• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2. Model Pembelajaran SAVI

a. Pengertian SAVI

Metode mengajar banyak sekali tetapi tidak semua metode tersebut dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Dalam kenyataanya,

commit to user

13   

banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran dikelas terjadi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa, misalanya siswa kurang memperhatikan dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Untuk mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut maka dapat menerapkan pendekatan belajar SAVI.

Bobbi De Porter, dkk (2005:109) dalam bukunya Quantum Learning, mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. “Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis)”. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.

Meier (2002:91) “Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran”.

Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori, belajar Visual, dan belajar Intelektual. Jika keempat unsur SAVI ada dalam setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal. Unsur-unsur dalam metode SAVI :

1) Somatis (S) : Belajar dengan bergerak dan berbuat 2) Auditori (A) : Belajar dengan berbicara dan mendengar

3) Visual (V) : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan 4) Intelektual (I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung

Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas maka ada beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar SAVI yaitu :

1) Pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Selain menulis mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat-coret, menggambarkan. 2) Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui

penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang mendengar penjelasan langsung atau membaca teks dan merekamnya di kaset.

commit to user

3) Belajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas.

4) Belajar intilektual dengan cara merenung dan berpikir cara memecahkan masalah yang ada atau dengan cara mencari masalah baru dan menyelesaikannya. Dalam teks tertulis yang jelas atau dalam kehidupan sehari-hari.

SAVI singkatan dari Somatis, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik) teori kecerdasan ganda, pendidikan (holistic) menyeluruh, belajar berdasarkan pengelaman, belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Pembelajaran statika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran perhitungan statika. Misalnya, Siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep statika untuk memecahkan masalah sehari-hari. Siswa akan belajar sedikit tentang statika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan kemempuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan diagram, grafik dan

commit to user

15   

lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (A).

b. Prinsip Dasar Pembelajaran SAVI

Prinsip Dasar pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. 2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi. 3) kerjasama membantu proses pembelajaran.

4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.

5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. 6) emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

c. Karakteristik Pembelajaran SAVI

Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:

1) Somatis

”Somatis” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung). 2) Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat dari pada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan

commit to user

berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.

3) Visual

Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.

4) Intektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

Dokumen terkait