• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SIMULASI DINAMIKA SISTEM EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK AGROINDUSTRI UDANG

QUANTITY AND QUALITY LEVEL AGREEMENT

7 MODEL SIMULASI DINAMIKA SISTEM EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK AGROINDUSTRI UDANG

Pendahuluan

Penerapan model System Dynamics (SD) untuk manajemen rantai pasok berakar pada Industrial Dynamics (Forrester 1961). Rantai pasok dinamis adalah proses interaksi peserta dari berbagai bagian dalam dan perusahaan. Tujuan dari rantai pasok untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, dengan meningkatkan kinerja secara keseluruhan melalui perspektif holistik rantai pasok (Angerhofer & Angelides 2000). Kontrol secara keseluruhan dalam rantai pasok harus dirancang bahwa semua "mitra" adalah penerima manfaat. Agar efisien dan biaya yang efektif di seluruh sistem, biaya total harus diminimalkan dan kegiatan harus selaras melalui manajerial dari tingkat strategis ke tingkat operasional (Simichi- Levi & Kaminsky 2000). Semakin meningkat, rantai pasok menjadi mekanisme untuk mengatasi ketidakpastian permintaan, lead time yang lama dan kapasitas terbatas, sehingga sering tidak efisien untuk setiap mitra di antara rantai pasok.

Pendekatan pemodelan SD telah banyak digunakan untuk mempelajari struktur sistem yang kompleks, seperti jaringan rantai pasok (Beamon 1998). Dalam penelitian ini, menggunakan metodologi SD, dan sudah terbukti andal dalam pengambilan keputusan strategis, dan akan digunakan sebagai alat utama analisis dalam pemodelan evaluasi kinerja kontrak dalam rantai pasok agroindustri udang.

Sejak tahun 2000-an, pendekatan performance based contract (PBC) berkembang pesat, hal ini tercermin dalam penelitian akademik dengan jumlah publikasi yang terus berkembang. Pendekatan PBC muncul sebagai pendekatan menjanjikan yang efektif dan hemat biaya dalam pengadaan barang, layanan bisnis dan produk-layanan yang kompleks. PBC adalah cara inovatif dalam bidang pengadaan (procurement), yang mengikat pemasok untuk kompensasi nilai output produk yang dihasilkan oleh pelanggan.

Model evaluasi kinerja kontrak rantai pasok agroindustri udang terdiri atas pelaku petani, pedagang pengumpul, dan prosesor (industri pengolahan udang). Solusi yang ingin dicapai adalah diketahuinya perilaku model sebelum dan sesudah diterapkannya pembagian pendapatan (revenue sharing) masing-masing pelaku rantai pasok melalui simulasi model.

Simulasi adalah peniruan perilaku dari suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan melakukan peramalan dari perilaku gejala atau proses tersebut dimasa depan dalam kurun waktu tertentu (time-frame). Dalam penelitian ini model simulasi dibangun dengan menggunakan dinamika sistem. Pemodelan dinamika sistem adalah suatu teknik membangun dan menjalankan model sistem abstrak untuk mempelajari perilaku tanpa

66

mengganggu lingkungan sistem nyata. Karena sifat dinamis dari rantai pasok udang, simulasi merupakan instrumen alami dan penting untuk analisis dan desain rantai pasok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model SD evaluasi kinerja rantai pasok agroindustri udang melalui simulasi model SD.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan System Dynamics untuk mendapatkan perilaku model sebelum dan sesudah diterapkannya revenue sharing pada model evaluasi kinerja rantai pasok udang. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Perumusan masalah

Penetapan batasan kajian

Pengembangan model

Konstruksi program komputer

Validasi model

Penyusunan skenario dan simulasi model

Analisis hasil simulasi

Selesai

67

Perumusan Masalah (Problem Definition)

Permintaan dan pasokan pada rantai pasok udang dimulai dari permintaan konsumen. Secara umum, ketika ada permintaan udang, prosesor harus memutuskan dimana untuk membeli udang. Ada dua saluran yang biasa dilakukan oleh industri udang yaitu membeli langsung ke petani mandiri atau melalui pedagang pengumpul. Petani udang umumnya mengusahakan tambak dengan tingkat teknologi tradisional plus, semi intensif dan intensif. Namun, produksi budidaya komoditas udang sangat peka terhadap faktor lingkungan, menyebabkan ketersediaan komoditas udang yang memenuhi spesifikasi kuantitas dan kualitas mengalami kelangkaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kontrak antara pelaku rantai pasok untuk mengatasi kelangkaan bahan baku tersebut sehingga ada kepastian mendapatkan bahan baku udang yang memenuhi spesifikasi kuantitas dan kualitas dengan permintaan konsumen.

Struktur rantai pasok secara keseluruhan, mulai dari petani, pengumpul, prosesor, distributor dan pengecer; dan ada rantai pasokan lokal, yang dibagi menjadi rantai pasok hulu dan hilir. Dalam model rantai pasok multi-level tradisional, sebagian besar model adalah rantai pasokan hulu, yaitu tiga tingkat sistem rantai pasok tentang petani – pengumpul – industri udang. Oleh karena itu, model kajian ini hanya melibatkan tiga tingkatan tersebut.

Diagram Causal-Loop

Penelitian ini disusun menggunakan SD untuk menjelaskan peran masing-masing pelaku dalam sistem kontrak rantai pasok udang. Langkah pertama adalah untuk membangun peta melalui diagram causal loop

(Gambar 22). Hal ini sangat penting, karena bisa melihat peran hubungan antar pelaku saat keduanya berinteraksi, karena diagram causal loop merupakan mekanisme umpan balik utama. Mekanisme ini dapat berupa umpan balik negatif (balancing) atau positif (reinforcing).

Perubahan Harga Tambak Semi Intensif Harga Udang + R + Rata-rata Pengiriman Keuntungan Pemanenan Udang Pengumpul + + + - + Permintaan Konsumen Penyesuaian Permintaan Permintaan yg Diinginkan Pengiriman + + - +/- + B Persediaan Produksi Perubahan Permintaan B +/- Kapasitas Produksi Produksi Tambak +/- B + + + + R + + - + +/- Tambak Intensif Tambak Tradisional Plus + +

68

Elemen-elemen yang diperlukan untuk membangun sistem kontrak rantai pasok yang berkeadilan, seperti pelaku petani: target produksi, keuntungan, pengumpul: pasokan dan keuntungan, prosesor: permintaan dan keuntungan. Masing-masing elemen dalam subsistem memiliki hubungan yang dilambangkan positif (+) dan negatif (-), dimana hubungan (+) menunjukkan, jika salah satu dari unsur nilai meningkat kemudian akan meningkatkan elemen lain, dan hubungan (-) menunjukkan jika salah satu dari unsur nilai meningkat kemudian akan menurunkan elemen lain. Efek dari reinforcing dan balancing dapat dilihat pada Gambar 23

Kecelakaan R Stres Organisasi

+

+

Struktur Sistem umpan balik

menghasilkan dinamika / perilaku Kecelakaan

Stres Organisasi Waktu Kecelakaan Peringatan Keamanan B + -

Struktur Sistem umpan balik menghasilkan dinamika / perilaku

Kecelakaan Waktu Peringatan Keamanan Reinforcing Loop Balancing Loop Diagram Alir

Langkah selanjutnya dari teknik SD adalah mengembangkan diagram alir untuk menangkap keterkaitan antara elemen. Aliran diterjemahkan dengan menggunakan persamaan matematika, yang diselesaikan dengan simulasi. Dalam penelitian ini diagram alir ini dikembangkan melalui Powersim 2.5.Biasanya, diagram dibangun menggunakan level, flow,delay, auxiliary dan konstanta.

Elemen melambangkan level (stock) adalah persegi panjang, aliran dilambangkan dengan katup, auxiliary diwakili melalui lingkaran adalah unsur-unsur antara yang digunakan untuk struktur tambahan, dan konstanta diwakili oleh rhombuses. Level mengacu pada status variabel pada titik/saat waktu sementara arus yang ada selama periode waktu. Level diakumulasi dari waktu ke waktu melalui pemasukan dan pengeluaran. Variabel rate

digunakan untuk menghubungkan antara level. Struktur Sistem

Struktur sistem evaluasi kinerja rantai pasok udang terdiri atas pelaku (aktor) petani, pelaku pengumpul dan pelaku prosesor. Sistem rantai pasok udang ini, dimulai dengan adanya permintaan konsumen (dalam dan luar negeri) akan produk udang ke prosesor. Pola ini disebut pull-system atau sistem tarik, dimana keputusan di bagian hulu seperti hasil panen, pengiriman dan persediaan berdasarkan permintaan yang sudah terdefinisi dengan jelas. Permintaan konsumen menjadi pertimbangan prosesor

69

(industri pengolahan) untuk melakukan pesanan kepada pemasok dalam hal ini pedagang pengumpul dan petani yang menjalin kerjasama dengan prosesor. Keputusan industri pengolahan dipengaruhi oleh pertimbangan rata-rata penyusutan penanganan pasca panen dan pasokan yang diperoleh dari pemasok. Pihak petani juga perlu mempertimbangkan kondisi alam dan

faktor gangguan penyakit dan hama udang yang mempengaruhi produktivitas dan pasokan komoditas yang dihasilkan.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, petani melakukan penebaran benur untuk tambak tradisional plus, semi intensif dan intensif. Setelah dipelihara (dibudidayakan) selama 120 hari dilakukan pemanenan yang kemudian hasilnya dikirim ke pedagang pengumpul untuk seterusnya ke industri udang (prosesor). Sebagai imbalannya pihak petani mendapatkan pendapatan berupa hasil penjualan dari jumlah yang dikirim dan harga yang disepakati, demikian juga dengan pedagang pengumpul.

Dalam model solusi yang ingin dicapai adalah diketahuinya perilaku model sebelum dan sesudah diterapkannya pembagian pendapatan (revenue sharing) masing-masing pelaku rantai pasok melalui simulasi model.

Tambak

Tradisional Plus Tambak Semi Intensif Tambak Intensif Permintaan Pesanan ke Pengumpul Pesanan ke Pe tani Pendapatan P rosesor Share of revenue Prosesor Pendapatan P etani Share of revenue Petani Pendapatan Pengumpul Share of revenue Pengumpul Aktor Petani Aktor Prosesor Aktor Pengumpul PETANI PENGUMPUL PROSESOR Tgkt_Penjualan_Prosesor Tgkt_Penjualan_Petani Tgkt_Hasil_Produksi Tgkt_Kirim_Pengumpul Validasi Model

Dalam teknik SD, setelah model selesai dikembangkan. Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi model, validasi yang dilakukan pada

model yang dibangun dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

70

1. Validasi Struktur Model. - Verifikasi struktur - Uji konsistensi

2. Validasi Perilaku Model. - Uji statistik

Validasi Struktur Model

Validasi struktur model berkaitan dengan batasan sistem, variabel- variabel pembentuk sistem dan asumsi mengenai interaksi yang terjadi dalam sistem (Forester 1961). Dalam melakukan perancangan dan justifikasi seorang pembuat model dituntut untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin atas sistem yang menjadi objek penelitian. Informasi ini dapat berupa pengalaman dan pengetahuan dari orang yang memahami mekanisme yang bekerja pada sistem atau berasal dari studi literatur.

Uji Kesesuaian Struktur

Uji kesesuaian struktur dilakukan untuk menguji apakah struktur model tidak berlawanan dengan pengetahuan yang ada tentang struktur dari sistem nyata dan apakah struktur-struktur utama dari sistem nyata telah dimodelkan (Sushil, 1993).

Uji Konsistensi Dimensi

Uji ini melakukan validasi struktur dengan memeriksa keseimbangan dimensi peubah pada kedua sisi persamaan (Sushil, 1993).

Setiap persamaan yang ada dalam model harus menjamin keseimbangan dimensi antara variabel bebas dan terikat yang membentuknya. Uji ini dalam model dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atas dimensi dalam seluruh persamaan-persamaan dalam model untuk memastikan terjadinya konsistensi dimensi yang digunakan. Uji Prediksi Perilaku

Uji prediksi perilaku memfokuskan pada perilaku model di masa depan. Uji prediksi perilaku yang akan dilakukan adalah tes prediksi kejadian (event prediction test) dalam menghadapi permintaan udang

dengan melakukan perubahan permintaan dengan fungsi STEP.

Uji Statistik

Uji statistik dilakukan dalam validasi ini untuk memeriksa apakah perilaku model menyerupai perilaku sistem nyata secara statistik (Sushil, 1993). Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan uji statistik non parametrik uji tanda (sign test) dan rank test.

71

Hasil dan Pembahasan Analisis Perilaku Model

Pada bagian ini, akan dilakukan analisis terhadap perilaku model dari hasil simulasi sebelum dan sesudah kontrak revenue sharing serta faktor- faktor yang mempengaruhinya dari model yang telah dikembangkan.

Dokumen terkait