• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modifikasi model penelitian dan pengembangan

BAB V PENUTUP

Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan

sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan layak, produk diproduksi secara massal (Sugiyono, 2014: 298-311).

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi serta memodifikasi model Sugiyono (2014: 297-311) serta Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011: 169). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.3.

Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan 3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011:169) dan Sugiyono (2014: 297-311). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dari sepuluh menjadi lima tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba terbatas. Berikut bagan tahap penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi yang disajikan pada bagan 3.3.

Potensi dan Masalah

(Sugiyono,2014)

Penyusunan rencana

(Borg & Gall, dalam Sukamdinata, 2011)

Pengembangan bentuk awal produk

(Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)

Validasi Produk

(Sugiyono, 2014)

Uji coba terbatas

(Borg & Gall, dalam Sukmadianata, 2011)

35 Bagan 3.4 Prosedur Penelitian

Identifikasi masalah

Pedoman

Observasi Validasi oleh ahli IPA & Montessori Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar siswa Analisis karakterisitik media pembelajaran Montessori Pedoman Wawancara Wawancara

Observasi karakterisitik siswa Analisis

Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan guru

Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan siswa Validasi oleh

ahli IPA & Montessori Validasi oleh ahli IPA ,Montessori & Guru Kelas Revisi Revisi Uji keterbacaan guru SD lain Uji keterbacaan siswa SD lain Revisi Revisi Penyebaran kuesioner Data analisis kebutuhan

Validasi oleh Ahli Pembelajaran IPA Validasi

Media Pembelajaran

Album dan Media Pembelajaran siap

diujicobakan

Validasi oleh Ahli Pembelajaran Montessori

Pretest 1

Prototipe Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia

Berbasis Metode Montessori Uji Coba Terbatas Revisi Produk Tanggapan

guru dan siswa Desain Media Pembelajaran Desain Album Media Pembelajaran Pengumpulan Bahan Media Pembelajaran dan Album siap divalidasi Pembuatan Media Pembelajaran

Data analisis kebutuhan

Konsep pembuatan media pembelajaran Instrumen tes Kuesioner validasi produk Validasi guru Validasi ahli IPA&Montessori revisi revisi Uji keterbacaan oleh siswa

Uji empiris Uji keterbacaan soal oleh siswa revisi Desain Media Pembelajaran

Desain Album Media Pembelajaran

Instrumen siap digunakan revisi

TAHAP I

Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014)

TAHAP IV Validasi Produk (Sugiyono, 2014)

TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal produk (Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)

TAHAP II

Penyusunan Rencana

(Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)

36 3.4.1 Potensi dan Masalah

Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. Identifikasi masalah dengan cara observasi pembelajaran IPA di kelas V, serta melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru kelas V, dan salah satu siswa kelas V. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua jenis instrumen tersebut divalidasi oleh ahli Montessori dan ahli IPA sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan observasi terkait karkateristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA di kelas V. Analisis tersebtu digunakan sebagai bahan untuk membuat kuisioner analisis kebutuhan.

Dalam penyusunan kuisioner analisis kebutuhan memperhatikam lima karakteristik media pembelajaran Montessori dan karakteristik siswa. Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada siswa dan guru kelas V. Sebelum disebarkan, kuisioner terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli. Pada kuisioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap kalimat tanya pada kuisioner. Kemudian peneliti melakukan revisi dan menyebarkan kuisioner analisisi kebutuhan di SD penelitian.

3.4.2 Penyusunan Rencana

Pada tahap ini, Peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Peneliti juga membuat desain album sebagai petunjuk

37 penggunaan media pembelajaran. Setelah membuat desain, media pembelajaran dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran siap untuk dibuat.

Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Instrumen validasi produk sebelumnya divalidasi oleh ke ahli pembelajaran IPA dan ahli Pembelajaran Montessori. Instrumen tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu pretest

dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu kepada guru SD setara. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki instrumen.

Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas V SD Setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 22 (SPSS 22) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan

posttest. Kemudian instrumen soal diuji keterbacaannya kepada siswa SD setara. Dari hasil uji keterbacaan, peneliti merevisi instrumen tes apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen.

Peneliti juga menyusun kuisioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan pada kuesioner. Peneliti melakukan revisi dari hasil validasi untuk memperbaiki kekurangan kuesioner. Setelah direvisi dan diperbaiki, kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran siap diberikan kepada siswa. 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk

Pada tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru dan siswa.

38 Peneliti mengembangkan desain alat berdasarkan lima karkateristik media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Selanjutnya peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran.

3.4.4 Validasi Produk

Pada tahap ini, media pembelajaran rangka kepala manusia yang telah dibuat divalidasi oleh ahli IPA dan ahli montessori. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD penelitian.

3.4.5 Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dapat dilakukan pada subyek berjumlah 10-15 siswa (Arifin, 2011: 130). Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 10 siswa SD penelitian, di antaranya 5 laki-laki dan 5 perempuan. Pemilihan siswa berdasarkan diskusi dan saran dari guru kelas. Sebelum produk diujicobakan, siswa diberikan pretest terlebih dahulu. Setelah produk diujicobakan, siswa diberikan posttest. Pretest dan posttest diberikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk media pembelajaran melalui uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dan data tambahan dalam melihat kualitas produk media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Siswa dan guru juga memberikan tanggapan mengenai media pembelajaran yang telah dikembangkan dengan mengisi kuisioner tanggapan.

39 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi .Pengumpulan data dapat berupa angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi, analisis isi, dan tes proyeksi (Darmawan, 2013: 159-164). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, kuesioner, triangulasi (gabungan), serta tes.

3.5.1 Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami selama penelitian berlangsung (Sunyoto, 2013: 64). Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V dan ketersediaan media pembelajaran di SDKE Mangunan. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara mengajar oleh guru.

3.5.2 Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara mendalam, langsung, individual melalui kegiatan tanya jawab (Sunyoto, 2013: 59). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 3 narasumber, yaitu Kepala SDKE Mangunan, Guru kelas V, dan siswa kelas V.

Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mengumpulkan informasi berkaitan dengan prestasi bidang akademik & non akademik, hasil ujian mata pelajaran IPA selama 5 tahun terakhir, penggunaan media pembelajaran IPA di Sekolah, dan penelitian mengenai media pembelajaran yang pernah dilaksanakan di sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V

40 untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas dan penggunaannya, kesulitan selama pembelajaran IPA dan solusi yang dilakukan oleh guru. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas V untuk memperoleh informasi mengenai pendapat tentang mata pelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran selama belajar IPA, dan kesulitan yang dialami selama belajar IPA.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu yang diperoleh dengan meminta tanggapan dari respoden (Sunyoto, 2013: 63). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen analisis kebutuhan, instrumen validasi produk, dan instrumen tanggapan mengenai produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada 2 guru kelas dan siswa kelas V SDKE Mangunan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan tentang media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditunjukkan kepada beberapa ahli untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan. Kuesioner tanggapan mengenai produk diberikan kepada siswa dan guru untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas.

3.5.4 Tes

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar penetapan skor angka. Dalam pembelajaran di Sekolah, tes digunakan untuk mengukur kepuasan dan kecakapan individu dari bidang pengetahuan (Uno & Koni, 2012: 111). Peneliti menggunakan pretest dan posttest, dimana pretest dilakukan sebelum uji coba

41 media pembalajaran, dan posttest dilakukan setelah uji coba media peembalajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk media pembelajaran melalui uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dan data tambahan dalam melihat kualitas produk media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah berbagai alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Dalam peneltian ini peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes. Untuk non tes peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu pedoman observasi, kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi. Untuk tes peneliti menggunakan 10 soal

pretest-posttest isian singkat.

Instrumen penelitian juga diukur tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Semakin tinggi validitas instrumen, maka semakin baik tingkat kebermaknaan maupun kegunaannya, sehingga suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen atau alat ukur tersebut benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur (Yusuf, 2015: 61).

3.6.1 Pedoman Observasi

Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V SDKE Mangunan. Aspek yang diamati selama observasi yaitu pembelajarn IPA, penggunaan media pembelajaran, dan ketersediaan media pembelajaran di kelas. Selama pembelajaran peneliti juga mencatat hal-hal berkaitan aspek yang diamati. Kisi-kisi observasi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi Kisi-kisi-Kisi-kisi pada

42 penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi observasi pembelajaran IPA pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V No.

Item

Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1,2 Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk

pembelajaran IPA Media pembelajaran layak

untuk digunakan dalam pembelajaran 3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam

pembelajaran di kelas

Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media

pembelajaran 5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di

kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa

Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara

mandiri 7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran di kelas

Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran

IPA di kelas

Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA Pedoman observasi telah divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori dan ahali pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman observasi.

43 3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan kepada beberapa Narasumber, yaitu Kepala SDKE Mangunan, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Wawancara bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dengan memperoleh infromasi dari narasumber.

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang pertama kepada Kepala SDKE Mangunan. Teknik wawancara yang dipilih adalah wawancara terencana-tidak terstruktur, karena peneliti menyusun rencana dan menyiapkan materi, tetapi tidak terinci menurut format tertentu (Yusuf, 2015: 110). Rencana wawancara dengan kepala sekolah disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah

3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan

media pembelajaran

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V

Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas V dengan menggunakan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur. Rencana wawancara dengan guru disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara guru kelas IV disajikan pada tabel 3.3

44 Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V

No Topik Pertanyaan

1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas

2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran IPA

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

tersebut

3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V

Wawancara yang ketiga dilakukan peneliti kepada siswa kelas V dengan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur. Rencana wawancara dengan siswa disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan siswa kelas V disajikan pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V

No Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi 2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara divalidasi oleh beberpa ahli, yaitu hali pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman wawancara.

45 3.6.3 Kuisioner

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 kuesioner, yaitu kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk oleh beberapa ahli, dan tanggapan produk melalui uji terbatas.

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini berbentuk kuesioner terbuka. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan bebas bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner analisis kebutuhan ditujukan kepada 2 guru kelas dan seluruh siswa kelas V SDKE Mangunan. Hasil kuesioner digunakan untuk mempertimbangakan terkait media pembelajaran yang akan dikembangkan. Kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa sebanyak 10 pertanyaan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut tabel 3.5 berisi mengenai kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan

Indikator Deskriptor Nomor item

Kuesioner Guru Kuesioner Siswa Auto-education 1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 1 1

2. Memahami konsep IPA secara

mandiri

2 2

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari

lingkungan sekitar

3 dan 4 3 dan 4

Menarik 1. Memiliki warna 5 dan 6 6 dan 7

Bergradasi

1. Bentuk media pembelajaran 3

dimensi

9 10

2. Berat media pembelajaran 8 8

Auto-correction

1. Membantu menemukan

kesalahan sendiri

10 9

2. Membantu menemukan jawaban

yang benar

46 Sebelum diberikan, kuesioner analisis kebutuhan divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori, dan Guru. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan.

Selain validasi konstruk, kuesioner untuk guru dan siswa diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada guru lain. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa kelas V SD lain . Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan iswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner.

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk

Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner validasi produk dengan memperhatikan 5 ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode montessori. Ciri-ciri tersebut menarik, bergradasi, auto-correction¸auto-education, dan kontekstual. Kuesioner validasi produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada 2 ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelejaran IPA. Kedua ahli mengisi kuesioner setelah peneliti mempresentasikan media pembelajarn yang dikembangkan. Sedangkan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran diberikan ke guru dan siswa setelah peneliti melakukan uji coba terbatas di SD penelitian. Kuesioner tanggapan mengenai

47 produk juga memperhatikan 5 ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner validasi produk disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan mengenai produk dari siswa yang disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa

Sebelum diberikan, kuesioner validasi produk divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi produk.

Selain validasi konstruk, kuesioner untuk siswa dan diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa

Indikator Deskriptor Nomor Item

Ahli Siswa

Auto-education

1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 2

2. Siswa belajar secara mandiri 2 1

Kontekstual

1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 3 10

2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar

dan sekolah/guru

4 11

Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 5 3

2. Bentuk media pembelajaran menarik 6 4

3. Cara kerja media pembelajaran menarik 7 7

Bergradasi

1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 8 5

2. Memiliki berat yang sesuai dengan

karakteristik siswa

9 6

Auto-correction

1. Membantu siswa menemukan kesalahan

sendiri

10 8

2. Membantu siswa menemukan jawaban yang

benar

48 kelas V SD lain sedangkan kesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada guru lain. Hal tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner.

Selain media pembelajaran, produk lainnya yang diuji kelayakannya yaitu Album media pembelajaran. Aspek penilain validasi album disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek yang dinilai dalam validasi album ditunjukkan dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran

3.6.4 Soal Tes

Dalam penelitian ini, soal tes digunakan peneliti sebagai pretest dan

posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dalam melihat kualitas produk. Peneliti menyusun tes berdasarkan Kompetesar Dasar. (3.9) Mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya. KD tersebut untuk kelas V semester 1. KD dikembangkan menjadi dua indikator. Dari

No Aspek yang Dinilai

1. Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia baku 2. Kejelasan kalimat

3. Pemilihan jenis huruf 4. Pemilihan ukuran huruf 5. Kelengkapan isi album 6. Keruntutan langkah kegiatan 7. Pemilihan ukuran gambar 8. Kejelasan gambar

9. Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang dicantumkan

10. Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa

49 dua indikator tersebut, peneliti menyusun 25 soal esaian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.8

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V

No Indikator Nomor Aitem

1 Menyebutkan nama tulang pada rangka kepala manusia

3,4,5,6,7,14,15,16,17,18,20,24 2 Menjelaskan tulang pada rangka kepala

manusia

1,2,8,9,10,11,12,13,19,21,22,23

Setelah disusun, instrumen tes kemudian diuji validitasnya sebelum digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk. Validitas isi yaitu membandingkan isi instrumen dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta didik (Yusuf, 2015: 61-62). Aspek penilaian validasi isi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek penilaian validitas isi dapat dilihat dalam tabel 3.9

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes

No Komponen penilaian

1 Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator 2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan

perkembangan siswa

3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan 4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan 5 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku 6 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

Selanjutnya, validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui soal yang disusun dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk

50 digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62) Validitas isi dan konstruk dilakukan oleh guru kelas V SD setara.

Instrumen yang sudah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas V di SD Setara. Uji empirik dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Data yang

Dokumen terkait