• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN PENGURUS KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Karyawan di Kecamatan Cibinong,

B. Modernitas Sikap Kewirausahaan

Petunjuk Pengisian: Beri tanda (√) pada kotak jawaban yang tersedia sesuai dengan identitas anda

Mengetahui Prioritas Utama

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Si A hendak mengembangkan usaha warungnya, sedangkan ia tidak punya cukup modal. Untuk mengatasi hal tersebut, si A sama sekali tidak mecoba mengajukan kredit untuk menambah modal usahanya karena khawatir akan merugi. Akan tetapi, rekan kerja si A justru memberi saran agar si A mempertimbangkan keputusannya menolak kredit tersebut. Rekan kerja menganjurkan si A untuk mencari informasi dan memahami dengan baik resiko mau pun peluang kredit untuk memperbaiki keberhasilan usahanya. Bagaimana menuruut anda terhadap sikap si A?

2. Bagaimana menurut anda terhadap sikap rekan kerja si A (berkaitan dengan soal nomor 1)?

3. Sebagai sorang guru honorer, Lina memilih untuk mencoba bergabung menjadi anggota koperasi pegawai negeri di sekolah tempat ia bekerja. Sebenarnya Lina belum punya pengalaman ikut koperasi yang pada akhirnya ia mencari beragam informasi yang berkaitan dengan kredit koperasi, informasi resiko dan manfaat mengajukan kredit. Ia pun memilih untuk menjadi anggota koperasi karena ia mengganggap bahwa kredit koperasi dapat membantu usaha jahit baju yang dikelolanya. Bagaimana menurut Anda terhadap sikap Lina?

4. Dimas menjadi salah satu mahasiswa yang beprestasi di kampusnya. Untuk pertama kalinya Dimas mencoba mengajukan beasiswa yang disediakan di kampusnya. Hingga akhirnya ia mendapatkan beasiswa dengan dana yang cukup besar. Melalui dana tersebut, Dimas mengalokasikan dananya untuk membiayai uang semesteran guna meringankan biaya orang tua, dan sebagian lagi ia tabung. Bagaimana menurut pendapat anda terhadap sikap Dimas?

5. Pada kasus yang sama dengan nomor 4, teman Dimas, Surya justru menyarankan agar Dimas tidak perlu mengalokasikan dana beasiswanya untuk membayar kuliah. Menurut Surya akan lebih baik dana tersebut disimpan dan dipakai untuk keperluan tersier (seperti membeli baju, tas, handphone dan barang lainnya). Bagaimana menurut anda terhadap sikap Surya?

6. Berbeda dengan Surya, Marie, teman Dimas juga menyarankan agar Dimas hati-hati menggunakan dana beasiswa tersebut. Marie menyarankan Dimas selain untuk membayar uang SPP, dana tersebut dapat dialokasikan dan dimanfaatkan juga untuk keperluan usaha jika ia ingin membuka usaha kelak karena belum tentu ada kesempatan kedua untuk mendapatkan beasiswa. Bagaimana menurut anda terhadap sikap Marie?

Bersedia Menanggung Resiko

No. Pernyataan STS TS S SS

1 Mengambil resiko yang terlalu besar sama saja dengan berjudi. 2 Lebih baik menghindari resiko sekecil apapun dalam pekerjaan. 3 Si A memiliki kesempatan usaha yang sangat besar . untuk

melakukan usaha tersebut harus menggunakan seluruh harta kekayaannya yakni dengan menanamkan saham kepada instansi yang bersangkutan. Atas dorongan mendapatkan keuntungan yang besar maka si A menggunakan hanya sebagian hartanya (tidak seluruhnya) untuk investasi. Bagaimana menurut anda terhadap sikap si A? 4 Si B memiliki kesempatan mendapatkan keuntungan usaha cukup

besar. Untuk melaksanakan usaha tersebut ia harus menggunakan harta kekayaannya cukup banyak (walaupun tidak sampai sebagian besar harta kekayaannya digunakan). Ternyata si B tidak jadi melakukan usaha tersebut. Bagaimana menurut anda terhadap sikap si B?

5 Bentuk usaha yang paling baik adalah usaha yang mendapatkan keuntungan yang sangat besar meskipun resikonya juga besar. 6 Bentuk usaha yang paling baik adalah usaha yang dapat dipahami

informasi usahanya, cara-cara usaha, dan resiko-resiko yang diterima

Keinovatifan

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Dalam menentukan bidang usaha,sebaiknya dipilih yang jelas-jelas menguntungkan tanpa perlu mencari informasi resiko kerugian yang nantinya akan didapat.

2. Misalnya sekarang si A, usaha dagangnya dalam keadaan baik, dalam arti dimendapatkan keuntungan yang cukup memenuhi kebutuhan hidup beserta keluarganya. Akan tetapi ia memutuskan untuk membuka bidang usaha baru untuk meningkatkan keuntungan usahanya. Kemudian ia mencari informasi mengenai usaha barunya, dan memahami betul resiko serta peluang dari bidang usaha yang baru, hingga ia berani membuka usaha tersebut. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap si A?

3. Berdasarkan soal nomor 2, si A memiliki rekan kerja (Si B). Si B memberi komentar pada si A untuk tidak membuka usaha barunya. Si B beranggapan bahwa mencari informasi dan membuka usaha yang baru hanya membuang waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak perlu mengembangkan usaha yang sudah digeluti. Bagaimana menurut anda terhadap sikap si B?

4. Jika rajin mencari informasi, makin banyak menemukan dan memperoleh hal-hal baru untuk mencapai keberhasilan usaha.

5. Seorang pengusaha roti berusaha untuk mengembangakan usahanya. Karena usaha rotinya cukup diminati banyak konsumen, maka pengusaha ini mencoba untuk memperhitungkan untung ruginya. Ia mengganti kemasan roti dengan kemasan yang lebih higienis dan murah, tetapi tidak mengurangi mutu rasa roti. Dan beberapa hal yang sudah

dipertimbangkan agar rotinya tetap diminati. Bagaimana menurut anda terhadap sikap pengusaha ini?

6. Berdasarkan kasus nomer 5, justru kebanyakan rekan pengusaha roti ini secara langsung mengurangi bobot roti dan mengganti kemasan roti. Bagaimana menurut anda terhadap sikap rekan pengusaha roti tersebut?

Kerja Keras

No. Pernyataan STS TS S SS

1 Merupakan hal yang paling membahagiakan jika dalam hidup ini tidak harus bekerja.

2 Sebagai seorang pengusaha kita harus terus menerus memusatkan perhatian kita pada pekerjaan dan berkerja keras untuk mencapai hasil yang lebih baik. Waktu santai sebanyak mungkin dimanfaatkan. 3 Seorang pekerja keras adalah seseorang yang menyukai pekerjaan yang

sulit dan banyak tantangannya dan berusaha memperbaiki kesalahan atas pekerjaannya untuk keberhasilan usaha.

4 Walau bagaimana sulitnya suatu pekerjaan, harus bertekad menyelesaikannya.

5 Misalnya, si A adalah seorang pedagang bakso dipinggiran sebuah supermarket. Pada suatu ketika terjadi pembersihan jalan oleh petugas satpol PP. Si A terkena gusuran dan ia pun kena peringatan dari satpol PP untuk tidak berjualan di sekitar supermarket. Si A pun tidak pantang menyerah. Selama peraturan itu diberlakukan ia tetap berjualan berkeliling daerah tersebut karena baginya di wilayah sekitar supermarket itu, ia mendapat cukup penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bagaimana tanggapan anda terhadap sikap si A?

6 Sama seperti kasus nomor 5, rekan kerja si A, malahan tidak bekerja. Ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk berjualan lagi. Bahkan baru seminggu kemudian ia berjualan di pinggiran supermarket tadi, dan lagi-lagi ia tertangkap petugas satpol PP. Bagaimana tanggapan anda terhadap sikap si C?

Menghargai waktu

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Waktu untuk mengikuti segala macam kursus atau pelatihan, maupun aktif berorganisasi adalah hal yang penting dan bermanfaat

2. Sekali pekerjaan dimulai, maka pekerjaan itu harus selesai dengan tuntas dan berhasil tepat waktu.

3. Si C merasa sangat risau (bersalah) karena ia tidak dapat menepati rencana/janji yang diberikan pada orang lain. Walaupun si C sebenarnya memiliki alasan kuat untuk menjelaskan sehingga dia tidak tepat janji. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap si C?

4. Seseorang seharusnya dapat memaklumi orang lain yang kebetulan tidak dapat menepati janji yang telah diberikan. Apalagi banyak kebutuhan mendadak yang muncul lebih penting daripada urusan yang telah dijanjikan. Bagaimana menurut anda terhadap sikap ini?

5. Bu Anna bersama rekannya, Bu Siska, hendak pergi berbelanja ke supermarket. Setelah sampai di sana, keduanya bersama-sama membeli barang-barang kebutuhan pokok. Bu Anna membeli segala macam kebutuhan tanpa menggunakan daftar belanjaan. Sedangkan, Bu Siska untuk menghemat waktunya ia membeli barang kebutuhan sesuai yang tertulis dalam daftar belanjaannya. Bagaimana menurut anda terhadap sikap Bu Anna?

Motivasi Berprestasi

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Perlu adanya gagasan-gagasan dan ambisi dalam diri sendiri untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

2. Bekerja hanyalah untuk kesenangan pribadi dan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, dan bukan untuk mencapai prestasi.

3. Memperbaiki kinerja atas hasil yang diperoleh sama dengan berprestasi dan berusaha mengoptimalkan kualitas diri sendiri

4. Kegagalan hanya membuat prestasi kerja menurun, apalagi saat tidak mendapatkan pujian maupun penghargaan dari orang lain.

5. Sebagai bintang pelajar di sekolah, Dimas termasuk anak yang pandai. Bahkan ia terus berusaha belajar dengan maksud agar ia dapat

memahami materi pelajaran yang diberikan guru-gurunya. Seperti padi yang selalu merunduk, orang tua, guru-guru maupun teman Dimas selalu memuji Dimas. Ia tidak merasa bangga bahkan sombong terhadap pujian itu. Sedangkan, teman Dimas yang selalu berada pada urutan kedua di kelasnya, berbeda dengan Dimas. Temannya selalu mengharapkan pujian dari orang lain. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap teman Dimas?

6. Berdasarkan kasus nomor 5, bagaimana tanggapan anda terhadap sikap Dimas?

Rasa Percaya Diri

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Misalnya, si A hendak mempresentasikan proposalnya di depan atasannya dan rekan kerjanya. Proposal itu dibuat sendiri olehnya. Akan tetapi, sebelum penampilannya di depan, si A merasa ragu dan terus risau. Si A yakin proposalnya gagal/ tidak dapat disetujui, walaupun pada akhirnya proposal tersebut diterima. Bagaimana tanggapan anda terhadap sikap tersebut?

2. Usaha yang paling baik adalah yakin pada diri sendiri akan dapat menyelesaikan setiap persoalan ataupun pekerjaan untuk mencapai keberhasilan, walaupun kegagalan pasti terjadi

3. Wahyu seringkali merasa iri dengan orang lain. Bahkan saat temannya berhasil memenangkan kasus di pengadilan, Wahyu menganggap bahwa rekannya itu berbuat curang. Ia pun menganggap bahwa keberhasilan yang dilakukan temannya pasti dibantu oleh orang lain. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap Wahyu?

4. Riri seringkali merasa bersalah dan selalu menyalahkan dirinya ketika ia mengahadapi kegagalan dalam lomba cerdas cermat. Bahkan saat ada perlombaan lagi, Riri tidak ingin mengikutinya. Sehingga butuh waktu bagi Riri untuk menyemangati dirinya kembali. Bagaimana tanggapan anda terhadap sikap Riri?

5. Si B adalah seorang pengusaha sukses. Ia termasuk orang yang pantang menyerah. Bahkan ketika usahanya mengalami kerugian. Si B ingin usahanya berjalan dengan baik walaupun kegagalan pasti terjadi karena ia bekerja untuk keluarganya. Pada suatu ketika, rekannya berkomentar bahwa si B terlalu egois, bahkan rekannya melakukan kecurangan agar ia juga bisa berhasil. Bagaimana menurut anda terhadap sikap rekan kerja si B?

6. Berkaitan dengan kasus no 5, bagaimana menurut anda terhadap sikap si B?

Tanggung Jawab Individual

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Misalnya si A adalah salah satu karyawan yang cukup professional dan berprestasi. Pada suaut ketika ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan si A untuk dilaporkan kepada atasannya dalam waktu satu minggu ke depan. Akan tetapi si A, menunda menyelesaikan pekerjaannya karena merasa bahwa atasannya tidak akan memarahinya. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap si A? 2. Berkaitan dengan soal nomor 1, salah satu rekan kerja si A justru

lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya. Rekannya merasa bahwa pekerjaan itu menjadi tanggung jawabnya dan harus

diselesaikan dengan tuntas. Bagaimana menurut anda terhadap rekannya tersebut?

3. Misalnya anda dan beberapa rekan kerja anda sepakat untuk bekerja sama membuka usaha (konveksi) dengan modal bersama. Suatu ketika usaha tersebut mengalami kerugian sehingga perusahaan terlibat hutang dan rekan kerja anda yang lain kabur. Sebagai usaha bersama, dalam hal ini Anda ikut bertanggung jawab membayar sebagian hutang perusahaan. Anda pun bersedia membayar kerugian tersebut. Bagaimana pendapat anda terhadap kejadian ini?

4. Berkaitan dengan no 3, rekan kerja anda justru mengomentari tindakan anda. Rekan anda beranggapan bahwa anda sebaiknya anda tidak perlu ikut mengganti karena rekan kerja anda yang lain justru kabur. Dan ia menyarankan anda untuk ikut kabur juga. Bagaimana menurut anda terhadap sikap rekan kerja anda?

5. Misalnya si B bekerja dalam suatu usaha dagang. Kemudian si B ditunjuk oleh atasannya untuk mengembangkan bidang usaha yang baru. Tetapi lalu usaha tersebut mengalami kerugian yang

disebabkan oleh kecerobohan anak buahnya bukan kesalahan anda. Untuk mempertanggungjawabkan kegagalan tersebut pada

atasannya, maka si B menjelaskan pada atasannya bahwa kegagalan itu pada dasarnya bukan kesalahannya tetapi anak buahnya. Lalu si B, tidak bersedia membantu dan mencoba untuk memperbaiki kerugian. Bagaimana pendapat anda terhadap sikap si B?

6. Sama dengan kasus nomor 5, akan tetapi setelah menjelaskan pada atasannya si A justru mencoba untuk bertangggung jawab terhadap kerugian tersebut. Sebagai pekerja ia berusaha memberikan yang terbaik untuk atasannya. Bagaimana menurut anda terhadap sikap si A?

Keterangan:

Wawancara dengan Informan Informan : Dinas Koperasi

1. Apakah seluruh koperasi-koperasi di wilayah Bogor tercatat dalam Dinas Koperasi? Jika Ya, wilayah mana saja (Kota, Kecamatan, Kelurahan, Kabupaten) yang tercatat di Dinas Koperasi? Jika Tidak, koperasi mana saja yang tercatat di Dinas Koperasi? Apakah koperasi untuk wilayah Kabupaten saja?

2. Bagaimana teknis pembagian koperasi per wilayah? Apakah pembagian koperasi menurut jenis usaha?

3. Berapa jumlah rata-rata koperasi yang ada tiap bagiannya?

4. Apakah Dinas Koperasi memiliki data lengkap (profil koperasi, perkembangan koperasi, dsb) mengenai koperasi tersebut? Jika Ya, data mengenai apa saja?Jika Tidak mengapa tidak ada data yang lengkap, apakah data tersebut ada pada masing-masing koperasi?

Informan : Pengurus Koperasi

1. Apakah Bapak/Ibu memiliki data lengkap mengenai koperasi ini?

2. Pada periode waktu berapa lama biasanya koperasi ini mengadakan evaluasi (tutup buku) tahunan/triwulan?

(Studi Kasus pada Koperasi Karyawan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

Oleh:

Sihol Marito Pakpahan I34052337

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Cooperatives as a business entity, that given the image of a pillar of national economy, are challenged to be managed professionally. In general, the main problem still facing the cooperatives is the low professionalism of the managers.

This study aims to explain the modernity of entrepreneurial attitude of cooperative managers, and to explain the relationship between modernity of entrepreneurial attitude of cooperative managers with the cooperative's success. This research was carried out in Cibinong district, Bogor regency, West Java by using the census method that takes the entire population with the sampling frame is cooperation employees. Respondents were selected randomly as many as 3 people from each cooperative employee.

Data of characteristics respondents and modernity of entrepreneurial attitude presented in the form of frequency tabulation. Meanwhile, to know the relationship between modernity of entrepreneurial attitude of cooperative managers with the cooperative's success using (rs or ρ) Correlation Test. The modernity of entrepreneurial attitude is measured consists of 8 variables: (1) precede of priorities; (2) taking risks; (3) innovativeness; (4) hard work; (5) appreciation for the time; (6) achievement motivation; (7) self-confidence; and (8) individual responsibility. Whereas, the variable of cooperative's success is measured over the two indicators, there are the number of cooperative's members and the rest of the business (“sisa hasil usaha/SHU”).

This study found that respondents generally have a modern view of the eight themes of entrepreneurial attitude. When observed on each theme being, there is a tendency of respondents who have no modern attitudes, especially in the second theme ( "risk taking"). While the theme of most modern attitude of the respondents owned is on the first theme ( " achievement motivation ").

Through using Correlation Test is known that the variable of modernity of entrepreneurial attitude has no correlation with the cooperative's success. Compute rs values obtained are smaller than rs table, which means

modernity can be owned by each board committee is no exception in the cooperative does not succeed.

Thus, the cooperative's success is measured by the number of cooperative's members and the rest of the business (“sisa hasil usaha/SHU”), not entirely influenced by entrepreneurial attitude of managers. However, more determined by external factors such as mutation of employees, employee rotation, the period of retirement, the layoffs and other things that cause the cooperative does not succeed. In turn, these conditions would cause the cooperatives decreasing in the rest of the business (“sisa hasil usaha/SHU”).

SIHOL MARITO PAKPAHAN. MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN