• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.3 Model Pembelajaran .1TAI .1TAI

TAI merupakan model yang mengkombinasikan penggunaan pembelajaran kooperatif dengan praktik-praktik lainnya dan langsung tertuju pada metode pengajaran dan kontennya, termasuk juga pengaturan kelas (Slavin, 1995: 187). Dalam model pembelajaran TAI, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik yang memerlukannya. Sebelum dibentuk kelompok, peserta didik diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok. Peserta didik diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara.

Pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka peserta didik yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, peserta didik yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan peserta didik yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Menurut Driver dalam Suherman (2010: 5), TAI adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristik tanggung jawab belajar ada pada peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik harus membangun pengetahuan dan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Menurut Slavin dalam Suherman (2010: 5), sintak BidaK adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul, (2) peserta didik belajar kelompok dengan dibantu oleh peserta didik pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 peserta didik

2. Placement test, yakni pemberian pretest kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu

3. Curriculum Materials, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya

4. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkannya

5. Team scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dipandang berhasil dalam menyelesaikan tugas

6. Teaching group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok

7. Facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil bardasarkan fakta yang diperoleh peserta didik

8. Whole class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah

(Slavin, 1995: 102)

Dengan mengadopsi model pembelajaran TAI dalam mata pelajaran matematika, maka seorang guru mata pelajaran matematika dapat menempuh tahapan pembelajaran sebagai berikut :

1. Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada para peserta didiknya dengan mangadopsi model pembelajaran TAI.

2. Guru menjelaskan kepada seluruh peserta didik tentang akan diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pola kerja sama antar peserta didik dalam suatu kelompok.

3. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.

4. Guru memberikan pretest kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Pretest dapat digantikan dengan nilai rata-rata ulangan harian peserta didik. Pretest atau nilai ujian semester peserta didik digunakan untuk

membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok yang heterogen (placement test).

5. Guru menjelaskan materi baru secara singkat (teaching group).

6. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota-anggota 4 – 5 peserta didik pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok (teams).

7. Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan media berupa permainan ular tangga matematika dan LKPD kepada peserta didik (curriculum materials).

8. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara indivual (team study). 9. Guru mengumumkan hasil kerja kelompok dan menetapkan kelompok terbaik

sampai kelompok yang kurang berhasil, serta memberikan penghargaan pada kelompok dengan skor tertinggi dan memberi semangat pada kelompok yang kurang berhasil (team scores and team recognition).

10.Guru memberikan tes kecil/kuis (facts test).

11.Menjelang akhir waktu, guru memberikan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (whole-class units).

Adapun keuntungan pembelajaran tipe TAI adalah :

1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.

2. Guru setidaknya menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok kecil-kecil.

3. Operasional TAI sangat sederhana sehingga peserta didik dapat dengan mudah melaksanakannya.

4. Para peserta didik akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat dan tidak akan dapat berbuat curang atau menemukan jalan pintas.

5. Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para peserta didik jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai.

6. Para peserta didik dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun peserta didik yang mengecek kemampuannya ada di bawah peserta didik yang dicek dalam rangkainan pengajaran.

7. TAI mudah dipelajari baik oleh guru maupun peserta didik, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan maupun tim guru.

8. TAI akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap peserta didik yang cacat secara akademik dan di antara peserta didik dari latar belakang rasa tau etnik berbeda karena pembuatan kelompok-kelompok kooperatif dengan status yang sejajar. (Slavin, 1995: 90)

2.1.3.2Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan menjelasan terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pembelajaran ekspositori adalah memindahkan

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pada peserta didik (Dimyati, 2002: 172).

Ada beberapa langkah dalam model pembelajaran ekspositori, yaitu: a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:

1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif 2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai 3) Bukalah file dalam otak peserta didik

b. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus memikirkan suatu cara agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh peserta didik. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:

1) Penggunaan bahasa 2) Intonasi suara

3) Menjaga kontak mata dengan peserta didik 4) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan. c. Korelasi (Correlation)

Korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik dapat

menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik peserta didik.

d. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan peserta didik akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian.

e. Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh peserta didik. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya:

1) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan 2) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah

disajikan.

(Sanjaya, 2007: 185)

Dokumen terkait