• Tidak ada hasil yang ditemukan

monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu

a. Survey awal di NTB

Survei awal dilakukan untuk meninjau pelaksanaan pumping test, uji pompa dilakukan selama 72,5 jam di sumur pompa. Hasil pemantauan muka air tanah menujukkan bahwa muka air tanah relatif stabil atau tidak mengalai penurunan level yang berarti.

Persiapan pekerjaan pemasangan jaringan irigasi tetes yang dilakukan oleh tim lokal pengelola operasi irigasi yaitu pemasangan drip irrigation dan irigasi tetes submersible, yang dapat ditunjukkan dalam gambar 3.15.

(a) (b)

(c)

Gambar 3. 15. Persiapan Pekerjaan Pemasangan Jaringan Irigasi Tetes (a) Bersama Tim Operasi Irigasi (b) Irigasi Tetes Drip (c) Irigasi Tetes Submersible

b. Pengolahan data awal

Pelaksanaan uji tes keseragaman aliran dilakukan masing-masing pada JIAT dengan sistem irigasi sprinkler, sprinkler portable, irigasi tetes atas

permukaan (drip irrigation) dan irigasi tetes bawah permukaan (submersible). Pengujian dilakukan dengan melakukan simulasi irigasi selama 30 menit untuk masing-masing tipe irigasi kemudian diukur menggunakan gelas ukur pada masing-masing gelas yang telah terpasang. Adapun proses pelaksanaan uji keseragaman ditunjukkan dalam Gambar 3.16 dan 3.17.

Gambar 3. 16. Uji Keseragaman pada Sprinkler

Gambar 3. 17. Uji Keseragaman pada Irigasi Tetes

c. Perencanaan Operasi Irigasi

Perencanaan operasi irigasi meliputi penentuan pola operasi pada masing-masing sistem irigasi, baik irigasi sprinkler, sprinkler portable, irigasi tetes atas permukaan (drip irrigation) dan irigasi tetes bawah permukaan (submersible). Denah pengaturan masing-masing teknologi irigasi air tanah tersebut disajikan dalam gambar 3.18, sedangkan layout jaringannya disajikan dalam gambar 3.19.

(a) (b)

Gambar 3. 18 Denah sistem irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu (a) Denah penempatan masing-masing sistem irigasi (b) penempatan riser untuk

sistem irigasi sprinkler.

Gambar 3. 19. Layout jaringan irigasi air tanah di Dompu

Rencana operasi irigasi di Dompu tersebut telah disusun berdasarkan masing-masing kriteria irigasi serta berdasarkan pertumbuhan tanaman tebu. Adapun rencana dan pola operasi JIAT di Kabupaten Dompu untuk tanaman tebu disajikan dalam tabel 3.20.

Gambar 3. 20. Pola Operasi JIAT pada tanaman tebu di Dompu

d. Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi

Monitoring dan evaluasi pada kegiatan JIAT ini dilakukan secara rutin setiap minimal 2 bulan sekali untuk memonitor pelaksanaan operasi irigasi di lapangan, form pelaksanaan operasi irigasi yang telah di input oleh petugas akan dilampirkan dalam lampiran 9.

3.2. Pembahasan

Kegiatan pengelolaan basis data dan sistem informasi SDA bidang irigasi ini memiliki 4 lingkup, yaitu:

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016 b) Pengumpulan data Sekunder Daerah Irigasi

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

d) Monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1. re-aktivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar cell)di Ponorogo

2. monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

Pelaksanaan kegiatan sampai dengan tersusunnya laporan akhir ini terdapat beberapa kendala, terutama untuk kegiatan pengembangan

aplikasi SPDI dan monitoring dan evaluasi JIAT pada 2 lokasi di Ponorogo dan Dompu. Lingkup kegiatan pengumpulan data dan informasi kegiatan litbang tahun 2016 dan pengumpulan data sekunder DI dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ada.

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016.

Pencapaian lingkup kegiatan pengumpulan data dan informasi litbang sampai dengan disusunnya laporan akhir ini adalah terinputnya informasi litbang tahun 2016 pada website irigasi.net yang telah terinput 100% dan katalog kegiatan tersebut dapat diakses melalui alamat http://web.irigasi.net/litbang. Informasi yang dapat dilihat di Katalog Litbang Irigasi antara lain abstrak, tim peneliti, kata kunci, executive summary dan dokumentasi foto, executive summary dapat di download dan tersedia dalam file PDF.

Saat ini web irigasi ini merupakan web intern namun dapat diakses secara umum. Kedepannya diharapkan web irigasi ini memberikan informasi secara kompleks kepada pengguna melalui penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan irigasi agar semakin banyak diketahui oleh pihak luas

b) Pengumpulan data Sekunder Daerah Irigasi.

Pengumpulan data sekunder daerah irigasi ini dilakukan di Sub direktorat Bina OP dan Direktorat Irigasi dan Rawa, Pusdata Kementerian PU dan Perumahan rakyat serta direktorat irigasi dan rawa. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan terkait pelaksanaan kegiatan ini, antara lain:

1. Kerjasama dalam verifikasi data irigasi kewenangan pusat, yang di koordinatori oleh kementerian perekonomian, dimana dalam hal ini balai irigasi memberikan data berupa data luasan daerah irigasi (51 DI) hasil verifikasi luasan DI yang telah dilakukan oleh balai irigasi, data tersebut berupa data spasial luasan irigasi di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

2. Kerjasama lainnya adalah dengan penyusunan peta jaringan irigasi oleh Subdit Bina OP dimana balai irigasi masuk menjadi tim teknis pelaksanaan pekerjaan Indeks Kinerja Sistem Irigasi Kewenangan

Pusat secara utuh (Jaringan utama sampai tersier), output dari kegiatan ini adalah berupa peta jaringan irigasi sampai dengan petak tersier, serta menilai kinerja irigasinya. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu dapat membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan sistem irigasi.

3. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan data hasil kegiatan Indeks Kinerja Sistem Irigasi yang dilakukan oleh Direktorat Bina OP dan sub direktorat irigasi dan rawa, Ditjen SDA. Selain data tersebut juga melakukan pengumpulan data berupa peta situasi, peta daerah irigasi (luas irigasi baku, potensial dan fungsional), skema jaringan dan skema bangunan. Data tersebut selanjutnya akan diinput di SPDi setelah dilakukan updating kode DI di software SPDI.

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

Beberapa permasalahan yang sebelumnya telah diinventarisir akan dilakukan penyempurnaan pada tahun 2017 ini, diantara permasalahan yang akan diselesaikan pada tahun anggaran 2017 ini adalah:

1. Penyesuaian kode DI dalam SPDI

Perubahan kode DI telah dilakukan mencakup seluruh DI sesuai dengan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017 untuk irigasi permukaan baik kewenangan Pusat, Provinsi maupun kabupaten.

Proses penggantian kode DI dalam software SPDI akan dilakukan pada bulan November ini, karena proses penggantian kode DI dilakukan dulu melalui excel dan akan di upload dari software SPDI oleh programmer. Target penyelesaian pekerjaan ini adalah bulan November 2017.

2. Penyempurnaan fasilitas fitur upload dan download skema jaringan irigasi.

Fasilitas upload terletak pada menu daerah irigasi, sedangkan fasilitas download terdapat pada menu data rekap. Saat ini penyempurnaan ini masih dalam proses, target penyelesaian pekerjaan ini adalah Desember 2017 sampai dengan ujicoba upload dan download.

d) Monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1. re-aktivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar cell)di Ponorogo

Pelaksanaan rekatifasi JIAT berbasis tenaga surya ini saat ini sedang dalam proses pengadaan barang, pengadaan barang terkendala proses revisi anggaran yang baru selesai bulan September 2017, karena setelah melakukan peninjauan ulang pada bulan februari, perlu perbaikan dan penambahan komponen panel surya.

Penyelesaian pekerjaan ditargetkan selesai pada tanggal 21 Desember 2017, mulai dari pemasangan panel surya maupun perbaikan rangkaian kabel serta penggantian komponen inverter yang sesuai dengan pompa eksisting di lapangan.

Uji coba pengaktifan sistem JIAT berbasis tenaga surya akan dilakukan pada akhir Desember bekerjasama dengan PT. Len Energi Bandung.

2. monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

Operasi JIAt menggunakan sprinkler, portable sprinkler, irigasi tetes dan irigasi tetes bawah permukan telah dilakukan sejak penanaman tanaman tebu yang dilakukan pad tanggal 15 Juli 2017. Penyusunan pola operasi telah dilakukan dan proses operasi dilakukan oleh petugas di demplot.

permasalahan terkait operasi irigasi di demplot irigasi air tanah di dompu adalah: kemampuan SDM di lapangan untuk melakukan operasi irigasi, terkadang petugas lupa melakukan pencatatan jam dan water meter di masing-masing pipa lateral, sejauh ini antisipasi yang dilakukan adalah dengan melakukanpertemuan di lapangan terkait pola operasi ini. Faktor komunikasi juga menjadi salah satu faktor penghambat.

BAB 4

Dokumen terkait