• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Pengetahuan Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ilmu Pengetahuan Sosial"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hak Cipta © 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku Panduan Guru IPS ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi pembelajaran mata pelajaran IPS pada SMA- LB Tunadaksa. Buku ini disusun, ditelaah, dan direviu oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK). Pada hakikatnya Buku Panduan Guru ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Oleh karena itu, masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas X SMA-LB/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016vi, 177 hlm. : Ilus; 25 cm

Untuk SMALB kelas X semester 1 dan 2 ISBN 978-602-358-418-5 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-419-2 (jilid 1)

I. Ilmu Pengetahuan Sosial

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kontributor : Dr. Endang Mulyani, M.Si.

Penelaah : Dr. Sukamto, M.Pd., M.Si.

Layouter : Gangsar Pitoyo, S.Pd.

Cetakan Ke-1 Disusun dengan huruf Bookman Old Style MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

(4)

KATA PENGANTAR

Pembelajaran IPS ditujukan untuk memberikan wawasan kepada siswa tentang berbagai gejala sosial, melalui pemahaman konektivitas ruang dan waktu beserta aktivitas dan interaksi sosial yang ada di dalamnya. Keragaman kondisi yang dimiliki negara Indonesia merupakan potensi sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya dalam dimensi ruang dan waktu serta ikatan konektivitas multi dimensi, sehingga masing- masing kondisi gejala beserta keunggulannya akan dapat berfungsi sebagai sumberdaya pembangunan. Pembelajaran perlu diarahkan sampai membuat siswa terampil dan aktif dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta membentuk jaringan pengetahuan yang dikuasainya melalui pendekatan imiah (scientific), yang meliputi kegiatan-kegiatan: observing (mengamati), questioning (menanya), mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Bahkan tidak mustahil, jika mungkin bisa saja kegiatan dilanjutkan sampai menemukan (creating) sesuatu temuan yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini mengarahkan guru mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS, memiliki kemauan serta kemampuan untuk mencari dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di baik di sekolah meupun di lingkungan sekitarnya. Fokus kajiannya diarahkan pada upaya mendorong siswa memahami serta memiliki rasa bangga sera rasa memiliki terhadap keunggulan wilayah, kekayaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun sumberdaya budaya yang kita miliki, serta pemanfaatannya, terutama pada bidang-bidang pariwisata, kecantikan, dan tata boga. Dalam pembelajaran IPS ini, peran guru sangat penting untuk mengarahkan, sekaligus menjadi pendorong/motivator bagi aktivitas siswa dengan berbagai kegiatan yang dicontohkan dalam buku ini. Guru dapat memperkaya secara kreatif dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, maupun budaya yang ada di sekitar siswa, dengan mengedepankan prinsip Activity Based Learning, Resource Based Learning, serta Integrated Learning.

Buku Panduan Guru ini sangat terbuka, dan akan terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, pemerintah mengundang para pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan yang berharga untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini. Atas kontribusinya, diucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi “Indonesia Emas”

seratus tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045.

. Jakarta, Juni 2016

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAGIAN I PANDUAN UMUM ... 1

A. Pembelajaran IPS ... 1

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS untuk SMA-LB Tunadaksa ... 1

2. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 4

3. Materi Pembelajaran IPS ... 4

4. Kegiatan Pembelajaran IPS ... 8

5. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 15

6. Model-model Pembelajaran ... 24

B. Penilaian ...38

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran IPS ... 38

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS ... 38

3. Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 39

C. Remedial ... 50

D. Kegiatan Pengayaan ... 52

E. Interaksi Dengan Orang Tua ... 53

BAGIAN II PANDUAN KHUSUS ... 55

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM BIDANG EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI INDONESIA ... 55

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 55

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 56

C. Peta Konsep ...57

D. Materi Pembelajaran ...58

E. Proses Pembelajaran ... 58

Sub Bab 1.1 Ruang dan Interaksi Antar Ruang ...59

Sub Bab 1.2 Kondisi Geografis Lingkungan Sekitar ... 67

(6)

Sub Bab 1.3 Aktivitas Manusia pada Kondisi Geografis di

Lingkungan Tempat Tinggal ... 74

Sub Bab 1.4 Potensi Sumber Daya Alam dan Manusia di Lingkungan Tempat Tinggal ...81

BAB II PERUBAHAN DAN KESINAMBUNGAN AKTIVITAS MANUSIA PADA MASA PRAAKSARA, HINDU BUDDHA DAN ISLAM ... 89

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 89

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 90

C. Peta Konsep ...91

D. Materi Pembelajaran ...91

E. Proses Pembelajaran ... 92

Sub Bab 2.1 Mengenal Aktivitas Manusia pada Masa Praaksara ... 92

Sub Bab 2.2 Kehidupan Masyarakat Masa kerajaan Hindu Buddha di Indonesia ... 100

Sub Bab 2.3 Kehidupan Masyarakat pada Masa Islam . 108 BAB III KEHIDUPAN MANUSIA DALAM KELEMBAGAAN MASYARAKAT ... 115

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 115

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 116

C. Peta Konsep ...116

D. Materi Pembelajaran ...116

E. Proses Pembelajaran ... 117

Sub Bab 3.1 MPengertian Lembaga Sosial ... 117

Sub Bab 3.2 Jenis-jenis Aktivitas Manusia dalam Lembaga Sosial ...125

BAB IV AKTIVITAS EKONOMI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT ... 137

A. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ... 137

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 138

(7)

C. Peta Konsep ...138

D. Materi Pembelajaran ...138

E. Proses Pembelajaran ... 139

Sub Bab 4.1 Kelangkaan Sumber Daya ... 139

Sub Bab 4.2 Kegiatan Ekonomi ...150

Sub Bab 4.3 Aktivitas Ekonomi dan Keberlangsungan Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya ..157

Sub Bab 4.4 Penerapan Kegiatan Ekonomi dalam Kehidupan Sosial, Budaya, dan Ekonomi ..166

DAFTAR PUSTAKA ... 173

PROFIL PENULIS ... 176

(8)

Buku Guru Mata Pelajaran IPS untuk SMA-LB Tundaksa ini disusun sebagai panduan bagi guru dalam penggunaan Buku Siswa. Buku ini terdiri atas dua bagian utama. Bagian pertama berisi Panduan umum tentang pembelajaran IPS.

Bagian kedua menguraikan pembelajaran IPS untuk setiap Bab dan Sub-bab, sesuai dengan Buku Siswa. Dengan Buku Panduan Guru ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman tentang cara membelajarkan, menilai, melakukan remedi, pengayaan, serta interaksi dengan orang tua siswa. Buku Guru mata pelajaran IPS ini diharapkan dapat membantu guru dalam memfasilitasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga mampu mencapai Kompetensi yang diharapkan.

A.Pembelajaran IPS

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS untuk SMA-LB Tundaksa

Dalam merancang pembelajara IPS, langkah awal tulis keempat KI kelas X Tunadaksa, kemudian tulis KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Dalam menuliskan KD, KD KI -1 dan KD KI-2 tidak dituliskan karena pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan.

Mata pelajaran IPS untuk SMA-LB Tunadaksa sebagaimana tertuang dalan Permendikbud nomor 40 tahun 2014,

Bagian I

Panduan Umum

(9)

dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut.

Tabel 1. KI Mata Pelajaran IPS SMA-LB Tunadaksa Kelas - X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

3. Memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan.

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

4. Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Keterangan:

- Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran Pengetahuan dan Keterampilan

- Guru mengembangkan Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik.

- Evaluasi terhadap Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

(10)

Tabel 2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SMA-LB Tunadaksa Kelas - X

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4 3.1 Memahami aktivitas manusia

dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal.

4.1 Menyajikan hasil telaah aktivitas manusia dalam

aspek keruangan dan waktu, konektivitas antar ruang,

perubahan dan keberlanjutan-nya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup lokal.

3.2 Memahami aktivitas manusia dalam

hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya dalam bidang ekonomi (lingkup lokal).

4.2 Menyajikan hasil telaah tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di

sekitarnya dalam bidang ekonomi lingkup lokal).

3.3 Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam.

4.3 Menyajikan hasil telaah tentang aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa praaksara, Hindu Buddha, dan Islam.

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembaga- an sosial, ekonomi,

pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar (lokal).

4.4 Menyajikan hasil diskusi alternative tindakan nyata dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di

masyarakat sekitar.

(11)

3.5 Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

4.5 Menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

2. Indikator Pencapaian Kompetensi

Untuk menetapkan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran IPS, perlu memperhatikan sejumlah prinsip dalam pembelajaran IPS. Kegiatan Pembelajaran IPS diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses maupun hasil pembelajaran, remedi, pengayaan, dan interaksi dengan orang tua, diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian kompetensi lulusan. Dalam menetapkan pencapain kompetensi, tulis dua indikator atau lebih dari setiap kompetensi dasar.

3. Materi Pembelajaran IPS

IPS untuk SMA-LB Tunadaksa, pada hakikatnya adalah telaah tentang manusia dalam hubungan sosialnya atau kemasyarakatannya. Manusia sebagai makhluk sosial akan mengadakan hubungan sosial dengan sesamanya, mulai dari keluarga sampai masyarakat, baik pada lingkup lokal, nasional, regional, bahkan global. Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang terdapat di lingkungan masyarakat.

Bahan atau materi diambil dari pengalaman pribadi, teman-

(12)

teman sebaya, serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Dengan cara ini diharapkan, materi akan lebih mudah dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi para peserta didik daripada bahan pembelajaran yang abstrak dan rumit yang berasal dari Ilmu-ilmu Sosial.

Ruang lingkup materi IPS meliputi perilaku sosial, ekonomi dan budaya manusia di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang tempat tinggalnya apapun yang dipelajari, apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografis ataukah politik, sumbernya adalah masyarakat.

Melalui pendidikan IPS, peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan mental serta intelektualnya menjadi warga negara yang memiliki keterampilan dan kepedulian sosial serta bertanggung jawab terhadap pembangunan nasional dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal dan lestari. Fokus kajiannya diarahkan pada upaya mendorong siswa memahami serta memiliki rasa bangga sera rasa memiliki terhadap keunggulan wilayah, kekayaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, maupun sumberdaya budaya yang kita miliki, serta pemanfaatannya, terutama pada bidang-bidang pariwisata, kecantikan, dan tata boga. Sumber materi IPS meliputi:

a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar peserta didik sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas, yaitu negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

b. Kegiatan manusia, misalnya mata pencaharian, pendidikan, agama, produksi, komunikasi, dan transportasi.

(13)

c. Lingkungan geografis dan budaya meliputi segala aspek geografis dan antropologis dari lingkungan peserta didik yang terdekat sampai yang terjauh.

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh- tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

Materi pelajaran IPS untuk SMA-LB Tunadaksa Kelas-X harus dipilih dan dipilah yang mendukung terhadap pencapaian kompetensi-kompetensi di atas. Sebagaimana disajikan dalam Buku Siswa pembelajaran IPS untuk SMA-LB Tunadaksa ditujukan untuk memberikan wawasan yang utuh bagi peserta didik tentang berbagai gejala sosial, melalui pemahaman konektivitas ruang dan waktu beserta aktivitas dan interaksi sosial di dalamnya.

Keragaman kondisi yang dimiliki negara Indonesia merupakan potensi sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya dalam dimensi ruang dan waktu serta ikatan konektivitas multidimensi, sehingga masing- masing kondisi gejala beserta keunggulannya akan dapat berfungsi sebagai sumberdaya pembangunan. Dalam kaitan dengan keragaman ini, sumber daya yang kita miliki mencakup sumber daya lokasi, sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya budaya.

Dengan keragaman serta keunggulan yang ada, maka dapat dikenali keunggulan dan kelemahan masing-masing daerah (region) secara komparatif. Keunggulan dan kelemahan tersebut tentunya akan menyebabkan terjadinya dinamika

(14)

(migrasi, pengiriman barang karena adanya pasokan di satu sisi dan kebutuhan pada sisi yang lain. Interdependensi antar region/daerah secara nasional di wilayan Indonesia perlu dikaji sehingga dapat menunjukkan perlunya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat saling menunjang bagi terpenuhinya kebutuhan/kekurangan masing-masing wilayah.

Sekaligus dengan keempat potensi sumber daya yang kita miliki ini diharapkan dapat menghasilkan kesatuan yang kokoh dalam mendukung berhasilnya pembangunan nasional.

Pembelajaran IPS untuk SMA-LB Tunadaksa Kelas-X, dikembangkan untuk selama satu tahun pelajaran yang mencakup 38 minggu dengan beban belajar per minggu selama 2 x 45 menit. Untuk memfasilitasi peserta didik dalam menguasai KD, digunakan Buku Siswa yang berbasis pada KD- KD dari KI-3 dan KI-4, yang dikemas dalam empat Bab sebagai berikut.

BAB-I Interaksi Ruang Geografis di Lingkungan Sekitar

BAB-II Perubahan Dan Kesinambungan Aktivitas Manusia Pada Masa Praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

BAB-III Kehidupan Manusia dalam Kelembagaan Masyarakat BAB-IV Aktivitas Ekonomi Dalam Masyarakat Indonesia.

Pengemasan Buku siswa ke dalam empat Bab dilakukan dengan menggabungkan KD 3.1 dan KD 4.1, KD 3.2 dan KD 4.2., KD 3.3 dan KD 4.3, KD 3.4 dan KD 4.4. Hal ini didasarkan atas pertimbangan penyederhanaan pembagian materi buku ke dalam dua semester (semester-1 dan Semester-2), dan kemungkinan overlapping materi antara KD 3.1 dan 4.1 dengan KD 3.2 dan 4.2. Dengan cara itu maka materi yang terdapat pada KD 3.1 dan 4.1, diintegrasikan ke dalam materi Bab-I

(15)

Adapun alokasi waktu (JP) untuk SMA-LB Tunadaksa Kelas-X pada setiap Bab, dapat dilihat pada tabel-2 berikut.

Tabel 3. Alokasi waktu (JP) untuk SMA-LB Tunadaksa Kelas-X

Kelas Sem Bab Judul Bab JP ∑TM Ket

X I I Interaksi Ruang Geografis di

Lingkungan Sekitar

20 10

II Perubahan Dan Kesinambungan Aktivitas Manusia Pada Masa

Praaksara, Hindu Buddha, dan Islam

20 10

II III Aktivitas Manusia dalam Kehidupan Manusia dalam Kelembagaan Masyarakat

16 8

IV Aktivitas Ekonomi Dalam Masyarakat Indonesia

20 10

76 38

1. 1 TM (Tatap Muka) = 2 JP

2. 1 JP (Jam Pertemuan) = 45 menit 3. Jumlah JP untuk X = 76 JP

4. Jumlah TM untuk Setiap Semester I dan II = ½ x 76 = 38 TM 5. Alokasi waktu untuk setiap Bab dapat diperhitungkan

kembali oleh guru, yang disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan.

4.Kegiatan Pembelajaran IPS

Dalam kegiatan pembelajaran ini, tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup

(16)

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi – tidak dalam kalimat terpisah. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta didik YANG DAPAT dilengkapi dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru – dalam kalimat terpisah. Tulis juga jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) mengondisikan suasana belajar/kelas yang menyenangkan;

2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3) menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4) menjelaskan garis besar cakupan materi pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5) menjelaskan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

(17)

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pembelajaran berbasis keilmuan dengan mengedepankan prinsip Activity Based Learning, Resource Based Learning, serta Integrated Learning, yang disesuaikan dengan karakteristik IPS dan peserta didik.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain, sebagaimana yang tercantum dalam silabus.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas:

1) Kegiatan guru bersama peserta didik

(a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

(b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan

(c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Kegiatan guru

(a) melakukan penilaian;

(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan

(c) menjelaskan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

(18)

Contoh Pembelajaran:

1. Pertemuan Pertama: 2 JP

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

1) Guru melakukan ice breaking untuk mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.

2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu dengan cara memberi pertanyaan kepada peserta didik.

3) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan menunjukkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.

5) Guru menyampaikan lingkup penilaian dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti (60 menit)

CONTOH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK:

- Mengamati

Misal: Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS).

Catatan:

Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model, gambar/foto, teks, grafik/

tabel, diagram, charta, audio, video, dan/atau animasi.

- Menanya

Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang

(19)

hal-hal yang belum diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi (untuk IPS).

Pertanyaan 1: … (pengetahuan faktual) Pertanyaan 2: … (pengetahuan faktual) Pertanyaan 3: … (pengetahuan faktual) Pertanyaan 4: … (pengetahuan konseptual) Pertanyaan 5: … (pengetahuan konseptual) Pertanyaan 6: … (pengetahuan konseptual) Pertanyaan 7: … (pengetahuan prosedural) Pertanyaan 8: … (pengetahuan prosedural) Pertanyaan …

- Mengumpulkan informasi / data / mencoba – menalar /mengasosiasi-mengomunikasikan 1 (MISALNYA

untuk pertanyaan 1, 2, dan 3)

Misal: Peserta didik mewawancarai ahli kegunungapian dan/atau membaca buku siswa halaman … untuk mengetahui kapan gunung Merapi meletus (tahun berapa saja dan dalam periode berapa tahunan), korban letusan terdahsyat, dan tanda-tanda gunung Merapi akan meletus (untuk IPS – fenomena gunung meletus). Kemudian peserta didik menuliskannya pada selembar kertas untuk ditempelkan pada papan pajang pekerjaan peserta didik.

c. Kegiatan Penutup (12 menit)

- Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir- butir simpulan mengenai ….

- Guru bersama-sama peserta didik melakukan

(20)

identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati …, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara ….

- Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara ….

- Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu ….

- Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

2. Pertemuan Kedua: 2 JP

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit) CONTOH

1) Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan ….

2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu … dengan cara ….

3) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan, yaitu ….

b. Kegiatan Inti (60 menit)

CONTOH (LANJUTAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK):

- Mengumpulkan informasi / data / mencoba-menalar / mengasosiasi-mengomunikasikan 2 (MISALNYA untuk pertanyaan 4 dan 5)

- Mengumpulkan informasi / data / mencoba - menalar / mengasosiasi - mengomunikasikan 3 (MISALNYA untuk pertanyaan 6)

- Dst.

(21)

c. Kegiatan Penutup (12 menit)

- Guru memfasilitasi peserta didik (a) membuat butir-butir simpulan mengenai ….

- Guru bersama dengan peserta didik mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh dengan …, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara

….

- Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara ….

- Guru melakukan melakukan penilaian dengan teknik ….

- Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu ….

- Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

3. Pertemuan Ketiga: 2 JP

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit) CONTOH

1) Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan ….

2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu … dengan cara ….

3) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan, yaitu ….

b. Kegiatan Inti (60 menit)

CONTOH (DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK):

(22)

- Mengumpulkan informasi / data / mencoba – menalar / mengasosiasi – mengomunikasikan 4 (MISALNYA untuk pertanyaan 7 dan 8)

- Mencipta

Misal: Peserta didik membuat petunjuk tindakan menjelang, saat, dan paska letusan gunung api (IPS).

c. Kegiatan Penutup (12 menit)

- Guru bersama-sama peserta didik membuat butir-butir simpulan terkait ….

- Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengumpulkan informasi dengan cara …, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh dengan …, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara

…; serta mencipta …

- Guru melakukan penilaian dengan teknik ….

- Guru memberitahukan pembelajaran remedi, yaitu … - Guru memberitahukan pembelajaran program pengayaan,

yaitu …

- Guru memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya, yaitu ….

5. Karakteristik Pembelajaran IPS

Berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan Kurikulum 2013 dan masukan publik terdapat kekeliruan pemahaman tentang penerapan pendekatan pembelajaran saintifik.

Pendekatan Saintifik: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan (5- M) dipahami sebagai prosedur baku dan digunakan sebagai satu-satunya pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran

(23)

untuk semua mata pelajaran. Hal ini menyulitkan guru dalam penerapanya untuk mata-mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, pada perbaikan dokumen Kurikulum 2013 ditekankan bahwa pendekatan saintifik bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran.

Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan bukanlah sekedar urutan baku langkah-langkah pembelajaran. Akan tetapi merupakan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga akan menghasilkan peserta didik yang menguasai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh ekosistem pendidikan di sekolah melalui pembelajaran IPS yang berbasis aktivitas dan pendekatan keilmuan.

Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik mata pelajaran IPS dan karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran IPS ). KD akan dicapai melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal, kebutuhan peserta didik, berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan kompetensi abad ke-21.

Guru IPS diberikan keleluasaan dalam mengembangkan pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan pembelajaran IPS yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS, kompetensi, materi pelajaran IPS, dan kondisi wilayah/

Indonesia.

Model-model pembelajaran beserta sintaknya (seperti discovery learning, problem based learning, project based learning) tetap dapat digunakan sesuai dengan karakteristik

(24)

kompetensi dasar, materi pembellajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Guru IPS diberikan ruang yang seluas- luasnya untuk menerapkan berbagai model-model lain seperti:

Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning), dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan kata lain, guru tidak disibukkan dengan penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik.

Upaya perbaikan terhadap pembelajaran IPS dilakukan dalam rangka:

1. memudahkan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPS berdasarkan silabus (yang dijabarkan dalam RPP);

2. memberikan alternatif kegiatan pembelajaran IPS untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum dan lingkungan belajar yang tersedia; dan

3. menyelaraskan dan menyederhanakan penilaian pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru.

Berikut ini merupakan karakteristik dan prinsip pembelajaran IPS berbasis aktivitas.

1. Karakteristik pembelajaran IPS berbasis aktivitas a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(25)

2. Prinsip pembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut:

a. peserta didikdifasilitasi untuk mencari tahu;

b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. pembelajaran berbasis kompetensi;

e. pembelajaran terpadu;

f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;

g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;

i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan

n. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru IPS dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.

(26)

Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya, misalnya kerja kelompok atau diskusi kelompok.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka terjadi pergeseran paradigma terhadap prinsip pembelajaran yang digunakan, yaitu:

1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.

2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

(27)

6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.

7. Daripembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills).

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.

12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

(28)

dan pengawasan proses pembelajaran.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/

MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Karakteristik proses pembelajaran di SMALB secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.

Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam konteks pendidikan berbasis standar (standard- based education), kurikulum berbasis kompetensi (competency-

(29)

based curriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), penilaian proses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pengalaman belajar perlu dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik IPS, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).

Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kategori Tingkat Berpikir Menurut Anderson

KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat (Remember)

Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/

recalling/retrieving) Memahami

(Understand)

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri (interpretasi/

interpreting, memberi contoh/

illustrating, mengkalsifikasi/classifying/

categorizing, meringkas/ summarizing/

abstracting,menyimpulkan/concluding/

ektrapolating/interpolating, predicting, membandingkan/ comparing/contrasting/

mapping/matching, menjelaskan/

constructing model e.g. cause-effect) Menerapkan

(Apply)

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan, menerapkan)

(30)

HOTS Menganalisis

(Analyze) Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting

(differentiating/discriminating/focusing/

selecting), menentukan keterkaitan antar komponen (organizing/finding coherence/

integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis (attributing/deconstructing) Mengevaluasi

(Evaluate) Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta (checking/

coordinating/detecting/monitoring/testing), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/

judging) Mencipta

(Create) Merumuskan hipotesis (generating), merencanakan penelitian (planning/

designing), menghasilkan produk baru (producing/ constructing)

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 4 di atas, Nampak adanya kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran guru dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya menguasai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3.

Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memilki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS):

1) Guru menugaskan peserta didik untuk menganalisis permasalahan yang disajikan melalui Lembar Kerja Siswa atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKS/LKPD) berkaitan dengan materi Kondisi Geografis dan Aktivitas Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Indonesia.

2) Peserta didik menganalisis permasalahan tersebut

(31)

melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prosedur, dan/atau metakognitif yang ditemukan dalam permasalahan.

3) Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari berbagai sumber belajar, kemudian bersama kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk dianalisis sehingga menghasilkan rumusan penyelesaian masalah.

4) Melalui diskusi dan tanya jawab bersama kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah yang diperolehnya.

5) Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian membuat kesimpulan bersama.

6) Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan pendampingan.

6. Model-model Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahap kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran IPS .

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis keilmuan yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi dan mengomunikasikan.

Contoh pembelajaran IPS yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dapat dicermati pada Tabel 5, berikut.

(32)

Tabel 5. Contoh pembelajaran IPS menggunakan pendekatan saintifik;

Kompetensi Dasar

3.2. Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional)

4.2. Menunjukkan/menyajikan hasil pengamatan tentang aktivitas manusia dalam hubungannya dengan lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi keruangan di Indonesia.

4.2.1. Menuangkan dalam bentuk bagan, bentuk-bentuk interaksi keruangan di Indonesia.

3.2.2. Menjelaskan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;

4.2.2. Menuangkan dalam bentuk peta kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;

3.2.3. Mengidentifikasi potensi sumber daya alam Indonesia;

4.2.3. Menyajikan dalam bentuk tabel/

diagram/peta, potensi-potensi sumber daya alam Indonesia;

3.2.4. Mengidentifikasi potensi sumber daya manusia Indonesia;

4.2.4. Menyajikan dalam bentuk tabel/

diagram/peta, potensi-potensi sumber daya manusia Indonesia;

3.2.5. Menjelaskan aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya (produksi, distribusi, konsumsi) kaitannya kondisi geografis di Indonesia;

4.2.5. Menyajikan hasil pencermatan tentang aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya (produksi, distribusi, konsumsi) kaitannya kondisi geografis wilayah di Indonesia

Bab-I : Interaksi Ruang Geografis di Lingkungan Sekitar Sub Bab-1.2. : Ruang dan Interaksi Antarruang

Alokasi Waktu : 6 JP (3 Kali Pertemuan)

(33)

Tahapan

Pembelajaran Kegiatan

Mengamati Peserta didik diarahkan untuk mengamati Gambar 1.1 pada buku siswa. Peserta didik mengamati Gambar 1.1 tentang kegiatan saling melengkapi antar wiayah karena sumberdaya yang berbeda.

Menanya Peserta didik mengajukan pertanyaan terkait dengan fakta/data/gejala, konsep, prosedur, dan metakognisi, yang dijadikan focus kajian

Peserta didik bertanya kepada guru jika menemukan informasi yang kurang jelas pada lembar kerja siswa atau lembar kerja peserta didik

Mengumpulkan

informasi Peserta didik mengidentifikasi kegiatan interaksi antar wilayah di Indonesia yang saling melengkapi karena potensi sumber daya yang berbeda

Peserta didik membaca materi di buku siswa mengenai Interaksi keruangan karena adanya (intervening opportunity) dan hasil yang dapat dipertukarkan/

diperdagangkan (transferability).

Mengasosiasikan a. peserta didik membuat contoh kegiatan interaksi yang disebabkan karena adanya kesempatan (Intervenning Opportunity) sesuai dengan Gambar 1.1. dan membuat satu contoh interaksi yang disebabkan oleh kemudahan pemindahan antar wilayah di Indonesia.

b. peserta didik mendiskusikan bagaimana hubungan interaksi yang terjadi antar wilayah di Indonesia

(34)

Mengomunikasikan a. interaksi antar ruang yang disebabkan karena adanya kesempatan (Intervenning Opportunity) dengan menuliskan di dalam kotak jawaban yang telah didesain oleh guru.

b. Peserta didik diberikan kesempatan untuk saling menanggapi pembelajaran.

Selain itu, Bapak/Ibu guru dapat menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik IPS, KD, atau karakteristik materi, antara lain discovery based-learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry based- learning, atau model lain yang relevan. Berikut adalah uraian setiap model pembelajaran tersebut.

a. Discovery Based Learning

Langkah model discovery based-learning adalah sebagai berikut;

1) Stimulation (memberi stimulus); guru memberikan stimulus berupa table/diagram, bagan/gambar/peta, dsb., untuk diamati peserta didik agar mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah); merupakan kegiatan peserta didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

3) Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi,

(35)

dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

4) Data Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5) Verification (memverifikasi); peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga memungkinkan untuk dibuat kesimpulan.

6) Generalization (menyimpulkan); peserta didik diarahkan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan atas suatu kejadian atau permasalahan. Kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Contoh Penerapan Pembelajaran Penemuan Pada Mata Pelajaran IPS dapat dicermati melalui Tabel 6, berikut:

Tabel 6. Contoh Penerapan Pembelajaran Penemuan Pada Mata Pelajaran IPS.

TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Stimulation (stimulasi/

Pemberian rangsangan) 1. Hadirkan ke dalam pikiranmu tentang bunyi-bunyian yang selalu kamu dengarkan setiap hari (pagi, siang, sore)

2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)

1. Dalam kegiatan ini kamu diminta mendiskusikan sekaligus menjawab pertanyaan yang ada.

2. Gunakan buku sumber atau fasilitas lain untuk mendukung dan memperkuat jawabanmu

(36)

3. Data collection

(pengumpulan data) 1. Lakukan pengamatan tentang penjual makanan keliling seperti bakso, pangsit, es puter!

2. Apakah sama barang dagangan yang dijual antara daerah satu dengan daerah lainnya?

3. Apakah barang dagangan tersebut dibuat sendiri atau hasil kulakan/produksi orang lain?

4. Mengapa mereka memilih profesi/pekerjaan tersebut?

5. Apa Latar pendidikan yang mereka miliki?

6. Berapa selisih keuntungan antara barang dagangan buatan sendiri dengan kulakkan?

7. Berapa penghasilan mereka dalam sebulan?

8. Berapa keuntungan yang didapat dalam setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan?

9. Bagaimana penjual

keliling tersebut mengatur perekonomian keluarganya?

4. Data processing

(pengolahan Data) Catat semua jawaban dari pertanyaan dan perintah di atas

5. Verification (pembuktian) 1. Cocokkan antara hasil

pengamatan tersebut dengan hasil wawancara, buatkan peta sederhana tentang rute perjalanan para pedagang tersebut dalam berjualan (pilih salah satu)

(37)

6. Generalization (menarik

kesimpulan/generalisasi) 1. Indonesia sangat kaya sumber belajar (bunyi-bunyian yang merupakan simbul/bentuk perekonomian masyarakat).

2. Pedagang keliling selalu melakukan rute perjalanan yang sama (dapat dipastikan tidak pernah pindah rutenya ke tempat lain karena diantara pedagang memiliki perjanjian tidak tertulis/pembagian wilayah) .

b. Problem Based Learning (PBL)

Langkah-langkah model Problem-Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1) Mengorientasikan; tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.

2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran;

pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji 3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok;

pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

5) Menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah;

setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

Sekedar sebagai contoh penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diperhatikan Tabel 7 berikut:

(38)

Tabel 7. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS.

FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Pendahuluan Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

Memberikan orientasi peserta didik pada permasalahan tentang konektivitas/hubungan antar ruang dan waktu

2. Kegiatan Inti Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Siswa di kelompokan terdiri atas 3-5 orang sesuai kondisi kelas, kemudian dilanjutkan dengan penayangan gambar, misalnya tantang

“Badai di Australia”. Lalu, dilakukan tanya jawab singkat terkait dengan ruang dan waktu.

Fase 3

Membimbing

penyelidikan individu dan kelompok

Cari Bacaan dan diskusikan wacana tentang

“Badai di Australia” dengan semua anggota kelompok. Rundingkan secara baik untuk menentukan siapa yang bertanggungjawab menjelaskan bagian informasi yang tercermin dalam pertanyaan yang ada

• Pelaksanaan penyelidikan kelompok melalui: diskusi kelompok untuk

memberikan kesempatan pada siswa saling mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (guru berkeliling memberikan bimbingan kelompok)

• Mengumpulkan informasi : menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu permasalahan 1 s.d.6, serta mencatat semua informasi tentang fenomena badai di Australia dan dampaknya bagi Indonesia kegunaan prakiraan cuaca bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.

Pertanyaan:

(1) Jelaskan secara singkat tentang makna yang terjadi dalam wacana

(2) Mengapa badai yang terjadi di Australia dapat berdampak bagi Indonesia?

(3) Bagaimana cuaca dapat diamati oleh manusia?

(4) Jelaskan manfaat cuaca bagi kehidupan sehari-hari (ekonomi, sosial dan budaya) (5) Adakah keterkaitan antara lapisan udara

dengan peristiwa cuaca dan iklim, jelaskan!

(6) Berdasarkan wacana, apakah dampak peristiwa yang ada bagi pertanian dan industri serta pariwisata?

(39)

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

• Dilanjutkan dengan mengasosiasikan/

mengolah informasi tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia yang sudah dikumpulkan dari kegiatan mengamati gambar dan menjawab pertanyaan yang ada untuk menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya/

Mengkomunikasikan: presentasi, menyampaikan hasil pengamatan dan penyusunan data dari hasil kerja kelompok tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia serta kegunaan prakiraan cuaca dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Menganalisis dengan cara melakukan Refleksi: mengundang salah satu

perwakilan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3. Kegiatan Penutup

• Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan pembelajatran

• Guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

• Guru juga membimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh akttivitas pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dapat dikaitkan difokuskan pada perilaku ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui akktivitas pembelajaran Perilaku ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, objektif;

jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; kritis;

kreatif; dan inovatif.

c. Project Based Learning (PjBL) 1. Langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran dalam model Project Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut;

(40)

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar atau penugasan proyek (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor

(41)

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e. Menilai Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.

2. Peran Guru dalam PJBL

a. Merencanakan dan mendesain pembelajaran b. Menentukan strategi pembelajaran

(42)

c. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa

d. Mencari keunikan siswa

e. Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian

f. Membuat portofolio pekerjaan siswa 3. Peran Peserta Didik dalam PJBL

a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir b. Melakukan riset sederhana

c. Mempelajari ide dan konsep baru d. Belajar mengatur waktu dengan baik

e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok f. Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan

g. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)

d. Inquiry Based Learning (IBL)

Langkah-langkah dalam model inquiry based learning terdiri atas:

1) Mengamati berbagi fenomena alam yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena.

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai sumber.

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau

(43)

membuat prediksi yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan.

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

6. Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran Kurikulum 2013, maka sebuah model pembelajaran yang dikembangkan harus dapat mendorong dan memotivasi peserta didik dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan inspiratif. Selain itu model yang digunakan juga harus dapat mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam kegaiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.

Cara menentukan sebuah model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran akan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pada masing-masing mata pelajaran.

Secara umum, hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

a. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik mata pelajaran, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran tertentu tidak menggunakan model yang diuraikan di atas, tetapi menggunakan model khusus untuk mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh untuk mata pelajaran IPS, menggunakan pembelajaran berbasis aneka sumber (Multy- Resources Based Learning).

b. Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD- KI 2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan

(44)

kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-KI 3 dan atau KD-KI 4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan atau keterampilan.

c. Kesesuaian model pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan kompetensi, misalnya untuk mengembangkan interaksi sosial, atau mengolah informasi.

d. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan saintifik.

Tabel 8. Contoh Analisis Model Pembelajaran

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas : XI

Semester : Gasal

Topik : Kondisi geografis Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Sub Topik Model Pembelajaran 1.3 Memahami

aktivitas

manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di

sekitarnya (dalam lingkup nasional) 4.3 Menceritakan aktivitas

manusia dalam hubungannya dengan

lingkungan geografis tempat tinggalnya (dalam lingkup nasional).

1.Menjelaskan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia;

2.Menyajikan hasil identifikasi/

temuan tentang fakta, konsep, dan prosedur terkait dengan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia) menggunakan model pemediaan berbentuk table, grafik, diagram, gambar/peta, atau media lainnya.

Kondisi geografis Indonesia

Discovery Learning (Peserta didik berusaha menemukan fakta, konsep dan prosedur terkait

dengan kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna) Indonesia)

(45)

B. Penilaian

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran IPS

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, keberhasilan proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta didik, menentukan tindak lanjut pembelajaran, laporan hasil belajar peserta didik, dan pertanggungjawaban (accountability) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

Penilaian dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau layanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan instrument yang berupa: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS

a. Penilaian pembelajaran IPS mengacu pada ketuntasan KD

Dalam pembelajaran IPS, ketuntasan penilaiannya

Gambar

Tabel 2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SMA-LB  Tunadaksa Kelas - X
Tabel 3. Alokasi waktu (JP) untuk SMA-LB Tunadaksa Kelas-X
Tabel 6.  Contoh Penerapan Pembelajaran Penemuan Pada Mata  Pelajaran IPS.
Gambar 1. Skema Penilaian Sikap
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik