• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

3. Model Open-Ended Problems

a. Pengertian Model Open-Ended Problems

Open-Ended Problems adalah masalah- masalah yang dirumuskan memiliki banyak jawaban benar. Pembelajaran dimulai dengan menampilkan permasalahan. Kemudian dilanjutkan dengan menyediakan banyak jawaban benar terhadap masalah yang diberikan berdasarkan pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru. Hal ini dapat diselesaikan dengan mengkombinasikan pengetahuan siswa, keterampilan, atau cara berpikir yang telah dipelajari sebelumnya (Becker & Shimada, 1997, hlm. 1). Pembelajaran dengan menggunakan masalah terbuka adalah pembelajaran yang menampilkan suatu permasalahan yang memiliki berbagai cara pemecahan (flexibility) dan beragam solusi (fluency). Orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi- interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi dapat tumbuh dan

terlatih melalui pembelajaran ini karena siswa dituntut untuk mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban terhadap pemecahan masalah yang diajukan. Oleh karena itu, model pembelajaran ini lebih mengutamakan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir (Shoimin, 2014, hlm. 109).

Masalah open-ended adalah permasalahan yang dibentuk sedemikian agar memiliki kemungkinan variasi jawaban benar baik dari aspek cara maupun hasil yang didapatkan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007, hlm. 180). Pertanyaan open-ended dapat digunakan untuk menilai apakah siswa sudah benar-benar menguasai konsep. Pertanyaan open-ended memberikan tantangan pada siswa untuk menunjukkan kedalaman pemahaman dari materi yang telah didapatkan. Pertanyaan open-ended yang baik adalah sebagai berikut:

1) Menampilkan konteks kehidupan nyata yang relevan 2) Harus memiliki lebih dari satu jawaban

3) Siswa seharusnya dapat menjawab pertanyaan dalam waktu 5 menit

4) Jawaban yang diberikan siswa lebih dari mengingat fakta (Education Scotland, 2012, hlm. 5)

Adapun tipe masalah open-ended yang dapat diberikan antara lain:

1) Menemukan hubungan. Soal ini diberikan agar siswa dapat menemukan beberapa aturan atau hubungan

2) Mengklasifikasi. Siswa diminta mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang berbeda dari suatu objek tertentu

3) Pengukuran. Siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian (Becker & Shimada, 1997, hlm. 27).

b. Mengembangkan Rencana Pembelajaran dalam Open-Ended Problems

Untuk mengembangkan rencana pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan hal berikut:

1) Daftar respon siswa yang diharapkan terhadap masalah

Siswa diharapkan untuk menanggapi masalah terbuka dengan cara yang berbeda. Kemampuan siswa untuk mengekspresikan ide-ide atau pemkiran mereka mungkin terbatas. Penting bahwa guru membuat daftar respon siswa, meskipun respon mungkin direduksi menjadi proporsi umum yang lebih sedikit.

2) Membuat tujuan menggunakan masalah yang jelas

Guru harus memahami peran masalah dalam RPP secara keseluruhan. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik independen, sebagai pengantar konsep baru, atau sebagai ringkasan belajar siswa.

3) Merancang metode pengajuan masalah sehingga siswa dapat dengan mudah memahami makna dalam masalah atau hal yang diharapkan dari siswa

Masalah harus diungkapkan agar siswa dapat dengan mudah memahami dan mencari pendekatan untuk menyelesaikannya. Guru harus memperhatikan cara masalah tersebut diajukan untuk menghindari kebingungan siswa.

4) Membuat masalah semenarik mungkin

Masalah harus konkret dan akrab bagi siswa, juga harus mencakup aspek yang membangkitkan rasa ingin tahu mereka.

5) Memungkinkan cukup waktu untuk menjelajahi masalah sepenuhnya

Guru perlu memberikan waktu yang cukup untuk siswa mengeksplorasi masalah. Guru dapat menggunakan dua periode untuk satu masalah terbuka. Pada periode pertama para siswa dapat bekerja secara individu maupun kelompok untuk memecahkan masalah. Kemudian pada periode kedua, seluruh kelas membahas pendekatan dan solusi untuk memecahkan masalah (Becker & Shimada, 1997, hlm. 32-33).

c. Langkah-langkah Model Open-Ended Problems 1) Persiapan

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pertanyaan open-ended.

2) Pelaksanaan: a) Pendahuluan

b) Kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah sebagai berikut:

(1) Siswa membentuk kelompok.

(2) Siswa mendapatkan pertanyaan open-ended.

(3) Setiap perwakilan kelompok mengemukakan pendapat. (4) Siswa menganalisis jawaban yang telah dikemukakan

dan menentukan jawaban-jawaban yang benar dan efektif.

(5) Kegiatan akhir yaitu siswa membuat kesimpulan. c) Evaluasi

Siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan open-ended (Shoimin, 2014, hlm. 111).

d. Gagasan tentang Pengajaran Masalah

Guru harus mempertimbangkan hal-hal berikut ketika mengajarkan masalah:

1) Pengajuan masalah

Dalam membantu siswa memahami maksud dari suatu masalah, berikut merupakan pendekatan yang efektif:

a) Mendorong siswa untuk fokus pada persoalan yang sama dengan menampilkan masalah pada proyektor.

b) Menambahkan lebih banyak data untuk generalisasi, misalnya dengan menunjukkan data konkret.

c) Memberikan contoh yang tidak membatasi cara siswa berpikir tentang masalah.

d) Memanfaatkan penggunaan materi yang konkret sebagai model.

2) Mengorganisir pengajaran

Gaya mengajar seperti mengajar biasa terdiri dari kombinasi antara dua hal yaitu kerja individu dan diskusi seluruh kelas. Karena yang dicari bukan solusi tunggal, diharapkan sudut pandang yang belum terjadi pada siswa akan muncul pada tahap pembelajaran dengan diskusi kelas. 3) Merekam tanggapan siswa

Penting untuk memiliki catatan tertulis dari tanggapan siswa. lembar kerja siswa mungkin cara yang nyaman bagi siswa untuk mencatat informasi. Dengan dikumpulkannya lembar kerja siswa setelah pembelajaran, guru dapat menggunakannya dalam mengevaluasi pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini sangat penting untuk pengembangan lebih lanjut. Guru harus mencoba untuk mengidentifikasi para siswa yang tidak mengerti masalah dan memberikan lebih banyak contoh atau saran untuk merangsang mereka untuk berpikir dengan cara yang relevan tentang masalah ini.

4) Meringkas materi yang telah dipelajari siswa

Siswa harus didorong untuk mengkonfirmasi pekerjaan mereka. Bahkan ketika beberapa pekerjaan mereka tidak lengkap ataupun salah, guru harus menanggapi mereka dengan cara yang positif. Ketika kontribusi siswa dalam meringkas terlalu banyak, guru harus berkonsentrasi pada satu poin dan membuat kesimpulannya (Becker & Shimada, 1997, hlm. 33- 34).

e. Kriteria Evaluasi dalam Open-Ended Problems

Karena ada kemungkinan akan terjadi berbagai tanggapan atau reaksi siswa terhadap suatu masalah terbuka, maka kemungkinan akan sulit bagi guru untuk mengevaluasi siswa tersebut. Oleh karena itu guru menggunakan metode untuk mengevaluasi aktivitas siswa. Sebelumnya, guru menyiapkan tabel berisi tanggapan yang diharapkan dari siswa yang diklasifikasikan dan disusun. Kemudian respon siswa diperiksa dan dimasukkan ke dalam sel kosong sesuai tabel, yang selanjutnya dievaluasi sesuai dengan kriteria berikut:

a) Fluency: berapa banyak solusi yang dapat dihasilkan setiap siswa?

b) Flexibility: berapa banyak ide-ide berbeda yang ditemukan oleh siswa?

c) Originality: sampai pada tingkat mana gagasan siswa dapat dikatakan baru?

f. Keuntungan dan Kerugian dari Model Open-Ended Problems 1) Keuntungan

a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan mengemukakan ide lebih sering.

b) Siswa memiliki banyak kesempatan untuk membuat pemahaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematisnya.

c) Bahkan siswa yang prestasinya kurang dapat merespon masalah dalam beberapa cara yang signifikan.

d) Pada hakekatnya siswa termotivasi untuk memberikan bukti- bukti.

e) Siswa memiliki banyak pengalaman dalam menemukan dan menerima persetujuan dari siswa lainnya

2) Kerugian

a) Sulit untuk membuat atau menyiapkan situasi masalah.

b) Sulit bagi guru untuk mengajukan masalah dengan berhasil. Terkadang siswa memiliki kesulitan dalam memahami bagaimana merespon dan memberikan jawaban.

c) Beberapa siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi mungkin mengalami kecemasan tentang jawaban mereka.

d) Siswa dapat merasakan ketidakpuasan dalam pembelajaran karena kesulitan dalam merangkum secara jelas.

(Becker & Shimada, 1997, hlm. 23-24)

4. Hubungan Model Open-Ended Problems dengan Berpikir Kreatif

Dokumen terkait