• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model-model Pemanfaatan TIK Untuk

Dalam dokumen Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk (Halaman 37-46)

BAB II PENGERTIAN TEKNOLOGI DALAM

A. Model-model Pemanfaatan TIK Untuk

Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di pusdiklat (apakah lengkap untuk setiap peserta diklat atau peserta diklat harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan

Widyaiswara mengoperasikan

fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat kemampuan atau keterampilan peserta diklat mengoperasikan fasilitas/peralatan

TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat. Apabila kondisi obyektif yang ada memang memungkinkan peserta diklat untuk melakukan kegiatan belajar berbasis TIK, maka model pemanfaatan TIK yang mendukung adalah model yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sekalipun mungkin tidak sepenuhnya. Model terintegrasi ini hanya dapat diterapkan apabila setiap peserta diklat telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mengoperasikan fasilitas TIK di samping tidak memiliki kendala/hambatan untuk memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat. Model pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran yang kedua yang dapat diterapkan adalah model campuran (mixed model) dengan porsi yang lebih besar pada pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Model campuran ini dapat dibedakan menjadi:

1. Model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan

dengan pemanfaatan TIK; hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan Widyaiswara secara tatap muka. Artinya, Widyaiswara memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan secara tatap muka dan ada pula yang diselenggarakan melalui pemanfaatan TIK.

2. Model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka; sedangkan kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan TIK hanya dilakukan dalam persentase yang lebih kecil. Dalam hal ini, Widyaiswara memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui memanfaatkan TIK.

Penerapan model campuran ini didasarkan atas pertimbangan mengenai ketersediaan fasilitas TIK di pusdiklat. Manakala fasilitas TIK yang tersedia di pusdiklat dapat dimanfaatkan peserta diklat secara individual atau setidak-tidaknya secara berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama

juga dapat dimanfaatkan peserta diklat di luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK juga tersedia di lingkungan sekitar peserta diklat (peserta diklat tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam memanfaatkan fasilitas TIK), maka model campuran yang pertama dapat diterapkan Widyaiswara.

Sebaliknya, manakala fasilitas TIK yang tersedia di pusdiklat terbatas jumlahnya sehingga hanya dapat dimanfaatkan peserta diklat secara berpasangan, trio atau bahkan kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak mungkin dimanfaatkan peserta diklat di luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK yang tersedia di lingkungan sekitar peserta diklat juga sangat terbatas, maka model campuran yang kedua yang lebih memungkinkan untuk diterapkan Widyaiswara. Artinya, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan para peserta diklat.

Di bawah ini adalah beberapa tahapan yang dapat dilakukan apabila Widyaiswara ingin

memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, sebagai seorang Widyaiswara, tentunya bapak/ibu akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti:

a. Merancang/Mengemas Materi Pelajaran;

b. Mempersiapkan Strategi Pembelajaran;

c. Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Diklat; dan

d. Mempersiapkan Lembar Penilaian Hasil Belajar Peserta Diklat.

2. Pelaksanaan Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran, seorang Widyaiswara haruslah benar- benar yakin bahwa fasilitas TIK yang akan dimanfaatkannya dalam keadaan berfungsi baik. Artinya, Widyaiswara harus melakukan tes terhadap fasilitas TIK sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hanya dengan cara yang demikian ini diharapkan bahwa

kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat berjalan lancar.

Kemudian, para peserta diklat juga perlu disiapkan agar masing-masing mereka fokus terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Penyiapan peserta diklat dapat dilakukan dengan mengarahkan perhatian mereka terhadap kompetensi yang perlu mereka kuasai pada akhir kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada para peserta diklat agar mereka memiliki kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang dituntut untuk mereka lakukan.

3. Penilaian Kegiatan Pembelajaran yang Memanfaatkan TIK

Penilaian hasil belajar peserta diklat dalam kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat dilakukan secara (a) terintegrasi atau menyatu dalam bahan belajar peserta diklat,

baik yang berupa pertanyaan- pertanyaan lisan sewaktu kegiatan belajar tatap muka, soal-soal latihan secara tertulis (self-evaluation) maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang berupa penugasan individual atau kelompok, maupun tes.

B. Rangkuman

Pengembangan kemampuan profesional Widyaiswara yang sesuai dengan perkembangan tuntutan kebutuhan adalah penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian, ada kesempatan bagi Widyaiswara untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang bermakna, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi pelatihan Widyaiswara haruslah lebih dari sekedar cara memanfaatkan TIK (termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse) keterampilan teknologis ke dalam proses belajar” (Sulla, 1999).

Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di pusdiklat (apakah lengkap untuk setiap peserta diklat atau peserta diklat harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan

Widyaiswara mengoperasikan

fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat kemampuan atau keterampilan peserta diklat mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat. Tahapan yang harus dilakukan Widyaiswara dalam memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran

3. Penilaian kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK.

C. Latihan

1. Sebutkan dan jelaskan 2 macam pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar?

2. Sebutkan dan jelaskan 2 jenis dari model campuran ?

3. Diantara 2 model pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar, model manakah yang lebih baik diterapkan? Jelaskan?

4. Sebutkan beberapa tahapan yang dapat dilakukan apabila Widyaiswara ingin memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya?

5. Jelaskan penilaian kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK?

D. Evaluasi

Berikan contoh nyata anda sebagai seorang Widyaiswara dalam memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan di atas.

Dalam dokumen Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk (Halaman 37-46)

Dokumen terkait