perubahan stok modal. Dalam pemodelannya, nilai GFCF merupakan sebuah proporsi tertentu dari total pengeluaran investasi dengan nilai yang tetap dan secara implist model ini menunjukkan bahwa fungsi produksi dari modal yang baru adalah fungsi Cobb- Douglas. Besaran pengeluaran investasi tertentu, jumlah barang untuk kegiatan investasi berbanding terbalik dengan harga barang tersebut. Asumsi seperti ini juga digunakan dalam memodelkan pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa. Pada besaran nilai anggaran belanja pemerintah tertentu, jumlah barang yang diminta per komoditas akan berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat harga dengan arah yang berlawanan.

Tingkat permintaan barang dan jasa (baik untuk barang domestik ataupun impor) merupakan penjumlahan antara permintaan konsumsi rumah tangga, permintaan untuk investasi, permintaan untuk kepentingan pelayanan publik serta permintaan untuk marjin perdagangan dan pengangkutan. Dalam model ini,

tingkat konsumsi rumah tangga diasumsikan mengikuti Stone-

Gearyutilityfunctions (yang diturunkan dari fungsi linear expenditure

system/LES). Terdapat hal yang sangat mendasar yang membedakan antara Stone- Gearyutilityfunctions dengan fungsi yang lainnya yaitu dengan adanya tingkat konsumsi minimum dari masing-masing produk barang dan jasa. Berbeda dengan fungsi Cobb-Douglas (yang banyak digunakan dalam literatur lain) model ini bisa menangkap nilai elastisitas permintaan antara barang yang nol atau menyatakan semua barang bersifat unit income-elasticities. Pemodelan seperti ini memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk menentukan besaran elastisitas yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam model ini, fungsi konsumsi masing-masing rumah tangga merupakan sebuah proses maksimisasi utuilitas dengan kendala anggaran tertentu.

Beberapa model CGE mengasumsikan bahwa produsen selalu dapat menjual barang dan jasa yang dihasilkan ke pasar luar negeri sebanyak mungkin sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Berbeda dari model-model tersebut, model CGE ini mencoba untuk mengembangkan asumsi lain dimana para produsen lokal dapat meningkatkan proporsi penjualannya dalam pasar internasional melalui penurunan harga ekspor yang menunjukan keunggulan relatif terhadap produk luar negeri. Kemudahan seorang produsen lokal untuk meningkatkan proporsi penjualannya di pasar internasional akan sangat tergantung dari nilai elastisitas substistusi ekspor. Selain itu model ini mengakomodir kemungkinan peningkatan permintaan ekspor (dalam model ini diasumsikan bersifat eksogen) yang dapat dilakukan dengan merubah besaran nilai autonomous ekspor .

Selanjutnya, model ini mengasumsikan perilaku dari para konsumen dalam perekonomian mengikuti perilaku dari produsen. Model ini mengasumsikan bahwa barang hasil impor tidak bisa disubstitusikan secara sempurna dengan

barang-barang hasil produksi dalam negeri. Oleh karena itu, permintaan barang dan jasa yang terjadi dalam sebuah perekonomian merupakan permintaan gabungan antara barang impor dengan barang domestik. Tingkat substitusi yang tidak sempurna antara kedua jenis barang yang diminta ditunjukkan oleh fungsi elastisitas substitusi yang konstan (constant elasticity of substitution/CES)

Dalam model ini, fungsi penawaran Impor dinyatakan secara implisit. Asumsi Negara kecil menyiratkan bahwa elastisitas penawaran impor bersifat tidak terbatas sebagai akibat adanya perubahan harga sehingga dalam model ini harga impor dunia nilainya diasumsikan tetap.

Asumsi lain dari model ini adalah bahwa modal bersifat industry-specific

dengan jumlah modal di setiap industri yang tetap, sehingga sewa kapitalyang terjadi antar indutsri akan berbeda. Selain asumsi-asumsi diatas, model ini memiliki asumsi dan pemodelan yang sama dengan model dasar dan model CGE yang lainnya. Secara lengkap rumusan matematis dari model yang digunakan di model ini dapat dilihat di Lampiran 1.

Dokumen terkait