• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN SISTEM

3. Model Estimasi Kondisi Persediaan Galon

Model estimasi ini mensimulasikan kondisi persediaan produk dan galon kosong di gudang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten jika dilakukan kebijakan persediaan tertentu. Input data dari model ini adalah data prakiraan permintaan, hasil estimasi rasio tingkat pengembalian galon kosong, estimasi kebocoran galon, dan estimasi penyimpangan pengiriman dari prakiraan permintaan. Model terdiri dari tujuh sub model yaitu:

3.1 Sub Model Tingkat Persediaan Produk

Sub model ini berfungsi untuk menghitung tingkat persediaan produk pada setiap periode estimasi. Hasil perhitungan ini menunjukan jumlah persediaan produk di gudang setelah terpenuhinya permintaan produk pada periode sekarang. Sub model akan memberikan informasi mengenai jumlah persediaan yang tersedia sebagai input untuk mengestimasi kekurangan produk dalam model estimasi kekurangan galon. Apabila tingkat persediaan minus menandakan bahwa stok produk periode sebelumnya tidak mencukupi permintaan pada periode sekarang. Persediaan produk ditentukan oleh banyaknya stok produk yang tersedia di gudang. Pengiriman produk ke gudang distributor dan kebocoran produk saat penyimpanan.

3.2 Sub Model Estimasi Kekurangan Produk

Sub model ini berfungsi untuk mengestimasi jumlah produk yang tidak mampu memenuhi permintaan pada periode sekarang atau periode mendatang. Sub model memberikan perintah untuk dilakukan rencana produksi minimal sejumlah kekurangan

22 produk tersebut. Output dari sub model akan memberikan masukan kepada model estimasi produksi untuk dilakukkan rencana produksi.

3.3 Sub Model Estimasi Produksi

Sub model ini berfungsi sebagai rencana produksi oleh bagian produksi dengan mempertimbangkan estimasi kekurangan produk, jumlah galon kosong yang kembali dan kelebihan galon kosong. Selain itu, sub model memberikan informasi banyaknya jumlah galon kosong yang diperlukan untuk berproduksi. Semakin besar jumlah kekurangan produk maka semakin besar produk yang harus dihasilkan dan semakin banyak pula galon kosong yang diperlukan. Output sub model ini menjadi input untuk sub model realisasi produksi. 3.4 Sub Model Realisasi Produksi

Sub model ini berfungsi untuk menyesuaikan antara estimasi produksi dengan kapasitas terpasang. Sub model ini mensimulasikan jumlah produk yang akan dihasilkan bagian produksi. Realisasi produksi ditentukan oleh banyak atau sedikitnya galon kosong yang kembali pada setiap produk. Input sub model ini adalah jumlah produk yang harus diproduksi dari model estimasi produksi dengan jumlah stok galon kosong yang kembali pada periode sebelumnya. Output sub model ini menjadi masukan untuk model pengiriman produk.

3.5 Sub Model Pengiriman Produk

Sub model ini menghitung jumlah produk yang siap dikirim per periode. Pertama sub model akan menghitung rencana jumlah pengiriman produk dengan mengalikan prakiraan permintaan dengan estimasi penyimpangan prakiraan permintaan. Setelah itu, sub model akan membandingkan antara nilai rencana jumlah pengiriman produk terhadap stok produk, stok awal ditambah denganproduk dari produksi. Nilai yang lebih kecil akan digunakan sebagai produk yang siap dikirim untuk periode tersebut. Output sub model ini menjadi masukan untuk model stok produk dan sub model estimasi pengembalian galon kosong.

3.6 Sub Model Stok Produk

Sub model ini berfungsi untuk menghitung jumlah stok produk pada tiap akhir periode estimasi. Nilai stok diperoleh dari jumlah stok produk di awal periode ditambah dengan hasil produksi dikurangi volume produk yang dikirim ke gudang cabang dan estimasi kerusakana atau kebocoran galon. Output sub model ini menjadi masukan bagi sub model tingkat persediaan dan sub model pengiriman produk.

3.7 Sub Model Estimasi Pengembalian Galon Kosong

Sub model ini berfungsi untuk mengestimasi jumlah kosong yang akan kembali pada periode estimasi. Banyak atau kecilnya estimasi galon kosong yang kembali bergantung pada rencana pengiriman produk. Sub model ini didapatkan dari perkalian antara rasio tingkat pengembalian galon kosong dengan jumlah produk yang akan dikirimkan pada periode tersebut. Rasio tingkat pengembalian galon kosong didapatkan dari hasil simulasi dengan sebaran data tertentu yang disimpan dalam basis data yang merupakan output dari sub model tingkat pengembalian galon kosong.

23 3.8 Sub Model Kekurangan Galon Kosong

Sub model ini berfungsi menghitung kekurangan galon kosong untuk produksi yang didapatkan dari selisih antara volume galon kosong yang dibutuhkan untuk produksi dengan volume galon kosong yang kembali jika volume galon kosong kembali lebih kecil dari volume galon kosong yang dibutuhkan.

3.9 Sub Model Kelebihan Galon Kosong

Sub model ini berfungsi untuk menghitung kelebihan galon kosong. Kelebihan galon diperoleh apabila estimasi jumlah produksi melebihi kapasitas pabrik terpasang. Kelebihan galon kosong dihitung dari selisih antara kapasitas produksi yang terpasang dikurangi dengan estimasi jumlah produksi.

4.4 RANCANGAN MODEL

4.4.1 Sistem Manajemen Dialog

Sistem digunakan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan pengolahan data dengan memasukan data-data dari pengguna serta untuk menyampaikan solusi yang dihasilkan pengolahan perangkat lunak kepada pengguna. Dialog dibuat sebaik mungkin agar memudahkan interaksi antara pengguna dengan model. Tampilan program dapat dilihat pada Gambar 9.

24 4.4.2 Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manjemen basis data terdiri dari dua modul yaitu untuk menyiman data dan untuk menyimpan paramenter evaluasi data.

4.4.2.1 Modul Data

Modul ini menyimpan data dari jumlah pengiriman produk, jumlah pengembalian galon kosong, data hasil estimasi prakiraan permintaan dan data hasil simulasi tingkat pengembalian galon kosong.

4.4.2.2 Modul Parameter

Parameter yang dimasukan dalam model ini adalah data terbaru saat dilakukan estimasi, parameter jumlah periode yang akan diestimasi, estimasi kerusakan atau kebocoran galon, dan estimasi penyimpangan pengiriman dari prakiraan permintaan.

4.4.3 Sistem Manajemen Basis Model

Model dikembangkan dalam tiga model yaitu model prakiraan permintaan, model tingkat pengembalian galon kosong dan model estimasi kondisi persediaan galon. Model prakiraaan permintaan berfungsi sebagai acuan untuk menyusun rencana produksi. Prakiraan permintaan dapat dijadikan acuan dalam penentuan tingkat persediaan, pengiriman produk dan kebutuhan galon kosong untuk produksi. Model prakiraan permintaan memberikan beberapa metode untuk menghitung perkiraan jumlah permintaan masa depan dengan menggunakan data historis pengiriman galon isi.

Model estimasi kondisi persediaan galon berfungsi untuk menggambarkan keadaan nyata mutasi galon mulai dari kedatangan galon kosong atau penambahan galon baru, produksi, sampai dengan persediaan galon isi. Model ini memperhitungkan tingkat persediaan produk, kekurangan produk, estimasi permintaan produksi, realisasi produksi, pengiriman produk, hasil produksi, estimasi galon kembali, kekurangan galon kosong, dan stok produk. Diagram alir yang menggambarkan keterkaitan antara model dan sub model dapat dilihat pada Gambar 10.

Dokumen terkait