• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Akibat Kerja

2.1.2 Model Teori Kecelakaan Kerja

Dalam keselamatan di Industri, ada dasar pemikiran bahwa sebenarnya kecelakaan dapat dicegah yang kemudian dituangkan ke dalam berbagai program pencegahan kecelakaan, sebelum memahami bagaimana kecelakaan itu dapat dicegah, terlebih dahulu kita harus memahami urutan bagaimana kecelakaan terjadi dan penyebabnya. Colling (1990) telah mencatat teori-teori kecelakaan sebagai berikut: a. Teori Domino Heinrich

Dalam buku The Origin of Accident (1928) Heinrich mengemukakan bahwa terdapat rangkaian lima faktor penyebab kecelakaan. Kunci agar kecelakaan dapat dicegah yaitu dengan cara menghilangkan faktor utama yakni tindakan tidak aman dan bahaya mekanik dan atau fisik yang berkontribusi 98% terhadap terjadinya kecelakaan. Dari suatu proses H.W. Heinrich (1931) berpendapat bahwa kecelakaan pada pekerja terjadi sebagai rangkaian yang saling berkaitan. Mekanisme terjadinya kecelakaan

diuraikan dengan “Domino Sequence” berupa:

1) Ancestry and environment, yakni pada orang yang memiliki sifat tidak baik (misalnya keras kepala) yang diperoleh karena faktor keturunan, pengaruh lingkungan dan pendidikan, mengakibatkan seorang pekerja kurang hati-hati, dan banyak membuat kesalahan.

2) Fault of person, merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan tersebut di atas yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan. 3) Unsafe act and mechanical or physical hazards, tindakan

yang berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaian berikutnya.

4) Accident, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja. Pada umumnya disertai dengan kerugian.

5) Injury, kecelakaan mengakibatkan cedera/luka atau berat, kecacatan dan bahkan kematian.

Pada teori Heinrich, dapat digambarkan bahwa akar permasalahan dari terjadinya suatu kecelakaan adalah manusia sebagai faktor utama penyebab kecelakaan. Diyakini biasanya manusia memiliki sifat yang memiliki kecenderungan untuk menimbulkan kecelakaan. Selanjutnya dari sifat yang dimiliki manusia tersebut dapat berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Birds (1967), memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu: manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian. Dalam teorinya, Birds itu mengemukakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja. Praktik di bawah standar atau unsafe acts dan kondisi di bawah standar atau unsafe conditions merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan, dan penyebab utama dari kesalahan manajemen.

1) Human Error Model

Russel Ferrel dalam Colling (1990), menyatakan bahwa kecelakaan merupakan hasil dari penyebab berantai, satu atau lebih dari penyebab-penyebab merupakan kesalahan manusia. Kesalahan manusia ini disebabkan oleh salah satu dari 3 (tiga) situasi ini:

a) Overload (beban yang berlebihan) yang merupakan ketidaksesuaian dari kapasitas manusia dan beban yang ditujukan padanya.

b) Tanggapan yang salah oleh seseorang di dalam situasi yang dikarenakan ketidakcocokan yang mendasar terhadap apa yang ia tujukan.

c) Aktivitas yang tidak semestinya yang ia lakukan baik karena ia tidak tahu apa yang lebih baik maupun karena ia dengan sengaja mengambil risiko.

Overload dapat dipelajari di dalam model ini dengan melihat sumber-sumber dari beban: beban tugas, beban dari lingkungan di sekitar, beban dari dalam diri sendiri dan beban

situasi. Sumber dari beban ini kemudian bisa dibandingkan dengan sumber-sumber dari kapasitas. Ini merupakan dukungan alami seseorang. Keadaan fisiknya, pikiran-pikirannya, tingkat pelatihannya, ada tidaknya pengaruh obat-obatan dan polusi, jumlah tekanan, dan kelelahan. Dan semua ini terjadi saat seseorang berada dalam dukungan tertentu yang mendorong dan memotivasi.

Ketidakcocokan bisa dipelajari di dalam model ini dengan melihat pada dasar-dasar ketidakcocokan yang bisa jadi muncul diantara pendorong dan tanggapan yang diminta, atau dengan melihat ketidakcocokan di dalam situasi kerja.

Aktivitas yang tidak semestinya dapat dipelajari di dalam bagian-bagian dari apakah seseorang mengetahui atau tidak aktivitas yang benar atau sengaja atau tidak ia mengambil kesempatan, keputusan-keputusan di dalam bagiannya bisa jadi karena ia merasa situasi tersebut memiliki kemungkinan bahaya yang relatif rendah, atau karena ia merasa potensi untuk terjadi kecelakaan relatif rendah. Ini kemudian menjadi masalah sifat situasi.

b. Teori Kecelakaan Model Petersen

Model ini berbeda dari model Ferrell, dimana model ini menyertakan 2 (dua) kemungkinan penyebab kecelakaan seperti

yang dikemukakan dari teori domino: kesalahan manusia atau kesalahan sistem. Penyebab-penyebab kecelakaan dan atau insiden dapat bersumber dari salah satu atau keduanya.

Model ini menyatakan bahwa di belakang kesalahan manusia ada 3 (tiga) kategori besar: beban yang berlebih, rangkap, dan keputusan yang keliru. Beban yang berlebih kurang lebih seperti Ferrell Model.

Perbedaan yang utama adalah pada kategori ketiga yaitu keputusan yang keliru. Kategori ini mengajukan bahwa para pekerja sering melakukan kesalahan melalui keputusan-keputusan secara sadar atau tidak sadar. Berkali-kali pekerja akan memilih untuk mengerjakan tugas dengan tidak aman karena sederhana saja, ini lebih masuk akal dalam situasi mereka mengerjakannya dengan tidak aman daripada mengerjakannya dengan aman, dikarenakan tekanan dari teman, prioritas sistem dimana mereka berada, tekanan produksi, dan lain-lain.Teori ini mengadopsi teori Ferell yang menyertakan kesalahan sistem disamping kesalahan manusia. Teori ini mengkategorikan tiga kelompok besar penyebab kecelakaau yaitu overload (sama dengan teori Ferell), ergonomic,

dan pengambilan keputusan yang salah. Teori ini mengemukakan bahwa pengambilan keputusan yang salah pada suatu kondisi yang disadari atau tidak bertindak tidak aman.

c. Model Epidemiologi

Teori ini dikembangkan oleh Suchman dan dikembangkan oleh Surry dimana terdapat hubungan kausal antara penyakit dengan faktor lingkungan atau kombinasi dengan karakteristik situasional termasuk risk assessment yang dapat menjadi penyebab atau pengendali terjadinya kecelakaan. Suatu model epidemiologi untuk penyebab kecelakaan telah dirancang oleh Suchman dan dikembangkan oleh Surry (dalam Colling, 1990). Menurutnya, fenomena kecelakaan adalah tindakan yang tidak diharapkan, tidak dapat dihindari dan tidak diperhatikan yang dihasilkan dari interaksi host (pekerja), agent (mesin/pekerjaan), dan faktor-faktor lingkungan. Definisi ini lebih dirasa lebih mendekati dari defenisi epidemiologi sebagai studi tentang interaksi sekelompok orang, agen, dan lingkungan yang menyebabkan penyakit.

Menurut pendekatan ini, cedera dan kerusakan merupakan petunjuk dari kecelakaan yang dapat diukur, tetapi kecelakaan itu sendiri tindakannya tidak diharapkan, tidak dapat dihindari, dan tidak diperhatikan yang dihasilkan dari interaksi dari korban atau penyebab kerusakan dan faktor-faktor lingkungan disertai dengan situasi yang melibatkan pengambilan risiko dan persepsi terhadap bahaya. Model ini sejalan dengan yang digunakan untuk studi

penyakit. Dalam menerapkan pendekatan ini seseorang mencari suatu penjelasan untuk terjadinya suatu kecelakaan beserta sekelompok orang (korban kecelakaan), agen, dan faktor lingkungan.

Perihal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Bagan Konsep Model Epidemiological

(Sumber: Industrial Safety-Management and Technology, Colling, 1990)

d. Loss Causation Model

Loss Causation Model berisikan petunjuk yang memudahkan penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam rangka mengendalikan meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan manajemen. Bird dan Germain (1990) menjelaskan bahwa suatu

PEKERJA -Umur -Jenis Kelamin -Masa Kerja -Tingkat Pendidikan PEKERJAAN -Unit Kerja -Waktu Kerja LINGKUNGAN -Fisik -Biologi -Kimia KECELAKAAN KERJA

kerugian (loss) disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang berurutan seperti yang terdapat dalam Loss Causation Model, yang terdiri dari:

1) Lack of Control (kurang kendali)

Pengendalian adalah salah satu faktor penting dalam menecegah terjadinya kecelakaan. Penyebab lack of control

yaitu:

a) Inadequate programe

Hal ini dikarenakan program yang tidak bervariasi yang berhubungan dengan ruang lingkup. b) Inadequate programe standards

Tidak spesifiknya standar, standar tidak jelas atau standar tidak baik.

c) Inadequate compliance -with standards

Kurangnya pemenuhan standar merupakan penyebab yang sering terjadi.

2) Basic Causes: (penyebab dasar)

Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh:

a) Personal factor, faktor kepemirnpinan atau kepengawasan.

3) Immediate Causes

Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak dengan bahaya. Immediate causes

meliputi faktor sub-standard dan faktor kondisi. Faktor sub-standard diantaranya tindakan tidak aman seperti mengoperasikan unit tanpa ijin, faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi iklim kerja dan lain-lain.

Perihal ini dapat dilihat pada gambar 2.2 : Gambar 2.2

Loss Causation Model Bird & Germain (1990)

LACK OF CONTROL

BASIC

CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS

Inadequate programe Inadequate programe standarad Inadequate compliance with standards Personal factors Job factors Substandards Act Substandard Conditions Contact with energy or substance People Property Process

Salah satu teori diatas mungkin tidak dapat mencukupi untuk dapat menjelaskan kejadian kecelakaan. Kombinasi dari teori-teori diatas perlu dipakai untuk menjawab mengapa suatu kecelakaan dapat terjadi (combination Theori) (ILO, 1989).

Dokumen terkait