BAB II KAJIAN PUSTAKA
3. Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning merupakan model yang digunakan untuk memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru. Pada discovery learning, guru membimbing peserta didik untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Discovery learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif
15
menemukan pengetahuan sendiri (Hadiono,2016:3). Model pembelajaran ini menekankan agar peserta didik mampu menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya namun tidak tanpa bimbingan dan pengawasan guru agar pembelajaran yang mereka dapatkan terbukti benar. Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme (Kemendikbud, 2013: 258).
Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk memecakan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru (Mulyatiningsi, 2012:233). Hosnan menyatakan dalam Astuti (2018:2) Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan senantiasa dan tahan lama dalam ingatan. Saifuddin dalam Kristin (2016:2) discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses awal sampai akhirnya untuk didapatkan suatu kesimpulan. Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung meminta peserta didik untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut.
Jadi dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran penemuan konsep sendiri atau mencari informasi sendiri dengan cara menyelidiki, mengumpulkan data sendiri. Model pembelajaran discovery learning juga dapat disimpulkan bahwa peserta didik didorong untuk belajar sendiri secara mandiri, mudah dilakukan dan menyenangkan sehingga diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep untuk memperoleh pengalaman. Dalam proses pembelajaran guru sebagai fasilitator dan pembimbing, sedangkan untuk peserta didik
terlibat aktif dalam pembelajaran. Discovery merupakan suatu pembelajaran dikembangkan berdasarkan kontruktivisme.
b. Karakteristik Discovery Learning
Dalam mengaplikasikan karakteristik discovery learning adalah guru berperan sebagai pembimbing, dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Model discovery learning ini bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, akan tetapi peserta didik melakukan kegiatan mencari, menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, dan membuat kesimpulan.
Karakteristik discovery learning menurut Rusman (2013: 44) pembelajaran ini memiliki karakter yang dapat ditemukan ketika pembelajaran berlangsung, berikut tiga karakter tersebut: a) Peran guru sebagai pembimbing; b) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan; c) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.
Dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik discovery learning adalah guru sebagai pembimbing. Peserta didik belajar secara mandiri tampa bantuan dari guru, dan bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi sehingga mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran. Peserta didik melakukan menghimpun informasi-informasi berupa persoalan yang merangsang keingin tahuan peserta didik terhadap materi yang dipelajari, peserta didik mengumpukan informasi sebanyak mungkin dan membandingkan dengan teori yang ada, kemudian peserta didik mengkategorikan dan semua informasi yang didapatkan, peserta didik menarik kesimpulan dari data dan informasi yang didapatkan.
17
c. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning 1) Kelebihan Discovery Learning
Menurut Roestiyah (2008:21) kelebihan pembelajaran Discovery learning yaitu 1) Pembelajaran ini mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penggunaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan peserta didik; 2) Peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individu; 3) Dapat membangkitkan kegiatan belajar para peserta didik; 4) proses pembelajaran mampu memberikan kesempatan untuk berkembang dan maju kepada peserta didik 5) Mampu meningkatkan cara belajar peserta didik belajar, sehingga motivasi belajar peserta didik meningkat; 6) Membantu peserta didik untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri; 7) Strategi itu berpusat pada peserta didik tidak pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator saja yang membantu bila diperlukan.
Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keunggulan discovery learning adalah dapat meningkatkan keterampilan kognitif peserta didik dan dapat membangkitkan gaira belajar peserta didik, meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. Peserta didik menemukan/ membentuk konsep sendiri, dan peserta didik mampu belajar secara mendiri.
2) Kelemahan Discovery Learning
Menurut Roestiyah (2012:21) kelemahan pembelajaran Discovery Learning yaitu: a) Tidak semua peserta didik mampu melakukan pembelajaran dengan discovery learning; b) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil; c) Bagi guru dan peserta didik yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan; d) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/ pembentukan sikap dan keterampilan bagi peserta didik; e) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.
Berdasarkan pendapat di atas kelemahan discovery learning adalah tidak semua peserta didik bisa paham dengan cepat dalam pembelajaran. Peserta didik yang terbiasa dengan model pembelajaran ceramah akan kecewa bila digantikan dengan model pembelajaran discovery learning. Teknik ini kurang efektif jika digunakan untuk jumlah kelas yang banyak. Kurangnya tingkat berfikir kreatif peserta didik.
d. Ciri-Ciri Discovery Learning
Model discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki dan mengumpulkan data sendiri. Belajar dengan model pembelajaran discovery learning bisa merubuh proses pembelajaran yang pasif menjadi lebih aktif. Model discovery learning ini memiliki ciri tersendiri sehingga dapat ditemukan perbedaan dengan model pembelajaran lainnya.
Berikut ini adalah ciri-ciri discovery learning yang dikemukakan oleh Firolasia (2016:2) yaitu: a) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; b) Berpusat pada peserta didik; c) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Berikut ini adalah ciri-ciri discovery learning yang menurut Syamsul (2012: 80) yaitu a) Pada Pembelajaran penemuan atau discovery terbimbing merupakan salah satu bagian dari pembelajaran penemuan yang banyak melibatkan peserta didik dalam kegiatan
19
belajar mengajar; b) Merupakan kombinasi antara pembelajaran langsung dengan pembelajaran tidak langsung; c) Ada hubungan yang kuat antara dominasi guru dengan kesiapan mental peserta didik; d) Pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pelaksana sedangkan guru hanya sebagai fasilitator; e) Pembelajaran yang menitik beratkan pemecahan masalah oleh peserta didik dengan bimbingan guru.
Menurut Ma’arif ciri-ciri discovery learning terdiri dari lima ciri yaitu pembelajaran discovery terbimbing, guru sebagai fasilitator dan peserta didik aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dikombinsikan dalam pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Dalam pembelajaran discovery menitik beratkan pemecahan masalah yang muncul dari dalam peserta didik.
Ciri pembelajaran discovery learning ini menunjukan adanya pengembangan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan yang baru ditemukan dengan pengetahuan peserta didik sebelumnya. Berikut ini adalah ciri-ciri discovery learning menurut Mulyatiningsih (2012:236) adalah: 1) Guru sebagai pembimbing; 2) Peserta didik bertindak sebagai seorang penemuan, peneliti, dan ilmuan.
Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengekporasi dan memecahkan masalah, berpusat pada peserta didik dan menghubungkan pengetahuan baru dengan yang pengetahuan yang sudah ada. pembelajaran discovery terbimbing, guru sebagai fasilitator dan peserta didik aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dikombinsikan dalam pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Dalam pembelajaran discovery menitik beratkan pemecahan masalah yang muncul dari dalam peserta didik.
e. Langkah-Langkah Discovery Learning
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif. Dalam mengaplikasikan komponen discovery learning di kelas, ada beberapa komponen model discovery learning terdiri dari 6 langkah atau prosedur sebagai mana yang dinyatakan oleh Sabri (2004:244) sebagai berikut: a) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan); b) Problem Statement (pernyataan/ identifikasi masalah); c) Data Collection (pengumpulan data); d) Processing (pengolahan data); e) Verification (pembuktian); f)Generalization (menarik kesimpulan) Sebuah kelas dikatakan telah menerapkan atau menggunakan model pembelajaran discovery learning apabila telah menerapkan enam komponen tersebut dalam pembelajaran.
Lebih jelasnya prosedur yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning pada kegiatan belajar mengajar sebagai berikut: Stimulation (stimulasi/pemberian ransangan) yaitu guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang persoalan yang meransang keingin tahuan peserta didik untuk menyelidikinya. Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah) yaitu guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan pembelajaran. Data Collection (pengumpulan data) yaitu peserta didik disuruh untuk mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber. Processing (pengolahan data) yaitu peserta didik mengelola semua informasi yang telah diperoleh dari sumber. Verification (pembuktian) yaitu guru melakukan membuktikan dari informasi Processing yang telah didapatkan dan dibandingkan dengan teori yang ada. Generalization (menarik kesimpulan) yaitu guru menarik kesimpulan dari verification yang
21
dapat dijadikan prinsip umum, berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
Langkah-langkah model pembelajan menurut para ahli adalah sebagai berikut 1) suryanti (2010) adalah: a) Orientasi; b) Merumuskan masalah; c) Menyusun hipotesis; d) Mengumpulkan data; e) Menguji hipotesis; f) Merumuskan kesimpulan. 2) Hamalik (2013) adalah: a) Mengajukan pertanyaan terhadap suatu gejala alami; b) Merumuskan masalah; c) Merumuskan hipotesis; d) Perancang pendekatan investigatif dalam bentuk eksperimen; e) melakukan eksperimen; f) Menyintesis pengetahuan; g) Memiliki sikap ilmiah ( Asih, 2014:82)
Jadi dari beberapa pendapat dapat dikatakan langkah-langkah discovery learning adalah (Stimulation) guru memberikan pertanyaan atau ilustrasi kepada peserta didik. (Problem statement) Guru mememberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan hipotesis. (Data Collection) Peserta didik melakukan eksperimen atau percobaan. (Prosesing) Peserta didik mengelolah data yang didapatkan dari eksperimen. (verification) Guru membuktikan kebenarannya dan membandingkan dengan teori. (Generalization) guru meminta peserta didik menarik kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum.