• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.10 Model Teams Games Tournament (TGT)

Model TGT dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya. Menurut Rusman (2011: 224), dalam model TGT, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing- masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Menurut Slavin (2009: 166-167), terdapat lima komponen utama dalam pelaksanaan model TGT, yaitu:

(1) Presentasi kelas atau pengamatan langsung, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dengan pengajaran langsung atau diskusi, ataupun presentasi audiovisual. Guru membagi kelas menjadi tim-tim siswa yang beranggotakan tiga sampai empat siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik (intelegensi) dan jenis kelamin. Guru menyebutkan konsep-konsep yang harus dipelajari oleh semua tim. Presentasi kelas ini difokuskan pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, agar dapat menjawab soal-soal pada saat kompetisi dalam permainan.

(2) Belajar kelompok (team study), yaitu tim yang telah dibentuk oleh guru berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran tim sering melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Pada model TGT ini, poin penting yang perlu ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini harus memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, agar nantinya dapat menjawab soal dengan baik pada saat permainan.

(3) Permainan (game), yaitu permainan dalam model TGT yang memang dirancang untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas dan belajar kelompok. Adapun perangkat permainan dalam model TGT antara lain: kartu bernomor, lembar permainan, lembar jawaban, dan lembar skor penilaian.

(4) Turnamen (tournament), yaitu sebuah struktur dimana permainan berlangsung, biasanya diadakan pada akhir pembelajaran atau akhir minggu, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok. Siswa melaksanakan tounament dalam beberapa meja yang berbeda tingkatannya. Setiap meja dimainkan oleh 4-5 anak dari tim yang berbeda. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian.

(5) Team recognize (penghargaan kelompok), yaitu kegiatan akhir dari pembelajaran model TGT. Dari hasil tournament diatas, para siswa melakukan perhitungan skor secara mandiri lalu hasilnya bisa diserahkan pada guru. Guru kemudian mengumumkan skor perolehan tim. Tim akan mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45, dan “Good Team” apabila rata- ratanya 30-40. Tim yang memenuhi kriteria skor tersebut akan mendapat sertifikat penghargaan dari guru.

Secara umum, komponen utama dalam pelaksanaan model TGT diatas merupakan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model TGT. Namun,

untuk lebih memperjelas lagi mengenai pelaksanaan pembelajaran model TGT, peneliti paparkan langkah-langkah penerapannya dalam suatu pembelajaran sebagai berikut:

(1) Guru membentuk kelompok siswa secara heterogen dengan jumlah anggota 4 hingga 5 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan.

(2) Guru dan siswa menyiapkan meja tournament secukupnya (misalkan 7 meja) dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang memiliki kemampuan yang setara. Meja tournament 1 diisi oleh siswa dengan kemampuan tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja terakhir di tempati oleh siswa yang memiliki kemampuan terendah dari tiap kelompok. Penentuan siapa siswa yang duduk pada meja tertentu sesuai dengan kesepakatan kelompok, namun tetap dengan pengarahan guru. (3) Dalam tournament, seorang siswa mengambil satu kartu bernomor dan

satu siswa lagi memegang lembar jawaban, sementara lembar permainan yang berisikan soal-soal tetap berada ditengah. Siswa yang memegang kartu bernomor harus mengerjakan soal sesuai dengan nomor yang tertera pada kartu tersebut, dan jika jawabannya salah maka soal secara otomatis akan dilempar pada siswa selanjutnya yang disebut penantang. Apabila jawabannya benar dan sesuai dengan lembar jawaban maka kartu tersebut dapat disimpan oleh siswa dan sekaligus mendapatkan poin. Begitu seterusnya hingga waktu yang ditentukan habis.

(4) Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian. Tiap anggota kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menghitung perolehan poin yang didapat dari tiap anggota kelompok kemudian diakumulasikan.

(5) Kelompok yang memperoleh poin tertinggi akan mendapat penghargaan berupa predikat great team, best team dan good team.

(6) Pada pertemuan berikutnya guru melakukan bumping yaitu pergeseran tempat duduk pada saat tournament. Anggota kelompok yang pada saat turnamen mendapat poin terbanyak akan naik tingkat, yaitu berpindah ke meja yang lebih tinggi tingkatannya. Begitu pula sebaliknya, Anggota kelompok yang pada saat turnamen mendapat poin terendah berpindah ke meja yang lebih rendah tingkatannya.

Adapun untuk menghitung poin-poin turnamen dalam model TGT ini, Slavin (2009: 175) memberikan pedoman sebagai berikut:

(1) Untuk permainan dengan empat pemain

Tabel 2.2. Pedoman Penskoran Tournament untuk Empat Pemain

Pemain Tidak ada yang seri Seri nilai tertinggi Seri nilai tengah Seri nilai rendah Seri nilai teringgi 3- macam Seri nilai terendah 3- macam Seri 4- macam Seri nilai tertinggi dan terendah Peraih skor teringgi 60 poin 50 60 60 50 60 40 50 Peraih skor tengah atas 40 poin 50 40 40 50 30 40 50

Peraih skor tengah bawah 30 poin 30 40 30 50 30 40 30 Peraih skor terendah 20 poin 20 20 30 20 30 40 30

(2) Untuk permainan dengan tiga pemain

Tabel 2.3. Pedoman Penskoran Tournament untuk Tiga Pemain pemain Tidak ada

yang seri Seri nilai tertinggi Seri nilai terendah Seri 3-macam Peraih skor tertinggi 60 poin 50 60 40 Peraih skor tengah 40 poin 50 30 40 Peraih skor rendah 20 poin 20 30 40

Model TGT ini sangat relevan dengan karakteristik siswa SD yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Jika dipandang dari substansinya, model TGT sangat sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa SD, karena model ini mengandung unsur game akademik yang menuntut adanya kerjasama tim/kelompok siswa. Dalam game akademik tersebut tentunya siswa akan aktif, baik fisik maupun mentalnya, karena siswa akan bergerak ke meja turnamen lalu kemudian mengerjakan soal. Disamping itu, siswa juga mengalami sendiri suasana kompetisi yang mengharuskannya mengerjakan sendiri soal yang terdapat dalam game akademik. Ini akan memacu siswa untuk terus belajar agar dapat mengerjakan soal secara mandiri dengan benar. Tentunya paparan tersebut sesuai dengan karakteristik siswa SD seperti yang dinyatakan dalam Sumantri (2011:

6.3) yaitu senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri.

Dokumen terkait