• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI DALAM

Dalam dokumen Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk (Halaman 46-70)

RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI

DALAM PEMBELAJARAN

Teknologi dalam Pembelajaran banyak sekali ragam dan jenisnya. Mulai dari teknologi yang paling sederhana dan murah sampai teknologi yang paling canggih dan mahal harganya. Ada teknologi yang dapat dikembangkan oleh Widyaiswara sendiri dan ada teknlogi yang didesain pabrik. Ada teknologi yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun teknologi banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis teknologi yang biasa digunakan oleh Widyaiswara di pusdiklat.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :

Mengidentifikasi ragam teknologi dalam pembelajaran;

Menentukan jenis teknologi yang akan dimanfaatkan dalam program diklat.

Beberapa teknologi yang paling akrab dan hampir semua bentuk kediklatan adalah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga yang telah memanfaatkan jenis hasil teknologi lain seperti gambar, model, overhead projektor (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar Widyaiswara. Meskipun demikian, sebagai seorang Widyaiswara alangkah baiknya bila dapat mengenal beberapa jenis Teknologi dalam Pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong Widyaiswara untuk mengadakan dan memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis Teknologi dalam Pembelajaran. Rudy Bretz (1971), misalnya, mengidentifikasi jenis-jenis media sebagai bentuk Teknologi dalam Pembelajaran berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media Teknologi dalam Pembelajaran ke dalam delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual

diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio visual gerak.

Anderson (1976) mengelompokkan media sebagai bentuk Teknologi dalam Pembelajaran menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:

No. Golongan Media Contoh dalam Teknologi dalam Pembelajaran

1. Audio Kaset audio, siaran radio, CID, telepon 2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,

gambar

3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapibahantertulis 4. Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film

bingkai (slide) 5. Proyeksi audio

visual diam

Film bingkai (slide) bersuara. 6. Visual gerak Film bisu

7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi 8. Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen

9. Manusia dan lingkungan

Guru, pustakawan, laboran

10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan media dalam Teknologi dalam Pembelajaran atas dasar kompleksnya suatu media. Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua golongan

yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media sederhana dan murah). Termasuk media besar misalnya: film, televisi, dan video NCD, sedangkan yang termasuk media kecil misalnya: slide, audio, transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok (liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan). Termasuk media masal adalah radio dan televisi. Termasuk media kelompok adalah: kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku teks, telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).

Sebagian ahli lain mengelompokkan media berdasarkan pada tingkat teknologi yang digunakan, mulai dari media dengan teknologi rendah hingga yang menggunakan teknologi tinggi. Jika media digolongkan atas dasar tingkat teknologi yang digunakan, maka penggolongan media sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Media tertentu akan dapat mengalami perubahan dalam penggolongannya. Misalnya, pada tahun 1950-an, media televisi dikategorikan media paling tinggi. Tetapi kemudian pada tahun

1970-an kategori tersebut bergeser dengan hadirnya media komputer. Pada masa tersebut, komputer digolongkan pada media dengan teknologi yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini media komputer tergeser kedudukannya dengan adanya program computer conferencing melalui internet. Kondisi seperti ini akan terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu, dari sekian banyak jenis teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana dalam konteks Teknologi dalam Pembelajaran sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis komputer, dan (6) multimedia kit.

Dari beberapa pengelompokkan media dalam konteks teknologi pemebelajaran tersebut, dapat dilihat bahwa hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-macam kepentingan. Masih ada

pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya. Sebagai seorang Widyaiswara, sangat disarankan mengikuti perkembangan Teknologi dalam Pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak Widyaiswara dapat lebih mengenalnya.

Beberapa jenis Teknologi dalam Pembelajaran tentu pernah gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah dikenal meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis teknokogi mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Namun mengingat dewasa ini pemamfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam semakin banyak dikenal dan diterapkan, sudah sewajarnya pula bila Widyaiswara memahami dan menerapkannya pula dalam proses pembelajaran yang dilakukan bersama peserta diklatnya.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan pengambilan,

pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele) komunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20.

Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke- 21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi

teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukan waktu diskusi yang sangat panjang. Dalam modul ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disoroti lebih dibanding dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk maksud yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication+informatics

(telekomunikasi+informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan, sangat menarik minat

praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat, juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan- satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang seketika. Siaran bersifat searah, dari narasumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia

(teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini sebagai berikut:

A. Buku Elektronik

Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi

multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 64 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan

suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

B.

E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e- learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online learning.

Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e- learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio

maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.

Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.

Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet

(Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.

C. Aplikasi Lain

Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembangan TIK terutama internet. E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah konvensional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos produksi

(karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e- newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian.

E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application (perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet).

Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir di bidang web-based application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau buku harian elektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut semudah menulis email,

mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses

alamat situs, misalnya:

http://hariwibawanto.wordpress.com. Dari sisi kandungan isi, blog sekarang banyak berisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik secara subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapi yang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain web- site dapat dengan mudah membuat web- site pribadi dan mengelola maupun memutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianya banyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi proses pembelajaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator, terkait dalam kediklatan, dalam hal ini adalah Widyaiswara.

D. Rangkuman

Hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun

dasar yang digunakan dalam

pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu

agar orang lebih mudah

mempelajarinya.Sebagai seorang Widyaiswara, sangat disarankan mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak Widyaiswara dapat lebih mengenalnya. Dalam modul ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disoroti lebih dibanding dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan

wujud dari kesadaran untuk

mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.

E. Latihan

1. Sebutkan cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis Teknologi dalam Pembelajaran menurut Rudy Bretz dan Anderson?

2. Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)?

3. Bagaimana pengaruh TIK dalam pembelajaran?

4. Apa keunggulan pembelajaran berbasis e-learning?

5. Sebutkan kelemahan-kelemahan penggunaan teknologi berbasis multimedia ?

F. Evaluasi

Berikan contoh penggunaan media pembelajaran yang berhubungan dengan TIK di tempat Anda pernah mengajar, jelaskan manfaat yang bisa di dapat baik dari Widyaiswara serta peserta diklatnya dalam hubungannya dengan tujuan pembelajaran.

BAB V

KESIMPULAN

Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan

manusia menjadi lebih baik

(http://www.bergen.org/technology/defin.html). Yang menjadi esensi dari rumusan di atas adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya merupakan pengetahuan yang menjawab pertanyaan tentang bagaimana (“know how”). Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan atau tugas

dapat dilaksanakan secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang guru yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap “know how” dalam membelajarkan para siswanya sehingga terjadi efisiensi.

Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet. Padahal dalam penerapannya di lingkungan pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa teknologi juga mencakup perangkat keras, perangkat lunak,kandungan isi (materi pelajaran),

dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Apabila dihadapkan dengan beberapa contoh yang telah dikemukakan, maka pemahaman mengenai teknologi dalam pembelajaran tidak lagi hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer, internet dan LCD projector atau sekarang dengan pemanfaatan media tiga dimensi hologram; tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV serta flip charts yang pada masanya masing masing merupakan salah satu bentuk sarana teknologi dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anderson, J. (1976). Language, Memory and Thought. Hillsdale, NJ: Erlbaum Associates. Bretz, Rudy. 1971. Taxonomy of Communication

Media. Educational Technology Publications, Incorporated. London.

Haddad, Wadi D. 2005. Technology and Teacher Education: Making the Connection. Sumber: http://w.w.w.tecknowlogia.org/TKL_acctive_p ages 2/current articles/ main.asp? issue number: 18 file type PDF & Article i.d. – 433 Karsenti, Thierry. 2005. From Blackboard to Mouse

Pad: A Case Study of the Effectiveness of E- learning and Technology in Teacher

Education Program. Sumber:

http://w.w.w.tecknowlogia.org/TKL_acctive_p ages 2/current articles/ main.asp? issue number: 18 file type PDF & Article i.d. – 446 Learning, London: Facet, 3-25.

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset danTeknologi.

MacKinnon, Soledad. 2005.Technology Integration in the Classroom: Is There Only One Way to Make it Effective? Sumber : http://w.w.w.tecknowlogia.org/TKL_acctive_p ages 2/current articles/ main.asp? issue number: 18 file type PDF & Article i.d. – 445 Martin, A. (2006). Literacies for the Digital Age. In

Martin, A. & Madigan, D. (Eds.) Digital Literacies for

Schramm, Wilbur (1985). Big media, little media, tools and technologies for instruction. Beverly Hills: Sage Publications.

SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia danProspeknya di Masa Mendatang.

Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.

Modul Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran http://www.scribd.com/doc/16169753/Modu lPemanfaatan-Teknologi-Informasi-Dan- Komunikasi-TIK-Dalam-Pembelajaran Technology in Education. (http://www.bergen.org/technology/defin.ht ml).

Weblog Hari Wibawanto. 2006.

Dalam dokumen Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk (Halaman 46-70)

Dokumen terkait