commit to user
i
PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN
(Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet di Surakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
Nurhayati
F0205119
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii ABSTRAK
PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI
OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN
(Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang Menggunakan Internet di Surakarta)
NURHAYATI F0205119
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
computer self efficacy terhadap TAM (Technology Acceptance Model) yang terdiri dari perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, dan
intention to use dengan dimoderasi oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman. Garis besarnya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer terhadap adopsi teknologi internet untuk menunjang usaha pada UMKM.
Populasi penelitian ini adalah seluruh UMKM di wilayah Surakarta yang menggunakan internet untuk menunjang bisnis mereka. Sampel yang diambil sebanyak 240. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan untuk memastikan bahwa data memenuhi kualifikasi kelayakan dalam pengujian hipotesis. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah SEM (Structural Equetion Models). Hasil pengujian menunjukkan bahwa computer self efficacy berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap adopsi teknologi (TAM) melalui variabel perceived usefulness, attitude toward using, dan intention to use. Sedangkan computer self efficacy tidak berpengaruh kepada perceived ease of use dan attitude toward using. Namun secara terpisah perceived ease of use berpengaruh pada perceived usefulness. Sementara itu moderasi baik gender, usia, pendidikan, dan pengalaman tidak berpengaruh pada adopsi teknologi melalui perceived ease of use. Namun memperkuat hubungan antara computer self efficacy dengan perceived usefulness.
Pada situasi dan kondisi yang berbeda, mungkin hasil penelitian pun berbeda. Untuk itu perlu studi yang lebih lanjut dan lebih luas sehingga model ini valid dalam berbagai konteks. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi bagi banyak pihak terkait untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada demi kemajuan akademis maupun UMKM di sektor praksis.
commit to user
iii ABSTRACT
THE EFFECTS OF COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TO TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) WHICH IS MODERATED BY AGE, GENDER, EDUCATION, AND EXPERIENCE
(Study of Micro Small and Medium Enterprises on Internet Users in
Surakarta)
NURHAYATI F0205119
The purpose of this research are to examine and analyze the effect of computer self efficacy to TAM (Technology Acceptance Model) which are consist of perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, and intention to use. It is moderated by gender, age, education, and also experience. The main purpose is to find out the effect of someone’s ability in order to using computer to internet technology adoption to support the business in Micro Small and Medium Enterprises.
All of the Micro Small and Medium Enterprises in Surakarta which are use the internet to support their business are the population in this research. Amount of the samples are 240. Sampling technique which is used is purposive sampling. Validity and reliability test held to make sure if the data fulfill qualification in hypothesis testing. Data analysis which is used is SEM (Structural Equation Models). The result shows that computer self efficacy, partially, has a significant an positive effect to technology adoption (TAM) by perceived usefulness, attitude toward using, and intention to use variables. Whereas, computer self efficacy hasn’t an effect to perceived ease of use and attitude toward using. But, separately, perceived ease of use has an effect to perceived usefulness. Moderation, consist of gender, age, education, and also experience hasn’t an effect to technology adoption by perceived ease of use. But, it makes strong the relationship between computer self efficacy and perceived usefulness.
In the different situation and condition, the result of the research may be different. So, it needs further and wider study until the model could be valid in many context. Then, we expect that this research is able to be reference for others to develop all of the exist potency to progress academy and also Micro Small and Medium Enterprises in practice sector.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
vii MOTTO
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat
kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan
berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari)
“I want to live my life to the absolute fullest To open my eyes to be all I can be
To travel roads not taken To meet faces unknown To feel the wind, to touch the stars
I promise to discover myself To stand tall with greatness To chase down and catch every dream Living a full life on the outside, starts on the inside
LIFE IS AN ADVENTURE” (Nutrillon Royal 3)
”Tidak ada gembok yang tidak bisa dibuka. Tidak ada simpul yang tidak bisa dilepas, tidak ada jarak yang jauh yang tidak bisa didekatkan, dan tidak ada yang hilang yang tidak bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan kasih dan sayang-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY (CSE) TERHADAP TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) YANG DIMODERASI OLEH GENDER, USIA, PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan
persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Huniek Sri Runing S., MSi., selaku Ketua Jurusan Manajemen
3. Reza Rahardian, SE, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
4. Intan Novela, SE, M.Si. selaku Pembimbing Akademik.
5. Haryanto, SE, MSi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada
penulis hingga selesainya skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Ibnu Hajar dan Haryani, kedua orang tuaku atas semua doa, kesabaran, dan
motivasi yang tiada pernah berhenti. Terimakasih.
8. Adikku tercinta (Ahmad Aziz Munandar) yang terus mendukungku selama ini.
9. Keluarga Sekartaji 3 (Bu Siska, Mba Novi, Mba Pepi, Okti, Dinar, Efi, Sinta,
Ayu, Partini, Lina, Ayut, Anik, serta Momon dan Minho). Terimakasih karena
menjadi keluarga keduaku.
10. Keluarga besar MEPA-UNS. Diksar 2006A (Pendik, Loly, Andhika, Abe,
Dinar, Lyza, Miko, Nasta, Ayu, Gondrong). Keluarga RC dan Diktap RC
2006. Kepengurusan 2006-2007. Terimakasih atas kenangan yang begitu
menyenangkan dan pembelajaran akan kehidupan. Bravo MEPA!!!
11. Sahabat2ku dari Teladan & THA (Ahma, Anggi, Aria, Jessikha, Krisna, Iyem,
Gitong, Umek, Adis). Sahabat2ku dari UNS & MEPA-UNS (Ana, Ayu, Anis,
Dinda, mb Wiwik, Eria, Kiki, Karlina). Terimakasih untuk semuanya.
12. Teman-teman di eLtorros (Mas Yudhi, Mba Yanti, Laras, Tina, Anjar, Fina).
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 10 Juli 2011
commit to user
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
1. Keragaman Variabel-Variabel Amatan ... 5
2. Keragaman Obyek studi ... 6
B. Permasalahan ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat untuk Studi Lanjutan... 8
3. Manfaat Praksis ... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian ... 11
B. Posisi Studi ... 13
C. Landasan Teori ... 14
1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 14
2. Technology Acceptance Models (TAM) ... 18
3. Computer Self Efficacy... 19
4. Perceived Usefulness ... 20
5. Perceived Easy of Use ... 21
B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling ... 32
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33
commit to user
xiii
b) Asumsi Normalitas ... 39
c) Asumsi Outliers ... 40
2) Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit... 41
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 44
B. Pengujian Statistik... 49
1. Uji Validitas ... 49
2. Uji Reliabilitas ... 52
3. Analisis Structural Equation Model (SEM) ... 54
a. Asumsi Kecukupan Sampel ... 55
b. Asumsi Normalitas ... 55
c. Asumsi Outliers ... 57
d. Analisis Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ... 59
e. Modifikasi Model ... 61
f. Moderasi... 64
4. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
a. Uji Hipotesis ... 65
b. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan ... 89
C. Saran... 89
DAFTAR PUSTAKA ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1. II.1 Posisi Studi ... 13
2. III.1 Indikator Goodness of Fit ... 43
3. IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
4. IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45
5. IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46
6. IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 47
7. IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Internet dalam 3 Bulan ... 48
8. IV.6 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap I ... 50
9. IV.7 Hasil Analisis Faktor (Uji Validitas) Tahap II ... 51
10. IV.8 Tabel Uji Reliabilitas ... 53
11. IV.9 Hasil Uji Normalitas ... 56
12. IV.10 Jarak Mahalanobis Data ... 58
13. IV.11 Hasil Goodness of Fit Model Struktural ... 60
14. IV.12 Hasil Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi ... 62
15. IV.13 Regression Weights ... 66
16. IV.14 Regression Weights (Gender)... 70
17. IV.15 Regression Weights (Usia) ... 72
18. IV.16 Regression Weights (Pendidikan) ... 74
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1. II.1 TAM Original (Davis, 1989) ... 19
2. II.2 Model Penelitian ... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komputer dewasa ini
menyebabkan terjadinya banyak perubahan dalam perilaku manusia. Dunia
teknologi berkembang dengan pesatnya dan menyentuh semua aspek
kehidupan. Dunia ekonomi dan bisnis pun tak luput darinya. Dalam era yang
disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media
andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupkaan
extension dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun
penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis
menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media
elektronik ini.
Perdagangan elektronik atau e-dagang (electronic
commerce/e-commerce) dapat didefinisikan dalam 5 perspektif sebagai berikut: on line
purchasing perspective, adalah sistem yang memungkinkan pembelian dan
penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa on-line lainya;
digital communication perspective, adalah sistem yang memungkinkan
pengiriman informasi digital, produk, jasa, dan pembayaran on-line; service
perspective, adalah sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya,
menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan
commit to user
adalah sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran
kerja; market-of-one perspective, adalah sistem yang memungkinkan proses
‘customization’ produk dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan
keinginan setiap pelanggan secara efisien (Chandra, Tjiptono, & Chandra,
2004).
E-commerce memegang peranan penting pada kehidupan bisnis dalam
kehidupan masyarakat modern. Sebagian sistem tradisional telah diganti
menjadi sistem elektronik, tak terkecuali dalam pemasaran. Dalam pemasaran
modern, penempatan iklan di berbagai media massa seperti radio, film, media
cetak, dan televisi masih dilakukan. Namun kini tidak semua orang cukup
meluangkan waktu untuk melihat tayangan iklan. Perlu dipikirkan bagaimana
beriklan sebagai upaya pemasaran dengan memasuki ruang pribadi tiap
individu manusia modern secara massal. Untuk itulah diperlukan saluran
komunikasi modern yang mampu memasuki ruang pribadi tiap individu
namun bersifat massal.
Perkembangan teknologi informasi telah menjawabnya dengan
ditemukannya internet. Internet, telah terbukti, selain mengubah perilaku
manusia dalam berkomunikasi, ternyata pula memberikan perubahan berarti
dalam upaya memasarkan sesuatu kepada banyak orang secara bersamaan
dalam kurun waktu tertentu.
Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemasaran di internet. Antara
lain email campaign, search engine optimizer (SEO), membuat situs gratis di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
adalah upaya menginformasikan produk dan bagaimana mendapatkannya
melalui internet.
Sedikitnya terdapat tujuh keunggulan pemasaran melalui internet, yaitu
siap sedia 24 jam, menjangkau pangsa pasar yang tertarget, mengangkat citra
bisnis, biaya pemasaran yang lebih efektif dan efisien, memposisikan bisnis di
masa depan, mempermudah dalam membangun hubungan baik dengan
pelanggan, dan sistem otomatisasi yang responsif. Ada satu hal yang perlu
digarisbawahi yaitu biaya iklan yang sangat murah namun tepat sasaran. hal
ini sangat membantu terutama bagi perusahaan atau individu yang perlu
menjual produk dengan budget iklan minim.
Tidak semua perusahaan memiliki alokasi biaya iklan yang tinggi,
terutama untuk perusahaan kecil atau yang tergolong UMKM dan individu.
Melalui internet, UMKM dan individu dapat menekan biaya iklan namun
dapat menyampaikan informasi produknya tepat sasaran.
UMKM mempunyai banyak pernanan penting dalam perekonomian
suatu negara, terlebih lagi negara berkembang seperti Indonesia. UMKM
berperan dalam menyediakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan melalui
kesempatan berusaha, pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan
pembangunan antar daerah (Kotey & Meredith,1997), serta meningkatkan
investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan (Littunen, 2000).
Krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1997 memberi
kesadaran pada banyak pihak akan potensi UMKM dan posisinya sebagai
commit to user
modal, SDM, distribusi, birokrasi/regulasi, manajemen, dan teknologi.
Teknologi sebagai salah satu basis UMKM, maka perlu mendapat perhatian
guna pengembangan UMKM di masa yang akan datang. UMKM dituntut
untuk peka terhadap perkembangan teknologi, antara lain teknologi informasi.
Internet sebagai salah satu wakil teknologi informasi memberi peluang kepada
UMKM untuk menjadikannya salah satu basis usaha ataupun sebagai salah
satu alat guna pengembangan UMKM.
Sebagaimana produk teknologi, internet juga perlu dipelajari. Ada
beberapa keahlian yang perlu dikuasai untuk dapat mengoperasikan internet.
Hal yang paling utama adalah mampu menguasai komputer, yang merupakan
sarana penggunaan internet yang paling penting.
Dalam sebuah penelitian oleh Wang (2003) ditengarai bahwa
kemampuan penguasaan komputer berpengaruh positif terhadap adopsi
teknologi, dalam penelitian itu subjeknya adalah internet banking. Mengacu
pada penelitian tersebut, maka perlu untuk meneliti pengaruh penguasaan
komputer (besaran kemampuan seseorang dalam menggunakan
komputer/computer self-efficacy/CSE) terhadap adopsi teknologi, dalam hal
ini menggunakan internet sebagai media pemasaran produk/beriklan.
Penelitian ini menggunakan TAM sebagai model adopsi teknologi dengan CSE
sebagai variabel independennya.
Responden dalam penelitian ini adalah UMKM dengan lingkup
penelitian di wilayah Surakarta. Selain itu terdapat variabel demografis yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perilaku konsumen terhadap penggunaan e-commerce. Keaneka-ragaman
responden dan heterogenitas pada variabel demografis, diharapkan dapat
membuat penelitian ini lebih akurat dan menunjukkan fenomena sebenarnya
dari pengaruh CSE terhadap adopsi teknologi dalam hal ini penggunaan
internet sebagai media pemasaran.
1. Keragaman Variabel-variabel Amatan
Keragaman variabel-variabel amatan yang dimaksud di sini adalah
banyakya variabel amatan yang beraneka ragam di penelitian ini yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh kemampuan
menggunakan komputer dalam adopsi teknologi dengan moderasi gender,
usia, pendidikan, dan pengalaman.. Computer self efficacy sebagai variabel
independen dan mengikuti model TAM oleh Davis sampai intention to use
sebagai variabel dependen. Beberapa studi terdahulu telah menjelaskanhal
tersebut. Pertama adalah studi yang memfokuskan pada actual usage pada
komputer (lihat Davis et al, 1989) dengan variabel-variabel amatan antara
lain perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, dan behavioral
intention to use.
Kedua adalah studi yang memfokuskan pada usage (penggunaan)
software application (Lihat Adam et al, 1992). Penelitian ini didasarkan
pada easy of use dan usefulness sebagai variabel amatan.
Ketiga adalah studi yang memfokuskan pada computer self efficacy
commit to user
perceived usefulness, perceived ease of use,perceived credibility, dan
intention to use sebagai variabel dependen.
Keempat, studi yang mengangkat tema tentang sistem pendidikan
secara online. Hal ini dijelaskan dengan behavioral intention, perceived
usefulness, perceived easy of use dan perceived credibility sebagai variabel
amatan (Shen et al, 2006).
2. Keragaman Obyek Studi
Penelitian-penelitian terdahulu mengenai technology acceptance
model (TAM) juga bercirikan pada pendapat yang belum konklusif
terhadap karakteristik produk yang menjadi obyek studi, yang berbeda
antara objek studi satu dengan yang lainnya. Pertama, studi yang
menfokuskan model penerimaan pada teknologi komputer (Lihat Davis et
al, 1989). Kedua, studi yang menfokuskan pada penerimaan konsumen
terhadap penggunaan software application (Lihat Adam et al, 1992).
Ketiga, studi yang menfokuskan pada penerapan teknologi internet
banking (Lihat Wang, 2003).
Keragaman objek studi diatas menunjukkan bahwa belum ada model
yang dapat men-generalisasi model penerimaan teknologi yang sesuai.
Oleh karena itu, hal ini mendorong peneliti untuk mereplikasi model yang
diperkirakan relevan untuk diaplikasi pada setting penelitian di Indonesia.
Objek yang digunakan dalam studi ini adalah proses penggunaan teknologi
internet sebagai salah satu penunjang usaha pada Usaha Mikro Kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Permasalahan
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah computer self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness dan perceived ease of use?
2. Apakah perceived ease of use berpengaruh signifikan terhadap perceived
usefulness?
3. Apakah perceived ease of use dan perceived usefulness berpengaruh
signifikan terhadap attitude toward using?
4. Apakah perceived usefulness dan attitude toward using berpengaruh
signifikan terhadap intention to use?
5. Apakah computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender, usia,
pendidikan, dan pengalaman memberi pengaruh signifikan terhadap adopsi
teknologi internet?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ada dua; yaitu untuk mengetahui pengaruh
computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet
sebagai sarana bisnis/memasarkan produk; dan mengetahui pengaruh
computer self-efficacy terhadap niat seseorang untuk menggunakan internet
sebagai sarana bisnis/memasarkan produk dengan moderasi gender, usia,
pendidikan, dan pengalaman.
commit to user
1. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy terhadap perceived usefulness
dan perceived ease of use.
2. Mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived usefulness.
3. Mengetahui pengaruh perceived ease of use dan perceived usefulness
terhadap attitude toward using.
4. Mengetahui pengaruh perceived usefulness dan attitude toward using
terhadap intention to use.
5. Mengetahui pengaruh computer self-efficacy yang dimoderasi oleh gender,
usia, pendidikan, dan pengalaman terhadap adopsi teknologi internet.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
Technology Acceptance Model (Model Penerimaan Teknologi) dengan
melibatkan variabel-variabel psikologis dan dikembangkan pada latar
belakang budaya adopsi teknologi di Indonesia, maka akan memberikan
keragaman hasil, sehingga akan memberikan prespektif yang berbeda pada
studi-studi tentang Model Penerimaan Teknologi yang telah ada.
2. Manfaat untuk Studi Lanjutan
Model dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan seberapa
besar pengaruh kemampuan dalam menggunakan komputer terhadap niat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
internet, yang dijelaskan dengan TAM (Technology Acceptance Model,
Davis 1989). Metode penelitian terbatas ruang lingkupnya yaitu pada
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Surakarta. Hal ini berdampak pada
terbatasnya aplikasi model untuk digunakan pada ruang lingkup yang
berbeda. Dengan demikian perlu studi lanjut untuk menguji model pada
ruang lingkup yang berbeda sehingga dapat digeneralisasi pada konteks
yang berbeda pula.
3. Manfaat Praksis
Model dalam penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh kemampuan seseorang (dalam hal ini pelaku UMKM)
dalam menggunakan komputer terhadap pilihanya untuk menggunakan
internet sebagai penunjang bisnisnya. Sehingga dengan demikian para
pelaku UMKM dapat memanfaatkan hal tersebut untuk acuan pilihan
dalam menggunakan internet sebagai salah satu sarana penunjang bisnis
mereka. Sedangkan untuk pemerintah hal ini bisa memberi pilihan untuk
membuat kebijakan kaitanya dengan peningkatan kemajuan UMKM yang
berkaitan dengan aplikasi teknologi internet.
E. Justifikasi Penelitian
Justifikasi penelitian ditujukan untuk menjelaskan pemahaman tentang
posisi studi ini, dan tentang pentingnya studi ini dilakukan. Justifikasi
penelitian meliputi: objek penelitian, pendekatan penelitian, alasan pemilihan
commit to user
Obyek penelitian. Studi ini mengambil obyek penelitian penggunaan
internetoleh UMKM. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
teknologi internet dapat memberikan manfaat bagi pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah untuk dijadikan sebagai penunjang bisnis mereka dalam
berbagai hal. Teknologi internet membuka berbagai perspektif dan
kemungkinan dalam pengembangan usaha.
Pendekatan penelitian. Studi ini bertumpu pada variabel computer
self efficacy sebagai variabel independen dari model TAM yang digunakan
sebagai dasar untuk memahami proses adopsi teknologi. Berdasarkan temuan
ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengetahui kecenderungan mereka
terhadap teknologi internet sejak awal sehingga dapat mengalokasikan sumber
daya pemasaran secara lebih efektif dan efisien.
Alasan pemilihan setting penelitian. Penelitian ini mengambil setting
kota Surakarta. Hal ini dilakukan mengingat Surakarta merupakan salah satu
kota di Indonesia yang memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
prospektif dan sektor perdagangan sebesar 32% merupakan sektor terbesar
kedua setelah sektor pengolahan merupakan salah satu kelebihan yang perlu
ditingkatkan perkembangannya (Sutikno, 2006).
Prinsip generalisasi model. Studi ini bertumpu pada metode riset
yang terbatas ruang lingkupnya, sehingga untuk men-generalisasinya pada
setting yang berbeda perlu mencermati faktor-faktor eksternal yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini menjelaskan lima sub bahasan yang digunakan untuk
memberikan pemahaman tentang posisi studi ini dibanding studi-studi terdahulu
serta melakukan kajian literatur sebagai landasan teori yang dapat menjelaskan
Technology Acceptance Model (TAM) pada UMKM. Selanjutnya bab ini juga
bertujuan untuk memberikan kerangka dasar dalam merumuskan hipotesis dan
pengembangan model yang diusulkan.
Kelima sub bahasan yang dijelaskan antara lain: Pertama, pengertian
Technology Acceptance Model (TAM) sebagai variabel tujuan dalam penelitian
ini. Kedua. posisi studi yang bertujuan untuk menjelaskan perbedaan
variabel-variabel yang menjadi fokus bahasan studi dengan penelitian penelitian
sebelumnya. Ketiga, landasan teori. Keempat, hipotesis. Dan kelima model
penelitian yang didasarkan pada rumusan hipotesis beserta keteranganya. Berikut
ini adalah penjelasan terhadap masing-masing sub bahasan tersebut.
A. Pengertian dan Pendekatan Penelitian
Pengertian Technology Acceptance Model (TAM), adopsi produk dan
layanan teknologi sering dijelaskan dengan TAM (Davis, 1989). Technology
Acceptance Model (TAM) memfokuskan pada penjelasan sikap terhadap niat
untuk menggunakan sebuah teknologi atau layanan khusus (Lihat Nysveen et
commit to user
signifikan pada penggunaan teknologi yaitu perceived usefulness dan
perceived easy of use. TAM perlu dikembangkan dengan memasukkan
variabel yang berhubungan dengan tekanan sosial (Kwon dan Chidambaram,
2000 dalam Wang, 2003).
TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. TAM ini
merupakan pengembangan dari theory of reasoned action (TRA), yaitu suatu
model penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat
penerimaan individu terhadap suatu teknologi. Tujuan utama TAM seperti
yang dinyatakan oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang
mempengaruhi dalam penerimaan teknologi informasi dengan jangkauan luas
dari teknologi dan populasi dari pengguna.
Model dasar TAM seperti yang dikembangkan oleh Davis merupakan
model dasar penelitian ini. Dari model tersebut dapat dilihat bahwa tingkat
penerimaan pengguna teknologi informasi (Information Technology
Acceptance/ITA) ditentukan oleh enam faktor yaitu, variabel dari luar
(External Variable), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam
menggunakan teknologi (Perceived Ease of Use), persepsi pengguna terhadap
kemanfaatan/kegunaan teknologi (Perceived Usefullness), sikap pengguna
terhadap penggunaan teknologi (Attitude Toward Using), kecenderungan
perilaku (Behavioral Intention). Dalam penelitian ini ada beberapa variabel
yang diubah, yaitu external variable yang diubah menjadi computer
self-efficacy, dan behavioral intention menjadi intention to use (Wang, 2003 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
B. Posisi Studi
Posisi studi ini dapat dijelaskan melalui tabel II.1. yang menyajikan
variabel-variabel amatan dan alat analisis yang digunakan.
Tabel II.1. Posisi Studi
Peneliti / Tahun Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Intervening
Alat Statistik
Davis et al (1989) Actual system use External variable Perceived usefulness Perceived ease of use
Behavioral Intention Behavioral belief Normative belief
Relative advantage Ease of use
Voluntariness
Wang; Lin (2003) Behavioral Intention Computer Self Efficancy
Intention to use Perceived usefulness
Perceived easy of use Perceived enjoyment Perceived
Expressivenes Normative pressure
Attitude towards use SEM
Snook (2005) Actual System Use Perceived usefulness Perceived easy of use Subjective Norm
Behavioral intention to use
Regression
Thompson (2006) Future intention Personal innovativeness
Shen et al (2006) Usage technology Perceived usefulness Perceived easy of use
Regression
commit to user
C. Landasan Teori
Sub bab ini menjelaskan landasan teori serta hubungan sebab akibat
variabel yang menjadi objek amatan dalam penelitian ini yang selanjutnya
akan digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai dasar pembentukan
model yang dikontruksikan.
1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Definisi UMKM antara lain:
a. Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,
tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha produktif
milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia; Memiliki
hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.
b. Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil): Usaha
produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha
orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Besar; memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.
Berdasarkan Kepmenkeu No. : 571/KMK 03/2003 (Menteri Boediono)
maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih
dari Rp 600 juta.
c. Usaha Menengah (menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan
Usaha Menengah): Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia,
yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum
termasuk koperasi; berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha
Besar; memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai
dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per
tahun.
Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,
tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha pada semua
sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah
dan meningkatkan pendapatan usaha.
Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di
Indonesia, yaitu:
UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil
berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp
200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu
commit to user
aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp
200 juta hingga Rp 10 milyar.
BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha
sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per
tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki
omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan
definisi tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun
2002 menunjukkan populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit
atau sekitar 99,85 persen dari seluruh jumlah usaha di Indonesia;
sedangkan usaha menengah berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15
persen dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu persebaran UKM
paling banyak berada di sektor pertanian (60 persen) dan perdagangan (22
persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di kedua sektor tersebut
sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja secara total).
Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri
kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai
dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan
dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap
kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp. 1 miliar
(sesuai UU No. 9 tahun 1995).
Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur
(Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 – 600 juta).
Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan
jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19
orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar
memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.
Sebaran responden UMKM di Kota Surakarta berdasarkan skala
usaha adalah 38 persen merupakan skala mikro, 33 persen skala kecil dan
29 persen skala menengah. Rata-rata usia usaha UMKM di Kota Surakarta
adalah 22 tahun. Secara umum, variasi UMKM di Kota Surakarta
berdasarkan sektor usaha adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 43
persen; yang diikuti oleh Sektor Perdagangan sebesar 32 persen; Sektor
Jasa sebesar 13 persen; Sektor Pertanian sebesar 6 persen; dan Sektor
Pengangkutan sebesar 5 persen. Sementara berdasarkan cakupan
pemasaran terdapat sekitar 31 persen UMKM berorientasi lokal, 25 persen
regional, 30 persen nasional dan 12 persen berorientasi ekspor (sumber:
Data BLS Bank Indonesia Surakarta).
Jika dilihat dari aspek usaha terdapat sekitar 87 persen UMKM
yang memiliki keterbatasan dalam pengembangan usaha. Faktor-faktor
yang dominan membatasi perkembangan usaha UMKM antara lain yaitu:
persaingan (persaingan klaster, persaingan domestik dan persaingan luar
commit to user
teknologi, permodalan dan manajerial. Sementara itu, penggunaan bank
sebagai mitra pengembangan UMKM di kota Surakarta belum optimal.
Baru sekitar 48 persen UMKM di Kota Surakarta yang sudah berhubungan
dengan Bank. Meskipun demikian pembinaan UMKM di Kota Surakarta
belum optimal, setidaknya terdapat 63,4 persen UMKM yang belum
mendapat pembinaan dari aparat yang berwenang. Secara umum, jika
dilihat dari aspek potensi pengembangan produk UMKM, siklus produk
UMKM Kota Surakarta 36 persen dalam tahap perkembangan, 42,5 persen
berada dalam tahap matang (sumber: Data BLS Bank Indonesia
Surakarta).
2. Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) dikenalkan oleh Davis
(1989) yang diadaptasi dari Theory Reason Action (TRA), model yang
menjelaskan fenomena adopsi inovasi. TAM dikembangkan untuk
menjelaskan penemuan dampak faktor eksternal (teknologi) pada
keyakinan konsumen. Dua pengukur utamanya adalah easy of use dan
usefulness, yang ditunjukkan dari validasi empirik oleh Davis et al. Dua
ukuran tersebut telah ditemukan dapat mengukur konsistensi hubungan
dengan target perilaku pada pengguna inovasi teknologi. TAM sudah
berhasil menjelaskan tentang alasan seseorang menerima atau menolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Model dasar TAM oleh Davis dapat dilihat pada Gambar II.1.
gambar tersebut memperlihatkan bahwa penerimaan terhadap teknologi
informasi (information technology acceptance) ditentukan oleh 6 faktor,
yaitu variable dari luar (external variables), persepsi akan manfaat
teknologi tersebut (perceived usefullness), persepsi terhadap kemudahan
penggunaan teknologi tersebut (perceived ease of use), sikap pengguna
terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using), kecenderunangan
perilaku (behavioral intention), dan pemakaian aktual (actual usage).
Gambar II.1
TAM original (Davis, 1989)
3. Computer Self-efficacy(CSE)
CSE adalah salah satu variabel yang penting untuk studi perilaku
individual dalam bidang teknologi informasi (Agarwal, et al. 2000, dalam
Wang, 2003). Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan
atau keputusan dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer
(Compeau and Higgins, 1995). Dalam penelitian ini berarti kemampuan
commit to user
Definisi self efficacy menurut Bandura 1986 (dalam Compeau and
Higgins, 2006)adalah:
“People’s judgement of their capabilities to organiized and execute courses of action required to attain designated types performance. It is concerned not with the skills one has but with judgements of what one can do with whatever skills one possesses”
Definisi tersebut menunjukkan bahwa karakteristik kunci dari
konstruk self efficacy yaitu: komponen skill (keahlian) dan ability
(kemampuan) dalam hal mengorganisir dan melaksanakan suatu tindakan.
Dalam konteks komputer, CSE menggambarkan persepsi individu tentang
kemampuanya menggunakan komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas
seperti menggunakan software untuk analisis data, menulit surat mail
marge, dan bahkan menggunakan internet berbasis komputer.
4. Perceived Usefullness (PU)
Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
seseorang ketika menggunakan suatu produk maka akan meningkatkan
kinerja seseorang (Lihat Davis, dalam Nysveen et al, 2007). Pada studi ini
perceived usefulness dimaksudkan dengan menggunakan teknologi
internet maka akan meningkatkan potensi usaha dari pemilik UMKM.
Perceived Usefulness didefinisikan oleh Davis sebagai suatu
tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan
sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya (Davis 1989). Davis
mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap
usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya
apabila menggunakan teknologi informasi. Dalam konteks komersial,
kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu
yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan
memperoleh keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi maupun
non-materi.
5. Perceived Ease of Use (PEOU)
Perceived Easy of Use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan
seseorang ketika menggunakan suatu produk tidak akan menemui kendala
(Lihat Nysveen et al, 2005). Sehingga ketika menggunakan teknologi
internet maka merasakan kemudahan dalam mengoperasikan.
Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh
individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkann kesan-kesan indera
mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Setiap individu
mempunyai persepsi yang berbeda tergantung dari kesan yang mereka
dapatkan dari indera mereka. Faktor yang mempengaruhi persepsi individu
adalah pelaku persepsi (perceiver), obyek yang dipersepsikan, atau situasi
dimana persepsi tersebut dilakukan. Menurut Davis (1989), persepsi
kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai
suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan
menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of
commit to user
kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian persepsi
mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu
bahwa sistem teknologi informasi yang akan digunakan tidak merepotkan
atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan
penggunaan internet akan mengurangi usaha (baik waktu maupun tenaga)
seseorang (responden/pelaku UMKM) di dalam melaksanakan aktivitas
menggunakan internet. Perbandingan kemudahan tersebut memberikan
indikasi bahwa seseorang (pelaku UMKM) yang menggunakan tenologi
internet tidak menemukan kendala dalam menggunakan internet.
Pengguna internet mempercayai bahwa internet lebih fleksibel, mudah
dipahami, dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik kemudahan
penggunaan.
6. Attitude Toward Using (A)
Atitude toward Using didefinisikan sebagai penilaian positif atau
negatif individu terhadap objek atau produk yang dihadapi. (Lihat
Nysveen et al, 2005). Liao et al, 2007 mendefinisikan attitude to use
sebagai tingkatan sikap seseorang dari suka sampai tidak suka terhadap
suatu produk. Di sini dimasudkan bagaimana sikap koresponden terhadap
teknologi internet dalam skala tertentu.
Sikap (attitude) adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif
mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Siegel dan Marcony (1989)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
secara mendukung atau tidak terhadap manusia, obyek, ide atau situasi.
Siegel dan Marcony (1989) menyatakan bahwa sikap bukan perilaku.
Sikap menjadi bagian dari pribadi individu yang membantu konsistensi
perilaku sedangkan perilaku mengacu pada bagaimana suatu kekuatan
bereaksi terhadap obyek sikap. Davis (1989), mendefinisikan attitude
toward the system, yang dipakai dalam Technology Acceptance Model
(TAM) sebagai suatu tingkat penilaian terhadap dampak yang dialami oleh
seseorang bila menggunakan suatu sistem tertentu dalam pekerjaannya.
Kegunaan dan kemudahan yang dipersepsikan terhadap internet oleh para
pelaku UMKM akan membentuk sikap mereka untuk menerima atau
menolak internet tersebut, yang selanjutnya akan mempengaruhi niat para
pelaku UMKM untuk menggunakan internet dan pada akhirnya
berpengaruh pada penerimaan mereka terhadap penggunaan internet.
7. Intention to Use (ITU)
Intention to Use didefinisikan sebagai kekuatan minat atau
keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku secara lebih khusus
terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005). Perilaku niat untuk
menggunakan dapat dilihat dari kecenderungan seseorang untuk
mengadopsi produk atau teknologi (Lihat Liao et al, 2007).
Intention to use (niat menggunakan) adalah niat atau
kecenderungan dari perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.
Tingkat penggunaan sebuah teknologi internet dapat diprediksi dari sikap
commit to user
mengup-date hal terbaru berkaitan dengan teknologi tersebut, motivasi
untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna
lain.
8. Moderation
Moderation, dalam hal ini adalah moderating variable
didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen serta memiliki kecenderungan
untuk stabil, (Paul Jose, 2008). Variabel moderasi mempunyai pengaruh
yang bersifat kontinjen (contingent) terhadap hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat, dan bisa berarti memperkuat atau memperlemah
hubungan kedua variabel yang dimoderasi.
D. Hipotesis
Populasi pengguna internet yang naik secara drastis dari waktu ke waktu
memberikan dampak yang cukup signifikan di bidang bisnis dan ekonomi.
Internet memberi kemudahan akses terhadap konsumen dan berbagai
kemudahan lainya yang memberi efek pada penurunan biaya produksi dan
pemasaran dari sudut produsen. UMKM sebagai bagian dari produsen
tentunya mempertimbangkan adopsi teknologi internet sebagai basis bisnis
atau sebagai penunjang dalam bisnis mereka, misalnya sebagai sarana
pemasaran iklan yang murah namun tepat sasaran. Kemudian pada akhirnya,
penggunaan internet tersebut erat kaitanya dengan penguasaan komputer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menggunakan komputer dengan adopsi teknologi internet untuk kebutuhan
penunjang bisnis dirasa perlu untuk dilakukan. Untuk itulah disusun hipotesis
dengan beberapa penjelasan seperti tersebut di bawah ini;
Computer self efficacy
Computer self-efficacy didefinisikan sebagai pertimbangan atau keputusan dari
kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins,
1995). Melanjutkan usaha penelitian computer self-efficacy bisa dilihat di
penelitian-penelitian Agarwal et al., 2000; Johnson and Marakas, 2000; Hong
et al., 2001; Chau, 2001; dalam Wang, 2003, di mana menegaskan peran kritis
computer self-efficacy dalam pemahaman respon individu kepada tekhnologi
informasi. Usulan mengenai hubungan antara computer self-efficacy dan
perceived ease of use didasarkan pada argumen teoritis oleh Davis (1989) dan
Mathieson (1991). Berdasarkan pada teori social cognitive yang dibangun oleh
Bandura (1986), Igbaria dan Iivari (1995) membuat postulasi (axiom) bahwa
computer self-efficacy berpengaruh pada sebuah individual’s computer
anxiety, yang mana pada giliranya mempengaruhi perceived ease of use,
perceived usefulness dan e-commerce. Untuk itu, berdasarkan pada dukungan
teoritis dan empiris dari literature di atas, maka diujilah hipotesis-hipotesis
berikut:
H1 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness
H2 : Computer self-efficacy akan berpengaruh positif terhadap perceived
commit to user Perceived ease of use
Penelitian yang luas pada dekade yang telah lalu menyediakan bukti pengaruh
yang signifikan dari perceived ease of use dalam tujuan penggunaan, tiap
langsung maupun tidak langsung sampai hal tersebut mempengaruhi perceived
usefulness (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999;
Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999,; Venkatesh and Davis, 1996,;
Venkatesh and Morris, 2000). Supaya menjaga “under-used” persoalan
manfaat sistem, sistem e-commerce memerlukan kedua hal yaitu mudah
dipelajari dan mudah digunakan. Hal itu berarti bahwa mudah untuk
digunakan akan mengurangi ancaman bagi individu (Moon and Kim, 2001).
Hal ini mengimplikasikan bahwa perceived ease of use diharapkan
berpengaruh positif dalam persepsi pengguna dari kredibilitas dalam interaksi
mereka dengan e-commerce. Jadi, dibuatlah hipotesis bahwa perceived ease of
use akan memiliki efek positif terhadap perceived usefulness untuk
menggunakan e-commerce.
H3 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap perceived usefulness
Perceived usefulness
Peceived usefulness juga merupakan topik yang sering diteliti dan didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penggunaan (Agarwal and Prasad, 1999; Davis et al., 1989; Hu et al., 1999;
Jackson et al., 1997; Venkatesh, 1999; Venkatesh and Davis, 1996; Venkatesh
and Morris, 2000). Alasan pokok masyarakat memanfaatkan e-commerce
adalah mereka menemukan sistem yang sangat berguna bagi kegiatan
pemasaran mereka. Demikianlah, maka akan diuji hipotesis berikut:
H4 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap attitude
toward using
Attitude toward using
Attitude toward using (sikap terhadap penggunaan) di dalam TAM
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan teknologi/sistem yang
berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang
menggunakannya di dalam pekerjaanya. Peneliti lain menyatakan bahwa
faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku
individual. Sikap seseorang atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),
afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku
(behavioral components). Jadi, dibuat hipotesis bahwa perceived ease of use
akan memiliki efek positif terhadap attitude towards using untuk
menggunakan e-commerce.
H5 : Perceived ease of use akan berpengaruh positif terhadap attitude
toward using
commit to user
Intention to use (kecenderungan pemakaian) adalah kecenderungan perilaku
untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah
teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya
terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral
pendukung, selau up-date pada hal terbaru berkaitan dengan teknologi
tersebut, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk
memotivasi pengguna lain. Demikianlah maka akan diuji intention to use
(kecenderungan pemakaian) ini akan dipengaruhi oleh perceived usefulness
(persepsi kemanfaatan) dan attitude toward using (sikap terhadap
penggunaan).
H6 : Perceived usefulness akan berpengaruh positif terhadap intention to use
H7 : Attitude toward using akan berpengaruh positif terhadap intention to use
Moderation
Dalam statistik, moderasi terjadi ketika hubungan di antara dua variabel
tergantung pada variabel ketiga. Variabel ketiga dikenal sebagai variabel
moderator atau hanya moderasi saja. Pengaruh dari variabel moderasi
digolongkan secara statistik sebagai sebuah interaksi, baik secara kualitatif
(gender, ras, golongan) atau kuantitatif (tingkat upah) adalah variabel yang
mempengaruhi arah dan atau kekuatan dari hubungan antara variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
moderasi sebagai variabel ketiga yang mempengaruhi korelasi zero-order
antara dua variabel lainya. Pengaruh moderasi pada dasarnya bisa
merepresentasikan interaksi antara variabel independen dan faktor yang
ditetapkan sesuai kondisi di lapangan. (Baron and Kenny, 1986: p. 1174).
H8a : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use
H8b : Computer self-efficacy dimoderasi oleh gender akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness
H8c : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use
H8d : Computer self-efficacy dimoderasi oleh usia akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness
H8e : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use
H8f : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pendidikan akan berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness
H8g : Computer self-efficacy dimoderasi oleh pengalaman akan berpengaruh signifikan terhadap perceived ease of use
commit to user
E. Model Penelitian
Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar
variabel yang dikonsepkan dalam hipotesis tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk model yang mendeskripsikan proses pengaruh Computer self efficacy
terhadap TAM (Lihat gambar II.2)
Gambar II.2.
Model Penelitian
Keterangan
Gambar II.2 menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh computerself
efficacy pada perceived usefullness. H2 menunjukkan pengaruh computer self
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
of use pada perceived usefullness. H4 menunjukkan pengaruh perceived
usefullness pada attitude toward using. H5 menunjukkan pengaruh perceived
ease of use pada attitude toward using. H6 menunjukkan pengaruh perceived
usefullness pada intention to use. H7 menunjukkan pengaruh attitude toward
using pada intention to use. H8 menujukkan pengaruh moderatif yang diwakili
oleh gender, usia, pendidikan, dan pengalaman antara variabel computer self
efficacy pada perceived ease of use dan perceived usefullness. H8 pada tingkat
hipotesis dijabarkan menjadi delapan hipotesis sebagai berikut; H8a merujuk
pada pengaruh moderasi gender antara computer self efficacy pada perceived
ease of use; H8b megacu pada pengaruh moderasi gender antara computer self
efficacy pada perceived usefullness; H8c merujuk pada pengaruh moderasi
usia antara computer self efficacy pada perceived ease of use; H8d megacu
pada pengaruh moderasi usia antara computer self efficacy pada perceived
usefullness; H8e merujuk pada pengaruh moderasi pendidikan antara
computer self efficacy pada perceived ease of use; H8f megacu pada pengaruh
moderasi pendidikan antara computer self efficacy pada perceived usefullness;
H8g merujuk pada pengaruh moderasi pengalaman antara computer self
efficacy pada perceived ease of use; H8h megacu pada pengaruh moderasi
commit to user
32 BAB III
METODE PENELITIAN
Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid dan
reliabel agar hasil studi dapat diyakini kebenarannya. Bab ini berisi tentang ruang
lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data,
definisi operasional variabel dan pengukuran variabel, serta pengujian statistik.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian dasar (basic research), yaitu
penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar
biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui
konsep tertentu secara lebih mendalam (Lihat Kuncoro, 2003). Sedangkan
menurut jenis hubungan antar variabelnya, penelitian ini bersifat kausal yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel
yang diteliti, penelitian ini menunjukkan arah hubungan antar variabel bebas
sebagai variabel penyebab dengan variabel terikat sebagai akibat suatu
fenomena, disamping mengukur arah hubungannya. Berdasarkan waktu
penelitiannya, studi ini bersifat cross sectional, karena studi ini hanya
dilakukan dalam satu periode.
B. Populasi, Sampling, dan Teknik Sampling
Target populasi studi ini adalah pemilik Usaha Mikro Kecil dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
usaha mereka, misalnya untuk keperluan pemasaran atau iklan. Sampel
direncanakan diambil di kota Surakarta sebanyak 250 responden dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan cara convenience sampling,
yaitu sampel non probabilitas dengan kriteria yang ditentukan.
Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi kriteria minimal
dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang dipilih, yaitu
Structural Equation Model (Hair et al., 1998). Sedangkan teknik purposive
sampling yang dipilih bertujuan untuk menghindari bias persepsian dalam
pengisian kuesioner dengan menenetukan kriteria sampel terlebih dahulu.
Kriteria yang digunakan antara lain: Usaha Mikro Kecil Menengah di
Surakarta yang menggunakan teknologi internet untuk mendukung usahanya.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei yang dipandu
dengan kuesioner yang telah didesain. Teknik ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tingkat keseriusan responden dalam pengisian kuesioner
sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai tingkat keakuratan yang
tinggi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Computer Self Efficacy. Studi terdahulu mendefinisikan Computer Self Efficacy sebagai pertimbangan atau keputusan dari kemampuan seseorang
dalam menggunakan komputer (Compeau and Higgins, 1995). Variabel ini
dioperasikan dengan menggunakan lima item pengukuran terkait: (1)
commit to user
paenggunaan e-comerce jika telah melihat orang lain menggunakannya
sebelumnya, (3) penggunaan program e-comerce jika bisa meminta orang lain
untuk memmbantu pengoperasian jika menghadapi kesulitan, (4) penggunaan
program e-comerce karena memiliki kemampuan dalam mengoperasikan
komputer, dan (5) penggunaan program e-comerce walaupun sebelumnya
belum pernah melihat orang lain menggunakanya. Masing-masing item diukur
dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat tidak setuju sampai
dengan 5 = sangat setuju).
Perceived ease of use. Studi terdahulu mendefinisikan PerceivedEasy of Use sebagai tingkat kepercayaan seseorang ketika menggunakan suatu
produk tidak akan menemui kendala (Lihat Nysveen et al, 2005 ). Variabel ini
dioperasikan dengan menggunakan tujuh item pengukuran terkait: (1)
perasaan mudah untuk belajar menggunakan e-comerce, (2) perasaan bahwa
e-comerce mudah dan jelas dimengerti, (3) e-comerce sangat mudah dan
fleksibel, (4) cara penggunaan e-comerce cepat dan mudah dipahami, (5)
perassan mudah menggunakan e-comerce, (6) penggunaan e-comerce mudah
dimengerti. Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala
Likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
Peceived usefulllness. Studi terdahulu mendefinisikan peceived
usefulllness sebagai tingkatan di mana user percaya bahwa dengan
menggunakan teknologi atau sistem tersebut akan meningkatkan performa
mereka dalam bekerja (Renza Azhari dan Intan Sari H. Z., 2008).Variabel ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
penggunaan e-comerce membantu meningkatkan efeksifitas bisnis, (2)
penggunaan e-comerce dapat mempercepat proses transaksi dengan
konsumen, (3) penggunaan e-comerce mempermudah hubungan dengan
konsumen, (4) penggunaan e-comerce sangan efektif bagi pemasaran produk,
(5) melalui e-comerce mempermudah mengetahui informasi seputar
konsumen, (6) penggunaan e-comerce mempermudah mengetahui keinginan
konsumen, (7) penggunaan e-comerce mempermudah dalam bekerja.
Masing-masing item diukur dengan menggunakan 5 point skala Likert (1 = sangat
tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
Atitude toward Using. Kajian literatur mendefinisikan Atitude toward Using sebagai penilaian positif atau negatif individu terhadap objek atau
produk yang dihadapi. (Lihat Nysveen et al, 2005). Variabel ini dioperasikan
dengan menggunakan empat item pengukuran terkait: (1) bijak atau bodoh, (2)
positif atau negatif, (3) bermanfaat atau sia-sia, (4) bijak atau buruk.
Masing-masing item diukur dengan menggunakan skala semantik 1 sampai 4.
Intention to Use. Kajian literatur mendefinisikan Intention to Use
sebagai kekuatan minat atau keinginan seseorang untuk menunjukkan perilaku
secara lebih khusus terhadap suatu produk (Lihat Nysveen et al, 2005).
Variabel ini dioperasikan dengan menggunakan enam item pengukuran
terkait: (1) penggunaan kembali e-comerce dalam berbisnis, (2) penggunaan
kembali e-comerce untuk mempermudah transaksi penjualan, (3) ketertarikan
menggunakan lagi e-comerce untuk mengetahui keinginan konsumen, (4)