• Tidak ada hasil yang ditemukan

1....Mod el pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran merupakan “landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

43

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.” 44 Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007), model pembelajaran adalah “suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.”45 Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. “Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa.”46 Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif adalah “model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik

44

Agus Suprijono, Cooperative…, h. 45-46 45

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 5

46

Isjoni, Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. ke-2, h. 5

(academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk

interpersonal skill.”47 Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. “Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.”48

Dalam matematika, “pembelajaran kooperatif akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika.”49 Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehinga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak dialami para siswa.

Menurut Stahl (dalam Isjoni, 2009), “dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, dan bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial.”50 Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Pentingnya hubungan antar teman sebaya di dalam ruang kelas tidaklah dapat dipandang remeh. “Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik adalah salah satu faktor penting dari pembelajaran kooperatif.

47

Yatim Riyanto, Paradigma Baru…, h. 271

48

Anita lie, Cooperative Learning, (Jakarta : PT Grasindo, 2008), cet VI, h. 29

49

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer…, h. 259

50

Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran.”51

Terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin (dalam Isjoni, 2009), yaitu “penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.”52

a....Peng hargaan Kelompok

Diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan.

b....Perta nggungjawaban Individu

Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.

c....Kese mpatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Roger dan David Johnson (dalam Agus Suprijono, 2009), mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut:53

a....Positi ve interdependence (saling ketergantungan positif)

51

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer…, h. 259 52

Isjoni, Cooperative Learning…, h. 23 53

Dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan, dan menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

b....Perso nal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.

c....Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

Ciri-ciri interaksi promotif diantaranya adalah saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, serta saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

d....Inter personal skill (komunikasi antar anggota)

Untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

e....Grou p processing (pemrosesan kelompok)

Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.

Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.54

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase, yaitu sebagai berikut:55

Tabel 1

Dokumen terkait