• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang Pemahaman Konsep IPS

3. Model Quantum Learning

Model pembelajaran yang ideal sangat berpengaruh penting bagi siswa dalam menerima pembelajaran seperti halnya model quantum learning.Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov seorang pendidik yang bereksperimen dengan sugetiologi atau sugesti. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar siswa, dan setiap detail memberikan sugesti ataupun positif (DePorter & Hernacki, 2015: 14). Dalam model ini menggabungkan antara lingkungan (suasana, fisik, lingkungan), dan sumber-sumber (interaksi, metode, ketrampilan). Hal ini berarti quantum learning adalah suatu model yang menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan serta menumbuhkan motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa paham akan materi yang diajarkan.

Pembelajaran kuantum adalah suatu model yang menyajikan bentuk pembelajaran sebagai suatu “orkestra” jika dipilah dari dua unsur yaitu, kontek dan isi. Konteks secara umum menjelaskan lingkungan belajar siswa baik fisik maupun psikis. Sedangkan konten isi berkenaan mengenai cara penyampaian isi materi pada siswa (Syaefudin,2012: 126).

Pembelajaran kuantum (Jaidun & Panjaitan, 2014) ialah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses

pembelajaran kuantum melibatkan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama-sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Hal ini juga dipertegas dalam Research and Studies Quantum Learning Educationdari (Singer & Nourie: 1998) adalah sebagai berikut:

Post intervention data indicated increased student learning, attendance, and improved attitude toward school. Students also showed increased math and reading skills, both on standardized tests and class grades. Post intervention data also revealed improved teachers effectiveness and satisfaction.

Pasca data campur tangan menunjukan peningkatan belajar siswa, absensi, dan perbaikan sikap terhadap sekolah. Siswa juga menunjukan peningkatan pada matematika dan kemampuan membaca, baik pada tes standard dan nilai kelas. Pasca data campur tangan juga mengungkapkan peningkatan efektivitas dan kepuasan guru. Hal ini berarti quantum learning memiliki pengaruh besar dalam model pembelajaran mulai dari kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan (Kusumawardani,2016) quantum learning merupakan model pembelajaran yang menciptakan suasana efektif, menggairahkan, dan menyenangkan, sehingga menuntun ketrampilan guru dalam merancang, mengembangkan dan mengelola sistem pembelajaran dengan memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa quantum learning merupakan suatu model pembelajaran yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat belajar sebagai suatu proses yang

menyenangkan, memberikan motivasi, dan bermanfaat bagi peserta didik dengan memberdayakan seluruh potensi dan lingkungan belajar siswa yang ada sehingga siswa merasa senang dengan proses pembelajaran yang berlangsung dalam pembelajaran.

b. Beberapa Hal Penting dalamQuantum Learning 1) Kekuatan Pikiran sebagai Modal Dasar Belajar

Melalui kekuatan pikiran diharapkan siswa mampu berpikir dengan baik untuk melaksanakan kehidupan di masyarakat. Kekuatan pikiran sendiri sangat memengaruhi semua aspek kehidupan anak. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimiliki oleh Albert Einstein. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan cara yang menyenangkan dan bebas stress (DePorter & Hernacki, 2015: 22).

Kekuatan pikiran menekankan bahwa semakin pikiran itu diulang, semakin besar energi dan kekuatan yang dihasilkan, memancar dari dalam diri, dan menarik pikiran kita dari luar (Kehoe & Fischer, 2006: 16). Dengan pengulangan pada saat pembelajaran di kelas membuat siswa menjadi lebih paham materi yang sedang diajarkan. Selain itu memahami sifat pikiran anak akan memungkinkan mengajar lebih efektif, dengan membatu mengarahkan pikiran siswa ke arah hasil yang positif. Jadi kekuatan berpikir sangat dibutuhkan siswa agar siswa belajar mengenai kehidupan di masyarakat serta sebagai pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar.

2) Motivasi Belajar Siswa melalui Kekuatan AMBAK

Motivasi sangat penting bagi siswa yang memberikan suatu semangat baru untuk menggapai tujuan. Sugihartono (2013: 20) menambahkan motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu serta memberikan arah dan ketahanan pada tingkah laku. Dengan motivasi seseorang akan mudah melakukan suatu hal yang ingin digapai tanpa menghiraukan hambatan yang ada sesuai arah dan tujuan, tidak terkecuali pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa membutuhkan motivasi dalam belajar yang sering disebut motivasi bealajar guna mencapai tujuan dalam sekolah.

Motivasi belajar bagi siswa dalam model quantum learning dengan prinsip AMBAK. AMBAK merupakan singkatan Apa Manfaatnya BAgiku? Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan DePorter & Hernacki (2015;49). Dalam pembelajaran hendaknya dapat menumbuhkan dan menanamkan prinsip ambak pada setiap awal kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan penanaman prinsip tersebut diharapkan akan muncul sikap presepsi positif terhadap kegiatan belajar pada diri setiap siswa.

Menumbuhkan ambak bukan hal yang sulit sama saja dengan menciptkan minat itu dalam apa yang sedang dipelajari dengan menghubungkan dunia nyata. Menciptakan minat adalah cara yang baik untuk memberikan motivasi pada diri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Motivasi tersebut dengan belajar aktif dengan lingkkungan sekitar. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan cara

yang menguntungkan siswa, mengupayakan agar segalanya terlaksana, dan bermanfaat. Jadi dalam proses pembelajaran hendaknya seorang pendidik memberikan motivasi pada siswa agar siswa mengerti dan mengetahui tujuan dan manfaat materi yang sedang diajarkan.

3) Penataan Lingkungan Belajar

Dalam proses belajar mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa. Penataan lingkungan belajar ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi) DePorter & Hernacki (2015: 68). Lingkungan ini menekankan pada suatu penataan dan suasana dalam kelas seperti musik, penataan cahaya, dan desain tempat duduk. Dengan adanya penataan lingkungan peserta didik pasti dapat menerima, menyerap, dan mengolah informasi serta berkonsentrasi dengan mudah. Lingkungan makro adalah lingkungan yang sangat luas. Peserta didik diminta menciptakan ruang belajar di lingkungan masyarakat. Peserta didik harus berpartisipasi dan berinteraksi.

c. Penerapan ModelQuantum Learningpada Mata Pelajaran IPS

Dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali model, pendekatan, startegi yang dilakukan. quantum learning merupakan suatu model pembelajaran yang menenkankan pada proses belajar yang bermakna pada anak sehingga anak akan paham mengenai materi yang diajarkan. Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran modelquantum learningadalah sebagai berikut:

1) Penataan lingkungan belajar

Penataan lingkungan belajar diperlukan dalam proses pembelajaran agar siswa merasa nyaman dan aman. Guru sebagai seorang yang berperan penting dalam kelas harus memberikan kenyamanan pada siswa. Kenyamanan tersebut dapat diciptakan dengan tepat oleh guru dan siswa itu sendiri untuk mencegah kebosanan dalam kelas. DePorter & Hernacki (2015: 66) menjelaskan untuk membuat siswa menjadi sukses quantum learning menciptakan lingkungan yang optimal dengan penataan lingkungan belajar fisik dan penataan lingkungan mental.

Penataan lingkungan fisik meliputi keadaan sarana dan prasarana yang ada di kelas seperti perabotan (jenis dan penataan), pencahayaan, musik, visual (gambar, poster, papan pengumuman), penempatan persediaan, temperature, tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum. Sedangkan penataan lingkungan mental adalah strategi, metode, serta suasana yang digunakan guru untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan.

2) Bebaskan gaya belajar siswa

Dalam belajar seorang anak terdapat berbagai macam gaya belajar yang dimiliki siswa. Dalam quantum learning gaya belajar terdapat tiga yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. Mengenali gaya belajar anak dapat dilakukan dengan menciptakan gaya belajar yang menyenangkan bagi anak, mengurangi konflik yang timbul sebagai akibat dari belajar, menimbulkan motivasi belajar (Aqib, 2011: 68). Dengan seorang pendidik terlebih dahulu mengenali gaya belajar siswa diharapkan tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Grinder dalam Silbermen (2016: 28) menjelaskan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantarnya rata-rata dapat belajar secara efektif selama guru menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik. Hal ini berarti hampir semua siswa menyukai pembelajaran yang menggabungkan dari berbagai gaya belajar. Penggabungan gaya belajar pada saat proses pembelajaran membuat guru lebih efektif dan efisien dalam mengajar serta pemahaman anak dapat tergambar dengan baik.

3) Membiasakan membaca dengan Memahami

Membaca merupakan aktivitas yang penting dalam suatu pembelajaran. Dengan membaca akan menambah pedadaran kata, pemahaman, menmbah wawasan serta daya ingat. Banyak orang sangat sulit untuk memahami saat membaca. Hendaknya sebelum membaca berpikiranlah positif dan berkata yang membuat siswa termotivasi seperti: membaca itu mudah, saya adalah kutu buku, dan saya dapat membaca dengan cepat dan memahami apa yang saya baca.

Selain itu terdapat kiat-kiat lain agar membaca mudah dipahami seperti mempersiapkan diri, minimalkan gangguan, duduk dengan sikap tegap, tenangkan pikiran sesaat, gunakan benda sebagai petunjuk, dan lihatlah sekilas sebelum mulai membaca DePorter & Hernacki (2015: 255). Dengan begitu memahami suatu bacaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

4) Membiasakan mencatat

Suatu pembelajaran itu dapat diterime oleh siswa ketika siswa tersebut paham atau mengerti materi yang diajarkan, selain itu siswa dapat mengungkapkan kembali pengetahuan apa yang telah siswa terima dengan bahasa

mereka dan sesuai dengan gaya belajar yang siswa tersebut. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam sebuah tulisan- tulisan untuk mempermudah siswa dalam mengingatnya.

Menurut DePorter & Hernacki (2015: 146) alasan utama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Tanpa adanya mencatat dan mengulangi kemungkinan kecil siswa dapat mengingatnya, karena siswa hanya menggunakan satu gaya belajar saja yakni auditorial. Oleh karena itu penerapan keseluruhan gaya belajar harus selalu diterapkan oleh guru agar siswa paham mengenai semua materi yang diajarkan.

5) Melatih kekuatan memori anak

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan memori yang baik. Aktifitas siswa setiap hari tidak terlepas oleh kerja memori dalam otak. Sugihartono (2013:10) menambahkan memori merupakan kemampuan untuk memasukan, menyimpan, dan memunculkan kembali informasi yang kita terima. Dengan kekuatan memori siswa dapat mengingat apa yang telah mereka rasakan dan alami. Selain itu kekuatan memori padaquantum learningjuga melibatkan semua panca indra yang siswa miliki. Semakin banyak indra yang terlibat, maka materi yang diajarkan semakin mudah untuk dipahami oleh siswa.

6) Jadikan anak lebih aktif dan kreatif

Guru hendaknya dapat mendorong siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan siswa aktif dapat membuat siswa menjadi termotivasi untuk melakukan hal baru dan berpikir positif. Tumbuhnya sikap positif dalam

belajar membangun potensi dan kemampuan dalam diri siswa. Dalam belajar aktif, membantu siswa untuk memahami apa yang mereka alami. Sillbermen (2016:31) menjelaskan bahwa hendaknya memberikan pelajaran singkat setelah berlangsungnya kegiatan belajar aktif agar siswa dapat menghubungkan apa yang dialami siswa dengan konsep-konsep yang disampaikan oleh guru.

Hal tersebut akan medorong anak aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Seseorang yang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif, dan semua orang berpotensi menjadi orang kreatif DePorter & Hernacki (2015: 293). Dengan adanya sikap kreatif yang baik bagi siswa akan mampu menghasilkan ide-ide dalam belajarnya. Dalam pembelajaran guru hendaknya memberikan kebebasan agar anak menjadi lebih aktif dan kreatif.

7) Memupuk sikap juara

Perlunya memupuk sikap juara harus diterapkan sejak kecil sekalipun pada tingkat sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan dapat memotivasi dalam belajar siswa dan siswa merasa lebih dihargai dalam belajar. DePorter & Hernacki (2015: 58) menjelaskan bahwa dalam setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka pentinglah untuk merayakan aktivitas atau prestasi tersebut. Melakukan aktivitas apapun yang membawa keberhasilan harus bisa dirayakan, dengan memberikan umpan balik yang positif yang bertujuan memberikan perasaan keberhasilan, penyelesaian, kepercayaa, dan membangun motivasi untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

Hal ini juga dipertegas oleh hasil Research and Studies Quantum Learning Education (Singer & Nourie: 1998) yaitu, Students are flexible, open, have positive attitudes before quantum learning 60% and after quantum learning 69%.

Sebelum siswa menggunakan model quantum learning fleksibilitas, keterbukaan, dan sikap positif siswa masih 60% dan setelah menggunakan model quantum learning naik menjadi 69%. Hal ini menerangkan bahwa penerapan model

quantum learningmemberikan dampak yang baik bagi siswa dalam pembelajaran.

8) Penerapan TANDUR

Perencanaan pembelajaran yang dinamis juga berpebgaruh terhadap suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dibuat sedinamis mungkin, konsisten dan mudah. Perencanaan pembelajaran seperti halnya TANDUR. DePorter & Hernacki (2008: 88) mengatakan bahwa TANDUR adalah unsur- unsur kerangka rancangan belajar dengan Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai TANDUR dan maknanya (DePorter & Hernacki2008: 10):

a. Tumbuhkan

Menumbuhkan dan memikat siswa dengan melibatksn siswa dalam semua kegiatan sehingga siswa dapat mengetahui apa saja manfaat pelajaran yang telah dilakukan untuk kehidupan sehari-hari. Cobalah untuk menumbuhkan suasana yang sangat menyenangkan dan menggembirakan di hati siswa. Buatlah siswa merasa belajar adalah kebutuhan bukanlah tuntutan. Kegiatan di kelas seperti siswa diajak bernyanyi sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Alami

Memberikan pengalaman belajar siswa untuk menumbuhkan kebutuhan mengetahui. Kebutuhan tersebut seperti: menciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Siswa diajak guru membentuk kelompok-kelompok.

c. Namai

Berikan apa yang siswa inginkan, tepat saat minat siswa memuncak. Untuk itu harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, startegi yang kemudian menjadikan sebuah masukan bagi siswa. Setelah melalui pengalama belajar pada kompetensi dasar tertentu, siswa diajak untuk menulis dalam kertas, memberikan nama apa saja yang mereka peroleh, informasi, rumus, ataupun hal yang baru. d. Demonstrasikan

Hal ini berati memberikan kesempatan mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan hal yang baru. Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu dengan melakukan demostrasi. Setelah mengalami siswa mampu mengingat 90% karena siswa melakukantiga aktivias sekaligus yakni; mendengarkan, melihat, dan melakukan.

e. Ulangi

Rekatkan keseluruhan materi pembelajaran, tunjukan kepada para siswa tentang cara-cara mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. Pengulangan memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini” pengulangan sebaiknya dilakukan setelah melakukan demonstrasi.

f. Rayakan

Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengajarkan suatu tugas atau kewajiban dengan baik. Perayaan akan menandakan kesan rampung, menghormati, usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Pengakuan untuk penyelesaian partisipasi, dan diperoleh keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Dokumen terkait