• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka

Pengembangan media pembelajaran berdasarkan hasil dari indentifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara. Dari hasil itulah diketahui ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Hal tersebut berakibat pada kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi IPA. Materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi yang berkaitan dengan bagian tubuh manusia. Materi tersebut dianggap sulit oleh siswa karena terlalu banyak hafalan berkaitan dengan nama dan istilah. Guru menambahkan materi tersebut sulit disampaikan karena terlalu abstrak. Dalam materi tentang rangka manusia, Sekolah sudah memiliki media pembelajaran berupa replika rangka manusia, tetapi masih kurang maksimal digunakan karena tidak dilengkapi penjelasan nama bagian tulang pada replika rangka manusia hingga dibantu

Vin 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 42 3.8 Rach 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 42 3.8 Che 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 34 3.1 Vi 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3.9 Ag 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42 3.8 Dhi 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 40 3.6 Si 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3.9 Rata-rata 3.5 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.6 4.0 3.7 3.5 3.7 41 3.7

112 dengan buku paket. Dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru, 100% guru setuju bahwa media pembelajaran memabntu siswa memahami konsep IPA. Hal ini didukung oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa setuju bahwa media pembelajaran membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran. Hasil tersebut dijadikan pertimbangkan oleh peneliti untuk mengembangakan media pembalajaran.

Peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan replika rangka kepala manusia. Replika rangka kepala manusia berfungsi dalam membantu mengenal rangka pada kepala manusia. Replika rangka kepala manusia berwarna putih polos sesuai dengan warna tulang pada umumnya.

Pengembangan pertama adalah warna pada rangka kepala. Di 10 bagian tulang pada rangka kepala diberikan warna yang berbeda-beda. 10 warna tersebut yaitu merah muda, merah tua, jingga, kuning, biru muda, biru tua, hijau muda, hijau tua, coklat dan ungu. Setiap tulang bagian diberikan angka satu sampai 10 sebagai urutan dalam mengenal dan memahami bagian tulang. Pengembangan rangka manusia yang difokuskan ke rangka kepala manusia oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara oleh siswa , di mana mereka kesulitan memahami materi IPA karena terlalu banyak nama dan istilah yang dihafal. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan mengembangkan rangka kepala manusia untuk memudahkan siswa memahami nama bagian tulang dan penjelasannya pada rangka kepala.

Pengembangan kedua dilakukan dengan pemberian papan sebagai tempat meletakkan rangka kepala. Papan tersebut berfungsi supaya rangka kepala berposisi tegak sehingga dapat dilihat dari berbagai sisi. Papan diberikan warna

113 coklat untuk menyesuaikan warna alami pada kayu yang digunakan sebagai bahan pembuatan papan. Di sekitar tepi papan pada sisi samping terdapat 10 lubang. Lubang tersebut berfungsi untuk meletakkan kartu materi seperti laci. Sisi atas papan tepatnya di atas lubang terdapat 10 warna yang berbeda dengan tertera angka 1 sampai 10. Warna tersebut digunakan sebagai penghubung antara bagian tulang pada rangka kepala dengan kartu materi yang dituju.

Pengembangan ketiga dilakukan pada kartu materi. Kartu materi dengan bahan kayu triplek berjumlah 10 sesuai dengan 10 bagian tulang yang dipelajari pada ranah sekolah dasar. 10 Kartu materi tersebut memiliki warna yang berbeda-beda dengan komposisi yang sama dengan 10 warna pada rangka kepala. Kartu materi mempunyai 2 sisi di mana sisi pertama bertuliskan nama tulang bagian dan sisi baliknya bertuliskan penjelasan dari bagian tulang tersebut. Pemberian warna pada kartu materi disesuiakan antara nama bagian tulang dan penjelasan bagian tulang dengan warna bagian tulang pada rangka kepala.

Pengembangan keempat dilakukan pada kartu soal. Kartu soal berwarna putih dengan bahan dasar kertas. Hal ini di sesuaikan dengan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa di mana 40 % siswa menyukai bahan dari kertas. Kartu soal berjumlah 20 dengan 10 kartu berkaitan nama bagian tulang dan 10 berkaitan dengan penjelasan dari bagian tulang. Pemberian warna putih pada kartu soal dimaksutkan bahwa warna putih bersifat netral karena tidak menunjuk pada warna pada bagian tulang pada rangka kepala.

Pengembangan kelima dilakukan pada kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal. Kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi dibuat dengan bahan dasar kayu. Kotak penyimpanan berbentuk balok dengan sekat di tengah.

114 Sekat tersebut bertujuan untuk membagi menjadi 2 tempat., tempat untuk menyimpan kartu materi dan tempat untuk menyimpan kartu soal. Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal berwarna coklat disesuiakan dengan warna alami pada bahan dasar kayu.

Pengembangan ke enam dilakukan pada kotak penyimpanan media. Kotak penyimpanan media berfungsi meletakkan media supaya media pembelajaran rangka manusia tidak terpisah dan dijadikan menjadi satu tempat. Kotak penyimpanan media berwarna coklat disesuaikan dengan warna natural pada bahan dasar pembuatan kotak penyimpanan yaitu kayu.

Media pembelajaran rangka kepala manusia dikembangkan berdasarkan ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasim auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Lima ciri media pembelajaran tersebut bisa dilihat melalui pengamatan langsung bentuk media pembelajaran, maupun pengamatan terkait penggunaan media pembelajaran melalui uji coba terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari segi bentuk media pembelajaran berupa rangka kepala manusia yang beragam warna. Selain itu juga penggunaan kartu materi menarik dengan menarik kartu di samping papan dengan model laci.

Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna untuk setiap bagian tulang. Mulai dari merah muda, merah tua, kuning, jingga, hijau muda, hijau tua, biru muda, biru tua, coklat dan ungu. Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi rangka kepala manusia. Selain itu juga dengan meraba bentuk yang berbeda-beda di masing-masing bagian tulang.

Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu materi pada media pembelajaran rangka kepala manusia. Kartu ini berisi nama bagian tulang dan

115 penjelasan bagian tulang . Kartu materi dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran dari jawaban siswa ketika meletakkan kartu soal pada kotak berwarna pada papan.

Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu materi yang diletkkaan pada samping papan. Kartu materi memuat nama bagian tulang di sisi satu, dan penjelasan mengenai bagian ditulang di sisi baliknya dari kartu materi. Kartu materi dengan warna yang disesuaikan dengan pewarnaan bagian tulang pada rangka kepala memungkinkan siswa untuk mengetahui nama tulang dan penjelasan tulang, serta letak tulang tersebut secara mandiri. Selama uji coba terbatas, media pembelajaran rangka manusia dapat dilakukan secara berkelompok.

Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran rangka kepala manusia dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti kayu dan kertas yang dapat ditemui di lingkungan sekitar. Media pembelajaran ini dibuat secara mandiri. Akan tetapi, peneliti dibantu oleh tukang kayu dalam membuat papan untuk meletakkan replika rangka kepala, kartu materi, kotak penyimpanan kartu materi dan kotak penyimpanan media.

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis

Dokumen terkait