BAB I PENDAHULUAN
D. Model Penelitian
Kerangka dalam penelitian ini berdasarkan hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya adalah
Gambar 2.2 Model Penelitian
Model penelitian terdiri dari 3 variabel, yaitu variabel dependen, variabel independen dan variabel intervening. Variabel independen merupakan sesuatu variabel yang memberikan pengaruh ( positif atau negatif) pada variabel dependen. Variabel intervening adalah variabel yang muncul selama waktu variabel independen mempengaruhi variabel dependen dan dampak variabel tersebut pada variabel dependen ( Tjahjono, H. K, 2009). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja. Variabel independen yang di gunakan adalah budaya organisasi. Variabel interveningnya yaitu komitmen organisasi.
Dari model penelitian di atas menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja. Adanya pengaruh budaya organisasi
Budaya Organisasi
Kinerja Komitmen
42
terhadap komitmen hal ini tidak lepas dari adanya pengaruh lingkungan didalam sebuah organisasi, yang dalam hal ini berkaitan dengan budaya organisasi. Lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk komitmen organisasi. Suasana yang nyaman akan membuat karyawan atau anggota organisasi akan merasa tenang dalam bekerja dan nantinya komitmen organisasi akan terbentuk. Rasa memiliki akan organisasi, rasa menjadi bagian dari organisasi perlahan akan terbentuk.
Selain berpengaruh terhadap komitmen, budaya organisasi juga mempengaruhin kinerja karyawan atau anggota organisasi. Berfungsi sebagai pengikat, motivator dan identitas anggota organisasi, budaya organisasi menjadi satu hal pokok yang penting di dalam sebuah organisasi. Adanya budaya di dalam sebuah organisasi diharapkan karyawan atau anggota organisasi akan merasa nyaman di dalam bekerja dan tanpa ada suatu tekanan sesuatu apapun sehingga kinerja karyawan atau anggota organisasi akan meningkat.
Selanjutnya selain budaya organisasi, yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan atau anggota organisasi adalah komitmen organisasi. Sikap loyalitas yang tinggi dan rasa memiliki yang tinggi terhadap organisasi nantinya akan bedampak pada kinerja karyawan atau anggota organisasi. Loyalitas yang tinggi akan sejalan dengan meningkatnya kinerja karena ketika seseorang
43
tersebut loyal akan melakukan segala hal demi kebaikan organisasinya.
44
A. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate, dengan alamat di desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Deaerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian adalah pengurus cabang pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Yogyakarta.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan data primer. Data primer dalam penelitian ini berupa data persepsi responder mengenai budaya organisasi, komitmen dan kinerja dengan cara membagikan daftar pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan keterangan atau jawaban dalam kuisioner.
C. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus cabang organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Yogyakarta dengan jumlah 150 orang dan seluruh pengurus Cabang tersebut akan diminta menjadi responden penelitid
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan menyebar kuesioner (daftar pertanyaan). Metode survei yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada para responden.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan pengertian variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan supaya ada kesamaan penaksiran dan tidak mempunyai arti yang berbeda-beda. Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan variable penelitian tersebut, maka dapat diuraian definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut (Robbins dan Judge, 2011) budaya organisasi adalah mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain.
Tujuh Indikator dari budaya suatu organisasi menurut (Robbins dan Judge, 2011) adalah sebagai berikut:
i. Inovasi dan pengambilan resiko
Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
ii. Perhatian ke rincian
Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian kepada rincian.
iii. Orientasi hasil
Sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
iv. Orientasi orang
Sejauh mana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang- orang di dalam organisasi itu.
v. Orientasi tim
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.
Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya
santai-santai.
vii. Kemantapan
Sejauh mana kegiatan organisasi
menekankan dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhan.
B. Komitmen organisasi
a. Pengertian Komitmen
Menurut Mayer dan Allen (1997) dalam Nur Aslam Zainuddin (2009) komitmen organisasi adalah sikap karyawan dalam mengidentifikasi dirinya terhadap organisasi beserta nilai-nilai dan tujun, berbuat maksimal, serta ingin tetap menjadi anggota dari orgnisasinya
b. Dimensi Komitmen Organisasi
Terdapat tiga aspek komitmen di dalam penilaian komitmen organisasi menurut Mayer dan Allen (1997) dalam Nur Aslam Zainuddin (2009), yiitu :
i. Komitmen Afektif (affektive commitment) Didefinisikan sebagai tingkat seberapa jauh seseorang secara emosional dekat, mengenal, dan terlibat dalam sebuat organisasi
ii. Komitmen Berkelanjutan (continuance
commitment)
Adalah komitmen yang didasari oleh penilaian terhadap biaya yang terkait jika karyawan meninggalkan organisasi.
iii. Komitmen Normatif (normative commitment)
Merujuk kepada tingkat seberapa jauh
seseorang secara psikologis merasakan adanya kewajiban untuk tetap tinggal dalam suatu organisais
c. Indikaor Komitmen :
1. Komitmen Afektif dengan indikator, yaitu : a. Menghabiskan sisa karir di organisasi.
b. Membanggakan organisasi
c. Keterikatan
d. Kekeluargaan
e. Terikat emosional
f. Rasa memiliki
2. Komitmen Kontinyu dengan indikator, yaitu :
a. Rasa Khawatir
3. Komitmen Normatif dengan indikator, yaitu :
a. Komitmen
c. Pertimbangan
d. Kepedulian dan tanggung jawab
e. Organisasi baik C. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006)
menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan pegawai. Manajemen kinerja
keseluruhan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja disuatu perusahaan ataupun non perusahaan
b. Indikator Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006 ) indikator kinerja adalah:
i. Kuantitas, diukur dari persepsi karyawan
terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.
ii. Kualitas, dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap
ketrampilan dan kemampuan karyawan. Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna
atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.
iii. Ketepatan waktu, diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output. Dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain.
iv. Efektifitas, pemanfaatan secara maksimal
sumber daya dan waktu yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi kerugian.
v. Kehadiran, tingkat kehadiran karyawan dalam
perusahaan dapat menetukan kinerja
karyawan. 2. Pengukuran Variabel Penelitian
A. Budaya Organisasi
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner milik Robbins dan Judge (2011) yang diadobsi dari Noor Arifin (2010) dengan jumlah item pernyataan 7 item pernyataan. Pengukuran variabel yang digunakan menggunakan 5 skala likert . Skala likert tersebut sebagai berikut :
2) Setuju (S) : 4
3) Netral (N) : 3
4) Tidak setuju (TS) : 2
5) Sangat tidak setuju (STS) : 1 B. Komitmen organisasi
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Mayer J.F dan Natalie J.Allen dan diadopsi dari Noor A rifin. 2010.dengan jumlah item pernyataan masing – masing dimensi adalah 8 item
pernyataan. Pengukuran variabel yang digunakan
menggunakan 5 skala likert . Skala likert tersebut sebagai berikut :
1) Sangat setuju (SS) : 5
2) Setuju (S) : 4
3) Netral (N) : 3
4) Tidak setuju (TS) : 2
5) Sangat tidak setuju (STS) : 1 C. Kinerja
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Mathis dan Jacson (2006) yang diadobsi dari Noor Arifin (2010) dengan jumlah item pernyataan 6 item pernyataan. Pengukuran variabel yang
digunakan menggunakan 5 skala likert . Skala likert tersebut sebagai berikut :
1) Sangat setuju (SS) : 5
2) Setuju (S) : 4
3) Netral (N) : 3
4) Tidak setuju (TS) : 2
5) Sangat tidak setuju (STS) : 1
F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian data yang dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner
yang digunakan dalam penelitian. Kehandalan kuesioner
mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil dari uji ini cukup mencerminkan topic
yang sedang diteliti. Uji validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan juml;ah skor untuk masing-masing variable. Dalam penelitian digunakan uji validitas item dengan menggunakan kriteria internal yaitu membandingkan kesesuaian tiap komponen pertanyaan dengan skor keseluruhan tiap komponen pertanyaan dengan skor total keseluruhan test.Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Korelasi product moment dengan bantuan SPSS 23.0. Instrumen
penelitian dikatakan Valid apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2009)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang menunjukkan sejauh suatu alat dapat diandalkan atau dipercaya yang dapat memberikan hasil yang relative sama apabila dilakukan digunakan berulang dan hasil yang diperoleh relative konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal (reliabilitas). Tingkat yang dapat diterima adalah sebesar 0,50, walaupun angka itu bukanlah suatu ukuran “mati”. Untuk mengetahui data itu reliable atau tidak maka bisa dilihat dari nilai Cronbach Alpha dengan ketentuan dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali,2009).
G. Teknik Analisis
Analisis data dan interprestasi untuk penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena social tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variable yang akan diteliti. Untuk menganalisis data digunakan SEM atau
Struktur Equation Modeling yang dioperasikan melalui program
telah digunakan secara luas dalam ilmu perilaku (behavior science)
yang memungkinkan pengujian suatu rangkaian hubungan yang relative kompleks.
Asumsi-asumsi yang harus di penuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan model persamaan SEM sebagai berikut :
a. Ukuran sampel
Dalam pengukuran model persamaan SEM ukuran sampel yang harus di penuhi yaitu minimal 100. Besarnya ukuran sampel dapat memepengaruhi terhadap hasil pengolaan data. Ukuran sampel memberikan dasar untuk mengestimasi sampling eror. Selain itu, ukuran sampel dapat memiliki peran yang penting dalam interprestasi hasil SEM. Dapat di rekomendasikan bahwa ukuran
sampel antara 100—200 harus di gunakan metode
maximun likebood (Ghozali, 2013).
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji ini perlu di lakukan baik normalitas untuk data yang bersifat tunggal (univariate) maupun normalitas seluruh data (multivariate). Dalam output AMOS, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai CR
(critikal ratio) pada assessment of normality dengan kritis ± 2,58 pada level 0,01. Jika ada nilai CR yng lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data tersebut tidak normal secara univariate. Sedangkan secara multivariate dapat dilihat pada c.r baris terakhir dengan ketentuan yang sama (ferdinand,2006).
c. Uji Outliers
Uji Outliers adalah observasi yang muncul dengan
nilai-nilai ekstrim baik secara univariate maupun
multivariate. Apabila terjadi outliers maka data tersebut
dapat dikeluarkan dari analisis. Untuk mendeteksi adanya
outliers univariate dilakukan dengan data perlu
dikoversikan terlebih dahulu kedalam standar score (z- score) yang memiliki rata-rata nol dengan standar deviasi 1. Untuk sampel besar (di atas 80), nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk,2006) dalam (Ghozali, 2013). Oleh karena itu jika dalam penelitian tejadi z-score ≥ 3,0 dikategorikan
outliers. Dalam kriteria data, jika standar deviasi sama
dilakukan dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p > 0,001. Jarak tersebut di evaluasi dengan menggunakan
�2 pada derajat bebas sebesar jumlah variable terukur
d. Uji Multikolinearitas dan Singularity
Uji digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel independen. Uji ini dilakukan dengan mengamati nilai determinan matriks kovarians. Jika nilainya sangat kecil atau benar-benar kecil ( mendekati 0) mengindikasi adanya multikolinearitas dan singularitas (Tabachick dan Fidell, 1998 ) dalam (Ghzali, 2013).
e. Uji parsial dengan path Analysis
Analisis atas signifikansi koefisien jalur (path
coefficients) dilakukan melalui signifikansi besaran
regression weight dari model. Analisis jalur adalah
analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara satu atau beberapa variabel (Ferdinand, 2006). Model jalur ini merupakan model dasar yang digunakan untuk menganalisis jalur (path analysis) untuk mengestimasi kekuatan hubungan-hubungan kausal yang digambarkan dari model. Adapun dalam menyusun bagan alur dapat digambarkan dengan hubungan antarkonstruk melalui anak panah. Anak panah yang digambarkan lurus menyatakan hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis
lengkung antara konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antar konstruk.
Dalam melakukan uji masing-masing variabel dapat dilakukan dengan menentukan apakah pengaruh signifikan atau tidaknya maka dapat diketahui dari p-value. Signifikansi (alpa= α) yang digunakan yaitu 0,05. Jika p- value lebih besar dari 0,05 maka hipotesis diterima. Cara kedua adalah dengan melihat nilai C.R (Critical Ratio). Jika C.R lebih besar dari 2,0 maka hipotesis ditolak, artinya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukkan dalam table signifikan tanda (***) pada P value (Probabilitas Value) menunjukkan bahwa amgka yang sangat kecil (lebih kecil dari 0,05).
f. Uji simultan dengan Goodness Of Fit Model
Uji ini dilakukan dengan melihat goodness of fit
dari model. Kesesuaian model di evaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Tindakan pertama adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM yaitu ukuran
sampel, normalitas dan linearitas, outlibers,
multikolinierity, dan singularity. Setelah itu, peneliti
melakukan uji penyesuaian dan uji statistik. Beberapa indeks kesesuaiaun dan cut off value yang digunakan
untuk menguji apakah sebuah model diterima atau ditolak adalah :
i. X2-Chi-square statistic
Model yang di uji dipandang baik atau
memuaskan apabila nilai Chi-square-nya
rendah. Semakin kecil X2 maka semakin baik
model itu dan diterima berdasarkan
probabilitas dengan cut off value sebesar p>0,005 atau p>0,01.
ii. RMSEA (The Root Mean Square Eror Of
Approximation)
RMSEA merupakan suatu indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi Chi-
square statistic dalam sampel yang besar.
Nilai RMSEA menunjukkan nilai goodness of fit yang dapat diharapkan bila model estimasi dalam populasi (Hair et all.,1995). Nilai RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model tersebut berdasarkan defress of freedom.
GFI merupakan ukuran non statistikal yang merupakan rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuh
better fit.
iv. AGFI (Adjusted Goodness Of Fit Indeks)
Tingkat penerimaan yang
direkomendasikan adalah bila AGFI
mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,08 (Hair et all.,1995)
v. CMIN/DF
CMIN/DF adalah the minimun sample
discrepancy function yang dibagi dengan
degree of freedom-nya. CMIN/DF merupakan
statistic chi-square, X2, dibagi df-nya
sehingga X2-relatif, nilai X2-relatif kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari
acceptable fit antara model dan data
(Arbuckle, 1997)
vi. TLI (Tucker Lewis Indeks)
TLI merupakan incremental indeks
yang membandingkan sebuah model yang di uji terhadap sebuah baseline model, dimana
nilai yang direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,90 (Hair et all.,1995) dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan α very good fit (Arbuckle, 1997).
vii. CFI (Comparative Fit Indeks)
Rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasi tingkat fit yang paling tinggi –α very good fit
(Arbuckle, 1997). Secara ringkas, indeks- indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model disajikan dalam sebuah tabel 4.
Tabel 4 Goodness Of Indeks
Goodness Of Fit indeks Cut of value
Chi-square Df α 0.05 Siqnificancy probability ≥ 0.05 CMIN/DF ≤ 2.00 GFI ≥ 0.90 AGFI ≤ 0.08 TLI ≥ 0.90 NFI ≥ 0.90 CFI ≥ 0.90 RMSEA ≤ 0.08
Sumber : (Ferdinand, 2006) dan (Ghozali, 2013)
61
A. Gambaran Umum Obyek /Subyek Penelitian 1. Gambaran Umum Obyek
a. Sejarah Pencak Silat PSHT Cabang Yogyakarta.
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
merupakan sebuah organisasi persaudaraan yang membentuk manusia
berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam menjalin persaudaraan yang kekal abadi.
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Yogyakarta,
merupakan salah satu cabang organisasi pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terate yang terletak pada provinsi Daerah Istimewa
Yogyakrta. Organisasi ini telah berdiri sejak tahun 1970 an dan sudah
berkali-kali mengalami pergantian kepengurusan sampai saat ini.
Untuk kepengurusan terbaru organisasi ini dibawah pimpinan Bapak
Heru Priyatno S.H, M.si
Sebagai salah satu cabang, PSHT Cabang Yogyakarta secara
pasti belum ada padepokan atau tempat yang menjadi pusat
pergerakan organisasi ini. Namun selama beberapa waktu sampai saat
ini PSHT Cabang Yogyakart terletak di desa Potorono, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Deaerah Istimewa
a. Visi dan Misi Organisasi
i. Visi
Mendidik manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, berani
karena benar dan takut karena salah
ii. Misi
Peningkatan dalam rangka membangun Persaudaraan dalam
mengemban amanah Memayu Hayuning Bawana.
b. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
2. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Pada penelitian ini pengumpulan data menggunakan cara dengan
membagikan kuisioner kepada para pengurus pencak silat PSHT Cabang PERAPATAN CABANG KETUA I - III KETUA UMUM PUSAT DEWAN PERTIMBANGAN CABANG SEKRETARIS I - II SEKRETARIS BENDAHARA II BENDAHARA I BIRO PEMBINAAN SISWA
BIRO DANA DAN KESEJAHTERAAN BIRO UMUM BIROPENCAK SILAT SENI DAN KEPELATIHAN BIRO ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN BIROPENCAK SILAT OLAH RAGA DAN BELA DIRI
Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuisioner
pada saat diadakan pertemuan bulanan pengurus organisasi ini di rumah
makan Mang Yat desa Potorono Kecamatan Banguntapan. Bertepatan
dengan pertemuan tersebut yaitu pada minggu pertama bulan November
2016 maka kuisioner dibagikan dan menunggu waktu pengambilan pada
rapat selanjutnya satu minggu kemudian.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa subyek atau responden
adalah Pengurus PSHT Cabang Yogyakarta.. Kuisioner yang di
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 150. Kuisioner diberikan secara
langsung kepada responden yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari total 150 kuisioner yang dibagikan, yang kembali ada 120 kuisioner.
Hal ini dikarenakan saat rapat selanjutnya ada sebanyak 30 pengurus yang
tidak hadir dalam pertemuan. Untuk mengumpulkan data kembali
sebanyak 30 responden harusnlah menunggu sampai bulan selanjutnya.
Walaupun 30 kuisioner yang dibagikan belum kembali, namun jumlah
data sebanyak 120 telah memenuhi syarat untuk analisis ini, sehingga data
yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini berjumlah 120
kuisioner.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hasil penelitian ini,
terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran dari responden yang
yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Dibawah ini akan dijelaskan
berisi tentang jenis kelamin, usia, dan masa kerja dari para responden,
a. Jenis Kelamin Responden
Responden yang bekerja pada Cabang PSHT
Yogyakarta berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat
ditampilkan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Perempuan 48 40%
2. Laki – laki 72 60%
Total 120 100%
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden
laki – laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu 60% dan 40%. Hal ini menunjukkan ada perbedaan proporsi
repsonden berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dapat
dikarenakan aktivitas laki – laki lebih banyak diperlukan dalam menjalankan pekerjaan di Cabang PSHT Yogyakarta sebagai
pengurus Cabang.
b. Usia Responden
Responden yang bekerja di Cabang PSHT Yogyakarta
berdasarkan karakteristik usia dapat ditampikan dalam Tabel
4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
NO Usia Jumlah Persentasi (%)
1 18 - 21 tahun 39 32,50%
Tabel lanjutan
NO Usia Jumlah Persentasi (%)
3 24 - 26 tahun 18 15%
4 Di atas 26 tahun 2 1,70%
Total 120 100%
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 120
responden yang tertinggi adalah responden yang berusia 21
sampai 24 yaitu 50,80% persen, sedangkan yang terendah
adalah berusia di atas 26 tahun yaitu sebanyak 1,70 persen. Hal
ini menunjukkan pada usia 21 sampai 24 tahun tersebut
merupakan usia yang mempunyai intensitas yang tinggi dalam
memutuskan untuk menjalankan pekerjaan – pekerjaan di Cabang PSHT Yogyakarta.
c. Masa Kerja Responden
Responden yang bekerja di Cabang PSHT Yogyakarta
berdasarkan karakteristik masa kerja dapat ditampilkan dalam
Tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
NO Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
1 3 – 6 Bulan 33 27,50% 2 1 Tahun 57 47,50% 3 2 Tahun 16 13,30% 4 Di atas 2 Tahun 14 11,70% Total 120 100% Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 120
responden yang tertinggi adalah responden yang mempunyai
masa kerja 1 tahun yaitu sebesar 47,50% persen, sedangkan
yang terendah adalah masa kerja diatas 2 tahun, yaitu sebanyak
11,70% persen. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja di
Cabang PSHT Yogyakarta rata – rata telah mengabdikan diri di atas 1 tahun pada Organisasi
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data
Uji kualitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrument
penelitian sudah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian data yang dilakukan dengan
tujuan mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner yang digunakan
dalam penelitian. Kehandalan kuesioner mempunyai arti bahwa
kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil dari uji
ini cukup mencerminkan topik yang sedang diteliti. Uji validitas
dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan
jumlah skor untuk masing-masing variable. Dalam penelitian digunakan
uji validitas item dengan menggunakan kriteria internal yaitu
membandingkan kesesuaian tiap komponen pertanyaan dengan skor
keseluruhan tiap komponen pertanyaan dengan skor total keseluruhan
moment dengan bantuan SPSS 23.0. Instrumen penelitian dikatakan
Valid apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2009)