• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Interaktif

MEDIA PEMBELAJARAN MODERN

C. Media Pembelajaran Audio

2. Model Pembelajaran Interaktif

Dalam model ini, melalui media Audio peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktifdalam kegiatan pembelajaran, meskipun ajakan untuk ikut partisipasi tersebutsebenarnya hanyalah bersifat maya (semu).Dengan model interaktif seolah-olah terjadi komunikasi dua arah antara peserta didik dengan narrator yang membawakan materi pembelajaran dalam media audio. Ajakan untuk ikut berpartisipasi aktif tersebut dilakukan misalnya dengan memintapeserta didik untuk melakukan kegiatan menghitung, menulis, menirukan ucapanatau melafalkan, menjawab pertanyaan yang ditulis dalam buku catatan, membuatkarangan singkat, bertanya kepada ayah/ibu/saudara, mengamati lingkungan sekitar,melihat koran/majalah, melihat buku pelajaran yang ditunjukkan judul bukunyaberikut penulis-penerbit dan halamannya dan lain-lain. Ajakan untuk ikutberpartisipasi aktif bisa juga dilakukan dengan menanyakan berita penting yangterjadi pada hari itu misalnya yang dibaca dari koran, yang ditonton dari TV, yangdidengar dari radio atau yang didengar dari orang tua, teman, saudara dan lain-lain.

87 Dalam model interaktif umpan balik diberikan oleh media Audio itu sendiri, peserta didik diminta untuk mencocokkan jawabannya dengan jawaban-jawaban yang diberikan melalui media Audio. Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif.

Model interaktif cocok untuk kegiatan pembelajaran baik yang bersifat individual maupun kelompok. Namun jika pemanfaatannya secara individual, maka peserta didik dituntut untuk lebih aktif mencari solusi sendiri atas persoalan-persoalan yang mereka temui.

Dalam model ini peran peserta didik sangat menonjol sementara peran guru tidak terlalu sentral. Namun demikian guru tetap dituntut untuk memberikan penilaian atas hasil pekerjaan siswa (peserta didik).

Pemanfaatan Media Radio & Tape Recorder dalam Pembelajaran

Penggunaan media Audio dalam pembelajaran dibatasi oleh imajinasi guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi belajar siswa. Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (masteri learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi kembali bagian-bagian yang belum dipahaminya. Di lain pihak siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.

Bahan-bahan pelajaran yang telah direkam telah banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu. Misalnya rekaman suara berbagai jenis alat musik dapat digunakan untuk bercerita pada anak-anak, bermain, melakonkan cerita, nyanyian dll. Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan audio sebaiknya materi audio itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah yang bisa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan menyiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara untuk mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan

mencobakan materi itu, membuat catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi audio itu, dan menentukan apa yang akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian, dan motivasi siswa, bagian mana yang akan menjadi bahan utama diskusi dan yang mana yang dijadikan penilaian pemahaman siswa.

2. Membangkitkan kesiapan siswa. Dalam mempersiapkan murid untuk mendengar adalah (1) mengidentifikasi materi-judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat produksi (2) memberikan informasi latar belakang yang menarik tentang program itu, (3) membahas secara singkat bersama siswa mengenai topi dan memunculkan beberapa pertanyaan kunci dimana jawabannya diharapkan dapat memperoleh dari materi audio, (4) menjelaskan

88 mengapa siswa harus mendengarkan materi audio, bagaimana materi itu berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat ini dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh keuntungan dari materi.

3. Mendengarkan materi audio. Didorong anak untuk mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian pada materi audio, mendengarkan dengan pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan sadar menghubungkan dengan apa yang didengar dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibahas sebelum program dimulai

4. Diskusi materi program audio. Diskusi dimulai secara informal dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat umum seperti bagaimana(gagasan mana) yang paling berkesan dalam program itu? Setelah itu baru pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang telah

dipersiapkan seperti pertanyaan mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian? Diskusi ini selanjutnya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang anak memberi rangkuman program audio.

5. Menindak lanjuti program diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk

mempelajari lebih banyak tentang pelajaran itu di perpustakaan, membaca buku tes, menonton film yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan isi materi program audio itu. Untuk membuat kegiatan mendengar di luar kelas atau di rumah lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat digunakan antara lain , (1) melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan rekaman-rekaman dan siaran radio yang baik, (2) menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas-tugas sekolah, seperti mendorong siswa untuk membuat laporan atau diskusi berdasarkan hasil kegiatan mendengarkan di rumah, atau dengan memberi rekomendasi buku0buku yang berkaitan dengan program drama atau opera penting, (3) mendiskusikan dan memeriksa cara dimana kebiasaan belajar di rumah bisa ditingkatkan.

Untuk mengukur dan mengevaluasi sejauh mana perkembangan kemampuan anak

mendengar, memahami, dan menghargai materi audio perlu diberikan beberapa contoh sebagai berikut

1. Mengukur kemampuan anak memperoleh informasi dan pemahaman melalui materi audio dengan memberikan tugas untuk mendengar rekaman kuliah atau pidato

2. Perdengarkan satu bagian dari rekaman itu atau drama yang anak belum kenal. Tugaskan anak untuk mengidentifikasi berbagai unsur, seperti bicara, jenis kesempatan, waktu, peristiwa sebelum dan sesudahnya dan signifikasi gagasan-gagasan yang diungkapkan.

89 3. Perdengarkan seluruh atau sebagian drama, pidato, atau kuliah, kemudian mintalah siswa

secara kritis mengevaluasi apa yang telah didengarnya dengan memperhatikan pendapat dan gagasan, kwalitas drama, pengucapan pembicara, penekanan dan ekspresi, panjang pidato atau kuliah dan aspek lainnya.

4. Dengarkan sebagian dari sajian cerita – masalah, tetapi hentikan sebelum akhir cerita. Kemudian mintalah anak memberikan akhir cerita menurut versi mereka berdasarkan aplikasi, prinsip-prinsip, dan informasi yang berkaitan.

5. Perdengarkan bagian akhir yang dramatis saja dari cerita yang terkenal. Mintalah anak mengembangkan secara kreatif unsur-unsur dasar peristiwa yang mungkin diungkapkan sebelum akhir cerita yang telah didengarkan.

Kegunaan media audio yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran bahasa asing. Siswa dapat mendengarkan rekaman suara penutur asli bahasa asing yang dipelajarinya untuk dijadikan modal dalam latihan pengucapan.

Contoh pemanfaatan radio dan tape recorder dalam pembelajaran di taman kanak-kanak sebagai berikut.

a. Untuk kegiatan pengembangan fisik motorik misal digunakan ketika senam b. Untuk kegiatan pengembangan bahasa anak dapat mendengarkan cerita

c. Untuk kegiatan pengembangan seni misal digunakan menyanyi, menari, dan untuk mengiringi bermain drama.

d. Untuk kegiatan pengembangan emosional digunakan saat anak bermain drama dan anak menghayati sesuai alunan musik

e. Untuk kegiatan pengembangan nilai agama digunakan untuk mendengarkan lagu-lagu dan cerita-cerita rohani

f. Untuk kegiatan pengembangan sosial dapat digunakan menari berkelompok, di dalam menari ini anak dapat berdiskusi dan berkomunikasi dengan teman lainnya

g. Untuk kegiatan pengembangan kognitif digunakan mengajarkan mengenal abjad dan mengenal angka dengan menggunakan lagu-lagu sehingga anak akan tetap merasa senang dan tidak merasa sedang belajar.