• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN

(Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet di Surakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Nurhayati

F0205119

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii ABSTRAK

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI

OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN

(Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet di Surakarta)

NURHAYATI F0205119

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

computer self efficacy terhadap TAM (Technology Acceptance Model) yang terdiri dari perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, dan

intention to use dengan dimoderasi oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman. Garis besarnya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer terhadap adopsi teknologi internet untuk menunjang usaha pada UMKM.

Populasi penelitian ini adalah seluruh UMKM di wilayah Surakarta yang menggunakan internet untuk menunjang bisnis mereka. Sampel yang diambil sebanyak 240. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi kualifikasi kelayakan dalam pengujian hipotesis. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah SEM (Structural Equetion Models). Hasil pengujian menunjukkan bahwa computer self efficacy berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap adopsi teknologi (TAM) melalui variabel perceived usefulness, attitude toward using, dan intention to use. Sedangkan computer self efficacy tidak berpengaruh kepada perceived ease of use dan attitude toward using. Namun secara terpisah perceived ease of use berpengaruh pada perceived usefulness. Sementara itu moderasi baik gender, usia, pendidikan, dan pengalaman tidak berpengaruh pada adopsi teknologi melalui perceived ease of use. Namun memperkuat hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness.

Pada situasi dan kondisi yang berbeda, mungkin hasil penelitian pun berbeda. Untuk itu perlu studi yang lebih lanjut dan lebih luas sehingga model ini valid dalam berbagai konteks. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi bagi banyak pihak terkait untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada demi kemajuan akademis maupun UMKM di sektor praksis.

(3)

commit to user

iii ABSTRACT

THE EFFECTS OF COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TO TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) WHICH IS MODERATED BY AGE, GENDER, EDUCATION, AND EXPERIENCE

(Study of Micro Small and Medium Enterprises on Internet Users in

Surakarta)

NURHAYATI F0205119

The purpose of this research are to examine and analyze the effect of computer self efficacy to TAM (Technology Acceptance Model) which are consist of perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, and intention to use. It is moderated by gender, age, education, and also experience. The main purpose is to find out the effect of someone’s ability in order to using computer to internet technology adoption to support the business in Micro Small and Medium Enterprises.

All of the Micro Small and Medium Enterprises in Surakarta which are use the internet to support their business are the population in this research. Amount of the samples are 240. Sampling technique which is used is purposive sampling. Validity and reliability test held to make sure if the data fulfill qualification in hypothesis testing. Data analysis which is used is SEM (Structural Equation Models). The result shows that computer self efficacy, partially, has a significant an positive effect to technology adoption (TAM) by perceived usefulness, attitude toward using, and intention to use variables. Whereas, computer self efficacy hasn’t an effect to perceived ease of use and attitude toward using. But, separately, perceived ease of use has an effect to perceived usefulness. Moderation, consist of gender, age, education, and also experience hasn’t an effect to technology adoption by perceived ease of use. But, it makes strong the relationship between computer self efficacy and perceived usefulness.

In the different situation and condition, the result of the research may be different. So, it needs further and wider study until the model could be valid in many context. Then, we expect that this research is able to be reference for others to develop all of the exist potency to progress academy and also Micro Small and Medium Enterprises in practice sector.

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5)

commit to user

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(7)

commit to user

vii MOTTO

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat

kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan

berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari)

“I want to live my life to the absolute fullest To open my eyes to be all I can be

To travel roads not taken To meet faces unknown To feel the wind, to touch the stars

I promise to discover myself To stand tall with greatness To chase down and catch every dream Living a full life on the outside, starts on the inside

LIFE IS AN ADVENTURE” (Nutrillon Royal 3)

”Tidak ada gembok yang tidak bisa dibuka. Tidak ada simpul yang tidak bisa dilepas, tidak ada jarak yang jauh yang tidak bisa didekatkan, dan tidak ada yang hilang yang tidak bisa

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan kasih dan sayang-Nya. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan

persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Huniek Sri Runing S., MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen

3. Reza Rahardian, SE, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

4. Intan Novela, SE, M.Si. selaku Pembimbing Akademik.

5. Haryanto, SE, MSi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Ibnu Hajar dan Haryani, kedua orang tuaku atas semua doa, kesabaran, dan

motivasi yang tiada pernah berhenti. Terimakasih.

8. Adikku tercinta (Ahmad Aziz Munandar) yang terus mendukungku selama ini.

9. Keluarga Sekartaji 3 (Bu Siska, Mba Novi, Mba Pepi, Okti, Dinar, Efi, Sinta,

Ayu, Partini, Lina, Ayut, Anik, serta Momon dan Minho). Terimakasih karena

menjadi keluarga keduaku.

10. Keluarga besar MEPA-UNS. Diksar 2006A (Pendik, Loly, Andhika, Abe,

Dinar, Lyza, Miko, Nasta, Ayu, Gondrong). Keluarga RC dan Diktap RC

2006. Kepengurusan 2006-2007. Terimakasih atas kenangan yang begitu

menyenangkan dan pembelajaran akan kehidupan. Bravo MEPA!!!

11. Sahabat2ku dari Teladan & THA (Ahma, Anggi, Aria, Jessikha, Krisna, Iyem,

Gitong, Umek, Adis). Sahabat2ku dari UNS & MEPA-UNS (Ana, Ayu, Anis,

Dinda, mb Wiwik, Eria, Kiki, Karlina). Terimakasih untuk semuanya.

12. Teman-teman di eLtorros (Mas Yudhi, Mba Yanti, Laras, Tina, Anjar, Fina).

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 10 Juli 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

1. Keragaman Variabel-Variabel Amatan ... 5

2. Keragaman Obyek studi ... 6

B. Permasalahan ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat untuk Studi Lanjutan... 8

3. Manfaat Praksis ... 9

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian ... 11

B. Posisi Studi ... 13

C. Landasan Teori ... 14

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14

2. Technology Acceptance Models (TAM) ... 18

3. Computer Self Efficacy... 19

4. Perceived Usefulness ... 20

5. Perceived Easy of Use ... 21

B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling ... 32

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

(13)

commit to user

xiii

b) Asumsi Normalitas ... 39

c) Asumsi Outliers ... 40

2) Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit... 41

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

B. Pengujian Statistik... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilitas ... 52

3. Analisis Structural Equation Model (SEM) ... 54

a. Asumsi Kecukupan Sampel ... 55

b. Asumsi Normalitas ... 55

c. Asumsi Outliers ... 57

d. Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ... 59

e. Modifikasi Model ... 61

f. Moderasi... 64

4. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

a. Uji Hipotesis ... 65

b. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 86

B. Keterbatasan ... 89

C. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ...

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. II.1 Posisi Studi ... 13

2. III.1 Indikator Goodness of Fit ... 43

3. IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4. IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

5. IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

6. IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 47

7. IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Internet dalam 3 Bulan ... 48

8. IV.6 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap I ... 50

9. IV.7 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap II ... 51

10. IV.8 Tabel Uji Reliabilitas ... 53

11. IV.9 Hasil Uji Normalitas ... 56

12. IV.10 Jarak Mahalanobis Data ... 58

13. IV.11 Hasil Goodness of Fit Model Struktural ... 60

14. IV.12 Hasil Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi ... 62

15. IV.13 Regression Weights ... 66

16. IV.14 Regression Weights (Gender)... 70

17. IV.15 Regression Weights (Usia) ... 72

18. IV.16 Regression Weights (Pendidikan) ... 74

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. II.1 TAM Original (Davis, 1989) ... 19

2. II.2 Model Penelitian ... 30

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komputer dewasa ini

menyebabkan terjadinya banyak perubahan dalam perilaku manusia. Dunia

teknologi berkembang dengan pesatnya dan menyentuh semua aspek

kehidupan. Dunia ekonomi dan bisnis pun tak luput darinya. Dalam era yang

disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media

andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupkaan

extension dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun

penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis

menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media

elektronik ini.

Perdagangan elektronik atau e-dagang (electronic

commerce/e-commerce) dapat didefinisikan dalam 5 perspektif sebagai berikut: on line

purchasing perspective, adalah sistem yang memungkinkan pembelian dan

penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa on-line lainya;

digital communication perspective, adalah sistem yang memungkinkan

pengiriman informasi digital, produk, jasa, dan pembayaran on-line; service

perspective, adalah sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya,

menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan

(17)

commit to user

adalah sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran

kerja; market-of-one perspective, adalah sistem yang memungkinkan proses

customization’ produk dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan

keinginan setiap pelanggan secara efisien (Chandra, Tjiptono, & Chandra,

2004).

E-commerce memegang peranan penting pada kehidupan bisnis dalam

kehidupan masyarakat modern. Sebagian sistem tradisional telah diganti

menjadi sistem elektronik, tak terkecuali dalam pemasaran. Dalam pemasaran

modern, penempatan iklan di berbagai media massa seperti radio, film, media

cetak, dan televisi masih dilakukan. Namun kini tidak semua orang cukup

meluangkan waktu untuk melihat tayangan iklan. Perlu dipikirkan bagaimana

beriklan sebagai upaya pemasaran dengan memasuki ruang pribadi tiap

individu manusia modern secara massal. Untuk itulah diperlukan saluran

komunikasi modern yang mampu memasuki ruang pribadi tiap individu

namun bersifat massal.

Perkembangan teknologi informasi telah menjawabnya dengan

ditemukannya internet. Internet, telah terbukti, selain mengubah perilaku

manusia dalam berkomunikasi, ternyata pula memberikan perubahan berarti

dalam upaya memasarkan sesuatu kepada banyak orang secara bersamaan

dalam kurun waktu tertentu.

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemasaran di internet. Antara

lain email campaign, search engine optimizer (SEO), membuat situs gratis di

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

adalah upaya menginformasikan produk dan bagaimana mendapatkannya

melalui internet.

Sedikitnya terdapat tujuh keunggulan pemasaran melalui internet, yaitu

siap sedia 24 jam, menjangkau pangsa pasar yang tertarget, mengangkat citra

bisnis, biaya pemasaran yang lebih efektif dan efisien, memposisikan bisnis di

masa depan, mempermudah dalam membangun hubungan baik dengan

pelanggan, dan sistem otomatisasi yang responsif. Ada satu hal yang perlu

digarisbawahi yaitu biaya iklan yang sangat murah namun tepat sasaran. hal

ini sangat membantu terutama bagi perusahaan atau individu yang perlu

menjual produk dengan budget iklan minim.

Tidak semua perusahaan memiliki alokasi biaya iklan yang tinggi,

terutama untuk perusahaan kecil atau yang tergolong UMKM dan individu.

Melalui internet, UMKM dan individu dapat menekan biaya iklan namun

dapat menyampaikan informasi produknya tepat sasaran.

UMKM mempunyai banyak pernanan penting dalam perekonomian

suatu negara, terlebih lagi negara berkembang seperti Indonesia. UMKM

berperan dalam menyediakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan melalui

kesempatan berusaha, pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan

pembangunan antar daerah (Kotey & Meredith,1997), serta meningkatkan

investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan (Littunen, 2000).

Krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1997 memberi

kesadaran pada banyak pihak akan potensi UMKM dan posisinya sebagai

(19)

commit to user

modal, SDM, distribusi, birokrasi/regulasi, manajemen, dan teknologi.

Teknologi sebagai salah satu basis UMKM, maka perlu mendapat perhatian

guna pengembangan UMKM di masa yang akan datang. UMKM dituntut

untuk peka terhadap perkembangan teknologi, antara lain teknologi informasi.

Internet sebagai salah satu wakil teknologi informasi memberi peluang kepada

UMKM untuk menjadikannya salah satu basis usaha ataupun sebagai salah

satu alat guna pengembangan UMKM.

Sebagaimana produk teknologi, internet juga perlu dipelajari. Ada

beberapa keahlian yang perlu dikuasai untuk dapat mengoperasikan internet.

Hal yang paling utama adalah mampu menguasai komputer, yang merupakan

sarana penggunaan internet yang paling penting.

Dalam sebuah penelitian oleh Wang (2003) ditengarai bahwa

kemampuan penguasaan komputer berpengaruh positif terhadap adopsi

teknologi, dalam penelitian itu subjeknya adalah internet banking. Mengacu

pada penelitian tersebut, maka perlu untuk meneliti pengaruh penguasaan

komputer (besaran kemampuan seseorang dalam menggunakan

komputer/computer self-efficacy/CSE) terhadap adopsi teknologi, dalam hal

ini menggunakan internet sebagai media pemasaran produk/beriklan.

Penelitian ini menggunakan TAM sebagai model adopsi teknologi dengan CSE

sebagai variabel independennya.

Responden dalam penelitian ini adalah UMKM dengan lingkup

penelitian di wilayah Surakarta. Selain itu terdapat variabel demografis yaitu

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

perilaku konsumen terhadap penggunaan e-commerce. Keaneka-ragaman

responden dan heterogenitas pada variabel demografis, diharapkan dapat

membuat penelitian ini lebih akurat dan menunjukkan fenomena sebenarnya

dari pengaruh CSE terhadap adopsi teknologi dalam hal ini penggunaan

internet sebagai media pemasaran.

1. Keragaman Variabel-variabel Amatan

Keragaman variabel-variabel amatan yang dimaksud di sini adalah

banyakya variabel amatan yang beraneka ragam di penelitian ini yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh kemampuan

menggunakan komputer dalam adopsi teknologi dengan moderasi gender,

usia, pendidikan, dan pengalaman.. Computer self efficacy sebagai variabel

independen dan mengikuti model TAM oleh Davis sampai intention to use

sebagai variabel dependen. Beberapa studi terdahulu telah menjelaskanhal

tersebut. Pertama adalah studi yang memfokuskan pada actual usage pada

komputer (lihat Davis et al, 1989) dengan variabel-variabel amatan antara

lain perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, dan behavioral

intention to use.

Kedua adalah studi yang memfokuskan pada usage (penggunaan)

software application (Lihat Adam et al, 1992). Penelitian ini didasarkan

pada easy of use dan usefulness sebagai variabel amatan.

Ketiga adalah studi yang memfokuskan pada computer self efficacy

(21)

commit to user

perceived usefulness, perceived ease of use,perceived credibility, dan

intention to use sebagai variabel dependen.

Keempat, studi yang mengangkat tema tentang sistem pendidikan

secara online. Hal ini dijelaskan dengan behavioral intention, perceived

usefulness, perceived easy of use dan perceived credibility sebagai variabel

amatan (Shen et al, 2006).

2. Keragaman Obyek Studi

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai technology acceptance

model (TAM) juga bercirikan pada pendapat yang belum konklusif

terhadap karakteristik produk yang menjadi obyek studi, yang berbeda

antara objek studi satu dengan yang lainnya. Pertama, studi yang

menfokuskan model penerimaan pada teknologi komputer (Lihat Davis et

al, 1989). Kedua, studi yang menfokuskan pada penerimaan konsumen

terhadap penggunaan software application (Lihat Adam et al, 1992).

Ketiga, studi yang menfokuskan pada penerapan teknologi internet

banking (Lihat Wang, 2003).

Keragaman objek studi diatas menunjukkan bahwa belum ada model

yang dapat men-generalisasi model penerimaan teknologi yang sesuai.

Oleh karena itu, hal ini mendorong peneliti untuk mereplikasi model yang

diperkirakan relevan untuk diaplikasi pada setting penelitian di Indonesia.

Objek yang digunakan dalam studi ini adalah proses penggunaan teknologi

internet sebagai salah satu penunjang usaha pada Usaha Mikro Kecil

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Permasalahan

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap perceived

usefulness dan perceived ease of use?

2. Apakah perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap perceived

usefulness?

3. Apakah perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh

signifikan terhadap attitude toward using?

4. Apakah perceived usefulness dan attitude toward using berpengaruh

signifikan terhadap intention to use?

5. Apakah computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender, usia,

pendidikan, dan pengalaman memberi pengaruh signifikan terhadap adopsi

teknologi internet?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ada dua; yaitu untuk mengetahui pengaruh

computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet

sebagai sarana bisnis/memasarkan produk; dan mengetahui pengaruh

computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet

sebagai sarana bisnis/memasarkan produk dengan moderasi gender, usia,

pendidikan, dan pengalaman.

(23)

commit to user

1. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy terhadap perceived usefulness

dan perceived ease of use.

2. Mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness.

3. Mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness

terhadap attitude toward using.

4. Mengetahui pengaruh perceived usefulness dan attitude toward using

terhadap intention to use.

5. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender,

usia, pendidikan, dan pengalaman terhadap adopsi teknologi internet.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

Technology Acceptance Model (Model Penerimaan Teknologi) dengan

melibatkan variabel-variabel psikologis dan dikembangkan pada latar

belakang budaya adopsi teknologi di Indonesia, maka akan memberikan

keragaman hasil, sehingga akan memberikan prespektif yang berbeda pada

studi-studi tentang Model Penerimaan Teknologi yang telah ada.

2. Manfaat untuk Studi Lanjutan

Model dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan seberapa

besar pengaruh kemampuan dalam menggunakan komputer terhadap niat

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

internet, yang dijelaskan dengan TAM (Technology Acceptance Model,

Davis 1989). Metode penelitian terbatas ruang lingkupnya yaitu pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Surakarta. Hal ini berdampak pada

terbatasnya aplikasi model untuk digunakan pada ruang lingkup yang

berbeda. Dengan demikian perlu studi lanjut untuk menguji model pada

ruang lingkup yang berbeda sehingga dapat digeneralisasi pada konteks

yang berbeda pula.

3. Manfaat Praksis

Model dalam penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh kemampuan seseorang (dalam hal ini pelaku UMKM)

dalam menggunakan komputer terhadap pilihanya untuk menggunakan

internet sebagai penunjang bisnisnya. Sehingga dengan demikian para

pelaku UMKM dapat memanfaatkan hal tersebut untuk acuan pilihan

dalam menggunakan internet sebagai salah satu sarana penunjang bisnis

mereka. Sedangkan untuk pemerintah hal ini bisa memberi pilihan untuk

membuat kebijakan kaitanya dengan peningkatan kemajuan UMKM yang

berkaitan dengan aplikasi teknologi internet.

E. Justifikasi Penelitian

Justifikasi penelitian ditujukan untuk menjelaskan pemahaman tentang

posisi studi ini, dan tentang pentingnya studi ini dilakukan. Justifikasi

penelitian meliputi: objek penelitian, pendekatan penelitian, alasan pemilihan

(25)

commit to user

Obyek penelitian. Studi ini mengambil obyek penelitian penggunaan

internetoleh UMKM. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

teknologi internet dapat memberikan manfaat bagi pelaku Usaha Mikro Kecil

dan Menengah untuk dijadikan sebagai penunjang bisnis mereka dalam

berbagai hal. Teknologi internet membuka berbagai perspektif dan

kemungkinan dalam pengembangan usaha.

Pendekatan penelitian. Studi ini bertumpu pada variabel computer

self efficacy sebagai variabel independen dari model TAM yang digunakan

sebagai dasar untuk memahami proses adopsi teknologi. Berdasarkan temuan

ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengetahui kecenderungan mereka

terhadap teknologi internet sejak awal sehingga dapat mengalokasikan sumber

daya pemasaran secara lebih efektif dan efisien.

Alasan pemilihan setting penelitian. Penelitian ini mengambil setting

kota Surakarta. Hal ini dilakukan mengingat Surakarta merupakan salah satu

kota di Indonesia yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang

prospektif dan sektor perdagangan sebesar 32% merupakan sektor terbesar

kedua setelah sektor pengolahan merupakan salah satu kelebihan yang perlu

ditingkatkan perkembangannya (Sutikno, 2006).

Prinsip generalisasi model. Studi ini bertumpu pada metode riset

yang terbatas ruang lingkupnya, sehingga untuk men-generalisasinya pada

setting yang berbeda perlu mencermati faktor-faktor eksternal yang akan

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan lima sub bahasan yang digunakan untuk

memberikan pemahaman tentang posisi studi ini dibanding studi-studi terdahulu

serta melakukan kajian literatur sebagai landasan teori yang dapat menjelaskan

Technology Acceptance Model (TAM) pada UMKM. Selanjutnya bab ini juga

bertujuan untuk memberikan kerangka dasar dalam merumuskan hipotesis dan

pengembangan model yang diusulkan.

Kelima sub bahasan yang dijelaskan antara lain: Pertama, pengertian

Technology Acceptance Model (TAM) sebagai variabel tujuan dalam penelitian

ini. Kedua. posisi studi yang bertujuan untuk menjelaskan perbedaan

variabel-variabel yang menjadi fokus bahasan studi dengan penelitian penelitian

sebelumnya. Ketiga, landasan teori. Keempat, hipotesis. Dan kelima model

penelitian yang didasarkan pada rumusan hipotesis beserta keteranganya. Berikut

ini adalah penjelasan terhadap masing-masing sub bahasan tersebut.

A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian

Pengertian Technology Acceptance Model (TAM), adopsi produk dan

layanan teknologi sering dijelaskan dengan TAM (Davis, 1989). Technology

Acceptance Model (TAM) memfokuskan pada penjelasan sikap terhadap niat

untuk menggunakan sebuah teknologi atau layanan khusus (Lihat Nysveen et

(27)

commit to user

signifikan pada penggunaan teknologi yaitu perceived usefulness dan

perceived easy of use. TAM perlu dikembangkan dengan memasukkan

variabel yang berhubungan dengan tekanan sosial (Kwon dan Chidambaram,

2000 dalam Wang, 2003).

TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. TAM ini

merupakan pengembangan dari theory of reasoned action (TRA), yaitu suatu

model penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat

penerimaan individu terhadap suatu teknologi. Tujuan utama TAM seperti

yang dinyatakan oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang

mempengaruhi dalam penerimaan teknologi informasi dengan jangkauan luas

dari teknologi dan populasi dari pengguna.

Model dasar TAM seperti yang dikembangkan oleh Davis merupakan

model dasar penelitian ini. Dari model tersebut dapat dilihat bahwa tingkat

penerimaan pengguna teknologi informasi (Information Technology

Acceptance/ITA) ditentukan oleh enam faktor yaitu, variabel dari luar

(External Variable), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

menggunakan teknologi (Perceived Ease of Use), persepsi pengguna terhadap

kemanfaatan/kegunaan teknologi (Perceived Usefullness), sikap pengguna

terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Using), kecenderungan

perilaku (Behavioral Intention). Dalam penelitian ini ada beberapa variabel

yang diubah, yaitu external variable yang diubah menjadi computer

self-efficacy, dan behavioral intention menjadi intention to use (Wang, 2003 dan

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

B. Posisi Studi

Posisi studi ini dapat dijelaskan melalui tabel II.1. yang menyajikan

variabel-variabel amatan dan alat analisis yang digunakan.

Tabel II.1. Posisi Studi

Peneliti / Tahun Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Intervening

Alat Statistik

Davis et al (1989) Actual system use External variable Perceived usefulness Perceived ease of use

Behavioral Intention Behavioral belief Normative belief

Relative advantage Ease of use

Voluntariness

Wang; Lin (2003) Behavioral Intention Computer Self Efficancy

Intention to use Perceived usefulness

Perceived easy of use Perceived enjoyment Perceived

Expressivenes Normative pressure

Attitude towards use SEM

Snook (2005) Actual System Use Perceived usefulness Perceived easy of use Subjective Norm

Behavioral intention to use

Regression

Thompson (2006) Future intention Personal innovativeness

Shen et al (2006) Usage technology Perceived usefulness Perceived easy of use

Regression

(29)

commit to user

C. Landasan Teori

Sub bab ini menjelaskan landasan teori serta hubungan sebab akibat

variabel yang menjadi objek amatan dalam penelitian ini yang selanjutnya

akan digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai dasar pembentukan

model yang dikontruksikan.

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Definisi UMKM antara lain:

a. Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,

tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha produktif

milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia; Memiliki

hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

b. Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil): Usaha

produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha

orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau

badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha

Menengah atau Besar; memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.

Berdasarkan Kepmenkeu No. : 571/KMK 03/2003 (Menteri Boediono)

maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih

dari Rp 600 juta.

c. Usaha Menengah (menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan

Usaha Menengah): Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia,

yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha

yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum

termasuk koperasi; berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha

Besar; memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai

dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per

tahun.

Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,

tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha pada semua

sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah

dan meningkatkan pendapatan usaha.

Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di

Indonesia, yaitu:

UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil

berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp

200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu

(31)

commit to user

aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp

200 juta hingga Rp 10 milyar.

BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha

sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per

tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki

omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan

definisi tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun

2002 menunjukkan populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit

atau sekitar 99,85 persen dari seluruh jumlah usaha di Indonesia;

sedangkan usaha menengah berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15

persen dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu persebaran UKM

paling banyak berada di sektor pertanian (60 persen) dan perdagangan (22

persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di kedua sektor tersebut

sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja secara total).

Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri

kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai

dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan

dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap

kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp. 1 miliar

(sesuai UU No. 9 tahun 1995).

Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No.

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur

(Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 – 600 juta).

Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan

jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19

orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar

memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

Sebaran responden UMKM di Kota Surakarta berdasarkan skala

usaha adalah 38 persen merupakan skala mikro, 33 persen skala kecil dan

29 persen skala menengah. Rata-rata usia usaha UMKM di Kota Surakarta

adalah 22 tahun. Secara umum, variasi UMKM di Kota Surakarta

berdasarkan sektor usaha adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 43

persen; yang diikuti oleh Sektor Perdagangan sebesar 32 persen; Sektor

Jasa sebesar 13 persen; Sektor Pertanian sebesar 6 persen; dan Sektor

Pengangkutan sebesar 5 persen. Sementara berdasarkan cakupan

pemasaran terdapat sekitar 31 persen UMKM berorientasi lokal, 25 persen

regional, 30 persen nasional dan 12 persen berorientasi ekspor (sumber:

Data BLS Bank Indonesia Surakarta).

Jika dilihat dari aspek usaha terdapat sekitar 87 persen UMKM

yang memiliki keterbatasan dalam pengembangan usaha. Faktor-faktor

yang dominan membatasi perkembangan usaha UMKM antara lain yaitu:

persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan luar

(33)

commit to user

teknologi, permodalan dan manajerial. Sementara itu, penggunaan bank

sebagai mitra pengembangan UMKM di kota Surakarta belum optimal.

Baru sekitar 48 persen UMKM di Kota Surakarta yang sudah berhubungan

dengan Bank. Meskipun demikian pembinaan UMKM di Kota Surakarta

belum optimal, setidaknya terdapat 63,4 persen UMKM yang belum

mendapat pembinaan dari aparat yang berwenang. Secara umum, jika

dilihat dari aspek potensi pengembangan produk UMKM, siklus produk

UMKM Kota Surakarta 36 persen dalam tahap perkembangan, 42,5 persen

berada dalam tahap matang (sumber: Data BLS Bank Indonesia

Surakarta).

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) dikenalkan oleh Davis

(1989) yang diadaptasi dari Theory Reason Action (TRA), model yang

menjelaskan fenomena adopsi inovasi. TAM dikembangkan untuk

menjelaskan penemuan dampak faktor eksternal (teknologi) pada

keyakinan konsumen. Dua pengukur utamanya adalah easy of use dan

usefulness, yang ditunjukkan dari validasi empirik oleh Davis et al. Dua

ukuran tersebut telah ditemukan dapat mengukur konsistensi hubungan

dengan target perilaku pada pengguna inovasi teknologi. TAM sudah

berhasil menjelaskan tentang alasan seseorang menerima atau menolak

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Model dasar TAM oleh Davis dapat dilihat pada Gambar II.1.

gambar tersebut memperlihatkan bahwa penerimaan terhadap teknologi

informasi (information technology acceptance) ditentukan oleh 6 faktor,

yaitu variable dari luar (external variables), persepsi akan manfaat

teknologi tersebut (perceived usefullness), persepsi terhadap kemudahan

penggunaan teknologi tersebut (perceived ease of use), sikap pengguna

terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using), kecenderunangan

perilaku (behavioral intention), dan pemakaian aktual (actual usage).

Gambar II.1

TAM original (Davis, 1989)

3. Computer Self-efficacy(CSE)

CSE adalah salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku

individual dalam bidang teknologi informasi (Agarwal, et al. 2000, dalam

Wang, 2003). Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan

atau keputusan dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer

(Compeau and Higgins, 1995). Dalam penelitian ini berarti kemampuan

(35)

commit to user

Definisi self efficacy menurut Bandura 1986 (dalam Compeau and

Higgins, 2006)adalah:

People’s judgement of their capabilities to organiized and execute courses of action required to attain designated types performance. It is concerned not with the skills one has but with judgements of what one can do with whatever skills one possesses

Definisi tersebut menunjukkan bahwa karakteristik kunci dari

konstruk self efficacy yaitu: komponen skill (keahlian) dan ability

(kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan.

Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang

kemampuanya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas

seperti menggunakan software untuk analisis data, menulit surat mail

marge, dan bahkan menggunakan internet berbasis komputer.

4. Perceived Usefullness (PU)

Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

seseorang ketika menggunakan suatu produk maka akan meningkatkan

kinerja seseorang (Lihat Davis, dalam Nysveen et al, 2007). Pada studi ini

perceived usefulness dimaksudkan dengan menggunakan teknologi

internet maka akan meningkatkan potensi usaha dari pemilik UMKM.

Perceived Usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu

tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan

sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis

mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap

usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya

apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks komersial,

kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu

yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan

memperoleh keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi maupun

non-materi.

5. Perceived Ease of Use (PEOU)

Perceived Easy of Use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

seseorang ketika menggunakan suatu produk tidak akan menemui kendala

(Lihat Nysveen et al, 2005). Sehingga ketika menggunakan teknologi

internet maka merasakan kemudahan dalam mengoperasikan.

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh

individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkann kesan-kesan indera

mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Setiap individu

mempunyai persepsi yang berbeda tergantung dari kesan yang mereka

dapatkan dari indera mereka. Faktor yang mempengaruhi persepsi individu

adalah pelaku persepsi (perceiver), obyek yang dipersepsikan, atau situasi

dimana persepsi tersebut dilakukan. Menurut Davis (1989), persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan

menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of

(37)

commit to user

kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian persepsi

mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu

bahwa sistem teknologi informasi yang akan digunakan tidak merepotkan

atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan

penggunaan internet akan mengurangi usaha (baik waktu maupun tenaga)

seseorang (responden/pelaku UMKM) di dalam melaksanakan aktivitas

menggunakan internet. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan

indikasi bahwa seseorang (pelaku UMKM) yang menggunakan tenologi

internet tidak menemukan kendala dalam menggunakan internet.

Pengguna internet mempercayai bahwa internet lebih fleksibel, mudah

dipahami, dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan

penggunaan.

6. Attitude Toward Using (A)

Atitude toward Using didefinisikan sebagai penilaian positif atau

negatif individu terhadap objek atau produk yang dihadapi. (Lihat

Nysveen et al, 2005). Liao et al, 2007 mendefinisikan attitude to use

sebagai tingkatan sikap seseorang dari suka sampai tidak suka terhadap

suatu produk. Di sini dimasudkan bagaimana sikap koresponden terhadap

teknologi internet dalam skala tertentu.

Sikap (attitude) adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif

mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Siegel dan Marcony (1989)

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

secara mendukung atau tidak terhadap manusia, obyek, ide atau situasi.

Siegel dan Marcony (1989) menyatakan bahwa sikap bukan perilaku.

Sikap menjadi bagian dari pribadi individu yang membantu konsistensi

perilaku sedangkan perilaku mengacu pada bagaimana suatu kekuatan

bereaksi terhadap obyek sikap. Davis (1989), mendefinisikan attitude

toward the system, yang dipakai dalam Technology Acceptance Model

(TAM) sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh

seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya.

Kegunaan dan kemudahan yang dipersepsikan terhadap internet oleh para

pelaku UMKM akan membentuk sikap mereka untuk menerima atau

menolak internet tersebut, yang selanjutnya akan mempengaruhi niat para

pelaku UMKM untuk menggunakan internet dan pada akhirnya

berpengaruh pada penerimaan mereka terhadap penggunaan internet.

7. Intention to Use (ITU)

Intention to Use didefinisikan sebagai kekuatan minat atau

keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku secara lebih khusus

terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005). Perilaku niat untuk

menggunakan dapat dilihat dari kecenderungan seseorang untuk

mengadopsi produk atau teknologi (Lihat Liao et al, 2007).

Intention to use (niat menggunakan) adalah niat atau

kecenderungan dari perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.

Tingkat penggunaan sebuah teknologi internet dapat diprediksi dari sikap

(39)

commit to user

mengup-date hal terbaru berkaitan dengan teknologi tersebut, motivasi

untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna

lain.

8. Moderation

Moderation, dalam hal ini adalah moderating variable

didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen serta memiliki kecenderungan

untuk stabil, (Paul Jose, 2008). Variabel moderasi mempunyai pengaruh

yang bersifat kontinjen (contingent) terhadap hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat, dan bisa berarti memperkuat atau memperlemah

hubungan kedua variabel yang dimoderasi.

D. Hipotesis

Populasi pengguna internet yang naik secara drastis dari waktu ke waktu

memberikan dampak yang cukup signifikan di bidang bisnis dan ekonomi.

Internet memberi kemudahan akses terhadap konsumen dan berbagai

kemudahan lainya yang memberi efek pada penurunan biaya produksi dan

pemasaran dari sudut produsen. UMKM sebagai bagian dari produsen

tentunya mempertimbangkan adopsi teknologi internet sebagai basis bisnis

atau sebagai penunjang dalam bisnis mereka, misalnya sebagai sarana

pemasaran iklan yang murah namun tepat sasaran. Kemudian pada akhirnya,

penggunaan internet tersebut erat kaitanya dengan penguasaan komputer.

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menggunakan komputer dengan adopsi teknologi internet untuk kebutuhan

penunjang bisnis dirasa perlu untuk dilakukan. Untuk itulah disusun hipotesis

dengan beberapa penjelasan seperti tersebut di bawah ini;

Computer self efficacy

Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan atau keputusan dari

kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins,

1995). Melanjutkan usaha penelitian computer self-efficacy bisa dilihat di

penelitian-penelitian Agarwal et al., 2000; Johnson and Marakas, 2000; Hong

et al., 2001; Chau, 2001; dalam Wang, 2003, di mana menegaskan peran kritis

computer self-efficacy dalam pemahaman respon individu kepada tekhnologi

informasi. Usulan mengenai hubungan antara computer self-efficacy dan

perceived ease of use didasarkan pada argumen teoritis oleh Davis (1989) dan

Mathieson (1991). Berdasarkan pada teori social cognitive yang dibangun oleh

Bandura (1986), Igbaria dan Iivari (1995) membuat postulasi (axiom) bahwa

computer self-efficacy berpengaruh pada sebuah individual’s computer

anxiety, yang mana pada giliranya mempengaruhi perceived ease of use,

perceived usefulness dan e-commerce. Untuk itu, berdasarkan pada dukungan

teoritis dan empiris dari literature di atas, maka diujilah hipotesis-hipotesis

berikut:

H1 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness

H2 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived

(41)

commit to user Perceived ease of use

Penelitian yang luas pada dekade yang telah lalu menyediakan bukti pengaruh

yang signifikan dari perceived ease of use dalam tujuan penggunaan, tiap

langsung maupun tidak langsung sampai hal tersebut mempengaruhi perceived

usefulness (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999;

Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999,; Venkatesh and Davis, 1996,;

Venkatesh and Morris, 2000). Supaya menjaga “under-used” persoalan

manfaat sistem, sistem e-commerce memerlukan kedua hal yaitu mudah

dipelajari dan mudah digunakan. Hal itu berarti bahwa mudah untuk

digunakan akan mengurangi ancaman bagi individu (Moon and Kim, 2001).

Hal ini mengimplikasikan bahwa perceived ease of use diharapkan

berpengaruh positif dalam persepsi pengguna dari kredibilitas dalam interaksi

mereka dengan e-commerce. Jadi, dibuatlah hipotesis bahwa perceived ease of

use akan memiliki efek positif terhadap perceived usefulness untuk

menggunakan e-commerce.

H3 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness

Perceived usefulness

Peceived usefulness juga merupakan topik yang sering diteliti dan didapatkan

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

penggunaan (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999;

Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999; Venkatesh and Davis, 1996; Venkatesh

and Morris, 2000). Alasan pokok masyarakat memanfaatkan e-commerce

adalah mereka menemukan sistem yang sangat berguna bagi kegiatan

pemasaran mereka. Demikianlah, maka akan diuji hipotesis berikut:

H4 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap attitude

toward using

Attitude toward using

Attitude toward using (sikap terhadap penggunaan) di dalam TAM

dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan teknologi/sistem yang

berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang

menggunakannya di dalam pekerjaanya. Peneliti lain menyatakan bahwa

faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku

individual. Sikap seseorang atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),

afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku

(behavioral components). Jadi, dibuat hipotesis bahwa perceived ease of use

akan memiliki efek positif terhadap attitude towards using untuk

menggunakan e-commerce.

H5 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap attitude

toward using

(43)

commit to user

Intention to use (kecenderungan pemakaian) adalah kecenderungan perilaku

untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah

teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya

terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral

pendukung, selau up-date pada hal terbaru berkaitan dengan teknologi

tersebut, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk

memotivasi pengguna lain. Demikianlah maka akan diuji intention to use

(kecenderungan pemakaian) ini akan dipengaruhi oleh perceived usefulness

(persepsi kemanfaatan) dan attitude toward using (sikap terhadap

penggunaan).

H6 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap intention to use

H7 : Attitude toward using akan berpengaruh positif terhadap intention to use

Moderation

Dalam statistik, moderasi terjadi ketika hubungan di antara dua variabel

tergantung pada variabel ketiga. Variabel ketiga dikenal sebagai variabel

moderator atau hanya moderasi saja. Pengaruh dari variabel moderasi

digolongkan secara statistik sebagai sebuah interaksi, baik secara kualitatif

(gender, ras, golongan) atau kuantitatif (tingkat upah) adalah variabel yang

mempengaruhi arah dan atau kekuatan dari hubungan antara variabel

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

moderasi sebagai variabel ketiga yang mempengaruhi korelasi zero-order

antara dua variabel lainya. Pengaruh moderasi pada dasarnya bisa

merepresentasikan interaksi antara variabel independen dan faktor yang

ditetapkan sesuai kondisi di lapangan. (Baron and Kenny, 1986: p. 1174).

H8a : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8b : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8c : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8d : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8e : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

H8f : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness

H8g : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pengalaman akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use

(45)

commit to user

E. Model Penelitian

Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar

variabel yang dikonsepkan dalam hipotesis tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk model yang mendeskripsikan proses pengaruh Computer self efficacy

terhadap TAM (Lihat gambar II.2)

Gambar II.2.

Model Penelitian

Keterangan

Gambar II.2 menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh computerself

efficacy pada perceived usefullness. H2 menunjukkan pengaruh computer self

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

of use pada perceived usefullness. H4 menunjukkan pengaruh perceived

usefullness pada attitude toward using. H5 menunjukkan pengaruh perceived

ease of use pada attitude toward using. H6 menunjukkan pengaruh perceived

usefullness pada intention to use. H7 menunjukkan pengaruh attitude toward

using pada intention to use. H8 menujukkan pengaruh moderatif yang diwakili

oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman antara variabel computer self

efficacy pada perceived ease of use dan perceived usefullness. H8 pada tingkat

hipotesis dijabarkan menjadi delapan hipotesis sebagai berikut; H8a merujuk

pada pengaruh moderasi gender antara computer self efficacy pada perceived

ease of use; H8b megacu pada pengaruh moderasi gender antara computer self

efficacy pada perceived usefullness; H8c merujuk pada pengaruh moderasi

usia antara computer self efficacy pada perceived ease of use; H8d megacu

pada pengaruh moderasi usia antara computer self efficacy pada perceived

usefullness; H8e merujuk pada pengaruh moderasi pendidikan antara

computer self efficacy pada perceived ease of use; H8f megacu pada pengaruh

moderasi pendidikan antara computer self efficacy pada perceived usefullness;

H8g merujuk pada pengaruh moderasi pengalaman antara computer self

efficacy pada perceived ease of use; H8h megacu pada pengaruh moderasi

(47)

commit to user

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid dan

reliabel agar hasil studi dapat diyakini kebenarannya. Bab ini berisi tentang ruang

lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data,

definisi operasional variabel dan pengukuran variabel, serta pengujian statistik.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian dasar (basic research), yaitu

penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar

biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui

konsep tertentu secara lebih mendalam (Lihat Kuncoro, 2003). Sedangkan

menurut jenis hubungan antar variabelnya, penelitian ini bersifat kausal yaitu

penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel

yang diteliti, penelitian ini menunjukkan arah hubungan antar variabel bebas

sebagai variabel penyebab dengan variabel terikat sebagai akibat suatu

fenomena, disamping mengukur arah hubungannya. Berdasarkan waktu

penelitiannya, studi ini bersifat cross sectional, karena studi ini hanya

dilakukan dalam satu periode.

B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling

Target populasi studi ini adalah pemilik Usaha Mikro Kecil dan

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

usaha mereka, misalnya untuk keperluan pemasaran atau iklan. Sampel

direncanakan diambil di kota Surakarta sebanyak 250 responden dengan

menggunakan teknik purposive sampling dengan cara convenience sampling,

yaitu sampel non probabilitas dengan kriteria yang ditentukan.

Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi kriteria minimal

dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang dipilih, yaitu

Structural Equation Model (Hair et al., 1998). Sedangkan teknik purposive

sampling yang dipilih bertujuan untuk menghindari bias persepsian dalam

pengisian kuesioner dengan menenetukan kriteria sampel terlebih dahulu.

Kriteria yang digunakan antara lain: Usaha Mikro Kecil Menengah di

Surakarta yang menggunakan teknologi internet untuk mendukung usahanya.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei yang dipandu

dengan kuesioner yang telah didesain. Teknik ini dimaksudkan untuk

meningkatkan tingkat keseriusan responden dalam pengisian kuesioner

sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai tingkat keakuratan yang

tinggi.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Computer Self Efficacy. Studi terdahulu mendefinisikan Computer Self Efficacy sebagai pertimbangan atau keputusan dari kemampuan seseorang

dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins, 1995). Variabel ini

dioperasikan dengan menggunakan lima item pengukuran terkait: (1)

(49)

commit to user

paenggunaan e-comerce jika telah melihat orang lain menggunakannya

sebelumnya, (3) penggunaan program e-comerce jika bisa meminta orang lain

untuk memmbantu pengoperasian jika menghadapi kesulitan, (4) penggunaan

program e-comerce karena memiliki kemampuan dalam mengoperasikan

komputer, dan (5) penggunaan program e-comerce walaupun sebelumnya

belum pernah melihat orang lain menggunakanya. Masing-masing item diukur

dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai

dengan 5 = sangat setuju).

Perceived ease of use. Studi terdahulu mendefinisikan PerceivedEasy of Use sebagai tingkat kepercayaan seseorang ketika menggunakan suatu

produk tidak akan menemui kendala (Lihat Nysveen et al, 2005 ). Variabel ini

dioperasikan dengan menggunakan tujuh item pengukuran terkait: (1)

perasaan mudah untuk belajar menggunakan e-comerce, (2) perasaan bahwa

e-comerce mudah dan jelas dimengerti, (3) e-comerce sangat mudah dan

fleksibel, (4) cara penggunaan e-comerce cepat dan mudah dipahami, (5)

perassan mudah menggunakan e-comerce, (6) penggunaan e-comerce mudah

dimengerti. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala

Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Peceived usefulllness. Studi terdahulu mendefinisikan peceived

usefulllness sebagai tingkatan di mana user percaya bahwa dengan

menggunakan teknologi atau sistem tersebut akan meningkatkan performa

mereka dalam bekerja (Renza Azhari dan Intan Sari H. Z., 2008).Variabel ini

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

penggunaan e-comerce membantu meningkatkan efeksifitas bisnis, (2)

penggunaan e-comerce dapat mempercepat proses transaksi dengan

konsumen, (3) penggunaan e-comerce mempermudah hubungan dengan

konsumen, (4) penggunaan e-comerce sangan efektif bagi pemasaran produk,

(5) melalui e-comerce mempermudah mengetahui informasi seputar

konsumen, (6) penggunaan e-comerce mempermudah mengetahui keinginan

konsumen, (7) penggunaan e-comerce mempermudah dalam bekerja.

Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat

tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).

Atitude toward Using. Kajian literatur mendefinisikan Atitude toward Using sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap objek atau

produk yang dihadapi. (Lihat Nysveen et al, 2005). Variabel ini dioperasikan

dengan menggunakan empat item pengukuran terkait: (1) bijak atau bodoh, (2)

positif atau negatif, (3) bermanfaat atau sia-sia, (4) bijak atau buruk.

Masing-masing item diukur dengan menggunakan skala semantik 1 sampai 4.

Intention to Use. Kajian literatur mendefinisikan Intention to Use

sebagai kekuatan minat atau keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku

secara lebih khusus terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005).

Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan enam item pengukuran

terkait: (1) penggunaan kembali e-comerce dalam berbisnis, (2) penggunaan

kembali e-comerce untuk mempermudah transaksi penjualan, (3) ketertarikan

menggunakan lagi e-comerce untuk mengetahui keinginan konsumen, (4)

Gambar

TABEL
GAMBAR
Tabel II.1. Posisi Studi
Gambar II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini membuat model pengentasan kemiskinan penduduk perko- taan melalui pelatihan mengolah sampah menjadi kompos

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menggunakan repertoar tari hiburan /sosial tingkat keilmuan yang mendukung

Sebagian besar (92%) wilayah HPGW memiliki Indeks Bahaya Erosi (IBE) potensial sangat tinggi, yaitu dengan laju erosi potensial tertinggi sebesar 40.180,9 mm/tahun, tetapi

Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur, kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. 2) Air buangan

Frekuensi tertinggi dari distribusi kasus menurut usia yaitu perempuan sebanyak 28 kasus (58,3%), distribusi karakteristik berdasarkan perempuan dari segi usia paling banyak 11

Sebagai alternatif adalah penerapan pengendalian hayati dengan memanfaatkan mikroba yang bersifat antagonis terhadap patogen tanaman, seperti mikroba dari kelompok

2. Seorang laki-laki berusia 30 tahun yang sebelumnya dalam keadaan sehat, menderita demam dan pruritus, berkeringat malam, serta menemukan benjolan di atas klavikula sinistra

1) Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. 2) Untuk