• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran Kooperatif berasal dari bahasa Inggris Cooperative Learning, cooperative artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu diantara satu dengan lainnya.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan social (social skill) termasuk interpersonal skill.23

Model pembelajaran kooperatif ditandai oleh struktur tugas, tujuan dan reward yang kooperatif. Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif didorang dan/atau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama dengan koordinasi yang baik diantara mereka.

Slavin dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah

23

4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat membuat siswa lebih bergairah dalam belajar.24

Sedangkan Jhonson dalam Isjoni berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa dituntut bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.25

Berdasarkan pendapat diatas artinya dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut mengutamakan penyelesaian tugas secara berkelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi kelompoknya dan kelompok-kelompok lain dalam kelas.

Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Tahapan pembelajaran kooperatif ada empat tahap yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim.26

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan

belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras, budaya dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada individual.27

Model pembelajaran kooperatif akan berjalan dengan baik pada kelas yang kemampuan siswanya merata, namun pada kelas yang kemampuan siswanya bervariasi lebih membutuhkan model ini. Secara

24

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 6

25

Isjoni, Cooperative Learning (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 15

26

H. Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan(Jakarta: Kencana Prenada Media Group2012), Cet. Ke-9 hal.248

27

H. Martinus Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa (Ciputat: Referensi, 2012) Cet ke-1, hal. 74-75

umum kelompok heterogen disukai oleh para guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hal ini karena beberapa alasan, antara lain kelompok heterogen memberi kesempatan untuk saling mengajar

(peer teaching) dan saling mendukung, kelompok ini untuk meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender dan kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang pada tiap kelompok yang memiliki kemampuan akademis tinggi guru mendapat satu asisten untuk stiap tiga oarang.28

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dapat menciptakan terjadinya interaksi yang positif baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan proses yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa mampu untuk belajar secara langsung dan belajar dari berbagai sumber belajar lainnya termasuk teman sebaya. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap peserta didik yang ada dalam suatu kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan peserta didik akan lebih dapat mengembangkan kemampuannya, komunikasi, serta bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif, melatih peserta didik untuk bertanggungjawab atas tugas yang diberikan dalam kelompoknya.

28

Anita Lie, Cooperative Learning (mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas),(Jakarta:PT Grasindo, 2009) hal. 43

b.Macam-macam Tipe PembelajaranKooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe hal ini biasanya disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan, diantara tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Achievement Divison) 2. Tipe Jigsaw

3. Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) 4. Tipe Make a Match (Membuat Pasangan)

5. Tipe TGT (Team Game Tournaments) 6. Tipe Snowball Throwing29

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Salah satu tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif adalah Cooperative Learning Tyipe Snowball Throwing, yang menurut

asal katanya adalah “bola salju bergulir” yang dapat diartikan sebagai

pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama siswa.30

Dilihat dari pendekatan yang digunakan, Tipe Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyaan akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya atau berbicara, tetapi mereka juga melakukan aktifitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya kepada siswa lain. Dengan demikian tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada giliranya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya.

29

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009) hal.279

30

Secara rinci langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diuraikan sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang telah disampiakan oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa yang lain.

6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan, diberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7) Evaluasi 8) Penutup31

d.Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat menjadi alternative mengatasi permasalan yang timbul di dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

menciptakan iklim diskusi yang banyak disukai oleh siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran kooperatif dengan tipe seperti ini juga merangsang siswa untuk aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran ini menekankan pada interaksi siswa dengan siswa, jadi pembelajaran tidak hanya didapat dari guru yang menjelaskan di depan

31

secara ceramah tetapi siswa dapat belajar dari siswa lain atau tutor sebaya.

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Kelebihan:

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan

snowball throwing dapat melatih kesiapan siswa antar siswa sehingga dapat saling memberikan pengetahuan.

2) Para siswa dapat melatih diri untuk menguasai materi di luar kepala dan tidak harus selalu terpaku pada buku

3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan pada teman lain

4) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman lain

5) Siswa akan mengerti makna kerjasama dalam memecahkan suatu masalah

6) Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab karena harus menjawab pertanyaan yang nantinya diterima oleh masing-masing siswa.

7) Siswa akan termotivasi dan terbiasa untuk berbicara didepan orang banyak

Kekurangan:

1) Pengetahuan tidak terlalu luas, hanya pengetahuan sekitar siswa dan membuat siswa menjadi tegang dan menunggu karena harus menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

2) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. 3) Kemungkinan kelas akan kurang kondusif32

32 Ibid.

f. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing dalam Pembelajaran

Dilihat dari pendekatan yang digunakan, Tipe Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyaan akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya atau berbicara, tetapi mereka juga melakukan aktifitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya kepada siswa lain. Dengan demikian tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada giliranya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya.

Secara rinci langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diuraikan sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil

ketuadari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

4) Ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada temannya.

5) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

6) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa yang lain.

7) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan, diberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 8) Evaluasi

9) Penutup33

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat menjadi alternative mengatasi permasalan yang timbul di dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing menciptakan iklim diskusi yang banyak disukai oleh siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran kooperatif dengan tipe seperti ini juga merangsang siswa untuk aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran ini menekankan pada interaksi siswa dengan siswa, jadi pembelajaran tidak hanya didapat dari guru yang menjelaskan di depan secara ceramah tetapi siswa dapat belajar dari siswa lain atau tutor sebaya.

3. Pendidikan IPS

Dokumen terkait