• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 2 PELAKSANAAN PEMOLISIAN MASYARAKAT, FKPM,

2. Model-Model Polmas

Strategi Polmas sebagai wujud pemolisian modern dalam Negara Demokrasi yang Plural yang menjunjung tinggi hak azasi manusia, diterapkan melalui model-model Polmas yang dikembangkan melalui:

a. Modifikasi pranata sosial dan pola pemolisian masyarakat tradisional.

b. Intensifikasi fungsi Polri di bidang pembinaan masyarakat.

c. Penyesuaian model Community Policing dari Negara-negara lain.

Model Polmas yang diterapkan disuatu kewilayahan tidak selalu sama dengan model Polmas yang diterapkan dikewilayahan lainnya.

Model Polmas yang akan diterapkan sangat ditentukan oleh kebutuhan dan efektifitas dari masing-masing model untuk wilayah tertentu. Bisa saja satu wilayah akan mengadopsi satu model, dua model atau tiga model.

Berikut model penerapan Polmas :

a. Model A, berupa pendayagunaan pranata sosial (tradisional dan modern).

Polmas Model A diterapkan melalui:

1) Pembinaan keamanan swakarsa, meliputi:

a) Sistem keamanan lingkungan:

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 29 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA

(1) Ronda kampung atau nama lain sesuai dengan sebutan didaerahnya, antara lain jaga baya (Jawa), pecalang (Bali).

(2) Ronda di kawasan pemukiman.

b) Satuan pengamanan.

c) Sukarelawan pengatur lalu lintas.

d) Patroli keamanan sekolah.

e) Pramuka satuan karya Bhayangkara.

2) Penitipan eksistensi FKPM atau sebutan lainnya ke dalam pranata adat antara lain:

a) Tuha Peuet (Aceh).

b) Dalihan Na Tolu (Batak).

c) Tungku Tigo Sajarangan (Sumatera Barat).

d) Rembug Pekon (Lampung).

e) Masyarakat Pakraman (Bali).

f) Mapalus (Sulawesi Utara).

g) Saniri Negeri (Maluku). dan h) Tua–tua Adat (Papua).

b. Model B, berupa intensifikasi fungsi Polri di bidang pembinaan masyarakat.

Polmas Model B diterapkan melalui:

1) Pendekatan pelayanan Polri kepada masyarakat, antara lain:

a) Call centre Polri 110, NTMC (National Traffic Manajement Centre), dan TMC (Traffic Manajement Centre).

b) Pelayanan reaksi cepat (quick response).

c) Balai Layanan Kamtibmas Keliling (BLKK).

d) Pelayanan Samsat keliling.

e) Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) keliling.

f) Sentra Pelayanan Masyarakat (SPM).

g) Pelayanan izin operasional Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) dan Kartu Tanda Anggota (KTA) Satpam, secara on line.

h) Pelayanan Pengaduan Masyarakat (Dumas).

i) Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 30 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA

j) Pelayanan informasi dan dokumentasi kepolisian.

k) Peningkatan hubungan dan koordinasi dengan Lembaga Masyarakat Kelurahan/Desa (LMK/LMD).

2) Bimbingan dan penyuluhan, antara lain:

a) Memberikan bimbingan Kamtibmas kepada warga masyarakat dengan cara antara lain sosialisasi, konsultasi, audiensi, mediasi, negosiasi.

b) Memberikan penyuluhan Kamtibmas.

c) Penyampaian pesan-pesan Kamtibmas.

3) Patroli yang dilakukan secara dialogis, antara lain:

a) Patroli dari rumah ke rumah (door to door).

b) Patroli sambang kampung.

c) Patroli kamandanu (patroli jarak jauh).

d) Patroli blok.

e) Patroli beat.

f) Patroli sambang nusa.

4) Intensifikasi hubungan Polri dengan komunitas, antara lain:

a) Komunitas intelektual.

b) Komunitas profesi.

c) Komunitas hobi.

d) Komunitas olahraga.

e) Komunitas seni budaya.

f) Komunitas tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat.

g) Komunitas Kelompok Sadar Kamtibmas (Pokdarkamtibmas).

5) Koordinasi, pengawasan, dan pembinaan (Korwasbin) teknis kepolisian, meliputi:

a) Kepolisian Khusus (Polsus).

b) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

c) Bentuk-bentuk Pengamanan Swakarsa.

6) Intensifikasi kegiatan fungsi-fungsi teknis kepolisian, meliputi:

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 31 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA a) Binmaspol yang terdiri dari:

(1) Penempatan minimal satu

Bhabinkamtibmas pada setiap desa/kelurahan.

(2) Pembinaan Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP).

(3) Deradikalisasi kelompok ekstrim.

b) Sabhara antara lain:

(1) Police Back Bone Quick Response.

(2) Pengamanan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum secara humanis.

c) Lalu lintas antara lain:

(1) Polisi Sahabat Anak.

(2) Polisi Cilik.

(3) Pelopor Keselamatan Berlalulintas.

(4) Patroli Keamanan Sekolah.

(5) Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas.

d) Reserse antara lain:

(1) Kring Reserse.

(2) Pelayanan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP).

e) Intelijen Keamanan antara lain:

(1) Pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Izin Keramaian, Surat Izin Penggunaan Senjata Api, dan Surat Izin Bahan Peledak.

(2) Pengembangan jaringan intelijen.

f) Kepolisian Perairan antara lain terdiri dari:

(1) Melakukan kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas transportasi laut yang ada di wilayah perairan atau pesisir pantai.

(2) Memberdayakan potensi masyarakat atau komunitas perairan yang dapat mendukung terciptanya kamtibmas yang kondusif di perairan.

(3) Patroli dialogis di perairan.

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 32 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA g) Kepolisian Udara antara lain terdiri dari:

(1) Melakukan kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas transpotasi udara.

(2) Memberdayakan potensi masyarakat atau komunitas transpotasi udara yang dapat mendukung terciptanya kamtibmas yang kondusif.

h) Kepolisian Satwa antara lain terdiri dari:

(1) Melakukan kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas yang berkaitan dengan hewan.

(2) Memberdayakan potensi masyarakat atau komunitas yang berkaitan dengan hewan yang dapat mendukung terciptanya kamtibmas yang kondusif.

i) Kepolisian Objek Vital antara lain terdiri dari:

(1) Melakukan kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas objek nasional atau daerah, kementerian, lembaga, badan, perusahaan swasta dan atau asing, untuk mendukung terciptanya kamtibmas yang kondusif.

(2) Bekerja sama dengan masyarakat atau komunitas yang berada di lokasi sekitar objek vital nasional dan daerah untuk mencegah dan menanggani gangguan ketertiban masyarakat.

j) Brigade Mobile, antara lain:

(1) Melaksanakan penanggulangan terhadap huru hara.

(2) Memberikan pelayanan SAR dalam rangka mengamankan dan menyelamatkan warga masyarakat dari bencana alam maupun kecelakaan.

7) Koordinasi dan kerja sama di bidang Kamtibmas dengan Badan/Lembaga/Instansi/Swasta antara lain:

a) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

b) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 33 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA c) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

d) Badan Nasional Pengawasan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

e) Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia dan Swasta (PPTKIS).

f) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

g) Badan Nasional Narkotika (BNN).

h) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

i) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

j) Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas).

k) Kementerian/Lembaga yang

memiliki/membawahi kepolisian khusus.

l) Pemerintah Daerah.

m) Organisasi pengusaha. dan n) Organisasi Bantuan Hukum.

c. Model C, berupa pengembangan konsep Polmas dari negara Jepang (Koban dan Chuzaiso), Australia, New Zealand, dan Inggris (Neighbourhood Watch) di Indonesia.

Polmas Model C dapat diterapkan Polri sesuai dengan karakteristik masyarakat di masing-masing daerah.

Polmas Model C dapat diterapkan Polri sesuai dengan karakteristik masyarakat di masing-masing daerah.

Penerapan Model Polmas di kewilayahan disesuaikan dengan karakteristik wilayah, masyarakat dan sasaran Polmas yang ditentukan oleh masing-masing Pimpinan satuan kewilayahan.

1) Dalam pelaksanaan Polmas, dibentuk pilar Polmas di tingkat:

a) Provinsi.

b) Kabupaten/kota.

c) Kecamatan.

d) Desa/kelurahan.

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 34 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA

2) Pilar Polmas di tingkat provinsi yaitu Kapolda dengan mengikutsertakan:

a) Pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD).

b) Tokoh masyarakat.

c) Tokoh agama.

d) Tokoh adat.

e) Pimpinan media massa.

f) Cendekiawan/civitas akademika.

g) Pimpinan LSM/Ormas.

h) Pimpinan organisasi pemuda.

i) Pimpinan organisasi perempuan.

3) Pilar Polmas di tingkat kabupaten/kota yaitu Kapolres dengan mengikutsertakan:

1) Pimpinan FKPD.

2) Tokoh masyarakat.

3) Tokoh agama.

4) Tokoh adat.

5) Pimpinan media massa.

6) Cendekiawan/civitas akademika.

7) Pimpinan LSM/Ormas.

8) Pimpinan organisasi pemuda.

9) Pimpinan organisasi perempuan.

4) Pilar Polmas di tingkat kecamatan yaitu Kapolsek dengan mengikutsertakan:

1) Pimpinan Muspika.

2) Tokoh masyarakat.

3) Tokoh agama.

4) Tokoh adat.

5) Pimpinan media massa.

6) Cendekiawan/civitas akademika.

7) Pimpinan LSM/Ormas.

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 35 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA 8) Pimpinan organisasi pemuda.

9) Pimpinan organisasi perempuan.

5) Pilar Polmas di tingkat desa/kelurahan yaitu Bhabinkamtibmas dengan mengikutsertakan:

a) Kepala Desa/Lurah.

b) LMK/LMD.

c) Tokoh masyarakat.

d) Tokoh agama.

e) Tokoh adat.

f) Pimpinan media massa.

g) Cendekiawan/civitas akademika.

h) Pimpinan LSM/Ormas.

i) Pimpinan organisasi pemuda.

j) Pimpinan organisasi Perempuan

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 36 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA

POKOK BAHASAN 2

FKPM, SISKAMLING, POKDARKAMTIBMAS DAN WASDAL

1. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM).

a. Tugas FKPM meliputi:

1) Mengumpulkan data, mengidentifikasi permasalahan, dan mempelajari karakteristik potensi gangguan kamtibmas yang ada di lingkungannya.

2) Ikut serta mengambil langkah-langkah yang proporsional dalam rangka pelaksanaan fungsi kepolisian umum dan fungsi bimbingan/penyuluhan.

3) Membahas permasalahan sosial aspek kamtibmas yang bersumber dari wilayahnya dengan memberdayakan masyarakat yang berkompeten atau konsultan dan menemukan akar permasalahan serta menentukan jalan keluar untuk pemecahannya.

4) Membahas dan menetapkan program kerja dengan memperhatikan skala prioritas termasuk melakukan evaluasi dan revisi bila diperlukan.

5) Mengajukan rancangan/proposal program kerja kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan anggaran.

6) Melaksanakan program kerja yang telah dibuat sesuai dengan dukungan anggaran yang tersedia (yang bersumber dari pemerintah daerah atau swadaya anggota FKPM/pihak swasta).

7) Secara terus-menerus memantau kegiatan warga dari aspek keamanan dan ketertiban di wilayahnya serta wilayah yang berdekatan dengannya.

8) Menampung keluhan/pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kamtibmas dan masalah sosial lainnya serta membahasnya bersama dengan Bhabinkamtibmas/pengemban Polmas untuk mendapatkan solusi.

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 37 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA b. Wewenang FKPM meliputi:

1) Membuat kesepakatan tentang hal-hal yang perlu dilakukan atau tidak dilakukan oleh warga sehingga merupakan suatu peraturan lokal dalam lingkungannya.

2) Secara kelompok atau perorangan mengambil tindakan kepolisian (upaya paksa) dalam hal terjadi kejahatan/tindak pidana dengan tertangkap tangan.

3) Memberikan pendapat dan saran kepada kapolsek baik

tertulis maupun lisan mengenai

pengelolaan/peningkatan kualitas keamanan/ketertiban lingkungan.

4) Turut serta menyelesaikan perkara ringan atau perselisihan antarwarga yang dilakukan oleh petugas Polmas.

c. Hak FKPM, meliputi:

1) Mendapatkan fasilitas baik materiil maupun nonmateriil sesuai yang ditetapkan atau disepakati forum khusus, aparat desa dan dukungan warga.

2) Mendapat dukungan anggaran dari pemerintah daerah sepanjang tercantum dalam program kerja untuk pemecahan masalah-masalah sosial dalam rangka pembinaan kamtibmas dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

d. Kewajiban FKPM, meliputi:

1) Menjunjung hak asasi manusia dan menghormati norma-norma agama, adat/kebiasaan dan kesusilaan masyarakat setempat.

2) Bersikap jujur dalam menjalankan tugas.

3) Tidak diskriminatif dan tidak berpihak dalam menangani perselisihan/pertikaian.

4) Mengutamakan kepentingan umum/tugas di atas kepentingan pribadi.

5) Bersikap santun dan menghargai setiap orang serta bersikap dan berperilaku yang dapat menjadi contoh dan teladan masyarakat.

6) Mengelola administrasi dan keuangan forum secara transparan dan bertanggung jawab.

PEMOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) 38 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI SUMBER SARJANA e. Larangan FKPM meliputi:

1) Membentuk suatu-satuan tugas (Satgas-satgas).

2) Menggunakan atribut dan emblim (lambang/simbol) Polri dalam organisasi Forum.

3) Tanpa bersama pengemban Polmas, menangani sendiri penyelesaian kasus-kasus kejahatan dan pelanggaran.

4) Melakukan tindakan kepolisian (upaya paksa) terhadap kasus kejahatan, kecuali dalam keadaan tertangkap tangan.

5) Mengatasnamakan atau mengkait-kaitkan hubungan Polmas/FKPM dalam melakukan kegiatan politik praktis.

Dalam rangka mengimplementasikan kemitraan antara Polri dengan masyarakat, Bhabinkamtibmas dapat mendorong masyarakat membentuk FKPM atau menitipkan eksistensi FKPM ke dalam pranata adat atau nama/istilah lain dalam bahasa daerah tertentu atas dasar kesepakatan masyarakat setempat.

FKPM bersifat independen, mandiri, dan dalam kegiatannya bebas dari campur tangan pihak manapun. Dalam pelaksanaan tugasnya, FKPM menggunakan Balai Kemitraan Polri dan Masyarakat (BKPM) sebagai pusat kegiatan. Dalam hal fasilitas yang belum tersedia, dapat menggunakan fasilitas lain yang ada di desa/kelurahan atas kesepakatan anggota FKPM.

Dokumen terkait