• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan masing-masing Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota tidak sama. Dengan demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang disebut dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu terlaksana tidak rutin, serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun (cukup rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah, yaitu kurang dari sama dengan 50 persen. 3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun (rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 persen KK di wilayah kerja Posyandu. 4. Posyandu Mandiri

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah mantap melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 persen KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.

Dari keempat tingkat jenis Posyandu tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel 28 bahwa pada periode Tahun 2003 – Tahun 2007, tingkatan Posyandu yang ada di seluruh Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah Madya dan Purnama. Sehingga model untuk pengembangan Posyandu bagi keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah : 1). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan Madya adalah Intervensi yang dapat

dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain: a). Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Eskalasi Posyandu dengan metode simulasi. b). Menerapkan pendekatan PKMD, terutama SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

2). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan purnama adalah : Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a). Sosialisasi program

dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat. b). Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/Kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

Tabel 28. Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2003 - Tahun 2007

Tingkatan Posyandu Kelurahan Nama Posyandu

2003 2004 2005 2006 2007 1. Pinang Sebatang 2 2 2 2 2 2. Dharma Ibu 2 2 2 2 2 3. Tunas Sukma 2 2 2 2 2 4. Sukma Jaya 2 2 3 3 3 5. Damai 2 2 2 2 2 6. Kasih Ibu 2 2 2 3 3 7. Sukma 2 2 2 2 2 8. Melati 2 2 2 2 2 Sumahilang 9.Mustika 2 2 2 2 2 1. Jambu Mawar 2 2 2 2 2 2. Jambu Air 2 2 2 2 2 3. Bambu Kuning 2 2 2 2 2 4. Casiaver 2 2 3 3 3 5. Thawalib 2 2 2 2 2 6. Cendana 2 2 2 2 2 Tanah Datar 7. Beringin 2 2 2 2 2 1. Karet 2 2 2 2 2 2. Permata Ibu 2 2 2 2 2 3. Kasih Ananda 2 2 2 2 2 4. Kuntum Mekar 2 2 2 2 2 5. Kasih Ibu 2 2 2 2 2 Kota Baru 6. Cempaka 2 2 2 2 2 1. Vinus 2 2 2 2 2

2. Vinus Melati III 2 2 3 3 3

3. Vinus Melati IV 3 3 2 2 2 Kota Tinggi 4. Vinus Melati V 2 2 2 2 2 1. Tunas Jaya 2 2 2 2 2 2. Nilam 2 2 2 2 2 3. Karya Maju 2 2 2 2 2 4. Kasih Ibu 2 2 2 2 2 5. Kasih Ananda 2 2 2 2 2 Sukaramai 6. Melati 2 3 3 2 2 1. Nenas 3 3 2 2 2 Simp Empat 2. Kelapa 2 2 2 2 2

Sumber : Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007

Tingkatan Posyandu Madya dan Purnama di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, apabila akan dikembangkan dan dibina terus agar mencapai tingkatan Posyandu Madiri, maka intervensi yang harus dilakukan adalah bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing yang dirumuskan melalui pendekatan PKMD.

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI

6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota bertujuan untuk mengetahui dan menyusun strategi revitalisasi posyandu yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di seluruh Posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota, agar pelaksanaan revitalisasi Posyandu tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threaths). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan.

Formulasi strategi yang tepat pada revitalisasi posyandu, perlu dilakukan analisis yang mendalam agar revitalisasi Posyandu memiliki makna dan memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah dasar kesehatan gratis dari pemerintah.

Adapun analisis SWOT terhadap revitalisasi posyandu yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota adalah sebagai berikut :

A. Kekuatan (Strenghts)

Struktur organisasi Posyandu fleksibel. Setiap kader dapat berperan serta dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai program Posyandu, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,

kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Sementara itu, keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Posyandu dapat didirikan dimana saja, baik di balai desa atau kelurahan, halaman rumah penduduk, dan sebagainya.

B. Kelemahan (Weaknesses)

Saat ini, Posyandu belum mampu melayani masyarakat secara optimal. Sebagian besar Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya dalam waktu pelayanan, jumlah kader, dan ketersediaan peralatan. Posyandu belum mampu melayani masyarakat setiap kali dibutuhkan. Waktu pelayanan Posyandu masih terbatas, program-program pelayanan Posyandu hanya dilaksanakan pada waktu tertentu. Hal ini dikarenakan kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu kelurahan sehingga proses pelayanan harus dilakukan secara bergiliran. Di lain pihak, jumlah para kader Posyandu masih terbatas dan diantara para kader Posyandu masih banyak yang tidak aktif. Faktor yang menyebabkannya adalah kesibukan lain diluar Posyandu. Keterbatasan lain yang terdapat Posyandu adalah kurangnya kuantitas dan kualitas dari peralatan yang tersedia. Keterbatasan ini mengakibatkan masyarakat enggan mempercayakan kesehatannya pada Posyandu.

C. Peluang (Opportunities)

Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota memiliki peluang pengembangan yang baik. Posyandu di kecamatan ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Melalui Posyandu, diharapkan pelayanan kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat

golongan miskin. Dukungan yang diberikan pemerintah daerah berupa dana yang berasal dari APBD. Pada tahun 2007, pemerintah daerah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 576.000.000 untuk beberapa kegiatan Posyandu, seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan lain-lain. Selain itu, peluang pengembangan Posyandu dapat dilihat dari tingginya angka kelahiran yang disertai penurunan angka kematian. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Posyandu dapat menjadi salah satu tempat yang menyediakan kebutuhan kesehatan masyarakat.

D. Ancaman (Threaths)

Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. Saat ini, telah banyak terdapat tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, mantri, pengobatan tradisional, dan sebagainya. Masing-masing tempat menawarkan berbagai alternatif pengobatan dengan teknik pelayanan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, masyarakat dapat memilih tempat pelayanan kesehatan yang paling sesuai dengan yang diharapkannya. Namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tuntutan untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan terbaik semakin besar. Untuk itu, posyandu harus mampu bersaing melalui peningkatan pelayanan dan profesionalisme para kader. Hal ini dibutuhkan untuk mempertahankan eksisistensinya.

6.2. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu

Berdasarkan analisis SWOT tersebut maka dapat disusun alternatif strategi yang dapat diterapkan pada revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan dan dibina. Alternatif strategi tersebut disajikan dalam bentuk matrik pada Tabel 29.

Tabel 29. Matrik Analisis SWOT Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Internal

Eksternal

Kekuatan (Strenghts)

1. Struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi,

permasalahan dan kemampuan sumberdaya.

2. Keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Kelemahan (Weaknesses) 1. Waktu pelayanan posyandu terbatas sehingga masyarakat kurang merasakan manfaatnya.

2. Sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif.

3. Kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai.

Peluang (Opportunities) 1. Adanya perhatian dari

pemerintah daerah berupa dukungan dana

2. Angka kelahiran yang meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

Strategi (Strenghts & Opportunities). Peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.

Strategi (Weaknesses & Opportunities)

Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan

pemberdayaan kader Posyandu

Ancaman (Threats)

Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga posyandu terancam ditinggalkan masyarakat.

Stategi (Streenghts & Threats) Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan

Strategi (Weaknesses & Threats)

Optimalisasi kinerja Posyandu

A. Strategi Strenghts-Opportunities (S-O)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Strategi ini merupakan rekomendasi dari adanya peluang dari pemerintah daerah setempat yang memberikan perhatian khusus pada bidang kesehatan. Disamping itu, peluang adanya peningkatan angka kelahiran akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat dapat mendukung strategi tersebut. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang didukung oleh pemerintah dapat memudahkan Posyandu untuk lebih meningkatkan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat setempat. B. Strategi Strenghts-Threats (S-T)

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk mengindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Strategi ini didasarkan atas tanggapan kekuatan dari struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya dan keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor kekuatan tersebut dimanfaatkan untuk menghindari ancaman berupa semakin banyak tempat pelayanan

kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat.

C. Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O)

Strategi W-O merupakan stategi yang disarankan untuk mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan Posyandu yang sebagian besar jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang belum aktif serta kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan belum memadai. Dengan memanfaatkan peluang berupa dukungan khusus pemerintah terhadap bidang kesehatan dan jumlah penduduk penduduk yang bertambah akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, sehingga diharapkan kelemahan tersebut dapat diatasi.

D. Strategi Weaknesses-Threats (W-T)

Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan berupa kinerja Posyandu yang belum optimal dan waktu pelayanan Posyandu terbatas. Dengan mereduksi kelemahan-kelemahan tersebut, antisipasi ancaman seperti banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional dapat dilakukan sehingga Posyandu tidak ditinggalkan masyarakat

6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Kota Pekanbaru

Berdasarkan urutan stategi prioritas dalam pelaksanaan program revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, strategi pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Pelaksanaan Posyandu harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat lokal dan memahami, serta berusaha menyediakan kebutuhan bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Program pelaksanaan ini dapat berupa penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu. PMT adalah suplai makanan tambahan yang mengandung komposisi gizi yang baik bagi anak dan balita yang diberikan secara gratis, seperti pemberian bubur kacang hijau, berbagai jenis sereal, susu dan sebagainya. Program lainnya seperti pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut dan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita serta penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu. Sasaran dari berbagai program ini adalah anak dan balita serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para ibu dalam meningkatkan gizi dan kesehatan keluarga.

Strategi kedua yang harus dilakukan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu.. Alternatif program yang dapat dilakukan untuk mendukung program ini adalah pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik dan pemantauan Posyandu secara rutin untuk menjamin kualitas peralatan oleh pemerintah daerah.

Peningkatan dukungan pemerintah setempat dapat berupa materil maupun non materil. Alokasi dana yang bersumber dari APBD setempat sebaiknya tidak

hanya terbatas untuk honor kader, tetapi juga dalam pemenuhan sarana dan prasarana Posyandu. Dengan diadakannya pemantauan secara rutin dapat menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan antar pihak-pihak yang terkait. Sasaran dari strategi ini adalah pembina Posyandu, para kader dan pemerintah daerah setempat.

Kegiatan ini seperti pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyandu- posyandu agar kader dapat lebih terampil dan profesional dan dapat dilakukan studi banding antar Posyandu. Hal ini terbukti dari sebagian besar kader belum mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina dengan jumlah kader belum cukup untuk melayani masyarakat. Di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara sempurna/paruh waktu sebagai kader posyandu yang kemampuannya secara berkala diuji oleh tim ahli kesehatan.

Alternatif program lain adalah dapat berupa pembetukan kelompok kader yang kontinyu dan pemerintah setempat dapat melakukan penilaian-penilaian rutin ke Posyandu dalam rangka pemantauan dan pemberdayaan kader Posyandu. Selain itu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi pun sangat diperlukan untuk menimbulkan loyalitas dan memacu ketertarikan para kader. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat masyarakat untuk menjadi kader posyandu, sehingga jumlah kader tidak cukup untuk melayani masyarakat dan masih rendahnya kemampuan kader. Program ini dapat terwujud melaui koordinasi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Sasaran yang ditujukan dari strategi tersebut adalah masyarakat, para kader dan pemerintah daerah setempat.

Strategi ketiga adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan. Penentuan jadwal yang jelas dan rutin dapat lebih mempermudah kader dalam melayani masyarakat. Kepastian jadwal akan menumbuhkan loyalitas masyarakat terhadap Posyandu karena masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan setiap kali membutuhkannya.

Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di masyarakat. Kartu tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Adapun pengisian dan pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga dapat mempermudah pemerintah setempat dalam pengawasan dan pengontrolan kesehatan di lingkungan masyarakat Kecamatan Pekanbaru. Adanya kartu sehat pada setiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat setiap keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu terdekat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Strategi, Program dan Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

No Strategi Program Sasaran

1. Peningkatan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. a. Penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu

b. Pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang

pentingnya masalah tersebut c. Pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita

d. Penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-ibu

Anak dan balita, ibu hamil dan menyusui

2. Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta peningkatan dan pemberdayaan kader Posyandu

a. Pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik

b. Pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan c. Pengiriman tenaga ahli

kesehatan ke Posyandu- posyandu untuk melakukan penyuluhan

d. Studi banding antar Posyandu e. Pembentukan kelompok

kader yang kontinyu f. Peningkatkan honor dan

penghargaan bagi kader yang berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader

Pembina Posyandu, masyarakat, kader, dan pemerintah daerah

3. Optimalisasi kinerja Posyandu

Penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan

Masyarakat, kader

4. Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan

Pembagian ”kartu keluarga sehat” Posyandu sebagai media promosi di masyarakat

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh belum terwujudnya peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan petugas posyandu dalam mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun finansial dari berbagai pihak.

2. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah peran dan fungsi posyandu masih belum berjalan baik, sebagian besar kader belum mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina selain itu dengan jumlah kader yang belum cukup melayani masyarakat, sarana prasarana posyandu belum memadai, anggaran rutin posyandu yang belum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan untuk pelaksanaan posyandu. 3. Strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Pekanbaru Kota adalah :

a. Meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.

b. Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu

c. Optimalisasi kinerja Posyandu

d. Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan kesehatan.

4. Berbagai alternatif program revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara kontinyu, pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut, pemeriksaan kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita, penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu- ibu, pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan prasarana yang baik, pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan, pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyandu-posyandu untuk melakukan penyuluhan, studi banding antar Posyandu, pembentukan kelompok kader yang kontinyu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader, penentuan jadwal program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan serta pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di masyarakat.

7.2. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, terkait dengan masalah penelitian, maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan :

1. Supaya pemerintah membuat peraturan sebagai petunjuk yang jelas dalam penyelenggaraan Posyandu.

2. Perlu perhatian serius dari pemerintah, baik Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Daerah dengan memberikan alokasi dana anggaran yang memadai untuk pelaksanaan posyandu dan insentif para kader posyandu. 3. Kepada masyarakat agar memberikan perhatian kepada pemberdayaan

posyandu karena posyandu merupakan sarana dasar dalam memperoleh informasi kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita.

4. Pemerintah daerah setempat dapat memberikan bantuan pengiriman tenaga ahli kesehatan dengan diikuti pemantauan rutin kepada para kader Posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursng Care (Edisi ke-2). Philadelphia:J.B. Lippincontt Company

Bagoes Ida, Mantra, 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Budiman, Hamzah, 2005. Pedoman Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI Frieman , M.M. 1998. FamilyNursing (Edisi ke-4) Connecticut: Appleton Lange Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice,

California, Guming Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah)

Mile, B. Mattew dan Michael A Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Edisi terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi), UI Press, Jakarta

Monografi/Profil Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007. Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota

Dokumen terkait