• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Uji Coba Instrumen

4.2.1.4. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Sebelum perhitungan kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan kelompok bawah (lampiran 23). Pengujian daya beda diperoleh dari hasil perhitungan jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa pada kelompok atas (PA) dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah (PB). Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6. Daya Pembeda Soal No. Soal PA PB D Kriteria No. Soal PA PB D Kriteria 1 1 1 0 Jelek 21 0,353 0 0,35 Cukup 2 1 0,647 0,35 Cukup 22 0,353 0,059 0,29 Cukup 3 1 0,647 0,35 Cukup 23 0,176 0,118 0,06 Jelek 4 0,882 0,588 0,29 Cukup 24 0,882 0,647 0,24 Cukup 5 0,941 0,353 0,59 Baik 25 0,294 0,176 0,12 Jelek 6 0,529 0,059 0,47 Baik 26 0,765 0,412 0,35 Cukup 7 0,471 0,176 0,29 Cukup 27 0,471 0,412 0,06 Jelek 8 0,941 0,824 0,12 Jelek 28 0,765 0,294 0,47 Baik 9 0,412 0,059 0,35 Cukup 29 0,882 0,353 0,53 Baik 10 1 0,765 0,24 Cukup 30 0,647 0,412 0,24 Cukup 11 0,588 0,235 0,35 Cukup 31 0,471 0,471 0 Jelek 12 0,118 0 0,12 Jelek 32 0,706 0,471 0,24 Cukup 13 0,706 0,176 0,53 Baik 33 0,176 0,118 0,06 Jelek 14 0,176 0,118 0,06 Jelek 34 0,706 0,294 0,41 Baik 15 0,412 0,412 0 Jelek 35 0,471 0,471 0 Jelek 16 0,824 0,529 0,29 Cukup 36 1 0,529 0,47 Baik 17 0,882 0,706 0,18 Jelek 37 0,588 0,471 0,12 Jelek 18 0,824 0,529 0,29 Cukup 38 0,235 0,059 0,18 Jelek 19 0,882 0,529 0,35 Cukup 39 0,118 0,294 -0,2 Tidak Baik 20 0,353 0,353 0 Jelek 40 0,294 0,235 0,06 Jelek Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.

Harga daya pembeda yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: D ≤ 0,00 : soal jelek sekali; 0,01 – 0,20 : soal jelek; 0,21 – 0,40 : soal cukup; 0,41 – 0,70 : soal baik; 0,71 – 1,00 : soal baik sekali (Arikunto, 2011: 213-218). Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat 7 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik, 16 soal berdaya beda cukup, 16 soal berdaya beda jelek, dan 1 soal yang berdaya beda tidak baik. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen harus minimal berdaya beda cukup.

Berdasarkan analisis uji coba instrumen tes dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi syarat dan dapat di gunakan sebagai instrumen penelitian adalah sejumlah 18 butir. Instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 17.

4.2.2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang diujicobakan berupa angket berbentuk rating scale yang memuat 40 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Pengujian instrumen non tes ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, yang akan dijelaskan secara lengkap pada bagian dibawah ini.

4.2.2.1. Uji Validitas

Uji Validitas instrumen non tes dilakukan untuk mengetahui validitas validitas logis, empiris, dan konstruk pada instrumen/angket yang akan digunakan. Untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen non tes ini juga diperlukan perhitungan koefisien korelasi. Perhitungan akan menggunakan rumus Bivariate pearson yang dibantu melalui program SPSS versi 17. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan secara lengkap di bawah ini.

(1) Validitas Logis dan Empiris; Untuk mengetahui validitas logis dan empiris instrumen non tes ini, maka perlu dilakukan uji validitas yaitu dengan menilai kesesuaian antara butir angket dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Uji validitas ini dilakukan oleh dua penilai ahli, yakni kedua dosen pembimbing skripsi, Noening Andrijati dan Sigit Yulianto. Berdasarkan hasil penilaian dari penilai ahli instrumen dinyatakan sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian untuk pengambilan data. Setelah dinilai validitas logis dan empirisnya, instrumen kemudian diujicobakan pada kelas V SDN Debong Tengah 2 Kota Tegal pada tanggal 19 April 2013.

(2) Validitas Konstruk; Dari hasil ujicoba instrumen kemudian diperoleh data yang selanjutnya diolah untuk mengetahui koefisien korelasi item-total, dengan menggunakan rumus Bivariate pearson dibantu dengan program SPSS versi 17. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap skor motivasi belajar siswa setelah instrumen soal tes diujicobakan di kelas uji coba. Adapun data skor motivasi belajar siswa di kelas uji coba dapat dipaparkan pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7. Paparan Data Skor Uji Coba Instrumen Angket pada Kelas Uji Coba No. Kriteria Data Kelas Uji coba

1. Jumlah sampel 34 2. Skor rata-rata 72,04 3. Median 72 4. Skor minimal 54,5 5. Skor maksimal 86 6. Rentang 31,5 7. Varians 63,54 8. Standar deviasi 7,97

Berdasarkan skor motivasi belajar matematika siswa di kelas uji coba, maka dilakukanlah uji validitas instrumen menggunakan metode Bivariate pearson. Untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r tabel

dengan signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan r tabel dengan jumlah n =

34 didapat r tabel sebesar 0,339 pada tabel r. Jika nilai korelasi setiap soal lebih dari

batasan yang ditentukan maka item tersebut dianggap valid, sedangkan jika nilai korelasi kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid. Hasil output SPSS 17 uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 34. Rekap data hasil perhitungan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Uji Coba dengan rtabel = 0.339 ;

Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 34 Nomor Item Pearson Correlations (r11) Validitas Nomor Item Pearson Correlations (r11) Validitas 1 0,467 Valid 21 0,580 Valid

2 0,358 Valid 22 0,304 Tidak Valid

3 0.167 Tidak Valid 23 0,458 Valid

4 0.467 Valid 24 -0,017 Tidak Valid

5 0,453 Valid 25 0,410 Valid

6 -0,032 Tidak Valid 26 0,507 Valid

7 0,560 Valid 27 0,408 Valid

8 0.100 Tidak Valid 28 0,472 Valid

9 0,427 Valid 29 0,225 Tidak Valid

10 0,392 Valid 30 0,169 Tidak Valid

11 0,632 Valid 31 0,533 Valid

12 0,475 Valid 32 -0,057 Tidak Valid

13 0,630 Valid 33 0,370 Valid

14 0,505 Valid 34 0,416 Valid

15 0,642 Valid 35 0,038 Tidak Valid

16 0.587 Valid 36 0,387 Valid

17 0,410 Valid 37 0,071 Tidak Valid

18 0,450 Valid 38 -0,009 Tidak Valid

19 0,274 Tidak Valid 39 0,130 Tidak Valid

Dari perhitungan data dengan menggunakan program SPSS 17 diperoleh item yang valid sebanyak 27 butir soal dan yang tidak valid sebanyak 13 butir soal. Butir soal yang tidak valid adalah nomor 3, 6, 8, 19, 22, 24, 29, 30, 32, 35, 37, 38, 39.

4.2.2.2. Uji Reliabilitas

Dari hasil uji validitas angket, item yang valid kemudian dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yang dibantu melalui program SPSS versi 17. Hasil output uji validitas soal menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada lampiran 33. Rekap data hasil perhitungan SPSS 17 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.9. Rekapitulasi Uji Reliabilitas Angket Uji Coba dengan rtabel = 0.339 ;

Taraf Signifikansi 0.05 dan n= 34

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.816 40

Nilai Cronbach’s Alpha dikonsultasikan dengan nilai tabel r dengan signifikansi 5%. Jika hasil r11 > rtabel maka data dinyatakan reliabel, sebaliknya jika hasil r11 >

rtabel maka data dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan out put SPSS versi 17, nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,816. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut kemudian dibandingkan dengan rtabel

sebesar 0,339. Hasil perbandingannya yaitu 0,816 > 0,367. Dengan demikian, keseluruhan item dinyatakan reliabel. Adapun kriteria untuk menginterpretasikan tingkat reliabilitas item soal menggunakan pedoman sebagai berikut: Nilai r : 0,81

- 1,00 berarti reliabilitas tinggi; r : 0,61 - 0,80 berarti reliabilitas cukup; 0,41 - 0,60 berarti reliabilitas agak rendah; r : 0,21 - 0,40 berarti reliabilitas rendah; r : 0,00 - 0,20 berarti reliabilitas sangat rendah (Arikunto, 2010: 109).

Dokumen terkait