• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

F. Model Pengembangan ADDIE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (dalam Wijayanto, 2018) model penelitian dan pengembangan merupakan cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Menurut Suprianta & Mulyadi (dalam Isnawan, 2018) model desain pengembangan terdiri atas beberapa komponen, yaitu peserta didik, tujuan pembelajaran, analisis pembelajaran, strategi pembelajaran, bahan ajar, dan

penilaian belajar. Kartikasari (dalam Isnawan, 2018) mengungkapkan bahwa Model Desain Pengembangan (MDP) dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu MDP berorientasi kelas, MDP berorientasi sistem, MDP berorientasi produk, MDP prosedural, dan MDP melingkar. Secara umum, semua model tersebut terdiri atas tiga kegiatan utama, yaitu analisis, pengembangan strategi, dan evaluasi.

Menurut Sugiyono (2016) jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan suatu penelitian untuk mengamati, merancang, memproduksi dan memvalidasi produk yang telah dibuat. ADDIE merupakan salah satu model pengembangan yang sangat relevan untuk digunakan. Model ADDIE dikembangkan oleh Dick & Carry pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran. Model ini dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai kondisi atau dapat dikatakan mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi. Model ini juga merupakan model yang sangat efektif untuk digunakan serta menyediakan kerangka kerja umum yang terstruktur. Gambar 2.44 merupakan gambar bagan tahapan pengembangan model ADDIE.

Gambar 2. 42 Tahapan Pengembangan Model ADDIE

Model pengembangan ADDIE ini memiliki proses yang cukup panjang.

Menurut Tegeh dan Kirna (2013) model ADDIE terdiri dari 5 langkah: yaitu (1) Analisis (Analyze), (2) Perancangan (Design), (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (Implementation) dan (5) Evaluasi

instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Tahap Analisis umumnya membahas pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Bagaimana latar belakang keseluruhan dari peserta didik seperti usia, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan, minat, latar belakang budaya?

b. Apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau apa kebutuhan siswa?

c. Apa yang diinginkan siswa dari hasil pembelajaran? Apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku?

d. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup?

aspek apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki?

e. Apa fokus tujuan instruksional?

f. Apakah lingkungan belajar kondusif? Apa jenis lingkungan belajar lebih disukai?

g. Apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah mencukupi?

2. Desain (Design)

Pada tahap ini menentukan kompetensi khusus, metode pembelajaran, bahan ajar dan desain pembelajaran. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi dan alat evaluasi hasil belajar.

Rancangan model pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan menjadi dasar pengembangan selanjutnya.

3. Pengembangan (Development)

Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada tahap ini kerangka yang masih konseptual direalisasikan menjadi produk yang siap diujicobakan. apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.

4. Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan rancangan yang sudah dibuat. Selama implementasi atau uji coba, rancangan yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sesungguhnya. Setelah uji coba kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik pada uji coba berikutnya.

5. Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi formatif (untuk membantu memperbaiki produk) dan evaluasi sumatif (untuk menilai manfaat produk). Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan.

Menurut Tegeh (2013) model pengembangan ADDIE memiliki kelebihan yaitu adanya evaluasi di setiap tahap sehingga dapat meminimalisir kesalahan atau kekurangan produk. Selain itu, menurut Rusli (2017) model pengembangan ADDIE merupakan kerangka kerja yang runtut dan sistematis dalam mengorganisasikan rangkaian kegiatan penelitian desain dan pengembangan. Pada dasarnya penelitian pengembangan memberikan otoritas kepada pengembang untuk memilih langkah yang tepat dalam proses pengembangan.

Kelase Materi Garis dan Sudut SMP Kelas VII” menunjukkan bahwa pembelajaran kelas online jarak jauh dikatakan efektif dengan siswa merasa belajar menjadi lebih mudah, memahami pengetahuan dan wawasan serta siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang diberikan. Sementara itu jika dilihat dari hasil posttest yang dilakukan di akhir sesi kelas online jarak jauh belum efektif karena siswa mendapatkan nilai 60 dengan kategori nilai “cukup baik” dan belum tuntas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eja (2018) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Learning Management System (LMS) Moodle pada Materi Bangun Ruang” menunjukkan bahwa media layak digunakan dengan skor rata-rata pada aspek materi sebesar 3,66 dan aspek media 3,70. Respon peserta didik terhadap media pembelajaran Learning Management System (LMS) Moodle sangat menarik, dengan rata-rata uji skala kecil sebesar 3,31 dan 3,62 pada skala besar, sedangkan respon pendidik adalah sangat menarik dengan rata-rata sebesar 3,36. Efektivitas media pembelajaran Learning Management System (LMS) Moodle pada rata-rata Ngain sebesar 0,75 dengan kriteria tinggi.

H. Kerangka Berpikir

Adanya pandemi Covid-19 yang marak di Indonesia sejak bulan Maret 2020 mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan social distancing dan pembelajaran dari rumah. Akibat adanya kebijakan tersebut, SMP Negeri 3 Yogyakarta mempercepat pengembangan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, SMP Negeri 3 Yogyakarta menggunakan platform Google Classroom untuk mendukung proses pembelajaran secara online. Akan tetapi platform Google Classroom dirasa kurang efektif, kurang rapi dan kurang

tertata.

Platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle efektif digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Fitur – fitur yang disediakan dalam Moodle sangatlah lengkap dan tertata secara rapi sehingga tidak membutuhkan fitur lain untuk mendukung proses pembelajaran. Pada Moodle tersedia fitur – fitur mulai dari fitur yang digunakan untuk presensi, mengunggah bahan ajar, berdiskusi hingga sampai fitur untuk evaluasi/penilaian.

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengembangkan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle dengan upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh di SMP Negeri 3 Yogyakarta. Peneliti berharap dengan adanya pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle dapat meningkatkan efektivitas dan kelayakan platform ketika digunakan untuk pembelajaran jarak jauh. Selain itu, peneliti juga berharap adanya tanggapan yang baik dari guru dan siswa terkait platform ini sehingga dapat terus digunakan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.

Berikut adalah bagan kerangka berpikir yang telah dibuat:

Gambar 2. 43 Bagan Kerangka Berpikir

44

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE. Ada 5 tahapan model penelitian dan pengembangan ADDIE, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIF SMP Negeri 3 Yogyakarta yang berjumlah 20 orang tahun ajaran 2020/2021. Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian hanya berjumlah 20 karena banyak siswa yang mengumpulkan jawaban soal tes dan kuesioner hanya 20 anak. Jumlah subjek laki – laki 6 anak dan jumlah subjek perempuan 14 anak.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan platform learning management system (LMS) Moodle dalam pembelajaran jarak jauh materi lingkaran. Peneliti merancang platform LMS berbasis Moodle dan akan mengajar menggunakan LMS Moodle untuk mengetahui kelayakan platform tersebut.

D. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian akan dilakukan mulai bulan Oktober 2020 hingga Mei 2021. Berikut rincian kegiatan yang dilakukan:

Tabel 3. 1 Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Okt - 20 Nov - 20 Des - 20 Jan – 21 Feb – 21 Mar - 21 April – 21 Mei-21

Minggu ke -

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Perencanaan Penelitian 2. Analisis 3. Desain

4. Pengembangan 5. Implementasi 6. Evaluasi 7. Pelaporan

Hasil Penelitian

deskripsi pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle. Data kuantitatif berupa nilai yang diberikan dalam validasi produk pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle oleh ahli materi dan ahli media, validasi RPP, validasi soal ulangan harian, validasi kuesioner, hasil ulangan harian dan kuesioner. Proses validasi yang dilakukan terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Memvalidasi produk: proses yang dilakukan yaitu validasi platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle oleh ahli materi dan ahli media serta validasi RPP

2. Memvalidasi instrumen pengukuran: proses validasi yang dilakukan yaitu validasi kuesioner dan soal tes. Kuesioner akan digunakan sebagai instrumen pengukuran aspek kepraktisan sedangkan soal tes akan digunakan sebagai pengukuran aspek keefektifan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Pada proses pengembangan Platform Learning Management System (LMS) Moodle diperlukan teknik dan instrumen untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan apa saja yang perlu dilakukan sehingga diperoleh produk yang berkualitas dan layak digunakan dalam pembelajaran atau tidak.

Berikut teknik dan instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini:

1. Kuesioner Tertutup

Kuesioner tertutup adalah jenis kuesioner yang jawabannya sudah ditentukan. Kuesioner ini digunakan peneliti pada tahap validasi produk yang diajukan kepada ahli. Hasil validasi menjadi masukan peneliti untuk proses revisi platform. Berikut merupakan instrumen penilaian dalam kuesioner tertutup.

a. Instrumen Validasi Platform untuk Ahli Media

Instrumen validasi platform untuk ahli media ditujukan kepada dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma dan guru Matematika SMP Negeri 3 Yogyakarta. Kisi – kisi validasi platform untuk ahli media dapat dilihat pada Tabel 3. 2.

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Validasi Platform untuk ahli media

No Aspek Indikator

1. Organisasi Keterbacaan teks pada Platform Learning Management System (LMS) Moodle

Kelengkapan bagian – bagian Platform Learning Management System (LMS) Moodle.

2. Daya Tarik Kemenarikan tampilan isi Platform Learning Management System (LMS) Moodle.

Kemenarikan tampilan soal – soal Pemberian gambar

3. Huruf dan Gambar Kesesuaian warna huruf dan gambar Kesesuaian bentuk huruf dan gambar

(Sugiyono, 2016) b. Instrumen Validasi Platform untuk Ahli Materi

Pada instrumen ini mencakup kelayakan isi, kebahasaan dan kesesuaian materi. Analisis data digunakan sebagai pertimbangan dalam revisi produk yang akan dikembangkan. Kisi – kisi validasi platform untuk ahli materi dapat dilihat pada Tabel 3. 3.

Tabel 3. 3 Kisi – kisi Validasi Platform untuk Ahli Materi

No Aspek Indikator

1. Organisasi Kejelasan tujuan pembelajaran Pengemasan materi pembelajaran

Materi pembelajaran didukung dengan contoh dan ilustrasi

Ketersediaan soal- soal untuk meng-ukur penguasaan peserta didik

komunikatif

Ketersediaan rangkuman materi pembelajaran

2. Kemandirian Memuat seluruh materi pelajaran mulai dari standar kompetensi atau kompeten-si dasar secara utuh

Penggunaan aplikasi tidak membutuh-kan aplikasi lain

3. Adaptif Learning Management System (LMS) Moodle mengadaptasi perkembangan teknologi c. Instrumen Validasi RPP

Instrumen validasi RPP ditujukan kepada dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma dan guru SMP Negeri 3 Yogyakarta. Kisi – kisi validasi RPP dapat dilihat pada Tabel 3. 4.

Tabel 3. 4 Kisi–kisi Validasi RPP

No Aspek Indikator

1. Komponen RPP

Kelengkapan RPP (memuat komponen-komponen RPP, yaitu identitas, tujuan pembelajaran, materi, metode, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian)

Penulisan RPP (penomoran, jenis dan ukuran huruf)

2. Identifikasi Isi

Kesesuaian indikator pembelajaran dengan kompetensi dasar

Kesesuaian materi prasyarat dengan materi yang akan diajarkan

Langkah-langkah pembelajaran dijabarkan

No Aspek Indikator dengan jelas

Kesesuaian alokasi waktu dengan kegiatan yang dilakukan

3. Bahasa Penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar Bahasa yang digunakan singkat, jelas dan tidak menimbulkan pengertian ganda

(Akbar, 2013) d. Instrumen Validasi Kuesioner

Instrumen validasi kuesioner ditujukan kepada dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yaitu Bapak Dewa Putu Wiadnyana Putra, S.Pd., M.Sc. Kisi – kisi validasi kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3. 5.

Tabel 3. 5 Kisi–kisi Validasi Kuesioner

No Aspek Pernyataan 2. Isi Penyajian Bahasa dalam LMS Moodle

Modul, soal latihan dan video pada LMS Moodle

Fasilitas forum

3. Tampilan Tampilan LMS Moodle Desain LMS Moodle

Penggunaan tema LMS Moodle Gambar dan Video pada LMS Moodle 4. Keterlaksanaan Pembelajaran menggunakan LMS

Moodle

(Agung Tri Wibowo, 2014)

untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terkait pengembangan platform Learning Management System (LMS). Instrumen penilaian dalam kuesioner terbuka dapat dilihat pada Tabel 3. 6.

Tabel 3. 6 Instrumen Kuesioner Pengembangan Platform

No Pertanyaan

1.

Apakah menurut Anda platform Learning Management System (LMS) sudah efektif digunakan untuk proses pembelajaran jarak jauh?

2.

Apakah menurut Anda terdapat kelebihan dalam pembelajaran menggunakan platform Learning Management System (LMS)?

Jika ada sebutkan!

3. Kendala apa yang Anda temui selama menggunakan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle?

4.

Menurut Anda, apakah platform Learning Management System (LMS) dapat dikatakan layak digunakan untuk pembelajaran jarak jauh?

3. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui keefektifan pengaruh produk terhadap kemampuan akademik siswa. Jenis tes merupakan tes pilihan ganda dan isian. Tes yang digunakan berjumlah 20 soal pilihan ganda dan 2 soal isian yang terdiri dari 4 kompetensi dasar. Tes tersebut di berikan kepada 20 siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 3 Yogyakarta. Instrumen kisi – kisi soal tes yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. 7.

Tabel 3. 7 Instrumen Kisi–kisi Soal Tes

Indikator Nomor

Soal Menunjukkan unsur – unsur lingkaran 1, 2, 3, 4.

Menganalisis rumus untuk menentukan keliling

lingkaran menggunakan masalah kontekstual 13 Menyusun rumus untuk menentukan luas daerah

lingkaran menggunakan masalah kontekstual 14 Menganalisis hubungan sudut pusat dan sudut keliling 5, 6.

Menerapkan konsep segi empat tali busur 7 Menentukan hubungan sudut pusat dengan panjang

busur lingkaran 8, 9, 10

Menemukan hubungan sudut pusat dengan luas juring

lingkaran 11, 12

Menemukan rumus untuk menentukan garis singgung

persekutuan dalam antara dua lingkaran 19, 20 Menerapkan rumus untuk menentukan garis singgung

persekutuan luar antara dua lingkaran 16, 17, 18 Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan

dengan keliling lingkaran dan luas daerah lingkaran 15 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sudut

pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran serta hubungannya

Uraian 1 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan garis

singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua lingkaran

Uraian 2

G. Teknik Analisis Data

1. Kelayakan Media Platform Learning Management System (LMS) Moodle

Kelayakan diukur dari 3 kriteria yaitu: valid, praktis dan efektif. Berikut teknik dan instrumennya:

a. Analisis Kriteria Valid

Analisis kriteria valid dilihat dari hasil validasi terhadap produk LMS Moodle dan validasi RPP dengan memberikan penilaian menggunakan skala 1 sampai 5. Menurut Sugiyono (2016), hasil

dengan kriteria validasi pada Tabel 3. 8 berikut.

Tabel 3. 8 Kriteria Klasifikasi Validasi Interval Skor Klasifikasi

85,01% ≤ 𝑉 ≤ 100% Sangat Valid

70,01% ≤ 𝑉 ≤ 85% Valid

50,01% ≤ 𝑉 ≤ 70% Kurang Valid

01,00 % ≤ 𝑉 ≤ 50,00% Tidak Valid

b. Analisis Efektifitas

Untuk melihat keefektifan pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle diperoleh data dari nilai ulangan harian yang sudah dikerjakan oleh peserta didik. Soal ulangan harian yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan validasi yang selanjutnya diberikan kepada siswa. Penilaian skor akhir ulangan harian sesuai dengan aturan berikut:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

30 × 100

Skor maksimal = 30 Nilai maksimal = 100

Menurut Arikunto (2013) setiap skor memiliki masing-masing kriteria seperti yang tertera pada Tabel 3. 9 berikut.

Tabel 3. 9 Kriteria Skor Siswa Untuk mengukur keefektifan dari pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle, peneliti menggunakan kriteria efektifitas hasil belajar yaitu dilihat dari nilai ulangan harian. Pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle dikatakan efektif jika siswa mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70. Selanjutnya banyak siswa yang tuntas diubah ke dalam bentuk persentase untuk dianalisis dengan menggunakan rumus berikut.

𝑃𝑇 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%

Keterangan:

PT = persentase siswa tuntas 100% = indeks

Platform Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle dikatakan efektif jika persentase siswa tuntas lebih besar atau sama dengan 70% dari seluruh subjek uji coba mencapai skor tuntas (Yamasari, 2010).

c. Analisis Soal Tes

Soal tes yang digunakan oleh peneliti untuk menguji keefektifan juga dianalisis dari segi validitas dan reliabilitasnya.

data nilai siswa. Jumlah data nilai siswa ada 20 data sehingga 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang digunakan yaitu 0,444. Pemilihan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sesuai dengan jumlah 𝑑𝑓 = 𝑁 − 2 dengan jumlah N adalah 20 data.

Menurut Rahayu (2016) soal dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

) Analisis Reliabilitas

Peneliti melakukan analisis reliabilitas soal tes dengan menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha (KR- 20).

Menurut Ridwan (dalam Zahra, 2018) Cronbach’s Alpha adalah rumus matematis yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas ukuran, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Menurut Sugiyono (2012), Instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6. Berikut adalah rumus Cronbach’s Alpha:

𝑟𝑎𝑐 = 𝑛

𝑛 − 1× (1 −𝑣1 𝑣2) Keterangan:

𝑛 = banyaknya data 𝑣1 = variansi tiap butir soal 𝑣2 = variansi skor total

d. Analisis Kepraktisan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle

Analisis kepraktisan diukur untuk mengetahui sejauh mana kemudahan dan keterlaksanaan penggunaan platform Learning

Management System (LMS) berbasis Moodle dalam pembelajaran.

Untuk melihat kepraktisan pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle diperoleh data dari kuesioner yang diisi oleh guru dan siswa. Berikut cara mencari nilai kepraktisan dengan menggunakan rumus: Kriteria kepraktisan terhadap pengembangan platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle dapat dilihat pada Tabel 3. 10 berikut.

Tabel 3. 10 Kriteria Kepraktisan Media Pembelajaran

Persentase Kriteria

Peneliti menentukan tahap – tahap dalam pelaksanaan penelitian.

Tahapannya sebagai berikut:

1. Penyusunan Proposal

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun proposal.

Proposal tersebut berisi BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Kajian Teori, BAB 3 Metode Penelitian. Tahap ini harus disetujui dan diperbaiki oleh dosen pembimbing karena akan digunakan dalam menyusun rencana pelaksanaan penelitian dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan.

permohonan penelitian yang didapat dari sekretariat JPMIPA.

b. Observasi

Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 3 Yogyakarta. Selain itu, peneliti meminta izin kepada guru matematika di SMP Negeri 3 Yogyakarta untuk melakukan observasi dengan ikut serta dalam proses pembelajaran.

c. Pembuatan Instrumen–Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dibuat peneliti adalah lembar validasi platform, lembar validasi perangkat pembelajaran dan kuesioner mengenai tingkat keefektifan dan kelayakan pengembangan platform.

d. Validitas Instrumen

Validitas dilakukan oleh para ahli sehingga peneliti mendapat masukan dan saran untuk memperbaiki instrumen yang telah dibuat.

3. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap pelaksanaan yaitu:

a. Analisis: Wawancara kepada guru dan siswa mengenai jenis media pembelajaran yang dibutuhkan dan motivasi belajar siswa

b. Desain: Membuat platform Learning Management System (LMS) berbasis Moodle, membuat video pembelajaran, membuat latihan soal dan kuis.

c. Pengembangan: pembuatan dan penggabungan konten yang sudah dirancang pada tahapan desain dibuat storyboard.

d. Implementasi: Meminta siswa untuk mengakses LMS yang telah dirancang

e. Evaluasi: evaluasi formatif (untuk membantu memperbaiki program) dan evaluasi sumatif (untuk menilai manfaat program), memberikan

angket pendapat siswa dan guru mengenai keefektifan media dan respon mereka terhadap media.

f. Tahap Analisis Data

Setelah data terkumpul maka peneliti akan menganalisis data sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

4. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah data dianalisis maka peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan data yang didapatkan. Kesimpulan diambil berdasarkan analisis data mengenai keefektifan dan kelayakan platform LMS, analisis kevalidan perangkat pembelajaran dan kuesioner.

58 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Yogyakarta yang beralamat di Jl.

Pajeksan No.25, Ngupasan, Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di SMP Negeri 3 Yogyakarta terdiri dari 6 kelas. Jumlah siswa tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 204 siswa dengan 34 siswa di masing–masing kelasnya.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIF yang berjumlah 20 siswa. Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian hanya berjumlah 20 karena banyak siswa yang mengumpulkan jawaban soal tes dan kuesioner hanya 20 anak.

3. Deskripsi Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data untuk uji coba dilakukan setiap hari Rabu pada Bulan Februari sampai April 2021 selama 4 kali pertemuan.

B. Hasil Pengembangan Platform Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle

Pengembangan produk berupa platform Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle mengikuti model pengembangan ADDIE yang mempunyai lima tahap penelitian yaitu: tahap analisis (Analysis), tahap desain (Design), tahap pengembangan (Development), tahap implementasi (Implementation) dan tahap evaluasi (Evaluation). Langkah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Analisis

Pada tahap ini penulis melakukan observasi untuk menganalisis kebutuhan di kelas VIIIF SMP Negeri 3 Yogyakarta. Sebelum dilakukan observasi, peneliti meminta izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Yogyakarta dengan menyerahkan surat yang telah dibuat oleh

Sekretariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma pada tanggal 21 September 2020. Peneliti menyerahkan surat izin ke Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tanggal 24 September 2020. Observasi dilakukan pada saat jam pelajaran matematika berlangsung. Analisis tersebut meliputi analisis kebutuhan siswa dan pembelajaran, analisis latar belakang siswa, analisis kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 3 Yogyakarta serta analisis materi yang akan diajarkan. Masing – masing analisis yang diperoleh selama observasi akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Analisis Kebutuhan Siswa dan Kebutuhan Pembelajaran

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelajaran matematika di Kelas VIIIF SMP Negeri 3 Yogyakarta sedang berlangsung yaitu hari Rabu. Sudah 6 bulan mereka melakukan pembelajaran jarak jauh dikarenakan pandemi Covid-19. Pembelajaran jarak jauh di SMP Negeri 3 Yogyakarta menggunakan platform Google Classroom. Akan tetapi, pembelajaran menggunakan Google Classroom dirasa kurang efektif oleh siswa dikarenakan penggunaan Google Classroom harus didukung dengan penggunaan Google Form dan Google Document.

Hal tersebut yang membuat siswa kesulitan untuk mengakses. Oleh karena itu, siswa dan guru membutuhkan suatu platform yang dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Platform yang diinginkan siswa yaitu platform yang praktis dan efektif sehingga pembelajaran dapat tertata dengan baik. Selain itu, siswa juga menginginkan platform yang dapat mengemas pembelajaran menjadi satu mulai dari presensi, video pembelajaran, modul, soal latihan dan

Hal tersebut yang membuat siswa kesulitan untuk mengakses. Oleh karena itu, siswa dan guru membutuhkan suatu platform yang dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Platform yang diinginkan siswa yaitu platform yang praktis dan efektif sehingga pembelajaran dapat tertata dengan baik. Selain itu, siswa juga menginginkan platform yang dapat mengemas pembelajaran menjadi satu mulai dari presensi, video pembelajaran, modul, soal latihan dan

Dokumen terkait