ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Pengujian Statistik a.Uji Validitas a.Uji Validitas
3.5 Modifikasi Model
Salah satu tujuan modifikasi model adalah untuk mendapatkan kriteria goodness of fit dari model yang dapat diterima. Melalui nilai
modification indices dapat diketahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi terhadap model yang dapat diusulkan. Modification indices
dapat diketahui dari output Amos 16 yang menunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model supaya terjadi penurunan pada nilai chi-square untuk mendapatkan model penelitian yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi teoritis dan yang memiliki nilai modification indices lebih besar atau sama dengan 4,0. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai goodness of fit yang memenuhi syarat. Tabel IV.12 merupakan hasil goodness of fit model yang telah dimodifikasi.
commit to user
Tabel IV.12
Hasil Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi
Dalam pengujian Chi-Square, nilai x2 yang tinggi menunjukkan korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata sehingga menghasilkan probabilitas yang kecil. Sebaliknya, nilai chi-square yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara observasi dengan prediksi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel. Nilai x2 pada penelitian ini sebesar 96,891 dengan probabilitas 0,220 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan dapat diterima.
Normed Chi-Square (CMIN/DF) adalah nilai yang diperoleh dari pembagian nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian.
Indeks Nilai kritis Hasil Keterangan
X²-Chi Square Probability level RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Diharapkan kecil ≥0.05 ≤0.08 ≥0.90 ≥0.90 ≤2.0 / ≤3.0 ≥0.90 ≥0.90 96,891 0,220 0,022 0,953 0,927 1,114 0,993 0,995 …….. Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Nilai CMIN/DF pada model ini adalah 1,114 menunjukkan bahwa model penelitian ini bagus.
Goodness of Fit Index (GFI) mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI
berkisar antara 0 – 1, dimana 0 menunjukkan poor fit dan 1 menunjukkan perfect fit. Dengan tingkat penerimaan yang direkomendasikan > 0,9 dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini memiliki tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai GFI sebesar 0,953
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) adalah pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI
dalam model ini adalah 0,927 menunjukkan tingkat penerimaan baik.
Tucker Lewis Index (TLI) adalah indeks kesesuaian incremental
yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai yang direkomendasikan > 0,9. Dapat disimpulkan bahwa model yang diajukan menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai TLI
sebesar 0,993.
Comparative Fit Index (CFI) adalah indeks kesesuaian
incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null
model. Besaran indeks ini dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini
commit to user
relatif tidak sensitif dengan besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan yaitu > 0,9; maka nilai CFI sebesar 0,995 menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik.
The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah ukuran yang digunakan untuk memperbaiki kecenderungan statistik chi-square yang sensitif terhadap jumlah sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan < 0,08; nilai RMSEA model sebesar 0,022 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik.
Berdasarkan keseluruhan pengukuran goodness-of-fit model penelitian setelah proses modifikasi tersebut di atas, mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
3.6 Moderasi
Tujuan dari moderasi adalah untuk mengetahui apakah hubungan kausal di antara variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) dipengaruhi oleh variabel-variabel kondisional. Variabel dimaksud adalah variabel moderasi (moderating
variable), yakni variabel yang mempunyai pengaruh kontinjen
(contingent) terhadap hubungan antara variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini diwakili oleh empat variable yang bersifat kualitatif yaitu gender, usia, pendidikan, dan pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Setelah model penelitian dapat diterima, sub bahasan berikutnya akan menjelaskan analisis uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
d. Analisis Uji Hipotesis dan Hasil Penelitian 4.1 Uji Hipotesis
Setelah kriteria goodness of fit model struktural yang diestimasi dapat terpenuhi, maka tahap selanjutnya adalah analisis terhadap hubungan-hubungan struktural model (pengujian hipotesis). Hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukkan oleh nilai regression weights.
Tabel IV.13 menunjukkan nilai regression weights dari variabel variabel yang diuji hubungan kausalitasnya.
commit to user
Tabel IV.13 Regression Weights
Estimate S.E. C.R. P Label
PEO <--- CSE .081 .185 .435 .664 par_9
PU <--- CSE .593 .253 2.343 .019 par_3 PU <--- PEO .386 .090 4.312 *** par_8 A <--- PU .260 .058 4.528 *** par_4 A <--- PEO .084 .058 1.445 .148 par_7 ITU <--- A .152 .086 1.761 .078 par_5 ITU <--- PU .197 .065 3.035 .002 par_6 CSE1 <--- CSE 1.000
CSE2 <--- CSE 2.460 .674 3.648 *** par_1 CSE3 <--- CSE 2.141 .565 3.786 *** par_2
PU5 <--- PU 1.000 PU6 <--- PU .765 .098 7.812 *** par_10 A1 <--- A 1.000 A2 <--- A 1.116 .070 16.042 *** par_11 A3 <--- A 1.086 .081 13.394 *** par_12 A4 <--- A 1.082 .069 15.625 *** par_13 PEO7 <--- PEO 1.000
PEO6 <--- PEO 1.032 .074 13.929 *** par_14
PEO5 <--- PEO .991 .071 13.939 *** par_15
PEO4 <--- PEO 1.011 .077 13.117 *** par_16
PEO2 <--- PEO .784 .071 11.115 *** par_17
ITU4 <--- ITU 1.000
ITU5 <--- ITU .956 .106 9.040 *** par_18
Sumber: Data hasil olahan
Keterangan:*** signifikan pada level 1%
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-hitung ³ z-tabel). Pada jumlah responden lebih dari 120 maka nilai z tabel untuk masing-masing tingkat signifikansi adalah: (1) 1%= 2,56, (2) 5%= 1,96, (3) 10%= 1,645.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
i. Hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness (H1)
Pada pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil yang mendukung hipotesis (β=0,593) dan (CR=2,343) maka menunjukkan bahwa hipotesis H1 diterima pada level signifikan 5%. Hal ini menjelaskan bahwa computer self efficacy
berpengaruh terhadap perceived usefulness.
ii. Hubungan antara computer self efficacy dengan perceived ease of use (H2)
Hasil analisis model struktural mengindikasi hasil yang
tidak mendukung hipotesis (β=0,081) dan (CR=0,435), sehingga
menunjukkan bahwa hipotesis H2 tidak diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa computer self efficacy tidak berpengaruh pada
perceived ease of use.
iii. Hubungan antara perceived ease of use dengan perceived usefulness (H3)
Hasil pengujian menjelaskan hasil yang mendukung
hipotesis (β=0,386) dan (CR=4,312), maka menunjukkan bahwa
hipotesis H3 diterimapada level signifikan 1%.. Dengan demikian,
perceived ease of use berpengaruh positif pada perceived usefulness.
commit to user
iv. Hubungan antara perceived usefulness dengan attitude toward using (H4)
Hasil pengujian hubungan menunjukkan hasil yang
mendukung hipotesis (β=0,260) (CR=4,528) maka menunjukkan
bahwa hipotesis H4 diterima pada tingkat signifikan α = 0,01. Hal ini menjelaskan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude toward using.
v. Hubungan antara perceived ease of use dengan attitude toward using (H5)
Hasil pengujian hubungan menjelaskan bahwa hasil yang
tidak mendukung hipotesis (β=0,084) dan (CR= 1,445), maka
menunjukkan bahwa hipotesis H5 tidak diterima. Maka dapat diketahui bahwa perceived ease of use tidak berpengaruh pada
attitude toward using.
vi. Hubungan antara perceived usefulness dengan intention to use
(H6)
Hasil pengujian hubungan menunjukkan hasil yang
mendukung hipotesis (β=0,197) (CR=3,035) maka menunjukkan bahwa hipotesis H6 diterima pada tingkat signifikan α = 0,1. Hal ini menjelaskan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude toward using.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
vii. Hubungan antara attitude toward using dengan intention to use
(H7)
Pada pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil yang
mendukung hipotesis (β=0,152) dan (CR=1,761) maka
menunjukkan bahwa hipotesis H7 diterima pada level signifikan 10%. Hal ini menjelaskan bahwa attitude toward using
berpengaruh terhadap intention to use.
Moderasi
Pengukuran variabel moderasi dalam penelitian ini menggunakan
SEM dengan pendekatan analisis sub group. Variabel moderasi dipisah menjadi 2 grup berdasarkan nilai rata-rata tinggi dan rendah. Kemudian diestimasi dengan kondisi variabel moderasi tinggi dan rendah. Setelah itu dibandingkan hasil koefisien parameter kedua model untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel tersebut dalam model.
Variabel moderasi dalam penelitian ini ada 4 yaitu gender, usia, pendidikan dan pengalaman.
Gender
Gender yang menunjukan jenis kelamin responden terbagi menjadi 2 sub grup yaitu lali-laki (L) dan perempuan (P).
commit to user
Tabel IV.14
Regression Weights (Gender)
Regression Weights: Gender L Regression Weights: Gender P
Estimate S.E. C.R. P Estimate S.E. C.R. P
PEO <--- CSE .088 .249 .354 .723 .058 .239 .244 .807 PU <--- CSE .651 .342 1.903 .057 .514 .315 1.633 .103 PU <--- PEO .216 .105 2.047 .041 .471 .134 3.501 *** A <--- PU .318 .079 4.022 *** .260 .086 3.021 .003 A <--- PEO .100 .070 1.435 .151 .036 .093 .392 .695 ITU <--- A .138 .113 1.224 .221 .191 .124 1.548 .122 ITU <--- PU .237 .089 2.677 .007 .143 .080 1.789 .074 CSE1 <--- CSE 1.000 1.000 CSE2 <--- CSE 3.043 1.093 2.783 .005 1.513 .612 2.474 .013 CSE3 <--- CSE 2.333 .780 2.989 .003 1.573 .641 2.454 .014 PU5 <--- PU 1.000 1.000 PU6 <--- PU 1.001 .162 6.199 *** .581 .125 4.651 *** A1 <--- A 1.000 1.000 A2 <--- A 1.108 .088 12.625 *** 1.102 .106 10.423 *** A3 <--- A 1.130 .112 10.101 *** .953 .109 8.718 *** A4 <--- A 1.081 .088 12.299 *** 1.054 .104 10.118 *** PEO7 <--- PEO 1.000 1.000 PEO6 <--- PEO .963 .085 11.276 *** 1.123 .132 8.490 *** PEO5 <--- PEO .941 .081 11.591 *** 1.051 .129 8.149 *** PEO4 <--- PEO .930 .093 9.947 *** 1.102 .130 8.455 *** PEO2 <--- PEO .637 .084 7.565 *** .957 .127 7.550 *** ITU4 <--- ITU 1.000 1.000 ITU5 <--- ITU .990 .126 7.880 *** .873 .161 5.423 ***
viii. Hubungan antara gender dengan computer self efficacy dan
perceived ease of use (H8a)
Setelah dilakukan pengujian hubungan moderasi gender antara computer self efficacy dan perceived ease of use dapat
diketahui bahwa nilai (β=0,088) dan (CR=0,354) pada gender L. Sementara pada gender P nilai (β=0,058) dan (CR=0,244). Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mempengaruhi hubungan antara computer self efficacy dengan
perceived ease of use.
ix. Hubungan antara gender dengan computer self efficacy dan
perceived usefulness (H8b)
Lalu pengujian hubungan moderasi gender antara computer self efficacy dengan perceived usefulness diketahui bahwa nilai
(β=0,651) dan (CR=1,903) pada gender L. Sementara pada gender
P nilai (β=0,514) dan (CR=1,633). Hal tersebut menunjukkan bahwa gender L signifikan pada α=0,1. sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa gender L memberi mempengaruhi positif antara
computer self efficacy dengan perceived usefulness. Sedangkan gender P tidak mempengaruhi hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness.
Usia
Usia dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 sub grup dengan pembagian sebagai berikut; usia T > 25 tahun dan usia R ≤ 25 tahun.
commit to user
Tabel IV.15
Regression Weights (Usia)
Regression Weights: Usia T Regression Weights: Usia R
Estimate S.E. C.R. P Estimate S.E. C.R. P
PEO <--- CSE .001 .002 .392 .695 .094 .179 .525 .599 PU <--- CSE -.001 .002 -.397 .692 .432 .223 1.934 .053 PU <--- PEO .398 .147 2.704 .007 .407 .116 3.509 *** A <--- PU .176 .104 1.694 .090 .287 .071 4.072 *** A <--- PEO .195 .097 2.001 .045 .042 .076 .556 .578 ITU <--- A .148 .143 1.036 .300 .127 .107 1.182 .237 ITU <--- PU .046 .098 .474 .636 .289 .086 3.354 *** CSE1 <--- CSE 1.000 1.000 CSE2 <--- CSE .002 .005 .403 .687 1.593 .431 3.697 *** CSE3 <--- CSE .000 .001 -.149 .882 1.790 .500 3.582 *** PU5 <--- PU 1.000 1.000 PU6 <--- PU .667 .217 3.070 .002 .855 .119 7.163 *** A1 <--- A 1.000 1.000 A2 <--- A 1.038 .118 8.823 *** 1.153 .086 13.333 *** A3 <--- A .953 .138 6.917 *** 1.130 .100 11.338 *** A4 <--- A .981 .120 8.166 *** 1.122 .084 13.317 *** PEO7 <--- PEO 1.000 1.000 PEO6 <--- PEO .908 .136 6.660 *** 1.137 .083 13.660 *** PEO5 <--- PEO .934 .140 6.683 *** 1.036 .078 13.334 *** PEO4 <--- PEO .852 .146 5.832 *** 1.110 .084 13.151 *** PEO2 <--- PEO .833 .133 6.286 *** .773 .086 9.037 *** ITU4 <--- ITU 1.000 1.000 ITU5 <--- ITU .968 .143 6.762 *** .952 .141 6.755 ***
x. Hubungan antara usia dengan computer self efficacy dan
perceived ease of use (H8c)
Setelah dilakukan pengujian hubungan moderasi usia antara
computer self efficacy dengan perceived ease of use dapat diketahui
bahwa nilai (β=0,001) dan (CR=0,392) pada kelompok usia T. Sementara pada kelompok usia R nilai (β=0,094) dan (CR=0,525).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
maupun kelompok usia R tidak mempengaruhi hubungan antara
computer self efficacy dengan perceived ease of use.
xi. Hubungan antara usia dengan computer self efficacy dan
perceived usefulness (H8d)
Lalu pengujian hubungan moderasi usia antara computer self efficacy dengan perceived usefulness diketahui bahwa nilai
(β=-0,001) dan (CR=-0,397) pada kelompok usia T. Sementara
pada kelompok usia R nilai (β=0,432) dan (CR=1,934). Hal
tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia T tidak memberi mempengaruh antara computer self efficacy dengan perceived usefulness. Sedangkan kelompok usia R signifikan pada α=0,1.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok usia R memberi mempengaruhi positif antara computer self efficacy
dengan perceived usefulness.
Pendidikan
Pendidikan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 sub grup dengan pembagian sebagai berikut; pendidikan T > SMA dan pendidikan R ≤ SMA.
commit to user
Tabel IV.16
Regression Weights (Pendidikan)
Regression Weights: Pendidikan T Regression Weights: Pendidikan R
Estimate S.E. C.R. P Estimate S.E. C.R. P
PEO <--- CSE -.060 .303 -.198 .843 .125 .264 .473 .637 PU <--- CSE .761 .350 2.176 .030 .353 .405 .870 .384 PU <--- PEO .496 .111 4.456 *** .187 .150 1.242 .214 A <--- PU .349 .106 3.287 .001 .141 .053 2.652 .008 A <--- PEO .107 .089 1.198 .231 .019 .077 .247 .805 ITU <--- A .244 .100 2.442 .015 -.048 .125 -.387 .699 ITU <--- PU .191 .097 1.962 .050 .142 .070 2.042 .041 CSE1 <--- CSE 1.000 1.000 CSE2 <--- CSE 2.183 .744 2.935 .003 3.279 1.605 2.043 .041 CSE3 <--- CSE 2.347 .900 2.607 .009 2.208 .902 2.446 .014 PU5 <--- PU 1.000 1.000 PU6 <--- PU .838 .124 6.772 *** .554 .142 3.897 *** A1 <--- A 1.000 1.000 A2 <--- A .973 .071 13.783 *** 1.435 .162 8.831 *** A3 <--- A .965 .102 9.491 *** 1.306 .155 8.447 *** A4 <--- A .936 .076 12.388 *** 1.352 .154 8.782 *** PEO7 <--- PEO 1.000 1.000 PEO6 <--- PEO .936 .087 10.720 *** 1.183 .138 8.562 *** PEO5 <--- PEO .904 .083 10.905 *** 1.207 .137 8.832 *** PEO4 <--- PEO .919 .099 9.328 *** 1.184 .132 8.952 *** PEO2 <--- PEO .880 .091 9.662 *** .625 .111 5.615 *** ITU4 <--- ITU 1.000 1.000 ITU5 <--- ITU .858 .105 8.173 *** 1.432 .344 4.166 ***
xii. Hubungan antarapendidikan dengan computer self efficacy dan
perceived ease of use (H8e)
Setelah dilakukan pengujian hubungan moderasi pendidikan antara computer self efficacy dengan perceived ease of use dapat diketahui bahwa nilai (β=-0, 060) dan (CR=-0,198) pada kelompok pendidikan T. Sementara pada kelompok pendidikan R
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
pendidikan, baik kelompok pendidikan T maupun kelompok pendidikan R tidak mempengaruhi hubungan antara computer self efficacy dengan perceived ease of use.
xiii. Hubungan antarapendidikan dengan computer self efficacy dan
perceived usefulness (H8f)
Lalu pengujian hubungan moderasi pendidikan antara
computer self efficacy dengan perceived usefulness diketahui
bahwa nilai (β=0,761) dan (CR=2,176) pada kelompok pendidikan T. Sementara pada kelompok pendidikan R nilai (β=0,353) dan
(CR=0,870). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok pendidikan T signifikan pada level 5%. Sehingga dapat disimpulkan kelompok pendidikan T memberi mempengaruh positif antara computer self efficacy dengan perceived usefulness. Sedangkan kelompok pendidikan R tidak memberi mempengaruh antara computer self efficacy dengan perceived usefulness.
commit to user
Pengalaman
Pengalaman dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 sub grup dengan pembagian sebagai berikut; pengalaman T > 2 tahun dan pengalaman R ≤ 2 tahun.
Tabel IV.17
Regression Weights (Pengalaman)
Regression Weights: Pengalaman T Regression Weights: Pengalaman R
Estimate S.E. C.R. P Estimate S.E. C.R. P
PEO <--- CSE .253 .240 1.055 .291 .137 .241 .569 .570 PU <--- CSE .328 .247 1.327 .185 .837 .382 2.187 .029 PU <--- PEO .538 .144 3.722 *** .258 .118 2.193 .028 A <--- PU .385 .122 3.162 .002 .206 .065 3.175 .001 A <--- PEO .062 .107 .579 .562 .076 .075 1.014 .310 ITU <--- A -.109 .148 -.734 .463 .222 .099 2.236 .025 ITU <--- PU .441 .135 3.263 .001 .157 .066 2.381 .017 CSE1 <--- CSE 1.000 1.000 CSE2 <--- CSE 2.996 1.287 2.328 .020 2.005 .687 2.918 .004 CSE3 <--- CSE 1.636 .573 2.858 .004 2.520 .913 2.758 .006 PU5 <--- PU 1.000 1.000 PU6 <--- PU 1.035 .160 6.487 *** .647 .116 5.598 *** A1 <--- A 1.000 1.000 A2 <--- A 1.163 .141 8.270 *** 1.082 .074 14.675 *** A3 <--- A 1.204 .182 6.611 *** .990 .078 12.680 *** A4 <--- A 1.055 .136 7.746 *** 1.081 .074 14.628 *** PEO7 <--- PEO 1.000 1.000 PEO6 <--- PEO 1.241 .157 7.882 *** .932 .086 10.883 *** PEO5 <--- PEO 1.159 .146 7.933 *** .919 .085 10.830 *** PEO4 <--- PEO 1.125 .151 7.452 *** .965 .095 10.163 *** PEO2 <--- PEO .714 .135 5.299 *** .851 .086 9.917 *** ITU4 <--- ITU 1.000 1.000 ITU5 <--- ITU .924 .135 6.855 *** 1.018 .150 6.793 ***
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
xiv. Hubungan antara pengalaman dengan computer self efficacy
dan perceived ease of use (H8g)
Setelah dilakukan pengujian hubungan moderasi pengalaman antara computer self efficacy dengan perceived ease of use dapat diketahui bahwa nilai (β=0,253) dan (CR=1,055) pada
kelompok pengalaman T. Sementara pada kelompok pengalaman R
nilai (β=0,137) dan (CR=0,569). Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengalaman, baik kelompok pengalaman T maupun kelompok pengalaman R tidak mempengaruhi hubungan antara computer self efficacy dengan perceived ease of use.
xv. Hubungan antara pengalaman dengan computer self efficacy
dan perceived usefulness (H8h)
Lalu pengujian hubungan moderasi pengalaman antara
computer self efficacy dengan perceived usefulness diketahui
bahwa nilai (β=0,328) dan (CR=1,327) pada kelompok
pengalaman T. Sementara pada kelompok pengalaman R nilai
(β=0,837) dan (CR=2,187). Hal tersebut menunjukkan bahwa
kelompok pengalaman T tidak memberi mempengaruh antara
computer self efficacy dengan perceived usefulness. Sedangkan
kelompok pengalaman R signifikan pada α=0,05. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa kelompok pengalaman R memberi mempengaruhi positif antara computer self efficacy dengan
commit to user
4.2 Pembahasan
Hasil dari penelitian mengenai hubungan antara computer self efficacy dengan adopsi teknologi dalam penelitian ini membuktikan bahwa secara umum computer self efficacy berpengaruh positif tehadap adopsi teknologi internet yang diwakili oleh variabel intention to use. Hal tersebut dapat terjadi karena responden menganggap bahwa kemampuan responden dalam mengaplikasikan komputer memberi pengaruh positif terhadap niat mereka untuk menggunakan internet sebagai sarana pemasaran dalam usaha yang mereka kelola. Kemampuan pengaplikasian komputer tersebut dianggap bermanfaat (usefullness) walaupun kemudahan penggunaanya (ease of use) tidak dianggap mempengaruhi.
Hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness mengindikasikan hubungan yang positif. Artinya responden menganggap bahwa semakin tinggi kemampuan mereka dalam mengaplikasikan komputer maka anggapan mengenai kemanfaatan (usefullness) akan teknologi tersebut juga semakin tinggi. Hal tersebut medukung penelitian sebelumnya (Wang, 2003) dan postulasi oleh Bandura (1986), Igbaria dan Iivari (1995). Aplikasi komputer merupakan dasar bagi aplikasi internet, sehingga ketika kemampuan aplikasi komputer responden tinggi maka hal itu akan semakin mendukung anggapan responden bahwa internet memberi manfaat bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
usaha mereka dan pada akhirnya berniat untuk menggunakan teknologi internet untuk mendukung usaha mereka.
Hubungan antara computer self efficacy dengan perceived ease of use tidak terbukti ada hubungan. Berarti responden menganggap bahwa kemampuan mereka dalam mengoperasikan komputer tidak berpengaruh pada kemudahan (ease of use) akan teknologi internet tersebut. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumya; yaitu Igbaria & Iivari (1995), (Wang, 2003) dan (Compeau and Higgins, 2006). Walaupun aplikasi komputer merupakan dasar dari aplikasi internet, pada kenyataanya responden tidak menganggap bahwa kemampuan mereka dalam pengoperasian komputer mempengaruhi kemudahan mereka dalam mengaplikasikan teknologi internet. Teknologi internet dewasa ini menjadi bagian terdekat kehidupan manusia, sehingga manusia modern cenderung mempelajarinya secara alami dan kemudian menggapnya sebagai bagian penting dalam hidup. Aplikasi internet kemudian menjadi teknologi mandiri dan dewasa ini bahkan bisa memakai media lain selain komputer untuk mengaksesnya. Maka responden menganggap bahwa kemampuan mereka dalam mengoperasikan komputer tidak berpengaruh pada anggapan akan mudahnya penggunaan teknologi internet.
Hubungan antara perceived ease of use dengan perceived usefulness mengindikasikan hubungan yang positif. Artinya responden menganggap bahwa semakin tinggi kemudahan mereka dalam
commit to user
mengaplikasikan teknologi internet maka anggapan mengenai kemanfaatan (usefullness) akan teknologi tersebut juga semakin tinggi. Hasil ini mendukung penelitian sebelumya; yaitu (Wang, 2003), (e.g. Venkatesh and Davis, 1996). Hal ini terjadi karena ketika teknologi internet mudah digunakan maka akan memotivasi responden untuk menggunakan teknologi internet tersebut dan menganggapnya memberi manfaat pada peningkatan kinerja pada usaha mereka.
Hubungan antara perceived usefulness dengan attitude toward using menunjukan terdapat hubungan positif di antara keduanya. Artinya persepsi responden terhadap kemanfaatan penggunaan teknologi internet berbanding lurus dengan sikap positif responden terhadap penggunaan teknologi tersebut. Dengan demikian responden menganggap bahwa penggunaan teknologi internet bermanfaat sehingga memunculkan sikap positif terhadap penggunaan teknologi internet. Hal itu didukung oleh penelitian Cui, Bao, dan Chan (2009).
Hubungan antara perceived ease of use dengan attitude toward using menunjukan bahwa perceived ease of use tidak berpengaruh pada attitude toward using. Artinya responden tidak mengaggap kemudahan penggunaan internet mempengaruhi sikap mereka dalam menilai positif atau tidaknya teknologi penggunaan internet. Hal tersebut dikarenakan responden tidak menganggap bahwa internet adalah suatu teknologi baru yang memerlukan pembelajaran rumit untuk menguasainya. Bagaimanapun internet telah menjadi bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dalam kehidupan manusia dewasa ini. Maka kemudahan dalam menggunakan internet dianggap responden tidak mempengaruhi sikap positif mereka dalam menilai internet.
Hubungan antara perceived usefulness dengan intention to use
mengindikasikan hubungan yang positif. Berarti responden menganggap kemanfaatan penggunaan teknologi internet mempengaruhi keputusan responden dalam menggunakan teknologi internet untuk mendukung bisnis mereka. Semakin tinggi anggapan responden bahwa teknologi internet bermanfaat bagi usaha mereka, maka akan semakin tinggi pula niat responden untuk menggunakan teknologi internet. Suatu hal yang dianggap bermanfaat kemungkinan besar akan mendapat apresiasi positif.
Hubungan antara attitude toward using dengan intention to use
menunjukan hubungan yang positif. Berarti responden menganggap bahwa sikap mereka dalam menilai penggunaan teknologi internet berbanding lurus dengan keputusan dalam menggunakan teknologi internet untuk mendukung bisnis mereka. Jadi semakin positif sikap responden terhadap penggunaan teknologi internet maka semakn tinggi pula niat responden dalam menggunakan teknologi internet untuk menunjang bisnis mereka. Hal ini terjadi karena responden menunjukan sikap positif pada teknologi internet sehingga mereka cenderung menindaklanjutinya dengan niat untuk menggunakan teknologi internet tersebut sebagai penunjang bisnis mereka. Secara
commit to user
teoritis, hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Cui, Bao, dan Chan (2009).
Hubungan moderasi gender antara computer self efficacy dan
perceived usefullness menunjukan bahwa gender pria (L) berpengaruh
positif pada hubungan antara computer self efficacy dan perceived usefulness, sedangkan kategori wanita (P) tidak berpengaruh pada hubungan computer self efficacy dan perceived usefullness. Artinya responden dengan gender pria (L) memperkuat hubungan antara
computer self efficacy dan perceived usefulness sedangkan gender wanita (P) tidak menganggap bahwa kemampuan penggunaan internet mempengaruhi anggapan mereka mengenai kemanfaatan penggunaan teknologi internet. Mengingat bahwa persentase kategori gender pria (L) mendominasi sebanyak 59,6% maka dapat disimpulkan bahwa gender memperkuat hubungan antara computer self efficacy dan
perceived usefulness.
Hubungan moderasi usia antara computer self efficacy dan
perceived usefullness menunjukan bahwa kategori usia di bawah atau sama dengan 25 tahun (usia R) berpengaruh positif pada hubungan antara computer self efficacy dan perceived usefulness, sedangkan kategori usia di atas 25 tahun (usia T) tidak berpengaruh pada hubungan computer self efficacy dan perceived usefullness. Artinya responden dengan kategori usia R memperkuat hubungan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
usia T tidak menganggap bahwa kemampuan penggunaan internet mempengaruhi anggapan mereka mengenai kemanfaatan penggunaan teknologi internet. Mengingat bahwa persentase kategori usia R mendominasi sebanyak 62,5% maka dapat disimpulkan bahwa usia memperkuat hubungan antara computer self efficacy dan perceived