• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah mengamanatkan bahwa salah satu upaya peningkatan kompetensi sumber daya aparatur adalah melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Sebagai salah satu tenaga kediklatan, Widyaiswara berperan sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kompetensi peserta Diklat. Sejalan dengan tuntutan peran tersebut, maka muncul pula tuntutan akan hadirnya Widyaiswara-Widyaiswara yang berkualitas tinggi. Disinilah peranan Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara dalam mengembangkan sistem pembinaan Widyaiswara, mulai dari sistem rekruitmen sampai dengan sistem pemberhentian.

Sebagai bentuk pembinaan terhadap Widyaiswara, LAN telah menyelenggarakan program Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang. Program ini diselenggarakan dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh Widyaiswara, baik di bidang metodologi maupun substansi, agar

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

(2)

sesuai dengan standar kompetensi Jabatan Fungsional Widyaiswara, disamping juga untuk memenuhi salah satu persyaratan kenaikan jabatan/pangkat Widyaiswara.

Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan maupun masukan dari para stakeholder, maka telah dilakukan revisi atas Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun 2005 menjadi Peraturan Kepala LAN No. 23 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang. Menindaklanjuti revisi tersebut, maka dijalankanlah penyempurnaan terhadap modul-modul yang telah ada, yang dikembangkan sebagai bahan ajar minimal dalam kegiatan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang. Penyempurnaan modul ini juga dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan Kepala LAN No. 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan, yang mengamanatkan agar isi modul selalu merupakan bahan terkini (up-to-date), dan sesuai dengan tuntutan perkembangan. Modul-modul yang direvisi tersebut terdiri atas 10 (sepuluh) modul sebagai standar/penjamin kualitas penyelenggaraan program itu sendiri, yang terdiri atas: (1) Penyusunan Kurikulum; (2) Penyusunan Bahan Ajar; (3) Metode pembelajaran; (4) Teknologi Dalam Pembelajaran; (5) Evaluasi Program Diklat; (6) Komunikasi Persuasif; (7) Penulisan Karya Tulis Ilmiah; (8) Kebijakan Pembinaan Widyaiswara; (9) Integritas Widyaiswara; (10) Merancang Program Diklat.

(3)

penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang maupun kualitas Widyaiswara yang bersangkutan. Meskipun isi modul-modul ini telah dikembangkan dengan seoptimal mungkin, namun tak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami selalu mengharapkan saran dan masukan dari para stakeholder demi peningkatan kualitas Diklat sekaligus kualitas penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang. Selanjutnya, kepada para penulis modul Diklat ini yang telah banyak memberikan kontribusi dan kerjasamanya dalam revisi modul, kami sampaikan banyak terima kasih dan penghargaan.

Akhirnya, semoga Tuhan selalu meridhoi usaha kita semua. Amin.

Jakarta, Desember 2012 Kepala

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Deskripsi Singkat... 5

C. Hasil Belajar... 5

D. Indikator Hasil Belajar... 6

E. Materi Pokok... 6

F. Metode... 6

G. Media... 7

H. Waktu... 7

BAB II PENGERTIAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN... 8

A. Fungsi TIK dalam Pembelajaran... 14

B. Seberapa Penting TIK dalam Pembelajaran... 15

C. Bagaimana Kedudukan TIK dalam Pembelajaran... 16

D. Rangkuman... 21

E. Latihan... 23

(5)

BAB III TEKNOLOGI SEBAGAI SUMBER DAN ALAT

BELAJAR ... 25

A.

Model-model Pemanfaatan TIK Untuk Kegiatan Pembelajaran... 29

B.

Rangkuman... 34

C.

Latihan... 36

D. Evaluasi... 37

BAB IV RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN... 38

A. Buku Elektronik... 46

B. E-Learning... 47

C. Aplikasi Lain... 50

D. Rangkuman... 52

E. Latihan... 53

F. Evaluasi... 53

BAB V KESIMPULAN... 54

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/ penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan

manusia menjadi lebih baik

(http://www.bergen.org/technology/defin.ht ml).

(7)

pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang Widyaiswara yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap “know how” dalam membelajarkan para peserta diklatnya sehingga terjadi efisiensi.

Berikut ini disajikan contoh tentang penerapan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.

Seorang Widyaiswara memperkenalkan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan kemampuan/keterampilan bertanya di kalangan para peserta diklat sebagai ganti dari metode ceramah. Manakala kemampuan/keterampilan bertanya telah tumbuh dan berkembang di kalangan para peserta diklatnya, berarti sang Widyaiswara telah berhasil menerapkan teknologi dalam kegiatan pembelajarannya. Atau, sang Widyaiswara telah melakukan suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran.

(8)

berlangsung. Tetapi Widyaiswara lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang memfasilitasi terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Para peserta diklat juga dikondisikan untuk berlatih mencari/menggali sendiri berbagai informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di samping itu, para peserta diklat juga dikondisikan untuk berlatih mengemukakan pendapatnya terhadap suatu kasus atau pemikiran yang disampaikan Widyaiswara. Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian ini, sang Widyaiswara telah berinisiatif untuk melakukan pembaharuan khususnya di bidang metode pembelajaran.

(9)

Teknologi dapat dan benar-benar membantu peserta diklat mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005).

(10)

penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).

Apabila dihadapkan dengan beberapa contoh yang telah dikemukakan, maka pemahaman mengenai teknologi dalam pembelajaran tidak lagi hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer, internet dan LCD projector atau sekarang dengan pemanfaatan media tiga dimensi hologram; tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV serta flip charts yang pada masanya masing-masing merupakan salah satu bentuk sarana teknologi dalam pembelajaran.

(11)

pemebelajaran yang dikaitkan dengan substansi modul ini.

B. Deskripsi Singkat

Mata diklat ini membahas tentang pengertian Teknologi dalam Pembelajaran, teknologi sebagai sumber dan alat belajar (manfaat), ragam Teknologi dalam Pembelajaran, serta aplikasi pemanfaatan teknologi.

C. Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat memilih dan memanfaatkan teknologi dalam program diklat.

D. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:

1.

Menjelaskan pengertian teknologi dalam pembelajaran;

2.

Menjelaskan teknologi sebagai sumber dan alat belajar (manfaat);

3.

Mengidentifikasi ragam teknologi dalam pembelajaran;

4. Menentukan jenis teknologi yang akan dimanfaatkan dalam

(12)

E. Materi Pokok

Materi pokok dalam mata diklat ini adalah: 1. Pengertian teknologi dalam

pembelajaran;

2. Teknologi sebagai sumber dan alat belajar;

3. Ragam teknologi; 4. Jenis teknologi.

F. Metode

Metode pembelajaran yang digunakan adalah:

1. Ceramah; 2. Tanya jawab; 3. Latihan; 4. Demonstrasi; 5. Praktik.

G. Media

Media pembelajaran yang dipergunakan adalah:

1.

Modul;

2.

Slide;

3.

Kasus.

H. Waktu

(13)

BAB II

PENGERTIAN TEKNOLOGI

DALAM PEMBELAJARAN

Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, dan melestarikan pengetahuan tersebut secara konseptional dan sistematis. Sedangkan teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan dan kesejahteraan. Karena hubungan tersebut maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait dengan perkembangan teknologi, demikian pula sebaliknya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai ciri eksponensial yaitu semakin lama semakin cepat, karena hasil dari suatu tahap menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya. Ditinjau dari peran ekonominya teknologi merupakan pendorong utama bagi penciptaan nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati oleh para pelaku ekonomi, sehingga menaikkan kualitas kehidupannya. Dengan naiknya kualitas Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat

(14)

kehidupan maka semakin besar pula dorongan untuk penciptaan nilai tambah agar peningkatan kualitas hidup itu berkesinambungan.

Tidak mengherankan bahwa bukan saja perkembangannya semakin cepat tapi peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat modern bertambah lama bertambah penting. Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan aktif di segala bidang yaitu kesehatan, pertanian, ekonomi,sosial, pengetahuan alam dan sebagainya. Akan tetapi jika diamati lebih teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi strategis yang akan menentukan masa depan dunia, dan karena itu akan berkembang dengan cepat dan dengan prioritas yang tinggi bagi umat manusia, yaitu :Material, Energi, Mikroelektronik dan Bioteknologi. Secara umum teknologi dewasa ini telah merambah kepada berbagai aspek di masyarakat, tidak hanya untuk industri, ekonomi, sosial tapi juga pendidikan dan khususnya pembelajaran.

(15)

mikroteknologi dan material tidak secara langsung digunakan sebagai alat dan bahan untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri.

Ase Suherlan (2000 : 48) mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional yang bersifat timbal balik baik diantara Widyaiswara dengan peserta diklat maupun peserta diklat dengan peserta diklat dan lingkungan belajar dalam upaya mencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat makna inti bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan informasi. Dengan demikian produk dan proses teknologi yang dibutuhkan dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik tersebut. Dengan demikian teknologi yang berhubungan langsung dengan pembelajaran adalah teknologi informasi dan komunikasi (Information Communication and Technology).

(16)

teknologi elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum lebih pada pengolahan data dan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.

(17)

komunikasi, pengaturan feed back sehingga komunikasi berlangsung menjadi dua arah.

Secara lebih ringkas, Martin (2006:18) mengemukakan adanya keterkaitan erat antara Teknologi Informasi dan Komunikasi, teknologi informasi lebih pada sistem pengolahan informasi sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk pengiriman informasi (information delivery). Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di ranah pendidikan dan pelatihan (diklat) memadukan kedua unsur teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tujuan peserta diklat dan Widyaiswara memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan mentransmisikan data dengan memperhatikan dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk memperlancar komunikasi dan produk teknologi informasi yang dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan komunikasi pembelajaran, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(18)

keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pemeblajaran adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh Widyaiswara yang melaksanakan pemanfaatan TIK itu sendiri. Disadari bahwa TIK tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas tunggal, dan prestasi belajar peserta diklat tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sebaik apapun para peserta diklat mencapai hasil tes standar, tetapi ditentukan juga oleh kemampuan peserta diklat untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis, berpikir analitis, membuat inferensi, dan pemecahan masalah).

Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain yang dapat:

1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah;

(19)

3. Menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur;

4. Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme;

5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photograhy;

6. Memungkinkan peserta diklat berinteraksi langsung dengan lingkungannya;

7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar peserta diklat;

8. Membangkitkan motivasi belajar peserta diklat;

9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau

10. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja).

(20)

1. 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks);

2. 20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara);

3. 30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto);

4. 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi). 5. 80% informasi diperoleh dengan cara

berbicara.

6. 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).

A. Fungsi

TIK

dalam

Pembelajaran

Berikut ini beberapa fungsi TIK dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. TIK berfungsi sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pemebalajaran, dan lain-lain;

(21)

bantu interaksi antara Widyaiswara dengan peserta diklat;

3. Fungsi TIK sebagai fasilitas pembelajaran di pusdiklat dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dan lain-lain.

B. Seberapa Penting TIK dalam

Pembelajaran?

Seperti uraian di atas, fungsi TIK diantaranya sebagai alat bantu pembelajaran, sumber ilmu pengetahuan untuk optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Terlebih kerangka pembelajaran (frame work of instructional) tentang telah mengalami perubahan. Berikut ini beberapa perubahan yang dimungkinkan dengan adanya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran:

Dari Ke

Pembelajaran

berorientasi pada Widyaiswara

Pembalajaran

(22)

Stimulasi Satu indra Stimulasi Ragam Indra Konteks Buatan Konteks Dunia Nyata

(23)

interaksi inilah dibutuhkan alat (tools) yang berbasis TIK. Secara umum ada 3 fungsi TIK dalam pembelajaran ini, yaitu :

1. Sebagai alat bantu Widyaiswara;

2. Sebagai alat bantu interaksi peserta diklat dan Widyaiswara;

3. Sebagai alat bantu peserta diklat.

Sebagai alat bantu Widyaiswara, beberapa contoh aplikasi diantaranya : (1) alat evaluasi peserta diklat (student evaluation system), (2) Sumber referensi bahan ajar (Knowledge reference), (3) Evaluasi kinerja peserta diklat (student evaluation performance), (4) simulasi kasus (case simulation system), (5) Multimedia pembelajaran (multimedia instructionl system), (6) animasi peristiwa (event animation), (7) komunikasi antar Widyaiswara(inter teacher communication).

(24)

maya memiliki kelebihan karena dapat terjadi dimana saja dan kapan saja “any time any where” dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, internet adalah media yang cocok untuk tujuan tersebut. Contoh aplikasi TIK sebagai alat bantu interaksi diantaranya : (1) komunikasi Widyaiswara peserta diklat (teacher-student communication system), (2) kolaborasi kelompok studi (workshop system), (3) manajemen kelas terpadu (integrated cource system).

(25)

komunikasi antar peserta diklat (intra communication tools).

Dengan memperhatikan berbagai hal sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap peserta diklat akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.

(26)

tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan

keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

(27)

penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.

(28)

kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

D. Rangkuman

Pada bab ini kesimpulan yang bisa kita ambil bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan informasi. Dengan demikian teknologi yang secara langsung relevan dengan pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian teknologi yang

berhubungan langsung dengan

pembelajaran adalah teknologi informasi

dan komunikasi (Information

Communication and Technology).

(29)

data dan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di ranah pendidikan dan pelatihan (diklat) memadukan kedua unsur teknologi informasi dan teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tujuan peserta diklat dan Widyaiswara memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengolah, menganalisis dan

mentransmisikan data dengan

(30)

Dengan memperhatikan berbagai hal sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap peserta diklat akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.

E. Latihan

1. Jelaskan bahwa pembelajaran harus mengandung unsur komunikasi dan informasi ?

2. Jelaskan peran teknologi komunikasi ? 3. Jelaskan keterkaitan antara teknologi

(31)

4. Jelaskan apa saja potensi yang menjadikan fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran ?

5. Sebutkan beberapa fungsi TIK dalam pembelajaran ?

F. Evaluasi

(32)

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat : Menjelaskan teknologi sebagai

sumber dan alat belajar (manfaat)

BAB III

TEKNOLOGI SEBAGAI

SUMBER DAN ALAT BELAJAR

(33)

Seperti yang dilustrasikan di paragraf di atas, terdapat beberapa tahapan untuk memanfaatkan TIK dalam pemebelajaran. Pertama-tama, tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya

haruslah mengacu pada tujuan

pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus. Apakah TIK dimanfaatkan untuk mendukung inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas akses ke berbagai sumber, membimbing peserta diklat untuk menganalisis dan memvisualisasikan

data, memungkinkan dilakukannya

pengembangan produk, atau mendorong pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan

dengan pengembangan kurikulum.

Kembangkanlah suatu rencana untuk mengevaluasi pekerjaan peserta diklat dan juga penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi.

(34)

pembelajaran yang bermakna, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi pelatihan Widyaiswara haruslah lebih dari sekedar cara memanfaatkan TIK (termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse) keterampilan teknologis ke dalam proses belajar” (Sulla, 1999).

(35)
(36)
(37)

gan bahan pembelajaran (teaching materials)

A. Model-model Pemanfaatan TIK

Untuk Kegiatan Pembelajaran

Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di pusdiklat (apakah lengkap untuk setiap peserta diklat atau peserta diklat harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan

Widyaiswara mengoperasikan

(38)

TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.

Apabila kondisi obyektif yang ada memang memungkinkan peserta diklat untuk melakukan kegiatan belajar berbasis TIK, maka model pemanfaatan TIK yang mendukung adalah model yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sekalipun mungkin tidak sepenuhnya. Model terintegrasi ini hanya dapat diterapkan apabila setiap peserta diklat telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mengoperasikan fasilitas TIK di samping tidak memiliki kendala/hambatan untuk memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat.

Model pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran yang kedua yang dapat diterapkan adalah model campuran (mixed model) dengan porsi yang lebih besar pada pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Model campuran ini dapat dibedakan menjadi:

(39)

dengan pemanfaatan TIK; hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan Widyaiswara secara tatap muka. Artinya, Widyaiswara memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan secara tatap muka dan ada pula yang diselenggarakan melalui pemanfaatan TIK.

2. Model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka; sedangkan kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan TIK hanya dilakukan dalam persentase yang lebih kecil. Dalam hal ini, Widyaiswara memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui memanfaatkan TIK.

(40)

juga dapat dimanfaatkan peserta diklat di luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK juga tersedia di lingkungan sekitar peserta diklat (peserta diklat tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam memanfaatkan fasilitas TIK), maka model campuran yang pertama dapat diterapkan Widyaiswara.

Sebaliknya, manakala fasilitas TIK yang tersedia di pusdiklat terbatas jumlahnya sehingga hanya dapat dimanfaatkan peserta diklat secara berpasangan, trio atau bahkan kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak mungkin dimanfaatkan peserta diklat di luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK yang tersedia di lingkungan sekitar peserta diklat juga sangat terbatas, maka model campuran yang kedua yang lebih memungkinkan untuk diterapkan Widyaiswara. Artinya, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan para peserta diklat.

(41)

memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, sebagai seorang Widyaiswara, tentunya bapak/ibu akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti:

a. Merancang/Mengemas Materi Pelajaran;

b. Mempersiapkan Strategi Pembelajaran;

c. Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Diklat; dan

d. Mempersiapkan Lembar Penilaian Hasil Belajar Peserta Diklat.

2. Pelaksanaan Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran

(42)

kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat berjalan lancar.

Kemudian, para peserta diklat juga perlu disiapkan agar masing-masing mereka fokus terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Penyiapan peserta diklat dapat dilakukan dengan mengarahkan perhatian mereka terhadap kompetensi yang perlu mereka kuasai pada akhir kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada para peserta diklat agar mereka memiliki kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang dituntut untuk mereka lakukan.

3. Penilaian Kegiatan Pembelajaran yang Memanfaatkan TIK

(43)

baik yang berupa pertanyaan-pertanyaan lisan sewaktu kegiatan belajar tatap muka, soal-soal latihan secara tertulis (self-evaluation) maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang berupa penugasan individual atau kelompok, maupun tes.

B. Rangkuman

(44)

Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di pusdiklat (apakah lengkap untuk setiap peserta diklat atau peserta diklat harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan

Widyaiswara mengoperasikan

fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat kemampuan atau keterampilan peserta diklat mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.

Tahapan yang harus dilakukan Widyaiswara dalam memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya :

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran

(45)

C. Latihan

1. Sebutkan dan jelaskan 2 macam pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar?

2. Sebutkan dan jelaskan 2 jenis dari model campuran ?

3. Diantara 2 model pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar, model manakah yang lebih baik diterapkan? Jelaskan?

4. Sebutkan beberapa tahapan yang dapat dilakukan apabila Widyaiswara ingin memanfaatkan TIK dalam proses pembelajarannya?

5. Jelaskan penilaian kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK?

D. Evaluasi

(46)

BAB IV

RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI

DALAM PEMBELAJARAN

Teknologi dalam Pembelajaran banyak sekali ragam dan jenisnya. Mulai dari teknologi yang paling sederhana dan murah sampai teknologi yang paling canggih dan mahal harganya. Ada teknologi yang dapat dikembangkan oleh Widyaiswara sendiri dan ada teknlogi yang didesain pabrik. Ada teknologi yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun teknologi banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis teknologi yang biasa digunakan oleh Widyaiswara di pusdiklat.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :

Mengidentifikasi ragam teknologi dalam pembelajaran;

(47)

Beberapa teknologi yang paling akrab dan hampir semua bentuk kediklatan adalah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga yang telah memanfaatkan jenis hasil teknologi lain seperti gambar, model, overhead projektor (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar Widyaiswara. Meskipun demikian, sebagai seorang Widyaiswara alangkah baiknya bila dapat mengenal beberapa jenis Teknologi dalam Pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong Widyaiswara untuk mengadakan dan memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

(48)

diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio visual gerak.

Anderson (1976) mengelompokkan media sebagai bentuk Teknologi dalam Pembelajaran menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:

No. Golongan Media Contoh dalam Teknologi dalam Pembelajaran

1. Audio Kaset audio, siaran radio, CID, telepon 2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,

gambar

3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapibahantertulis 4. Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film

bingkai (slide) 5. Proyeksi audio

visual diam

Film bingkai (slide) bersuara.

6. Visual gerak Film bisu

7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi 8. Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen

9. Manusia dan lingkungan

Guru, pustakawan, laboran

10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

(49)

yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil (media sederhana dan murah). Termasuk media besar misalnya: film, televisi, dan video NCD, sedangkan yang termasuk media kecil misalnya: slide, audio, transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga membedakan media atas dasar jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak), media kelompok (liputannya seluas ruangan tertentu), dan media individual (untuk perorangan). Termasuk media masal adalah radio dan televisi. Termasuk media kelompok adalah: kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku teks, telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).

(50)

1970-an kategori tersebut bergeser dengan hadirnya media komputer. Pada masa tersebut, komputer digolongkan pada media dengan teknologi yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini media komputer tergeser kedudukannya dengan adanya program computer conferencing melalui internet. Kondisi seperti ini akan terus berlangsung sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu, dari sekian banyak jenis teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang lebih sederhana dalam konteks Teknologi dalam Pembelajaran sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2) media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media berbasis komputer, dan (6) multimedia kit.

(51)

pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya. Sebagai seorang Widyaiswara, sangat disarankan mengikuti perkembangan Teknologi dalam Pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak Widyaiswara dapat lebih mengenalnya.

Beberapa jenis Teknologi dalam Pembelajaran tentu pernah gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah dikenal meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis teknokogi mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Namun mengingat dewasa ini pemamfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam semakin banyak dikenal dan diterapkan, sudah sewajarnya pula bila Widyaiswara memahami dan menerapkannya pula dalam proses pembelajaran yang dilakukan bersama peserta diklatnya.

(52)

pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele) komunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20.

(53)

teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukan waktu diskusi yang sangat panjang. Dalam modul ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disoroti lebih dibanding dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk maksud yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication+informatics

(54)

praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat, juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang seketika. Siaran bersifat searah, dari narasumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar.

(55)

(teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).

Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini sebagai berikut:

A. Buku Elektronik

(56)

multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

(57)

suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

B.

E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online learning.

(58)

maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.

Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.

(59)

(Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.

C. Aplikasi Lain

Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembangan TIK terutama internet.

(60)

(karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian.

E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application (perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet).

(61)

mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses

alamat situs, misalnya:

(62)

D. Rangkuman

Hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun

dasar yang digunakan dalam

pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu

agar orang lebih mudah

mempelajarinya.Sebagai seorang Widyaiswara, sangat disarankan mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak Widyaiswara dapat lebih mengenalnya.

(63)

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan

wujud dari kesadaran untuk

mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.

E. Latihan

1. Sebutkan cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis Teknologi dalam Pembelajaran menurut Rudy Bretz dan Anderson?

2. Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)?

3. Bagaimana pengaruh TIK dalam pembelajaran?

4. Apa keunggulan pembelajaran berbasis e-learning?

(64)

F. Evaluasi

(65)

BAB V

KESIMPULAN

Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan

manusia menjadi lebih baik

(http://www.bergen.org/technology/defin.html).

(66)

dapat dilaksanakan secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang guru yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap “know how” dalam membelajarkan para siswanya sehingga terjadi efisiensi.

Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.

(67)
(68)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anderson, J. (1976). Language, Memory and Thought. Hillsdale, NJ: Erlbaum Associates.

Bretz, Rudy. 1971. Taxonomy of Communication Media. Educational Technology Publications, Incorporated. London.

Haddad, Wadi D. 2005. Technology and Teacher Education: Making the Connection. Sumber: http://w.w.w.tecknowlogia.org/TKL_acctive_p ages 2/current articles/ main.asp? issue number: 18 file type PDF & Article i.d. – 433

Karsenti, Thierry. 2005. From Blackboard to Mouse Pad: A Case Study of the Effectiveness of E-learning and Technology in Teacher

Education Program. Sumber:

(69)

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset danTeknologi.

MacKinnon, Soledad. 2005.Technology Integration in the Classroom: Is There Only One Way to Make it Effective? Sumber : http://w.w.w.tecknowlogia.org/TKL_acctive_p ages 2/current articles/ main.asp? issue number: 18 file type PDF & Article i.d. – 445

Martin, A. (2006). Literacies for the Digital Age. In Martin, A. & Madigan, D. (Eds.) Digital Literacies for

Schramm, Wilbur (1985). Big media, little media, tools and technologies for instruction. Beverly Hills: Sage Publications.

SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia danProspeknya di Masa Mendatang.

Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.

(70)

Modul Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran http://www.scribd.com/doc/16169753/Modu lPemanfaatan-Teknologi-Informasi-Dan-Komunikasi-TIK-Dalam-Pembelajaran

Technology in Education.

(http://www.bergen.org/technology/defin.ht ml).

Weblog Hari Wibawanto. 2006.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui cara yang paling efektif dan efisien untuk mengetahui kebenaran berita/gambar Pelatihan dan pemaparan tentang alat bantu penelusuran hoax seperti Turn Back

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Bila obat FOI yang diresepkan oleh dokter tidak ada di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, maka Apotek

menunjukan bahwa 1) skor rata-rata pemahaman konsep mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana

pelanggan menggunakan kembali jasa PT Arindo Jaya Mandiri Semarang. Oleh karena itu variabel-variabel diatas merupakan variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

Spektru m absorbansi FTIR d iukur pada 24 sampe l minyak goreng dengan menggunakan bilangan gelo mbang 400-4000 c m -1 .Pengukuran spektrum bilangan gelombang tersebut

Proses pengerukan top soil ini dilakukan setelah selesai kegiatan pembersihan lahan.Dalam proses pengerukan tanah pucuk atau top soil ini menggunakan alat excavator(PC 300,dan

Dalam perancangan produk ini ada beberapa aspek yang perlu dikaji untuk mendesain alat filtrasi air untuk kebutuhan survival, yaitu:.. Teknologi yang akan diterapkan