• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVIUNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X

TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

Skripi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan

Oleh :

WINARSIH SRI KUSHENY K 1506058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X

TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

Disusun Oleh :

WINARSIH SRI KUSHENY K 1506058

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari : Rabu

(4)

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at

(5)

commit to user v

ABSTRAK

Winarsih Sri Kusheny. K 1506058. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA DIKLAT PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN DI KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi. 2010. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta, (2) Efektfitas penerapan model pembelajaran SAVI ( Somatis Auditori Visual Inteliktual ) di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, berjumlah 30 siswa. Tindakan kelas diawali dengan membuat skenario pembelajaran model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual), membuat lembar observasi, membuat pedoman wawancara, membuat alat tes evaluasi serta menyiapkan dokumentasi. Validitas data menggunakan Triangulasi, member chek

dan Audit Trail. Teknik analisis menggunakan analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan alur siklus model spiral, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, disetiap siklus terdapat beberapa tahapan berupa perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk mengetahui hasil belajar tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan tes evaluasi. Tahap berikutnya dilakukan observasi berupa data yang akan dikumpulkan, dianalisis, dan direfleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, sebelum tindakan siklus: siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit, banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Statika. Hal ini tampak dari nilai raport yang dilaksanakan sebelum penelitian yaitu semester gasal tahun 2009/2010. Penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dengan model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual)mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi, hasil pengamatan dalam ranah afektif dan psikomotorik pada siklus I ke siklus II, tidak hanya itu peningkatan juga berasal dari dukungan guru dalam pmelaksanakan pembelajaran dengan model SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual).Kesimpulan penelitian adalah penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran statika kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode

SAVI (Somatis Auditori Visual Inteliktual) untuk meningkatkan hasil belajar statika misalnya: terdapat beberapa kendala diantaranya : masih terdapat sebagian kecil siswa yang belum terfokus pada saat dikelompokkan.

(6)

commit to user vi

MOTTO

Buku adalah lebah yang membawakan tepung sari dari satu pikiran ke pikiran lain

(james russel rowel)

Buku adalah pembimbing yang paing bijak dan terbuka serta guru yang paling

sabar (Charles w eliot)

Jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tetapi berbuatlah yang terbaik yang

kamu bisa (Benjamin Franklin)

Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan

(7)

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

 Ibu dan Ayah tercinta yang selalu ada disetiap langkah hidupku dan doaku  Kakek dan nenekku tersayang

 Tante dan Omku semua terimakasih telah memberi tumpangan selama aku

kuliah dan maaf kalau merepotkan  El, sepupuku semoga kita bisa tetap

saling mengisi dan melengkapi

 Arina, Ita, Aiomi indahnya kebersamaan kita

(8)

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa

atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Universitas

Sebelas Maret.

2. Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. AG.Thamrin, M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. H Suhardjono, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta

memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai

terselesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Sukatiman, ST, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana serta

memberikan dorongan dari awal hingga pelaksanaan, dan sampai

terselesainya penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang

(9)

commit to user ix

8. Bapak Drs.Sudharto M.A selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta

yang telah mengizinkan untuk penelitian di sekolah.

9. Ibu Elisa Dyah Novita, ST guru mata pelajaran statika sekaligus

pembimbing pada saat penelitian di SMK Negeri 5 Surakarta.

10. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan Angkatan Tahun

2006.

11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di

dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan

oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.

Surakarta, Desember 2010

(10)

commit to user x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

JUDUL ... ii

PERSETUJUAN... iii

PENGESAHAN... iv

ABSTRAK... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Praktis ... 5

2. Manfaat Teoritis ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Hakikat Pembelajaran Statika. ... 6

a. Pengertian Pembelajaran……….... 6

b. Pengertian Belajar………... ... 7

c. Prestasi Belajar... 7

d. Hasil Belajar... 9

(11)

commit to user xi

Halaman

2. Model Pembelajaran SAVI... ... 12

a. Pengertian SAVI... 12

b. Prinsip Dasar Pembelajaran SAVI... 14

c. Karakteristik Pembelajaran SAVI... 15

B. Kerangka Berpikir ... 16

1. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran SAVI... 16

2. Penerapan Model Pembelajaran SAVI ... 16

C. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Perencanaan Penelitian... 20

1. Tempat Penelitian... 20

2. Subyek Penelitian... 20

3. Waktu Penelitian ... 20

B. Prosedur Penelitian... 21

1. Rencana Tindakan Siklus I………. 23

2. Rencana Tindakan Siklus II……… 25

C. Instrumen Penelitian ... 27

1. Pedoman Observasi……… 27

2. Pedoman Wawancara……… 27

3. Tes……… . 27

4. Kajian dokumen……….. 28

D. Data dan Sumber Data………. 28

E. Teknik Pengumpulan Data……….. . 28

1. Metode Observasi……… 28

2. Metode Wawancara……… 29

3. Catatan lapangan………. 29

4. Metode Dokumentasi……….. 29

(12)

commit to user xii

Halaman

G. Analisis data………...……… 30

H. Tolok Ukur Keberhasilan.……… 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 33

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 33

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta... 33

2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta... 33

3. Profil Sekolah... 34

4. Struktur Organisasi ... 36

5. Kurikulum Yang Pernah Diberlakukan Di SMK Negeri 5 Surakarta... 39

6. Bidang Studi Keahlian Dan Program Studi Keahlian Di SMK Negeri 5 Surakarta... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 40

1. Perencanaan Penelitian Siklus I ... 40

2. Pelaksanaan Siklus I... 40

a. Tahap Perencanaan... 40

b. Proses Pelaksanaan Tindakan ... 41

c. Tahap Pengamatan ... 42

d. Hasil Evaluasi Siklus I………. ... 42

e. Refleksi………. ... 42

3. Perencanaan Penelitian Siklus II ... 43

4. Pelaksanaan Siklus II ... 44

a. Tahap Perencanaan... 44

b. Tahap Pelaksanaan ... 45

c. Tahap Pengamatan ... 46

d. Hasil Evaluasi siklus II………. 47

e. Refleksi ... 49

C. Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI... 54

(13)

commit to user xiii

Halaman

B. Saran ………... 54

C. Implikasi Penelitian... 55

(14)

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 20

Tabel 2 Susunan Jabatan di SMK Negeri 5 Surakarta... 36

Tabel 3 Hasi Belajar SAVISiswa Siklus I ... 42

Tabel 4 Hasil Belajar SAVISiswa Siklus II………... ... 46

(15)

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian... 19

Gambar 2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart ... 22

Gambar 3 Model Analisis Interaktif ... 31

Gambar 4 Denah Lokasi Penelitian... 34

Gambar 5 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 48

Gambar 6 Grafik Hasil Belajar SAVISiswa... 48

(16)

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Kelas Penelitian Siswa X Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta ... 59

Lampiran 2 Daftar Nilai Ulangan harian Sebelum Tindakan ... 60

Lampiran 3 Daftar Nama Kelompok... 62

Lampiran 4 RPP Siklus I Pertemuan 1... 63

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1... 67

Lampiran 6 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVIPeserta Didik Siklus I Pertemuan 1... 71

Lampiran 7 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik Siklus I Pertemuan 1... 74

Lampiran 8 RPP Sisklus I Pertemuan 2……… ... 76

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2... 80

Lampiran 10 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVISiklus I Pertemuan 2 ... 87

Lampiran 11 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I Pertemuan 2... 90

Lampiran 12 Kisi- Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 92

Lampiran 13 Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ... 93

Lampiran 14 Daftar Nilai Siklus I... 96

Lampiran 15 RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 98

Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1... 102

Lampiran 17 Lembar Observasi Hasil Belajar SAVIPeserta Didik Siklus II Pertemuan 1... 108

Lampiran 18 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik Siklus II Pertemuan 1 ... 111

Lampiran 19 RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 113

(17)

commit to user xvii

Halaman

Lampiran 21 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Peserta Didik

Siklus II Pertemuan 2 ... 120

Lampiran 22 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 122

Lampiran 23 Lembar Evaluasi Siswa Siklus II... 123

Lampiran 24 Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ... 127

Lampiran 25 Pedoman Wawancara Untuk Peserta Didik... 129

Lampiran 26 Pedoman Wawancara Untuk Pendidik …… ... 131

Lampiran 27 Catatan Lapangan Hasil Wawancara ………... 133

Lampiran 28 Siabus ………. 146

Lampiran 29 Dokumentasi Pengamatan ……….. 153

(18)

commit to user 1 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mewujudkan masyarakat cerdas harus dilakukan secara berkesinambungan

, karena tidak semua masyarakat Indonesia mau dan mampu menyerap seluruh

bidang pendidikan dengan mudah. Sistem pendidikan nasional harus mampu

menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi

dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukn

pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam

melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain

dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di

sekolah-sekolah. Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai

adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung,

komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan

oleh guru karena guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target

kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu upaya guru adalah

menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam

pembelajaran.

Jenis pendidikan kejuruan di Indonesia adalah Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).SMK merupakan wahana pendidikan di Indonesia yang yang

mencetak lulusan tenaga siap pakai serta memiliki keahlian dan keterampilan

sesuai kebutuhan dunia kerja.Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyiapkan

siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Sebagai landasannya adalah peraturan

pemerintah nomor 29/1990 : tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan

(19)

commit to user

lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.”. Dengan adanya hal

tersebut maka diharuskan suatu SMK yang mempunyai jurusan tentang konstruksi

bangunan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman bidang

konstruksi bangunan gedung.

Berdasarkan pengamatan awal di SMK Negeri 5 Surakarta dikelas X

Teknik Gambar Bangunan dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 28 anak

laki-laki dan 2 anak perempuan, dalam mata diklat statika cenderung guru yang

aktif dan siswa pasif. Mata diklat Perhitungan Statika Bangunan atau Statika

merupakan salah satu pelajaran produktif kelas X Teknik Bangunan SMK Negeri

5 Surakarta. Tujuan utama mempelajari Statika adalah untuk mempelajari

kekuatan-kekuatan dan stabilitas dari konstruksi bangunan dan bagian-bagian

bangunan.

Batas nilai tuntas dalam setiap mata diklat produktif adalah 75. Dalam

ujian statika, siswa yang tuntas mengerjakan ujian atau yang mendapatkan nilai

lebih dari 75 hanya ada sekitar 4-5 orang anak, dan yang lain harus mengikuti

ujian revisi untuk memperbaiki nilai tersebut. Guru selalu berusaha meningkatkan

motivasi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran supaya hasil setiap ujian

siswa akan mendapatkan nilai baik dan hasilnya akan selalu meningkat.

Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran statika sulit, rumit,

banyak rumus, serta penerapan dan manfaatnya sangat sedikit dalam kehidupan

manusia yang mengakibatkan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran

Statika. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar statika siswa rendah yaitu

faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi

belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal

adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan

belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat

menghambat kemampuan berpikir siswa dan keterampilan pemecahan masalah

sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk

mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pengajaran statika

(20)

commit to user

 

tentang apa yang dipelajari akan bertahan lama. Dalam hal ini hendaknya seorang

guru dapat membantu siswanya dalam membangun keterkaitan antara

pengetahuan dengan pengalaman lain guna memecahkan permasalahan

pembelajaran.

Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran

yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan

daya nalar dan kreatifitas siswa. Dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai

adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya pada guru meskipun

sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Strategi yang sering

digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam

diskusi dengan seluruh siswa. Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun

guru sudah mendorong siswa untuk berpartisipasi. Namun, kegiatan kelompok

tersebut cenderung hanya menyelesaikan tugas. Siswa yang berkemampuan

rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas. Sedangkan pada pembelajaran

kooperatif tujuan kelompok tidak hanya menyelesaikan tugas yang diberikan,

tetapi juga memastikan bahwa setiap kelompok menguasai tugas yang

diterimanya.

Gambaran permasalahan-permasalahan di atas perlu diperbaiki guna

meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh

karena itu guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif

yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi aktif dan

termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam

menguasai metode tersebut. Ada satu pendekatan pembelajaran yang bisa

dijadikan acuan guru dalam menumbuh kembangkan kreativitas siswa.

Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan SAVI (Somatis, Audiotori,

Visual, Intelektual).

B. Perumusan Masalah

Berdasarka Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini dapat

(21)

commit to user

1. Apakah model Pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK

N 5 Surakarta?

2. Bagaimana efektivitas penerapan model Pembelajaran SAVI dalam mata

pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5

Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam

perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI di kelas X Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta.

2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model Pembelajran SAVI dalam

mata pelajaran statika di kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5

Surakarta.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk :

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau

referensi tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

(22)

commit to user

 

c. Bagi Siswa

Dapat menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa agar

meningkatkan motivasi dan menciptakan daya tarik serta rasa senang belajar

statika selama pelajaran berlangsung.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti

khususnya yang terkait dengan penelitian yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)

2. Manfaat Teoritis :

a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan

relevan.

b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Pendidikan Teknik Sipil/

Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan

(23)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pembelajaran Statika

a. Pengertian Pembelajaran

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction” atau “pengajaran”.

Pengajaran mempunyai arti cara atau perbuatan mengajar atau mengajarkan

(Purwadarminta, 1976:22).

Menurut Gagne (Benny A. Pribadi, 2005:15) “Pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana dengan maksud untuk

memudahkan terjadinya proses belajar”.

Nana Sudjana (1996:7) menyatakan bahwa “ Pembelajaran adalah

kegiatan mengatur dan mengorganisasi lingkungan disekitar siswa yang dapat

mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar”.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:27) “ Pembelajaran

merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyedia sumber

belajar”.

Yusufhadi Miarso dalam Benny A. Pribadi (2005 : 15) Pembelajaran

sebagai aktivitas atau kegiatan yang berfokus pada kondisi dan kepentingan

pembelajar. Istilah pembelajaran digunakan untuk menggantikan istilah “

pengajaran “ yang lebih bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru

(teacher centered).

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka pembelajaran atau

instruksional/pengajaran mempunyai pengertian sebagai usaha sadar dan aktif

dari guru terhadap siswa, agar siswa berkeinginan untuk belajar yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan

(24)

commit to user

 

b. Pengertian Belajar

“Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

latihan” (Djamarah, 2002:11). Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan

tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar

mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan

belajar mengajar, menilai proses hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam

cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.

Pengertian belajar : (1) Memodifikasi atau memperteguh kelekuan melalui pengalaman, (2) Suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkunganya, (3) Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, (4) Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. (Uno, 2007:7).

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”

(Slameto, 2003:2).

Tujuan belajar merupakan komponen yang sangat penting, karena

semua komponen yang dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar

pencapaian tujuan belajar.

Berdasarkan pendapat di atas maka ada 3 ciri yang khas pada aktivitas

manusia, sehingga aktivitas tersebut disebut sebagai kegiatan belajar, yakni :

1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri

pelajar (individu yang belajar) baik actual maupun potensial.

2. Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang

berlaku dalam waktu yang lama.

(25)

commit to user

c. Prestasi Belajar

Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil yang

telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut Winkel

(1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”.

Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu

proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik

(2003:52) mengatakan “belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah

laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan

tingkah laku tang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman

dengan lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah

mengikuti pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya

dengan melihat hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

dikembangkan oleh guru setelah mengikuti asessment atau penilaian dan

evaluasi. Penilaian dan evaluasi ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar

siswa yang merupakan tujuan dari pembelajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ad dua yaitu faktor

intern dan eksetern :

1) Faktor Intern

a) Jasmani

Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra

penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indera peraba, dan

indera perasa), dan lain sebagainya.

b) Psikologis

Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga

menentukan prestasi belajar.

(26)

commit to user

 

Prestasi belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh

kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

2) Faktor Ekstern

a) Lingkungan Keluarga

Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar

belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan

sebagainya.

b) Lingkungan Sekolah

Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode

mengajar yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap

guru, evaluasi dan penilaian yang diterapkan, dan lain-lain.

c) Lingkungan Masyarakat

Prestasi belajar dipengaruhi oleh budaya yang berlaku, pergaulan dalam

masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti ( Oemar Hamalik, 2006 : 30 ).

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 250 - 251).

Benyamin Bloom ( Nana Sudjana, 2009 : 22) mengklasifikasikan kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

(27)

commit to user

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekpresif dan interpretative.

Berdasarkan dari berbagai pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 yaitu faktor dari dalam

dan faktor dari luar siswa :

1) Faktor dari dalam

a) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang

membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,

mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.

b) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar. Motivasi belajar yang kuat dari diri siswa dapat menciptakan

suasana belajar yang menggembirakan.

c) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar

maupun proses memperolehnya.

d) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi

dan cara pemerolehan bahan belajar, sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi

pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat

berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah

(28)

commit to user

11 

 

mempelajari dengan bahan yang lama. Siswa akan memanggil pesan dan

pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.

g) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Keberhasilan belajar siswa dapat ditunjukkan pada tahap ini. Kemampuan

berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan,

pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan

dan pengalaman.

h) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari

lingkungan.

i) Intelegensi

Menurut Wechler “intelegensi adalah suatu kecakapan global atau

rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara

baik, bergaul dengan lingkungan secara efisien” (Dimyati dan Mudjiono,

2002:245). Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan

masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

j) Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar yang tidak teratur dan belajar jika akan ada ujian,

merupakan kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat diperbaiki

dengan pembiasaan disiplin membelajarkan diri.

k) Cita-cita siswa

Cita-cita siswa sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan.Didikan memiliki

cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menengah didikan

pemilikan dan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah.

2) Faktor dari luar

a) Guru sebagai pembina belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Guru tidak hanya mengajar sesuai

(29)

commit to user b) Sarana dan prasarana

Prasana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruangbelajar, ruang ibadah,

ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alatdan fasilitas laboratorium dan berbagai media

pembelajaranyang lain.

c) Kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian ada 3 jenis, yaitu;

(1) Kebijakan sekolah

(2) Kebijakan wilayah

(3) Kebijakan nasional

d) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Siswa di sekolah membentuk lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai

lingkungan sekolah. Siswa yang diterima dengan baik di lingkungannya

akan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, sebaliknya jika

siswa tertolak maka siswa akan merasa tertekan.

e) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah berdasarkan pada suatu kurikulum.

Kurikulum disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan

kurikulum sekolah dapat berpengaruh terhadap siswa maupun guru.

e. Pengertian Perhitungan Statika Bangunan atau Statika

Perhitungan statika bangunan atau statika adalah ilmu yang

mempelajari kekuatan-kekuatan dan stabilitas dari konstruksi bangunan dan

bagian-bagian bangunan. Mata pelajaran ini diberikan kepada siswa SMK

kelas X jurusan teknik bangunan pada semester genap.

2. Model Pembelajaran SAVI

a. Pengertian SAVI

Metode mengajar banyak sekali tetapi tidak semua metode tersebut

(30)

commit to user

13 

 

banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran dikelas terjadi antara guru

dengan siswa ataupun antar siswa, misalanya siswa kurang memperhatikan

dan kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Untuk mengatasi

kelemahan dan hambatan tersebut maka dapat menerapkan pendekatan belajar

SAVI.

Bobbi De Porter, dkk (2005:109) dalam bukunya Quantum Learning,

mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. “Ketiga

modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas

kinistetik (somatis)”. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat,

pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran

kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.

Meier (2002:91) “Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah

pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual

dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada

pembelajaran”.

Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori,

belajar Visual, dan belajar Intelektual. Jika keempat unsur SAVI ada dalam

setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal. Unsur-unsur

dalam metode SAVI :

1) Somatis (S) : Belajar dengan bergerak dan berbuat

2) Auditori (A) : Belajar dengan berbicara dan mendengar

3) Visual (V) : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan

4) Intelektual (I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung

Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas maka ada beberapa ciri-ciri

yang mencerminkan gaya belajar SAVI yaitu :

1) Pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa

langsung mencoba sendiri. Selain menulis mereka suka berbuat saat

belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat-coret, menggambarkan.

2) Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui

penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang mendengar

(31)

commit to user

3) Belajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta

menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster

berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas.

4) Belajar intilektual dengan cara merenung dan berpikir cara memecahkan

masalah yang ada atau dengan cara mencari masalah baru dan

menyelesaikannya. Dalam teks tertulis yang jelas atau dalam kehidupan

sehari-hari.

SAVI singkatan dari Somatis, Auditori, Visual dan Intektual. Teori

yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak

kanan/kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial dan

kinestetik) teori kecerdasan ganda, pendidikan (holistic) menyeluruh, belajar

berdasarkan pengelaman, belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI

menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling

baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap

kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain

dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.

Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis,

kreatif dan hidup.

Pembelajaran statika dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika

keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran perhitungan

statika. Misalnya, Siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep statika

untuk memecahkan masalah sehari-hari. Siswa akan belajar sedikit tentang

statika dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka dapat belajar lebih

banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan atau

mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta memikirkan dan

mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh untuk diterapkan

dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat meningkatkan

kemempuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka secara

(32)

commit to user

15 

 

lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa yang

sedang mereka kerjakan (A).

b. Prinsip Dasar Pembelajaran SAVI

Prinsip Dasar pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated

Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.

2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

3) kerjasama membantu proses pembelajaran.

4) pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.

5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.

6) emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

c. Karakteristik Pembelajaran SAVI

Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori,

Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:

1) Somatis

”Somatis” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika

dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan

berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang

memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan

fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).

2) Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat dari

pada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan

(33)

commit to user

berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat

diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa

membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman

siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah,

membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja,

menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau

menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.

3) Visual

Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita

terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada

semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih

mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang

penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya

pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia

nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.

4) Intektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan

pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal

ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan

menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut.

Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung,

mencipta, dan memecahkan masalah.

B. Kerangka Berpikir

1. Meningkatkan Hasil Belajar Statika Melalui Model Pembelajaran SAVI

Hasil belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran.

Dalam hal ini pembelajaran statika masih banyak ditemukan masalah antara

(34)

commit to user

17 

 

sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Strategi

yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran SAVI.

Hasil belajar statika adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran statika berupa pemahaman dan penguasaan

materi dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik untuk masa kini

maupun masa yang akan datang. Untuk meningkatkan hasil belajar statika

dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk

belajar. Diperlukan model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak

memberikan peran kepada siswa sebagai subyek belajar, guru mengutamakan

proses daripada hasil. Pembelajaran yang menyenangkan, suasana

pembelajaran yang efektif sehingga hasil belajar statika diharapkan

meningkat.

2. Penerapan Model Pembelajaran SAVI

Dalam penelitian ini digunakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI

yaitu pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktifitas

intelektual serta melibatkan semua indera yang berpengaruh besar dalam

pembelajaran.

Dalam pembelajaran SAVI, guru menyatukan keempat unsur SAVI

dalam satu pembelajaran matematika. Pembelajaran dimulai dengan guru

memberitahukan materi yang akan diajarkan dan menyampaikan tujuan

pembelajaran. Guru kemudian membahas materi dengan ceramah dan tanya

jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar Auditori (A). Guru menerangkan

materi dengan menuliskan dipapan tulis materi titik berat garis dan bidang

datar sebagai bentuk dari penerapan belajar Visual (V). Selanjutnya, guru

memberikan beberapa soal yang berkaitan dengan materi titik berat gari dan

bidang datar yang telah diajarkan, untuk dikerjakan dalam diskusi kelompok,

yang setiap kelompok terdiri dari lima siswa, kemudian mempresentasikan.

Secara bersama-sama dengan bimbingan guru, semua kelompok mengevaluasi

hasil pekerjaan kemudian setelah dikoreksi hasil dikumpulkan, sebagai bentuk

(35)

commit to user

dengan materi titik berat garis dan bidang datar kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu sebagai bentuk belajar Intelektual (I).

Model pembelajaran SAVI diharapkan dapat membantu siswa dalam

hal belajar perhitungan statika. Model pembelajaran SAVI dijadikan salah satu

alternatif karena model pembelajaran SAVI menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

ketrampilan pemecahan masalah. Alasan lain adalah dilihat dari tujuannya,

SAVI membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan

masalah, dan kemampuan intelektual.

Model pembelajaran SAVI bisa dilakukan oleh siswa dengan

bekerjasama dalam kelompok kecil. Kerjasama memperbanyak peluang untuk

berbagi permasalahan yang ditimbulkan dan dialog untuk mengembangkan

ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir. Siswa dapat saling berkreasi

dengan cara menyampaikan ide dan bertukar pikiran untuk memecahkan

masalah. Selain itu siswa diharuskan melakukan penyelidikan untuk mencari

penyelesaian terhadap masalahnya, mengumpulkan dan menganalisis

informasi, mengembangkan hipotesis ,melakukan percobaan mengerjakan

soal-soal dan merumuskan kesimpulan. Dengan saling bertukar pikiran maka

emosi siswa dapat dilatih dengan baik untuk lebih menghargai pendapat orang

lain sehingga model pembelajaran ini sesuai untuk meningkatkan hasil belajar

statika

Pembelajaran statika dengan menerapkan model pembelajaran SAVI

berdampak positif bagi siswa yaitu siswa menjadi aktif dalam mengikuti

pembelajaran, karena pengalaman dan percobaan langsung siswa akan

berpengaruh besar terhadap hasil belajar, membuat guru untuk lebih

menguasai materi karena guru sebagai fasilitator harus menguasai materi dan

mampu mengembangkannya serta guru sebagai motivator yang mampu

memotivasi siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan

(36)

commit to user

19 

[image:36.595.103.515.101.539.2]

 

Gambar 1. Bagan kerangka berpikir penelitian

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka

hipotesis tindakan adalah: Dengan menerapkan model pembelajaran SAVI dalam

mata diklat statika dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X Teknik

Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta.

Guru menggunakan

model pembelajaran

SAVI Kondisi Awal

Melalui model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran statika

Siklus I

Guru belum menggunakan model

pembelajaran SAVI

Hasil nilai siswa rendah

Tindakan

Tes

Siklus

I Terselesaikan

Belum

Terselesaikan

Tes Siklus II

Terselesaikan Belum

Terselesaikan

(37)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Perencanaan Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta yang

beralamat di Jl.LU. Adisucipto No.42 Telp.(0271) 713916 Surakarta Kode Pos

57143 Alasan mengambil tempat penelitian ini adalah

a. SMK Negeri 5 Surakarta memerlukan evaluasi kegiatan belajar mengajar

supaya dapat menigkatkan kualitas hasil belajar statika.

b. SMK Negeri 5 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan

penelitian untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.

2. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 5 Surakarta

[image:37.595.110.516.230.500.2]

Tahun Pelajaran 2009/2010. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X Teknik

Gambar Bangunan SMK N 5 Surakarta yang berjumlah 30 orang.

3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan seperti dibawah ini :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan

1 Pengajuan Judul 14 Februari 2010 – 23 Februari 2010

2 Pembuatan Proposal 26 Februari 2010 – 3 Maret 2010

3 Seminar Proposal 19 April 2010

4 Perijinan Penelitian 22 April 2010 – 28 April 2010

5 Pelaksanaan Penelitian 3 Mei 2010 – 30 Juni 2010

[image:37.595.113.512.561.705.2]
(38)

commit to user

21 

 

B. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk

siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat

keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari

satu atau lebih pertemuan. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan

menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart (1998).

Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu

sebagai berikut :

1. Perencanaan tindakan

2. Pelaksanaan tindakan

3. Observasi

(39)
[image:39.595.156.529.77.635.2]

commit to user Gambar 22. Modifika

Evaluas

Evaluasi II

asi Model P

(Suhars i I

Penelitian Ti

simi Arikun SIKLUS

SIKLUS II Refleksi I

Observ

Observasi Refleksi II

indakan Ke

nto,2006 : 9 I

I asi

i I

las Kemmis

93)

Persiapa

s & Mc Tag Belum terselesaik

Perencan

Tindaka

Rencana T

Tindaka

Tinda Lanju an

ggart m

kan naan

an I

Terevisi

an II

(40)

commit to user

23 

 

Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Rencana tindakan siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis

masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi

2) Berkolaborasi dengan guru menentukan tindakan perbaikkan yaitu dengan

penerapan model pembelajaran SAVI

3) Berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk menyusun silabus, LKS, dan

skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran dengan model

pembelajaran SAVI

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa soal pretes dan postes beserta kisi-kisinya

5) Menyusun lembar observasi

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :

1) Tahap awal pembelajaran :

a) Guru mengucapkan salam

b) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran

c) Guru mengecek kehadiran siswa.

2) Tahap Inti Pembelajaran :

Secara garis besar tahapan pembelajaran SAVI :

a) Tahap 1. Somatis (S)

Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok. Guru

mengarahkan siwa supaya duduk bersama dengan kelompoknya.

Setelah berdiskusi kelompok siswa diharapkan dapat menuliskan

hasilnya dan mempresentasikan didepan kelas karena inti dari kegiatan

(41)

commit to user b) Tahap 2. Auditori (A)

Auditori adalah belajar dengan cara berbicara dan mendengar.

Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Kemudian guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan

supaya ada timbal balik dari siswa kepada guru atau sebaliknya. Siswa

diajak bersama-sama untuk mengemukakan idenya dalam pembahasan

soal tersebut.

c) Tahap 3. Visual (V)

Visual adalah belajar dengan cara melihat dan menggambarkannya.

Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan memberikan

contoh dalam kehidupan sehari-hari.

d) Tahap 4. Intelektual (I)

Intelektual adalah belajar dengan cara merenung untuk

memecahkan masalah. Guru memberikan soal untuk dibahas dalam

forum diskusi bersam kelompok masing-masing.

e) Tahap akhir Pembelajaran :

Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan pada inti

pembelajaran. Pertemuan berikutnya guru mengadakan evaluasi

individual siswa dengan mengadakan tes kemampuan kognitif.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati

aktivitas siswa dalam pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai

(42)

commit to user

25 

 

siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau

tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

Dari hasil tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Pada tahap ini

pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi, untuk

mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran statika. Hasil refleksi yang ada dijadikan

bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus

selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan

memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama

proses tindakan.

2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala

sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan

lapangan, dan lain-lain.

3) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario

pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam

tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah

dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan

pada siklus II.

2. Rencana tindakan siklus II

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada pada siklus I

2) Menetukan Indikator pencapaian hasil belajar.

b. Pelaksanaan

Pelaksaan program tindkan II mengacu pada identifikasi dan rumusan

(43)

commit to user Tahapan pembelajaran SAVI :

1). Tahap 1. Somatis (S)

Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok. Guru

mengarahkan siwa supaya duduk bersama dengan kelompoknya.

Setelah berdiskusi kelompok siswa diharapkan dapat menuliskan

hasilnya dan mempresentasikan didepan kelas karena inti dari kegiatan

somatis adalah bergerak.

2). Tahap 2. Auditori (A)

Auditori adalah belajar dengan cara berbicara dan mendengar.

Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Kemudian guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan

supaya ada timbal balik dari siswa kepada guru atau sebaliknya. Siswa

diajak bersama-sama untuk mengemukakan idenya dalam pembahasan

soal tersebut.

3). Tahap 3. Visual (V)

Visual adalah belajar dengan cara melihat dan menggambarkannya.

Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan memberikan

contoh dalam kehidupan sehari-hari.

4).Tahap 4. Intelektual (I)

Intelektual adalah belajar dengan cara merenung untuk

memecahkan masalah. Guru memberikan soal untuk dibahas dalam

forum diskusi bersam kelompok masing-masing.

c. Observasi

Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan

(44)

commit to user

27 

 

tindakan berlangsung. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

d. Refleksi

1) Melakukan evaluasi pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

2) Mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi untuk mendapat

kesimpulan diharapkan akhir siklus II ini penerapan SAVI dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran statika.

3. Rencana tindakan Siklus III (Bila diperlukan)

C. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh

kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai

dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran Statika. Tujuan tindakan

observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil

perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran (lembar observasi

terlampir).

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti

adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh

data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan

siswa dalam memahami pelajaran Statika. (Lembar wawancara terlampir).

3. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan alat lain yang digunkan

untuk mengukur ketrampilan,pengetahuan dan intelegasi kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok” ( Suharsimi Arikunto, 1998:25). Tes yang

digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami

(45)

commit to user

dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk

mengetahui peningkatan pemahaman siswa berupa soal- soal yang harus dijawab.

4. Kajian Dokumen

Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mencari dan mengumpulkan

data-data yang diperlukan melalui sumber data yang lain. Data ini berupa catatan

atau arsip SMK N 5 Surakarta yang berkaitan dengan obyek penelitian,misalnya

Rencana Pelaksanaan Pembelajran(RPP) dan silabus.

D. Data Dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

tes yang dilakukan terhadap siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK N 5

Surakarta berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran Statika.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan

SMK N 5 Surakarta dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen

sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru Statika

melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Data dalam

penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran Statika

dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari

tindakan yang mengajar. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah :

1. Metode Observasi

“Metode Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. (Suharsimi Arikunto,

1998:28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti

pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara

(46)

commit to user

29 

 

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh

peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan diadakannya wawancara adalah

untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai

penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran Statika. Pedoman

wawancara yang digunakan ada;ah “pedoman wawancara tidak terstuktur yaitu

pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang

ditanyakan”.(Suharsimi Ariunto, 2006:227).

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama

pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar

observasi bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang

dihadapi selama pembelajaran.

Catatan lapangan menurut Bagdad dan Biklen (Moleong,1990:153)

adalah “Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan

dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif”. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat

kejadian-kejadian yang penting pada saat proses pembelajaran Statika

berlangsung.

4. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas

X Teknik Gambar Bangunan , serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

F. Validitas Data

Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada

(47)

commit to user

a) Member chek, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi

yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara

mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir

pembelajaran.

b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti

secara kolaboratif oleh sekolah.

c) Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

d) Expert Opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti

kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan

temuan kepada pembimbing atau dosen.

Berdasarkan validasi di atas, maka validasi data yang akan digunakan oleh

peneliti yaitu member chek dan Triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah

wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran Statika. Peneliti memeriksa hasil wawancara

dan observasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum

tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta

mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas X pada saat

pembelajaran Statika.

G. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan secara

diskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis

interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis

interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses

(48)

commit to user

31 

 

Menurut Huberman (2007:20) proses analisis interaktif dapat digambarkan

dalam skema berikut :

Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta

transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa

sekumpulan informasi dalam bentuk naratif yang disusun, diatur dan diringkas

sehingga mudah dipahami, dilakukan secara bertahap dari kesimpulan sementara

kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.

H. Tolok Ukur Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini tercermin dengan adanya

peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa

yang tuntas belajar. Adapun keberhasilan yang harus dicapai sesuai dengan unsur

SAVI adalah 80%, Berikut unsur pembelajaran SAVI :

1. Somatis (S)

a. Kehadiran didalam kelas

b. Kerjasama dalam kelompok

c. Kesiapan dalam presentasi

Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan

[image:48.595.111.503.177.484.2]

Kajian Data Reduksi

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(49)

commit to user 2. Auditori (A)

a. Berinteraksi dengan guru

b. Berinteraksi dengan teman kelompok

c. Menghargai pendapat orang lain

3. Visual (V)

a. Perhatian mengikuti pelajaran

b. Teliti dan sistematis

c. Kerapian dalam tugas

4. Intelektual (I)

a. Kerjasama dalam memecahkan masalah

b. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok

(50)

commit to user

33 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962.

Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak

di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah

merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran

berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65

Statusnya di Negerikan terdiri dari (Dua) Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan

Gedung.

Kemudian setelah adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun

1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran,

kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran

diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang

terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta

Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang

dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

(51)

commit to user motivasi t mudah dij SM terdiri dar menunjang

1. Na

2. No

3. Pro

4. Ot

5. Ke

6. De

7. Jal

No

tersendiri ba

angkau, bai

MK Negeri

ri gedung d

g kegiatan b

ama Sekolah omor Statist opinsi onomi Daer ecamatan esa/Kelurah

lan & Nomo

omor

agi siswa ka

[image:51.595.176.444.238.498.2]

ik kendaraa 5 Surakart dan halaman belajar men Gambar 4 3 PR h tik Sekolah rah an or arena letak

an umum ma

ta menempa

n. Karena l

ngajar.

4 . Denah L

3. Profil Se

ROFIL SEK : SMK : 3210 : Jawa : Peme : Lawe : Kerte

: L.U A

: 42

dipinggir ja

aupun kend

ati areal tan

luasnya yan

Lokasi Penel

ekolah

KOLAH

K N 5 Surak

036101002 a Tengah erintah Kota eyan en Adisucipto

alan raya, m

daraan priba nah seluas ng mencuku litian karta a Surakarta maka transp adi. 22530 m2

upi maka s ortasi

yang

(52)

commit to user

35 

 

8. Kode Pos : 57143

9. Telepon :

Kode Wilayah : 0271

Nomor :713916

10. Faximile :

Kode Wilayah : 0271

Nomor : 727068

11. Daerah : Perkotaan

12. Status Sekolah : Negeri

13. Kelompok Sekolah : Teknologi & Industri

14. Akreditas : A

Surat Keputusan BAS : No: 018/BASPROP/TU1/2006

Tgl : 28-01-2006

15. Penerbit SK BAS ditandatangani oleh: Drs.Sudharto M.A

16. Tahun Berdiri : 1965

17. Tahun Perubahan : 1997

18. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

19. Bangunan Sekolah : Dinding Batu bata (Permanen)

20. Lokasi Sekolah : Dalam Kota

21. Jarak ke pusat Kecamatan : 2 Km

22. Jarak ke pusat Otoda : 8 Km

23. Terletak pada lintasan : Kabupaten/Kota

24. Perubahan Sekolah :

¾ STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965 No.88-65/ Dirpt/Bl ¾ SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997 No.036/ O /1997

25. Kepala Sekolah : Drs. Sudarto, MM

NIP : 19520607 197903 1 012

(53)

commit to user

26. Email dan Website : smk5solo@yahoo.co.id

www.smkn5solo.net 

27. Program Keahlian :

1. Teknik Konstruksi Beton

2. Teknik Perkayuan

3. Teknik Gambar Bangunan

4. Teknik LIstrik Industri

5. Teknik Listrik Pemakaian

6. Teknik Elektronika Industri

7. Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik

8. Teknik Permesinan

9. Teknik Mesin

Gambar

Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta, (2) Efektfitas penerapan model
Tabel 1Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................
Gambar  2 Modifikasi Model Penelitian Tindakan Kelas
Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta ...............................      59
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dapat mengakibatkan berkurangnya kawasan- kawasan penyangga sehingga dapat meningkat- kan potensi kerusakan lahan (bencana alam

Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah

Kegiatan ini dimaksudkan agar tersedianya dokumen hasil survei tingkat kepuasan masyarakat pengguna angkutan AKDP, terkait dengan kualitas pelayanan publik yang telah

Regulation of the land acquisition using a mixtureof general guide and list of public interest provision. Kriteria

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas sebagai Peningkatan Motivasi Belajar Seni Musik Melalui Rancangan Pembelajaran TANDUR

Kesimpulan yang diperoleh atas penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada bulan januari, februari dan maret adalah diketahui persediaan akhir dengan menggunakan metode

[r]