• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1. Model Penggunaan Tenaga kerja

Uji kebaikan sesuai model (Goodness of Fit = R2), pengujian model secara keseluruhan (uji-F) dan pengujian masing-masing koefisien regresi secara parsial (uji-t), dijelaskan sebagai berikut:

Pengujian Kebaikan Sesuai Model (R2)

Koefisien determinasi (R2) sangat dipengaruhi oleh banyaknya variabel

bebas dan banyaknya observasi yang dilakukan. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R2), berarti model semakin dapat diandalkan. Jika nilai

koefisien determinasi (R2) terletak antara 0,70 – 1,00 pada umumnya

Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar

0,740. Hal ini menggambarkan bahwa model yang digunakan dalam analisis ini mempunyai nilai yang tinggi atau dapat diandalkan. Variabel bebas (tingkat upah, tingkat bunga dan PDRB) yang diduga sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variabel terikat (Kesempatan Kerja) mampu menjelaskan variasi kesempatan kerja pada sektor industri di Sumatra Utara sebesar 74 % sedangkan sisanya sebesar 26 % sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model ini (yang tidak diteliti).

Pengujian Masing-masing Koefisien Regresi Secara Parsial (uji-t)

Uji-t dimaksudkan untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan (koefisien regresi secara parsial).

1. Tingkat upah (W)

Hipotesis:

H01 = 0 (tidak ada pengaruh tingkat upah terhadap kesempatan kerja)

Ha : β1 < 0 (ada pengaruh negatif tingkat upah terhadap kesempatan kerja)

Kriteria keputusan:

H0 tidak ditolak apabila thitung < ttabel (α = 5%)

Pada taraf signifikansi 5%, nilai ttabel atau t0,025;13 = 2,160. Karena nilai -thitung < -ttabel (4,829 > -2,160), maka dapat disimpulkan, tidak dapat menerima H0. Artinya tingkat upah berpengaruh signifikan yang negatif terhadap kesempatan kerja. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai sig. = 0,000 yang jauh lebih kecil dari taraf signifikan 5%.

Dengan berpengaruh signifikan yang negatif ini, maka dalam hal penentuan upah minimum, Propinsi Sumatera Utara haruslah dengan hati-hati. Hal ini dimaksudkan agar di satu sisi tidak menyulitkan pengguna tenaga kerja dalam memberikan upah dan di sisi lain tidak pula merugikan para pekerja.

2. Bunga (R)

Hipotesis:

H0 : β2 = 0 (tidak ada pengaruh bunga terhadap kesempatan kerja) Ha : β2 < 0 (ada pengaruh negatif bunga terhadap kesempatan kerja)

Kriteria keputusan:

H0 tidak ditolak apabila thitung < ttabel (α = 5%)

H0 tidak diterima apabila thitung > ttabel (α = 5%)

Pada taraf signifikansi 5%, nilai t tabel atau t 0,025;13 = 2,160. Karena nilai thitung > ttabel (4,087 > -2,160), maka dapat disimpulkan tidak dapat menerima H0. Artinya bunga berpengaruh signifikan yang negatif terhadap

kesempatan kerja. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai sig. = 0,002 yang jauh lebih kecil dari taraf signifikan 5%.

3. PDRB

Hipotesis:

H0 : β3 = 0 (tidak ada pengaruh PDRB terhadap kesempatan kerja) Ha : β3 > 0 (ada pengaruh positif PDRB terhadap kesempatan kerja) Kriteria keputusan:

H0 tidak ditolak apabila thitung < ttabel (α = 5%)

H0 tidak diterima apabila thitung > ttabel (α = 5%)

Pada taraf signifikansi 5%, nilai ttabel atau t0,025;13 = 2,160. Karena nilai thitung < ttabel (2,755 > 2,160), maka dapat disimpulkan tidak dapat menolak H0. Artinya PDRB berpengaruh positif yang signifikan terhadap kesempatan kerja. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai sig. = 0,017 yang lebih kecil dari taraf signifikan 5 %.

Pengujian Model Secara Keseluruhan (uji-F)

Uji-F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

independen secara serentak terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

Hipotesis:

0 : β1 = β2 = β3 =

0

Kriteria:

H0 tidak ditolak apablia Fhitung < Ftabel (α = 5%)

H0 tidak diterima apabila Fhitung > Ftabel (α = 5%)

Berdasarkan hasil pengolahan data, di eviews 4.1 diperoleh nilai Fhitung

adalah sebesar 11,389 dan Ftabel atau F0,05(3)(13) sebesar 3,49. Hal ini membuktikan bahwa nilai Fhitung (11,389) > Ftabel (3,49) pada α = 5% atau signifikan pada tingkat keyakinan 95%. Dengan demikian, tingkat upah, tingkat bunga dan PDRB secara serentak berpengaruh signifikan terhadap Kesempatan Kerja, pada tingkat keyakinan 95%. Hal ini bisa juga dilihat pada nilai prob. sebesar 0,01 yang artinya signifikan sampai pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 tidak dapat diterima, atau variabel bebas secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel terikat.

Analisis Koefisien Regresi

Nilai koefisien regresi dari tingkat upah adalah negatif 0,227. Ini berarti ada pengaruh negatif dari tingkat upah terhadap kesempatan kerja. Apabila semua variabel bebas, konstan, kecuali upah minimum provinsi maka peningkatan tingkat upah sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan kesempatan kerja (L) sebesar 0,227 persen. Lebih jauh dapat didefenisikan

bahwa elastisitas penggunaan tenaga kerja terhadap upah adalah negatif 0.2273. Dengan demikian Tingkat upah bersifat inelastis terhadap kesempatan kerja.

Prinsip usaha yang selalu dipertahankan oleh para pelaku bisnis adalah selalu berusaha meminimalkan biaya operasional usaha mereka, termasuk biaya untuk tenaga kerja. Sehingga, adalah sangat logis jika nilai upah kerja minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah mengalami kenaikan, para pelaku bisnis akan melakukan penyesuaian biaya operasional terhadap upah tenaga kerja. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Hal ini tentu dengan pertimbangan proporsi penurunan biaya upah diupayakan lebih kecil dari proporsi penurunan produktivitas untuk meminimalkan biaya operasional perusahaan.

Dari persamaan regresi, ditunjuk bahwa nilai koefisien regresi dari tingkat bunga (R) adalah negatif 0,413. Ini berarti ada pengaruh negatif dari suku bunga kredit investasi terhadap kesempatan kerja. Apabila semua variabel bebas, konstant kecuali tingkat bunga (R), maka peningkatan sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunnya kesempatan kerja (L) sebesar 0,413 persen. Lebih jauh dapat didefenisikan inelastisitas penggunaan tenaga kerja terhadap tingkat bunga kredit investasi adalah negatif 0.413.

Jika tingkat bunga kredit investasi mengalami kenaikan, maka umumnya para pelaku bisnis akan menahan diri dalam melakukan investasi. Penurunan nilai investasi ini akan berdampak terhadap berkurangnya aktivitas usaha dari para pelaku bisnis. Berkurangnya aktivitas usaha ini sekaligus juga akan berdampak terhadap berkurangnya penggunaan tenaga kerja.

Dari persamaan regresi, juga ditunjukkan bahwa nilai koefisien regresi dari PDRB industri manufaktur skala menengah dan besar adalah 0,0616. maka terdapat pengaruh yang positif dari kenaikan PDRB industri manufaktur skala menengah dan besar tehadap kesempatan kerja. Artinya, apabila semua variabel bebas, konstan kecuali PDRB industri manufaktur skala menengah dan besar, maka peningkatan PDRB sebesar 1 persen akan menyebabkan kenaikan kesempatan kerja (L) sebesar 0,0616 persen. Lebih jauh dapat didefenisikan bahwa elastisitas penggunaan tenaga kerja terhadap PDRB industri manufaktur skala menengah dan besar adalah positif 0.062.

Indikator ini menjelaskan bahwa peningkatan PDRB sebesar 1 persen hanya meningkatkan penggunaan tenaga kerja sebesar 1.0616 persen.

Dari ketiga indikator elastisitas penggunaan tenaga kerja industri manufaktur skala menengah dan besar diketahui bahwa elastisitas paling tinggi adalah tingkat bunga, yaitu 0,4126. Oleh sebab itu penurunan tingkat suku bunga akan mendorong investor untuk datang ke sumatera utara sehingga meningkatkan kesempatan kerja industri manufaktur skala

Tabel. 4.4. Koefisien korelasi parsial Variabel L W R PDRB L 1.0000 -0.4680 -0.4033 -0.3753 W -0.4680 1.0000 -0.3764 0.4319 R -0.4032 -0.3764 1.0000 -0.2552 PDRB -0.3753 0.4319 -0.2552 1.0000

Sumber : Data Diolah Eviews 4.1

Dengan melihat tabel diatas maka dapat diketahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat adalah :

1. r2W-L = 0,468 artinya tingkat upah mampu menjelaskan derajat variabelitas kesempatan kerja sekitar 46,8%.

2. r2R-L = 0,403 artinya tingkat bunga mampu menjelaskan variabelitas kesempatan kerja sekitar 40,8%.

3. r2PDRB-L = 0,375 artinya PDRB mampu menjelaskan variabelitas

kesempatan kerja sekitar 46,8%.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keratan hubungan antara variabel bebas tersebut dilihat yang paling dominan mempengaruhi kesempatan kerja adalah tingkat upah.

Dokumen terkait