BAGIAN I PANDUAN UMUM
A. Pembelajaran IPS
6. Model-model Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahap kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran IPS .
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.
Contoh pembelajaran IPS yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat dicermati pada Tabel 5, berikut.
Tabel 5. Contoh pembelajaran IPS menggunakan pendekatan saintifik;
Kompetensi Dasar
3.2. Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional)
4.2. Menunjukkan/menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi keruangan di Indonesia.
4.2.1. Menuangkan dalam bentuk bagan, bentuk-bentuk interaksi keruangan di Indonesia.
3.2.2. Menjelaskan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;
4.2.2. Menuangkan dalam bentuk peta kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;
3.2.3. Mengidentifikasi potensi sumber daya alam Indonesia;
4.2.3. Menyajikan dalam bentuk tabel/
diagram/peta, potensi-potensi sumber daya alam Indonesia;
3.2.4. Mengidentifikasi potensi sumber daya manusia Indonesia;
4.2.4. Menyajikan dalam bentuk tabel/
diagram/peta, potensi-potensi sumber daya manusia Indonesia;
3.2.5. Menjelaskan aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya (produksi, distribusi, konsumsi) kaitannya kondisi geografis di Indonesia;
4.2.5. Menyajikan hasil pencermatan tentang aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya (produksi, distribusi, konsumsi) kaitannya kondisi geografis wilayah di Indonesia
Bab-I : Interaksi Ruang Geografis di Lingkungan Sekitar Sub Bab-1.2. : Ruang dan Interaksi Antarruang
Alokasi Waktu : 6 JP (3 Kali Pertemuan)
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan
Mengamati Peserta didik diarahkan untuk mengamati Gambar 1.1 pada buku siswa. Peserta didik mengamati Gambar 1.1 tentang kegiatan saling melengkapi antar wiayah karena sumberdaya yang berbeda.
Menanya Peserta didik mengajukan pertanyaan terkait dengan fakta/data/gejala, konsep, prosedur, dan metakognisi, yang dijadikan focus kajian
Peserta didik bertanya kepada guru jika menemukan informasi yang kurang jelas pada lembar kerja siswa atau lembar kerja peserta didik
Mengumpulkan
informasi Peserta didik mengidentifikasi kegiatan interaksi antar wilayah di Indonesia yang saling melengkapi karena potensi sumber daya yang berbeda
Peserta didik membaca materi di buku siswa mengenai Interaksi keruangan karena adanya (intervening opportunity) dan hasil yang dapat dipertukarkan/
diperdagangkan (transferability).
Mengasosiasikan a. peserta didik membuat contoh kegiatan interaksi yang disebabkan karena adanya kesempatan (Intervenning Opportunity) sesuai dengan Gambar 1.1. dan membuat satu contoh interaksi yang disebabkan oleh kemudahan pemindahan antar wilayah di Indonesia.
b. peserta didik mendiskusikan bagaimana hubungan interaksi yang terjadi antar wilayah di Indonesia
Mengomunikasikan a. interaksi antar ruang yang disebabkan karena adanya kesempatan (Intervenning Opportunity) dengan menuliskan di dalam kotak jawaban yang telah didesain oleh guru.
b. Peserta didik diberikan kesempatan untuk saling menanggapi pembelajaran.
Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik IPS, KD, atau karakteristik materi, antara lain discovery based-learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry based-learning, atau model lain yang relevan. Berikut adalah uraian setiap model pembelajaran tersebut.
a. Discovery Based Learning
Langkah model discovery based-learning adalah sebagai berikut;
1) Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulus berupa table/diagram, bagan/gambar/peta, dsb., untuk diamati peserta didik agar mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah); merupakan kegiatan peserta didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3) Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi,
dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
4) Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5) Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga memungkinkan untuk dibuat kesimpulan.
6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik diarahkan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan atas suatu kejadian atau permasalahan. Kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
Contoh Penerapan Pembelajaran Penemuan Pada Mata Pelajaran IPS dapat dicermati melalui Tabel 6, berikut:
Tabel 6. Contoh Penerapan Pembelajaran Penemuan Pada Mata Pelajaran IPS.
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Stimulation (stimulasi/
Pemberian rangsangan) 1. Hadirkan ke dalam pikiranmu tentang bunyi-bunyian yang selalu kamu dengarkan setiap hari (pagi, siang, sore)
2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
1. Dalam kegiatan ini kamu diminta mendiskusikan sekaligus menjawab pertanyaan yang ada.
2. Gunakan buku sumber atau fasilitas lain untuk mendukung dan memperkuat jawabanmu
3. Data collection
(pengumpulan data) 1. Lakukan pengamatan tentang penjual makanan keliling seperti bakso, pangsit, es puter!
2. Apakah sama barang dagangan yang dijual antara daerah satu dengan daerah lainnya?
3. Apakah barang dagangan tersebut dibuat sendiri atau hasil kulakan/produksi orang lain?
4. Mengapa mereka memilih profesi/pekerjaan tersebut?
5. Apa Latar pendidikan yang mereka miliki?
6. Berapa selisih keuntungan antara barang dagangan buatan sendiri dengan kulakkan?
7. Berapa penghasilan mereka dalam sebulan?
8. Berapa keuntungan yang didapat dalam setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan?
9. Bagaimana penjual
keliling tersebut mengatur perekonomian keluarganya?
4. Data processing
(pengolahan Data) Catat semua jawaban dari pertanyaan dan perintah di atas
5. Verification (pembuktian) 1. Cocokkan antara hasil
pengamatan tersebut dengan hasil wawancara, buatkan peta sederhana tentang rute perjalanan para pedagang tersebut dalam berjualan (pilih salah satu)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi) 1. Indonesia sangat kaya sumber belajar (bunyi-bunyian yang merupakan simbul/bentuk perekonomian masyarakat).
2. Pedagang keliling selalu melakukan rute perjalanan yang sama (dapat dipastikan tidak pernah pindah rutenya ke tempat lain karena diantara pedagang memiliki perjanjian tidak tertulis/pembagian wilayah) .
b. Problem Based Learning (PBL)
Langkah-langkah model Problem-Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
1) Mengorientasikan; tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran;
pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji 3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok;
pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah;
setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
Sekedar sebagai contoh penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diperhatikan Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS.
FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
Memberikan orientasi peserta didik pada permasalahan tentang konektivitas/hubungan antar ruang dan waktu
2. Kegiatan Inti Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Siswa di kelompokan terdiri atas 3-5 orang sesuai kondisi kelas, kemudian dilanjutkan dengan penayangan gambar, misalnya tantang
“Badai di Australia”. Lalu, dilakukan tanya jawab singkat terkait dengan ruang dan waktu.
Fase 3
Membimbing
penyelidikan individu dan kelompok
Cari Bacaan dan diskusikan wacana tentang
“Badai di Australia” dengan semua anggota kelompok. Rundingkan secara baik untuk menentukan siapa yang bertanggungjawab menjelaskan bagian informasi yang tercermin dalam pertanyaan yang ada
• Pelaksanaan penyelidikan kelompok melalui: diskusi kelompok untuk
memberikan kesempatan pada siswa saling mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (guru berkeliling memberikan bimbingan kelompok)
• Mengumpulkan informasi : menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu permasalahan 1 s.d.6, serta mencatat semua informasi tentang fenomena badai di Australia dan dampaknya bagi Indonesia kegunaan prakiraan cuaca bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.
Pertanyaan:
(1) Jelaskan secara singkat tentang makna yang terjadi dalam wacana
(2) Mengapa badai yang terjadi di Australia dapat berdampak bagi Indonesia?
(3) Bagaimana cuaca dapat diamati oleh manusia?
(4) Jelaskan manfaat cuaca bagi kehidupan sehari-hari (ekonomi, sosial dan budaya) (5) Adakah keterkaitan antara lapisan udara
dengan peristiwa cuaca dan iklim, jelaskan!
(6) Berdasarkan wacana, apakah dampak peristiwa yang ada bagi pertanian dan industri serta pariwisata?
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
• Dilanjutkan dengan mengasosiasikan/
mengolah informasi tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia yang sudah dikumpulkan dari kegiatan mengamati gambar dan menjawab pertanyaan yang ada untuk menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya/
Mengkomunikasikan: presentasi, menyampaikan hasil pengamatan dan penyusunan data dari hasil kerja kelompok tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia serta kegunaan prakiraan cuaca dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Menganalisis dengan cara melakukan Refleksi: mengundang salah satu
perwakilan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3. Kegiatan Penutup
• Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan pembelajatran
• Guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.
• Guru juga membimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh akttivitas pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dapat dikaitkan difokuskan pada perilaku ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui akktivitas pembelajaran Perilaku ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; dan inovatif.
c. Project Based Learning (PjBL) 1. Langkah pembelajaran
Langkah pembelajaran dalam model Project Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut;
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar atau penugasan proyek (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menilai Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
2. Peran Guru dalam PJBL
a. Merencanakan dan mendesain pembelajaran b. Menentukan strategi pembelajaran
c. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa
d. Mencari keunikan siswa
e. Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian
f. Membuat portofolio pekerjaan siswa 3. Peran Peserta Didik dalam PJBL
a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir b. Melakukan riset sederhana
c. Mempelajari ide dan konsep baru d. Belajar mengatur waktu dengan baik
e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok f. Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan
g. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)
d. Inquiry Based Learning (IBL)
Langkah-langkah dalam model inquiry based learning terdiri atas:
1) Mengamati berbagi fenomena alam yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.
2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.
3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau
membuat prediksi yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan.
5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
6. Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013, maka sebuah model pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran.
Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
a. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan di atas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata pelajaran IPS, menggunakan pembelajaran berbasis aneka sumber (Multy-Resources Based Learning).
b. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan
kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-KI 3 dan atau KD-KI 4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan atau keterampilan.
c. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi sosial, atau mengolah informasi.
d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik.
Tabel 8. Contoh Analisis Model Pembelajaran
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : XI
Semester : Gasal
Topik : Kondisi geografis Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Sub Topik Model Pembelajaran 1.3 Memahami
aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di
sekitarnya (dalam lingkup nasional) 4.3 Menceritakan aktivitas
manusia dalam hubungannya dengan
lingkungan geografis tempat tinggalnya (dalam lingkup nasional).
1.Menjelaskan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;
2.Menyajikan hasil identifikasi/
temuan tentang fakta, konsep, dan prosedur terkait dengan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia) menggunakan model pemediaan berbentuk table, grafik, diagram, gambar/peta, atau media lainnya.
Kondisi geografis Indonesia
Discovery Learning (Peserta didik berusaha menemukan fakta, konsep dan prosedur terkait
dengan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia)