• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DESEMBER, 2017

PENGELOLAAN BASIS DATA

DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

LAPORAN AKHIR

(2)

KATA PENGANTAR

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:

20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pasal 230 maka pada tahun anggaran 2017, Balai Litbang Irigasi melaksanakan kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi, melalui Satuan Kerja Balai Litbang Irigasi.

Tujuan kegiatan ini adalah terselenggaranya layanan teknis bidang sumber daya air melalui kegiatan pengelolaan basis data dan sistem informasi sumber daya air bidang irigasi yang mudah diakses, cepat dan akurat sebagai penunjang pelaksanaan, operasional dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya air.

Kegiatan ini termasuk dalam kelompok Layanan Teknis dengan output kegiatan berupa 3 dokumen, yaitu Dokumen Pengumpulan Data dan Informasi hasil litbang tahun 2016, Dokumen Pengumpulan Data Sekunder dan Dokumen Pemutakhiran Aplikasi Basis Data. Pada bulan april 2017 terdapat penambahan sub kegiatan pengembangan serta monitoring dan evaluasi JIAT yang sebelumnya merupakan kegiatan dari Penerapan Jaringan Irigasi Air Tanah dengan output yang dihasilkan berupa dokumen monitoring dan evaluasi serta re-aktivasi solar cell irigasi di Ponorogo dan monev operasi irigasi di Tambora, Nusa Tenggara Barat.

Laporan Akhir ini ditulis oleh Widya Utaminingsih, SP dan tim pelaksana kegiatan di bawah koordinasi Marasi Deon Joubert, ST, MPSDA. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini.

Bekasi, November 2017

Kepala Satuan Kerja Balai Litbang Irigasi

Dr. Ir. Eko Winar Irianto, MT NIP: 19660502 199402 1 001

(3)

LEMBAR EVALUASI

telah dievaluasi oleh Kepala Balai Litbang Irigasi selaku Penanggung Jawab Kegiatan.

Judul Kegiatan : Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi

Kelompok Output : Layanan Teknis dan Alih Teknologi

Output Kegiatan : Dokumen layanan teknis berupa Dokumen Pengelolaan Basis data dan informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi, yang terdiri dari:

: 1. Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2. Pengumpulan data sekunder Daerah Irigasi 3. Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

4. Pengembangan teknologi, monitoring dan evaluasi JIAT

Capaian Kegiatan : 100% Fisik, 94,06 % Keuangan per 27 Desember 2017

Ketua Tim : Widya Utaminingsih, SP, MPSDA

Bekasi, Desember 2017 Plt. Kepala Balai Litbang Irigasi

Selaku Penanggung Jawab Kegiatan Ketua Tim

Drs, Irfan Sudono, MT Widya Utaminingsih, SP, MPSDA NIP: 196305061990031005 NIP:19850205 200801 2 006

(4)

LEMBAR SUSUNAN TIM PELAKSANA

TIM PELAKSANA

Ketua Tim : Widya Utaminingsih, SP Pengendali Program : Midiah S. Abubakar, ST

Pengendali Teknis : Marasi Deon Joubert, ST, MPSDA.

Ketua Sub Kegiatan : 1. Susi Hidayah, ST

2. Dewi Arifianty Agustina, SP 3. Joko Triyono, ST, M.Eng 4. Teguh Pamungkas, ST 5. Oktawidyati Menur, S. Kom 6. Afida Zukhrufiyati, S. Si 7. Dewi Fitriana, ST 8. Ratna Malik Pratiwi, ST

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

LEMBAR EVALUASI ... iii

LEMBAR SUSUNAN TIM PELAKSANA ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1 1.1 Latar Belakang ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Batasan Masalah ... 1-4 1.4 Lingkup Kegiatan ... 1-5 1.5 Tujuan Kegiatan ... 1-5 1.6 Sasaran Kegiatan ... 1-6 1.6.1 Sasaran Keluaran (Output) ... 1-6 1.6.2 Sasaran Mutu ... 1-6 1.7 Penerima Manfaat ... 1-6 1.8 Lokasi Kegiatan ... 1-7 BAB 2 TAHAPAN KEGIATAN DAN METODE PELAKSANAAN ... 2-1 2.1. Tahapan Kegiatan dan Bagan Alir Pelaksanaan ... 2-1 2.1.1 Tahapan Persiapan ... 2-1 2.1.2 Tahapan Pelaksanaan ... 2-1 2.1.3 Tahapan Pelaporan ... 2-2 2.2. Metode Pelaksanaan ... 2-2 2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 2-3 BAB 3 CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 3-1 3.1. Hasil Kegiatan dan Pembahasan ... 3-1 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ... 4-1 1.1. Kesimpulan ... 4-1 1.2. Saran ... 4-2 DAFTAR PUSTAKA ... x

Lampiran ... xi

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 2-1 Tabel 3. 1. Daftar DI yang telah di validasi ... 3-9 Tabel 3. 2. Desain reaktifasi Panel Surya di Ponorogo...3-16

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Katalog Litbang Irigasi ... 3-2 Gambar 3.2 Informasi Kegiatan JIAT di Balai Litbang Irigasi 2016 ... 3-3 Gambar 3. 3. Informasi Kegiatan Zonasi di Balai Litbang Irigasi 2016 ... 3-3 Gambar 3. 4. Informasi Kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air di

Balai Litbang Irigasi 2016 ... 3-4 Gambar 3. 5. Data titik bangunan pengambilan di Provinsi Sumatera Utara ... 3-5 Gambar 3.9 Tampilan Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) ...3-11 Gambar 3. 10. Solar Panel yang Terpasang di Lapangan ...3-12 Gambar 3. 11. Pengukuran Tegangan pada Solar Modul ...3-12 Gambar 3. 12. Rangakaian Sistem JIAT berbasis Solar Panel ...3-13 Gambar 3. 13. Inverter SETEC Power ...3-14 Gambar 3. 14. Desain Sistem JIAT berbasis Tenaga Surya di Ponorogo...3-16 Gambar 3. 15. Persiapan Pekerjaan Pemasangan Jaringan Irigasi Tete ...3-19 Gambar 3. 16. Uji Keseragaman pada Sprinkler ...3-20 Gambar 3. 17. Uji Keseragaman pada Irigasi Tetes ...3-20 Gambar 3. 18 Denah sistem irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di

Dompu ...3-21 Gambar 3. 19. Pola Operasi JIAT pada tanaman tebu di Dompu ...3-23

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Permen PUPR Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Litbang Irigasi melalui Seksi Layanan mempunyai tugas melakukan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi. Salah satu bentuk pelaksanaan difusi dan alih teknologi adalah penyelenggaraan kegiatan layanan teknis dan alih teknologi melalui kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Bidang Sumber Daya Air Bidang Irigasi. Kegiatan layanan teknis dan alih teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan komunikasi dengan stakeholder, yang mengakibatkan kurang dimanfaatkannya teknologi-teknologi hasil litbang oleh stakeholder.

Penyelenggaraan layanan teknis dan alih teknologi ini telah dimulai sejak tahun 2006 dengan tersusunnya software penyimpanan data yang disebut Sistem Informasi Data Dasar Irigasi (SIDDI) dan dikembangkan sampai tahun 2009 hingga dinyatakan cukup sempurna. Input data terhadap software SIDDI terus dilakukan meliputi daerah irigasi kewenangan pusat yang tersebar di Seluruh Indonesia hingga pada tahun 2014, disusun Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) yang merupakan penyempurnaan dari SIDDI dengan bentuk website yang dapat dengan mudah diakses oleh pengguna. Pada tahun 2015, Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) telah dikembangkan dengan menambahkan fasilitas pencarian data dan impor data secara massal.

Pemutakhiran data, penyempurnaan software dan peningkatan fungsi akan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Data Daerah Irigasi (DI) yang tersimpan dalam Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) serta data dan informasi hasil litbang (yang disimpan dalam katalog litbang berbasis website) akan terus dilengkapi dan dimutakhirkan (lokasi menyesuaikan

(9)

dengan kegiatan litbang berjalan). Penyempurnaan sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dilakukan dengan menambahkan fitur untuk mempermudah akses data. Peningkatan fungsi dilakukan dengan mengembangkan aplikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna eksternal ataupun internal, misal dengan mengembangkan aplikasi untuk inspeksi kinerja jaringan irigasi, dsb. Peran dan kegiatan Pengelolaan Basis data dan Sistem Informasi Balai Litbang Irigasi yang akan dilakukan dalam mendukung Litbang Balai Litbang Irigasi sesuai dengan roadmap sampai tahun 2019.

Kegiatan yang dilakukan dalam pegelolaan basis data irigasi ini tidak hanya mencakup update software SPDI, update data penelitian dan pengembangan maupun katalog irigasi saja, akan tetapi juga akan melakukan monitoring dan evaluasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT).

Pengembangan teknologi JIAT pada saat ini sangat diperlukan, sebagai salah satu upaya dalam mendukung pencapaian mencukupi kebutuhan air baku serta kedaulatan pangan yang diprogramkan oleh pemerintah dan mendukung pelaksanaan pengembangan teknologi JIAT yang akan dilakukan oleh pihak Puslitbang Sumber Daya Air dan Pusat Air Tanah dan Air Baku Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan yang diusulkan ini merupakan bagian dari kegiatan terintegrasi Pusat Litbang Sumber Daya Air dalam mendukung terwujudnya tujuan yang terkait dengan Ketahanan Pangan dan terkait dengan kegiatan litbang di Balai Irigasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 yaitu Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT).

Pemanfaatan sumber daya air sebagai media dan materi dengan prinsip penghematan, keberlanjutan, penggunaan saling menunjang, pengalokasian, pemeliharaan, pemantauan, valuasi dan pengembangan, penentuan biaya pengelolaan ditunjang oleh kelembagaan yang handal serta pencegahan konflik kepentingan dalam penggunaan air secara spasial dan temporal. Untuk mendukung renstra 2015 - 2019, rencana kegiatan Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT), sebagai embrionya adalah kegiatan Kajian Penerapan Irigasi Hemat Air yang dilakukan pada tahun 2015, dengan

(10)

melakukan kajian penerapan sistem irigasi hemat air pada sistem jaringan irigasi air tanah (JIAT), berbasis pompa air sistem tenaga surya (solar cell).

Hasil kegiatan litbang ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam perumusan rekomendasi penentuan teknologi alternatif (hemat air, hemat biaya operasi) yang tepat dalam revitalisasi JIAT, pada kegiatan litbang tahun 2016.

Tahun 2017, merupakan tindak lanjut dari kegiatan TA 2016 dengan melakukan penerapan teknologi alternatif yang menjadi rekomendasi dari kegiatan TA.2016, melakukan monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang telah berjalan sebelumnya, sekaligus melakukan zonasi sumber air di sekeliling kawasan kaki Gunung Tambora, yaitu di lereng utara dan selatan Gunung Tambora.

Tahun 2018, merupakan tahun terakhir kegiatan Pengembangan Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dengan output naskah ilmiah berupa bahan naskah kebijakan yang memuat rekomendasi pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT).

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil Litbang bidang irigasi belum banyak diketahui oleh stakeholder karena kurangnya sarana penyebaran informasi hasil litbang bidang irigasi terhadap stakeholder.

2. Banyaknya permintaan pendampingan teknis oleh BWS/BBWS terkait hasil litbang bidang irigasi.

3. Informasi irigasi oleh masyarakat dirasa belum memberikan manfaat secara nyata terhadap pengelolaan jaringan irigasi.

4. Belum adanya integrasi antar sektor terkait dalam pengembangan dan pengelolaan lahan beririgasi antara lain pertanian, perdagangan, dsb.

5. Kurang diperhatikannya keberlanjutan pengelolaan sistem (software) dan data irigasi.

(11)

6. Kemampuan SDM yang masih terbatas dalam mengelola software pangkalan data irigasi secara rutin maupun menganalisis data yang telah ada untuk diinput kedalam software.

7. Basis data bidang irigasi belum memiliki data yang lengkap dan terbaru.

8. Fasilitas dalam software basis data Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) belum lengkap dalam memudahkan pengguna mengakses data irigasi.

9. Belum tersedianya sistem yang dapat mengintegrasikan pengambilan data di lapangan dan sistem basis data.

10. Hasil penelitian dan pengembangan Balai Litbang Irigasi belum seluruhnya terinventarisasi dalam bentuk katalog yang mudah diakses oleh pengguna.

11. Penerapan dan penyebar luasan hasil litbang Balai Litbang Irigasi belum optimal.

12. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan sistem pompa JIAT berbasis BBM cukup tinggi. Hal ini berdampak pada tersendatnya kegiatan OP di lapangan yang berakibat pada tidak optimalnya kinerja bangunan JIAT (4.193 bangunan) di lapangan (Dit Irigasi dan Rawa, Kementerian PUPR, 2014). Perlu pengembangan teknologi jaringan irigasi air tanah yang murah melalui re-aktivasi pompa bertenaga surya dan monev prototip skala demplot.

13. Lemahnya pengelolaan aset, Standar Operasional Pelaksanaan yang masih terabaikan, dan Sumber Daya Manusia yang kurang memadai baik kuantitas maupun kualitas, terutama yang menguasai permasalahan air tanah.

1.3 Batasan Masalah

Kegiatan ini dibatasi oleh beberapa permasalahan penting antara lain:

1. Basis data bidang irigasi belum memiliki data yang lengkap dan tebaru.

2. Hasil penelitian dan pengembangan Balai Litbang Irigasi belum seluruhnya terinventarisasi dalam bentuk katalog yang mudah diakses oleh pengguna.

3. Fasilitas dalam software basis data Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) belum lengkap dalam memudahkan pengguna mengakses data irigasi.

(12)

4. Pembiayaan operasi dan pemeliharaan sistem pompa JIAT berbasis BBM cukup tinggi. Hal ini berdampak pada tersendatnya kegiatan OP di lapangan yang berakibat pada tidak optimalnya kinerja bangunan JIAT (4.193 bangunan) di lapangan (Dit Irigasi dan Rawa, Kementerian PUPR, 2014). Perlu pengembangan teknologi jaringan irigasi air tanah yang murah melalui re-aktivasi pompa bertenaga surya dan monev prototip skala demplot.

1.4 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah terselenggaranya layanan teknis bidang sumber daya air melalui kegiatan pengelolaan basisdata dan sistem informasi sumber daya air bidang irigasi yang mudah diakses, cepat dan akurat sebagai penunjang pelaksanaan, operasional dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya air serta tersedianya Teknologi Irigasi Hemat Air melalui Teknologi Jaringan Irigasi Air Tanah dalam mendukung ketahanan air untuk tercapainya kedaulatan pangan.

1.5 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi pada tahun anggaran 2017 yaitu:

1. Pengumpulan data dan informasi hasil litbang tahun 2016

2. Pengumpulan data sekunder daerah Irigasi (peta skema jaringan irigasi, peta bangunan irigasi) dan pendampingan teknis verifikasi data Daerah Irigasi.

3. Pengembangan aplikasi basis data/SPDI berupa penambahan fitur download data.

4. Monitoring dan evaluasi Operasi Jariangan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Dompu dan re-aktivasi solar cell pada JIAT di Ponorogo.

(13)

1.6 Sasaran Kegiatan

1.6.1 Sasaran Keluaran (Output)

Sasaran keluaran (output) dari kegiatan ini adalah tersedianya Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Irigasi yang mencakup data dan informasi hasil litbang, validasi dan verifikasi Data Irigasi dan pengembangan aplikasi SPDI sebagai penunjang pelaksanaan, perencanaan, operasional dan pemeliharaan SDA.

1.6.2 Sasaran Mutu

Sasaran mutu kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Sumber Daya Air Bidang Irigasi sampai adalah sebagai berikut:

1. Data dan informasi hasil litbang tahun 2016

a. Peta zonasi pengembangan irigasi hasil penelitian tahun 2016.

b. Informasi hasil kegiatan litbang Balai Litbang Irigasi 2016.

2. Data sekunder Daerah Irigasi. Data sekunder yang akan dikumpulkan berupa peta skema jaringan irigasi dan peta skema bangunan irigasi.

3. Pengembangan aplikasi basis data yang mencakup : a. Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI)

b. Katalog Litbang Irigasi.

4. Hasil monitoring dan evaluasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) pada dua lokasi demplot berupa monev operasi irigasi di Dompu dan re- aktivasi solar cell pada JIAT di Ponorogo.

1.7 Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Pusat Air Tanah dan Direktorat O dan P Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten/Kota terkait, konsultan, kontraktor akademisi, petani disekitar lokasi kajian dan stakeholder terkait lainnya. Direktorat Irigasi, BBWS/BWS, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Instansi lain yang terkait dengan Irigasi dan Akademisi bidang irigasi. Manfaat yang dapat diperoleh

(14)

antara lain adanya kemudahan memperoleh informasi dalam bentuk data irigasi yang dapat digunakan untuk perencanaan maupun penelitian. Selain itu dengan terjalinnya komunikasi dengan stakeholder maka teknologi-teknologi hasil litbang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam hal pengelolaan sumber daya air bidang irigasi.

1.8 Lokasi Kegiatan

Proses pengumpulan data akan dilakukan di Balai Litbang Irigasi di Bekasi.

Koordinasi dan konsultasi akan dilakukan di Jakarta dan Bandung.

Pengumpulan informasi hasil litbang 2016 dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data sekunder (data irigasi) akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Utara.

Kegiatan monitoring dan evaluasi JIAT dilakukan di Desa Doropeti, kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat dan di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur.

(15)

BAB 2

TAHAPAN KEGIATAN DAN METODE PELAKSANAAN

2.1. Tahapan Kegiatan dan Bagan Alir Pelaksanaan 2.1.1 Tahapan Persiapan

a) Penyusunan Tim Pelaksana dan Narasumber b) Penyusunan Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP)

2.1.2 Tahapan Pelaksanaan

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016 1) Pengumpulan data

2) Finalisasi

b) Pengumpulan data Sekunder Daerah Irigasi 1) Pengumpulan data

2) Validasi dan Verifikasi Data Irigasi 3) Finalisasi

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI) 1) Evaluasi SPDI

2) Penyempurnaan SPDI

3) Pengkajian integrasi pengambilan data lapangan dan sistem basis data

d) Monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1) re-aktivasi solar cell JIATdi Ponorogo

a. Survey awal dan pengumpulan data di lapangan

b. Identifikasi permasalahan sistem JIAT berbasis tenaga Surya c. Pengolahan Data Awal

d. Aktivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar panel) e. Uji Kinerja

2) monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

a. Survey awal di NTB b. Pengolahan data awal

(16)

c. Perencanaan Operasi Irigasi

d. Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi

2.1.3 Tahapan Pelaporan a) Laporan Awal b) Laporan Interim

c) Laporan Akhir dan Output Kegiatan d) Laporan Akhir dan Output Kegiatan

2.2. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi SDA bidang irigasi sesuai dengan metode pelaksanaan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016

Data hasil litbang akan dikumpulkan dan diintegrasikan dalam sistem basis data, baik itu pada Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI), sistem webGIS ataupun katalog litbang irigasi. Data yang akan dikumpulkan pada tahun 2017 adalah:

a) peta zonasi pengembangan irigasi di Kabupaten Karo hasil penelitian tahun 2016

b) informasi kegiatan litbang Balai Litbang Irigasi tahun 2016 b. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder berupa luasan dan skema Daerah Irigasi (DI) kewenangan pusat akan dikumpulkan dari pengelola DI yang bersangkutan. Verifikasi data DI akan dilakukan secara spasial menggunakan citra Google Earth.

c. Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

Aplikasi basis data Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) dievaluasi untuk menguji fungsi dari fitur-fitur yang ada. Evaluasi dilakukan oleh stakeholder dan operator/admin sistem. Bug dan saran-saran perbaikan sistem diidentifikasi untuk kemudian dilakukan penyempurnaan sistem.

d. Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan evaluasi JIAT dilakukan melalui analisis data sekunder, penerapan dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode sebagai berikut :

(17)

1. Data kondisi jaringan irigasi diperoleh dari pengumpulan data di Pusat Air Tanah, BBWS/BWS, dan pengamatan langsung di lapangan

2. Uji kinerja JIAT mengacu pada kriteria audit teknis JIAT dan pedoman eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

3. Perencanaan operasi irigasi berdasarkan dengan pedoman OP Irigasi Sprinkler dan irigasi tetes.

4. Monev operasi irigasi melalui peninjauan lapangan dan mengacu pada ISO 8026, Agricultural irrigation equipment – Sprayers – General requirements and test methods; ISO 8224-1, Traveller irrigation machines – Part 1 : Operational characteristics and laboratory and field test methods; ISO 9261, Agricultural irrigation equipment – Emitters and emitting pipe – Specification and test methods; ISO 11545, Agricultural irrigation equipment – centre-pivot and moving lateral irrigation machines with sprayer or sprinkler nozzle – determination of uniformity of water distribution.

5. Reaktifasi solar cell kegiatan JIAT di Ponorogo dengan melakukan analisa pada sistem JIAT eksisting.

2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan secara rinci berdasarkan tahapan Kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Bidang Sumber Daya Air Bidang Irigasi disajikan pada Lampiran 3 Kerangka dan Rencana Kerja Kegiatan. Berdasarkan tabel kerangka dan rencana kerja kegiatan disusun Kurva S rencana keuangan dan pelaksanaan fisik kegiatan yang disajikan pada Lampiran 4.

(18)

Tabel 2. 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Tahapan Kegiatan Tahun 2017, bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PERSIAPAN

1.1. Penyusunan tim kegiatan dan narasumber 1.2. Penyusunan RMP

2 PELAKSANAAN

2.1. Sub Kegiatan 1 - Pengumpulan data dan informasi hasil litbang - Pengumpulan data

- Finalisasi

2.2. Sub Kegiatan 2 - Validasi dan Verifikasi Data Irigasi - Pengumpulan data

- Finalisasi

2.3. Sub Kegiatan 3 - Pengembangan aplikasi basis data - Evaluasi SPDI

- Penyempurnaan SPDI

- Pengkajian integrasi pengambilan data lapangan dan sistem basis data 2.4 Sub Kegiatan 4 - Pengembangan Teknologi, Monitoring dan Evaluasi JIAT

2.4.1 Aktivasi solar panel untuk pompa JIAT - Survey awal di Ponorogo

(19)

No Tahapan Kegiatan Tahun 2017, bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

- Pengolahan data awal - Aktivasi solar panel - Uji kinerja

2.4.2 Kajian Operasi Irigasi Demplot - Survey awal di NTB

- Pengolahan data awal - Perencanaan Operasi Irigasi - Operasi Irigasi

- Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi

3 PELAPORAN

3.1. Penyusunan Laporan Awal 3.2 Penyusunan Laporan Interim 3.3 Penyusunan Konsep Laporan Akhir Konsep Output Kegiatan

3.4. Penyusunan Laporan Akhir dan Output Kegiatan

Output Kegiatan

Keterangan

: Rencana Pelaksanaan Tahapan : Realisasi Pelaksanaan Tahapan

(20)

BAB 3

CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Hasil Kegiatan

Pencapaian pelaksanaan kegiatan pengelolaan basis dan sistem informasi SDA bidang irigasi sampai dengan disusunnya Laporan Akhir ini, progres fisik yang telah dicapai sebesar 100% dan keuangan sebesar 94,6%. Hasil kegiatan yang telah didapatkan meliputi:

1) Tahap Persiapan

a. SK Kepala Satuan Kerja Balai Litbang Teknlogi Irigasi No.

02/KPTS/La.02/SATKER/2017 tanggal 3 Januari 2017 sebagai acuan adminstratif tim pelaksana kegiatan.

b. Dokumen RMP Kegiatan Pengelolaan Basis Data dan Sistem Informasi Bidang Sumber Daya Air Bidang Irigasi No. DSM/PUSAIR/RMP- 04/IRIGASI/08 diterbitkan tanggal 27 Januari 2017.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016 1) Pengumpulan data

Kegiatan litbang Balai Litbang Irigasi 2016 telah diinput ke dalam Katalog Litbang Irigasi yang dapat dilihat di gambar 3.1 Katalog Litbang Irigasi.

Informasi yang dapat dilihat di Katalog Litbang Irigasi antara lain abstrak, tim peneliti, kata kunci, executive summary, dokumentasi foto, dsb dapat dilihat di gambar 3.2 Informasi Kegiatan Litbang di Balai Litbang Irigasi 2016.

2) Finalisasi

a) Hasil kegiatan litbang Balai Litbang Irigasi 2016 telah diinput ke dalam Katalog Litbang Irigasi adalah kegiatan Pengembangan Teknologi Jaringan Air Tanah (JIAT), Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air dan Pengembangan Data spasial Zonasi Pengembangan Lahan Irigasi, yang dapat diakses di http://web.irigasi.net/litbang. Adapun secara detail

(21)

informasi yang telah diinput dalam web irigasi dapat disajikan dalam Gambar 3.1 sampai 3.3.

b) Katalog Litbang Irigasi berisikan informasi kegiatan Litbang di Balai Litbang Irigasi mulai tahun 2010-2016 yang dapat diakses di http://web.irigasi.net/litbang. Setiap informasi kegiatan Litbang di Balai Litbang Irigasi dapat diunduh.

c) Saat ini web irigasi ini merupakan web intern namun dapat diakses secara umum. Kedepannya diharapkan web irigasi ini memberikan informasi secara kompleks kepada pengguna melalui penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan irigasi agar semakin banyak diketahui oleh pihak luas.

Gambar 3.1 Katalog Litbang Irigasi

(22)

Gambar 3.2 Informasi Kegiatan JIAT di Balai Litbang Irigasi 2016

Gambar 3. 3. Informasi Kegiatan Zonasi di Balai Litbang Irigasi 2016

(23)

Gambar 3. 4. Informasi Kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air di Balai Litbang Irigasi 2016

b) Pengumpulan Data Sekunder Daerah Irigasi 1) Pengumpulan data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pihak Sub direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, Ditjen SDA melalui kajian secara spasial terhadap daerah irigasi kewenangan provinsi di Sumatera Utara serta Bangka Belitung guna mendukung kegiatan Verifikasi Peraturan Menteri PUPR 14/PRT/M/2015.

Data yang diperoleh merupakan data titik koordinat bendung (bangunan pengambilan), dengan harapan melalui titik bangunan pengambilan tersebut Balai Litbang Irigasi dapat memproses dengan cepat untuk selanjutnya dapat digunakan dalam verifikasi Peraturan Menteri PUPR 14/PRT/M/2015 yang wacananya akan selesai bulan September tahun 2017.

(24)

Terdapat 700 titik bangunan pengambilan yang diserahkan oleh Subdit OP, untuk dapat diproses secara cepat,disisi lain diharapkan melalui kegiatan ini, Balai Litbang Irigasi dapat menyusun buku panduan Validasi secara cepat untuk mendukung proses verifikasi Peraturan Menteri PUPR 14/PRT/M/2015. Beberapa titik tersebut diolah dalam software arcGIS, dengan data yang dapat dilihat dalam gambar 3.

Gambar 3. 5. Data titik bangunan pengambilan di Provinsi Sumatera Utara

b. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan data hasil kegiatan Indeks Kinerja Sistem Irigasi yang dilakukan oleh Direktorat Bina OP dan sub direktorat irigasi dan rawa, Ditjen SDA. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Data penilaian indeks kinerja Daerah irigasi di Provinsi Sulawesi utara, dengan hasil yang disajikan dalam tabel 3.1.

(25)

Tabel 3. 1. Rekapitulasi penilaian kinerja irigasi kewenangan pusat (provinsi Sulawesi Utara)

No Nama DI Luas Area

(Ha)

Indeks Kinerja

Kondisi

1 Toraut 7.800 86* Rusak Ringan

2 Kosinggolan 5.381 77* Rusak Sedang

3 Kotamobagu 3.820 67.5* Rusak sedang

2. Peta Situasi

Peta situasi DI merupakan data yang penting dalam sebuah pengelolaan DI, dimana peta situasi ini menggambarkan wilayah rencana pengelolaan jaringan irigasi, adapun peta situasi yang diperoleh dapat disajikan dalam gambar 3.3 dan secara lengkap disajikan dalam lampiran 8.

Gambar 3. 6. Peta situasi DI Sangkup.

(26)

3. Data skema jaringan.

Skema jaringan irigasi menggambarkan sistem pembagian dan pengelolaan air mulai dari hulu sampai ke hilir, Tujuan pembuatan skema jaringan irigasi adalah mengetahui jaringan irigasi, bangunan irigasi, serta daerah-daerah yang diairi meliputi luas, nama rua tersier yang dilayani dan debit yang diberikan. Adapun skema jaringan irigasi yang diperoleh dari pengumpulan data pada kegiatan ini dapat disajikan dalam gambar 3.6.

Gambar 3. 7. Skema Jaringan DI Sangkup

4. Data skema bangunan.

Tujuan pengumpulan skema jaringan irigasi ini salah satunya adalah untuk menginventarisir bangunan-bangunan yang merupakan aset dalam sistem daerah irigasi, sehingga dapat menunjang pemelihataan dan pengajuang anggaran dalam pemeliharaan jaringan. Aset irigasi ini akan menjadi sangat penting dan akan di input ke dalam software SPDI. Adapun data skema bangunan irigasi

(27)

yang diperoleh dalam pengumpulan data oleh tim, dapat disajikan dalam gambar 3.7, dan secara lengkap disajikan dalam lampiran 8.

Gambar 3. 8. Skema banguna DI Sangkup

2) Finalisasi

Verifikasi data titik bangunan pengambilan untuk daerah irigasi di provinsi Sumatera Utara telah dilakukan, pelaksanaan verifikasi tersebut dilakukan berdasarkan peta zonasi potensi pengembangan lahan irigasi produk litbang irigasi dengan peta lahan sawah produk dari Kementerian Pertanian untuk selanjutnya diproses secara spasial untuk menentukan prioritas verifikasi masing-masing lokasi DI.

Disisi lain, validasi data 29 Daerah Irigasi (DI) di Bangka Belitung telah dilakukan. Validasi tersebut perlu lebih didetailkan dengan menggunakan skema, peta situasi, atau data spasial jalur saluran. Beberapa lokasi DI tidak dapat dideliniasi karena keterbatasan citra dan tidak terdapat sawah di sekitar lokasi bangunan pengambilan. Adapun daftar valisadi DI yang telah diklakukan disajikan dalam Tabel 3.2.

(28)

Tabel 3. 2.Daftar DI yang telah di Validasi

Nama Daerah Irigasi (DI) Luasan (Ha)

Permen PUPR 14/PRT/M/2015 Usulan Validasi

Air Gendang 80 80 7,85

Kacang Botor 20 20 23,8

Membalong 330 330 207

Perpat 150 150 76

Air Baik 45 45 -

Cerucuk 20 20 22,6

Sungai Padang 26 26 16,9

Namang 180 204 43,2

Limbungan 20 20 19,7

Lintang - 48 87,9

Trans Lilangan - 40 31,7

Tanjung Batu Itam - 37 17

Simpang Pesak - 45 18,8

Bikang 100 345 227

Tanjung Labu 50 50 161

Bencah 100 225 117

Pongok 25 25 30

Sidoardjo 100 375 357

Sebagin 385 500 -

Sukajaya 125 125 125

Kepoh 300 423 277

Bedengung - 300 19

Gudang - 160 100

Pangkal Buluh - 57 -

Ranggung - 131 -

Irat - 41 27

Gadung - 274 350

Renggiang 15 20 28

Simpang Tiga 18 25 -

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI) 1) Evaluasi SPDI

Evaluasi dilakukan oleh stakeholder yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten dan operator/admin sistem. Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan adalah belum adanya fasilitas tambahan untuk mengintegrasikan data tabular dengan data spasial. Serta masih ditemukannya bug pada sistem.

(29)

2) Penyempurnaan SPDI

Beberapa permasalahan yang masih terdapat dalam SPDI yang memerlukan penyempurnaan antara lain sebagai berikut:

a. Perlu penyesuaian Kode DI dalam SPDI

Kodefikasi yang dimaksuda adalah kode DI sesuai dengan Permen terbaru (Permen PUPR No. 14 tahun 2015 tentang kriteria penetapan status daerah irigasi. Penetapan kode DI yang sebelumnya dalam SPDI masih mengacu kepada Kepmen PU No. 390/KPTS/M/2007, dimana belum adanya pemisahan kode bagi DI lintas, baik lintas kabupaten maupun lintas DI, sehingga berakibat pada duplikasi data. Hal ini akan diperbaiki dengan cara melakukan pengkodean baru ubtuk DI lintas.

a) Kodefikasi ini akan sangat berpengaruh terhadap penginputan data dalam SMOI dan SMPI terutama untuk daerah irigasi lintas kabupaten maupun provinsi, sehingga harus segera dilakukan penyesuaian kodefikasi DI dalam SPDI mengingat akan berpengaruh terhadap SMOI dan SMPI.

b) Kodefikasi akan dilakukan oleh tim balai irigasi untuk pengisian tabel- tabel kodefikasinya.

c) Kodefikasi mengikuti pedoman kodefikasi yang telah diterbitkan oleh Pusdatin dan Bina OP SDA, adapun standariasasi kode DI disajikan terlampir dalam lampiran 5.

d) Proses perubahan kode Daerah irigasi saat ini telah dilaksanakan, mencakup daerah irigasi di Papua, Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, Sumatera dan Kalimantan, artinya proses perubahan kode ini telah selesai dilakukan untuk seluruh DI di Indonesia.

b. Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI) masih perlu dilakukan penyempurnaan, antara lain belum adanya fasilitas fitur upload dan download skema jaringan irigasi. Fitur upload digunakan admin untuk menambahkan data JPEG, sedangkan download digunakan oleh stakeholder atau masyarakat umum untuk mencari informasi terkait dengan Data Irigasi. Tampilan SPDI disajikan dalam Gambar 3.9.

(30)

Gambar 3.9 Tampilan Sistem Pengelolaan Data Irigasi (SPDI)

c. Pengkajian integrasi pengambilan data lapangan dan sistem basis data Pengkajian ini dilakukan guna mencantumkan data dari sofware SMOI dan SPDI yang telah diinput oleh mantri dalam form OP di lapangan, sehingga secara otomatis akan masuk dalam SPDI, dan nantinya dapat dikembangkan menjadi data aset irigasi.

d) Model Sistem monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1) re-aktivasi solar cell irigasi di Ponorogo

a. Survey awal dan pengumpulan data di lapangan

Survey awal dilakukan untuk melihat kondisi terkini sistem JIAT berbasis Panel Surya di Ponorogo, dimana sampai dengan saat ini sistem ini masih belum dapat difungsikan kembali akibat adanya kerusakan pada pompa submersible yang ada. Proses penggantian pompa telah dilakukan, namun untuk mengembalikan fungsi sistem tersebut diperlukan analisa ulang terhadap sistem yang ada agar dapat dilihat secara jelas berada dimana kerusakan sistem yang ada. Hasil survey tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Saat survey kondisi power dari PLTS sudah tidak difungsikan sehingga untuk power motor di supply dari Genset 20Kva 3 Phase.

(31)

b. Jumlah modul yang terpasang dilapangan sebanyak 51 pcs dengan konfigurasi 17 dirangkai seri lalu diparelel 3, yang disajikan dalam Gambar 3.10.

Gambar 3. 10. Solar Panel yang Terpasang di Lapangan

c.

Pada saat survey dilakukan pengukuran tegangan PLTS pada jalur kabel melintang dijalur antara PLTS dan power house yang masih terhubung. Besar Tegangannya adalah V = 653 VDC, seperti yang disajikan dalam gambar 3.11.

Gambar 3. 11. Pengukuran Tegangan pada Solar Modul

(32)

Hasil survey dilapangan diperoleh gambaran sistem pompa JIAT berbasis tenaga surya yang secara detail disajikan dalam Gambar 3.12.

Gambar 3. 12. Rangakaian Sistem JIAT berbasis Solar Panel b. Identifikasi permasalahan sistem JIAT berbasis tenaga Surya.

Permasalah sistem JIAT diidentifikasi berdasarkan hasil survey lapangan, pelaksanaan survey dilakukan oleh tim Balai Irigasi bersama PT.LEN Bandung. Adapun permasalahan yang berhasil diidentifikasi berdasarkan hasil survey lapangan adalah sebagai berikut:

a) Modul Surya (solar panel)

Kapasitas daya solar modul perlu ditambah, dari 15 kw menjadi 20 kw dikarenakan untuk menunjang daya yang dibutuhkan pompa.

Pada sitem motor pompa terdapat starting current dimana arus saat awal pompa menyala bisa naik hingga 3 sampai 5 kali lipat dalam waktu 1 detik.

(33)

b) Inverter

(a) Inverter yang terpasang dilapangan adalah inverter 15 Kw merk setec power buatan china, disajikan dalam gambar 3.13. Pada saat survey inverter ini tidak dapat dilakukan pengecekan karena interkoneksinya diputus sehingga tidak ada tegangan yang masuk ke inverter. Secara fisik seperti digambar inverter ini masih terlihat dalam keadaan baik. Inverter 15kw setec power ini merupakan inverter yang dikhususkan untuk motor pompa.

Gambar 3. 13. Inverter SETEC Power

b. Inverter ini compatible untuk menggerakkan pompa dengan related power 11 kw, sedangkan saat ini pompa yang digunakan adalah pompa dengan related power 13 kw.

Sehingga solusi terhadap permasalahan tersebut adalah:

a. Perlu dilakukan penyesuaian inverter yang compatible dengan pompa eksisting yang terpasang.

b. Mencari alternatif inverter yang sesuai denga tenaga pompa yang terpasang.

c. Kemungkinan harus memasang inverter dengan related power 18 kw

(34)

c) Indikasi kebakaran pada pompa

Pompa submersible yang sebelumnya pernah terbakar adalah pompa submersible grundfos MS6 T60 13kw 3 phase. Indikasi kerusakan pompa terjadi karena belum terpasangnya sensor suhu dan level (terjadi ketidakseimbangan daya dan arus pada output inverter dengan daya input pada pompa), dengan demikian perlu mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

a. Perlu dipasang sensor suhu dan level pada pompa submesible terpasang untuk mencegah adanya kebakaran pada pompa

b. Perlu adanya pemasangan dan penggantian soft starter, inverter dan kabel.

c. Merapihkan jaringan kabel pada box kontrol.

d) Pengkabelan

Pada saat survey kondisi pengkabelan tidak tertata dengan baik dan akan mempersulit proses pemeliharaan, ditemukan juga ada beberapa ukuran kabel yang tidak standar, untuk itu perlu dilakukan penyesuaian jenis kabel serta penambahan alat pendukung (accessoris) dan klem.

c. Pengolahan Data Awal

Identifikasi permasalahan yang terjadi pada Sistem JIAT berbasis tenaga Surya tersebut menentukan perencanaan awal reaktifasi.

Beberapa permasalahan yang terjadi seperti inverter, pengkabelan serta rangkaian panel surya tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penentuan jumlah solar panel yang perlu ditambahkan, jenis inverter yang akan dipakai, maupun alat lain yang dapat menunjang sistem ini.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka pengolahan terhadap data awal tersebut memperoleh hasil perencanaan yang dapat disajikan dalam Gambar 3.14.

(35)

Gambar 3. 14. Desain Sistem JIAT berbasis Tenaga Surya di Ponorogo Berdasarkan hasil perencanaan tersebut, maka dapat rencana penggantian beberapa alat akan dilakukan, dengan rincian sebagai yang disajikan dalam tabel 3.3 dan spesifikasi teknis secara rinci pada tabel 3.4

Tabel 3. 3. Desain reaktifasi Panel Surya di Ponorogo

No Jenis Eksisting Rencana

Penambahan/Penggantian 1. Solar Panel 51 panel Surya, Paralel 3

seri 17.

13 Panel Surya (Panel Photovaltaic 300 WP), sehingga rangkaian menjadi 16 Seri, paralel 4 (64 panel surya),

2. Inverter inverter 15 Kw setec power, untuk pompa dengan kapasitas 11 kW,

Renewable Solar Inverter Grundfos 18,5 kW.

(36)

sedangkan pompa yang digunakan adalah 13 kW, sehingga memerlukan penyesuaian inverter yang baru.

3. Panel Control - Panel Kontrol MP204

15kw/3x380Volt/Direct On Line 4 Kabel, Klem,

Asesoris

Kabel belum tertata rapi, dan masih ada kabel yang tidak standar

Penambahan kabel, klem dan asesoris (combiner box)

Tabel 3. 4. Spesifikasi barang penunjang rektivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar panel)

No NAMA BARANG SPESIFIKASI

1. Panel Photovaltic 300WP (Modul Surya)

− Electrical parameters at (1000w/m2), 250 C, AM 1,5 according to EN 60904-3

− Modul Type M GH300M7 2

− Power Output W 300

− Power Output

tolerances % ±3

− Module efficiency % 15.5

− Voltage at Pmax,

Vmpp V 37.4

− Current at Pmax,

Vmpp A 8.01

− Open circuit voltage

Voc V 44.81

− Short circuit Isc A 8.86

2 Renewable Solar Inverter (18,5 kw)

▪ Product No. : 99044365

▪ Renewable Solar Inverter RSI is a sourced off-grid solat inverter to enable us to expand the family of solar

submersible Pumping systems. RSI is configures specifically to be compatible with 3 phase 400V SP submersible pumps. With the built-in MPPT and various protection software, it delivers an efficient and reliable renewable system solution.

▪ Range of ambient temperature: -10 ..

60° C

(37)

No NAMA BARANG SPESIFIKASI

▪ Relative humidity: 100%

▪ Rated power –P2: 18.5 kW

▪ Phase: 3

▪ Enclosure class (IEC 34-5): IP66

▪ Vol. output C: 380 V

▪ Vol. Input DC: 800 V

▪ Curr. Output AC: 38 A

▪ Udc: 400 V

▪ Net weight: 31.5 kg

▪ Gross weight: 33.6 kg 3 Panel Kontrol yang terdiri dari:

- Panel Array/Panel Combiner - Panel ACPDB

4 Array Mounting Support

Penyangga modul terbuat dari metal yang digalvanize dengan metoda hotdip

galvanize

- Kanal “C”

Penyangga modul harus memiliki sudut kemiringan antara 10-15 derajat agar memperoleh energi penyinaran yang maksimum.

- Siku 5 Ketinggian array modul tidak kurang dari 100 cm di atas tanah

- Klem “U’ Ditanam dengan fondasi yang kuat dari semen

- Klem “Z”

- Mur Baut

- Painting/galvanize 5 Kabel dan asesoris

- Kabel PV, Leoni 4-6 mm, 1000 Vdc

- Konektor MC4

- Kabel Grounding 1x6mm - Kabel Power AC, NYY 4x6 mm - Kabel BC-25 mm, grounding - Rod Grounding, Accesories - Penangkal Petir 5/8

- Kabel Rigid ½”

- Kabel Rigid 1”

- Glan Kabel rigid 1”, ½”

- Klem bc

(38)

2) monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

a. Survey awal di NTB

Survei awal dilakukan untuk meninjau pelaksanaan pumping test, uji pompa dilakukan selama 72,5 jam di sumur pompa. Hasil pemantauan muka air tanah menujukkan bahwa muka air tanah relatif stabil atau tidak mengalai penurunan level yang berarti.

Persiapan pekerjaan pemasangan jaringan irigasi tetes yang dilakukan oleh tim lokal pengelola operasi irigasi yaitu pemasangan drip irrigation dan irigasi tetes submersible, yang dapat ditunjukkan dalam gambar 3.15.

(a) (b)

(c)

Gambar 3. 15. Persiapan Pekerjaan Pemasangan Jaringan Irigasi Tetes (a) Bersama Tim Operasi Irigasi (b) Irigasi Tetes Drip (c) Irigasi Tetes Submersible

b. Pengolahan data awal

Pelaksanaan uji tes keseragaman aliran dilakukan masing-masing pada JIAT dengan sistem irigasi sprinkler, sprinkler portable, irigasi tetes atas

(39)

permukaan (drip irrigation) dan irigasi tetes bawah permukaan (submersible). Pengujian dilakukan dengan melakukan simulasi irigasi selama 30 menit untuk masing-masing tipe irigasi kemudian diukur menggunakan gelas ukur pada masing-masing gelas yang telah terpasang. Adapun proses pelaksanaan uji keseragaman ditunjukkan dalam Gambar 3.16 dan 3.17.

Gambar 3. 16. Uji Keseragaman pada Sprinkler

Gambar 3. 17. Uji Keseragaman pada Irigasi Tetes

c. Perencanaan Operasi Irigasi

Perencanaan operasi irigasi meliputi penentuan pola operasi pada masing-masing sistem irigasi, baik irigasi sprinkler, sprinkler portable, irigasi tetes atas permukaan (drip irrigation) dan irigasi tetes bawah permukaan (submersible). Denah pengaturan masing-masing teknologi irigasi air tanah tersebut disajikan dalam gambar 3.18, sedangkan layout jaringannya disajikan dalam gambar 3.19.

(40)

(a) (b)

Gambar 3. 18 Denah sistem irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu (a) Denah penempatan masing-masing sistem irigasi (b) penempatan riser untuk

sistem irigasi sprinkler.

(41)

Gambar 3. 19. Layout jaringan irigasi air tanah di Dompu

Rencana operasi irigasi di Dompu tersebut telah disusun berdasarkan masing- masing kriteria irigasi serta berdasarkan pertumbuhan tanaman tebu. Adapun rencana dan pola operasi JIAT di Kabupaten Dompu untuk tanaman tebu disajikan dalam tabel 3.20.

(42)

Gambar 3. 20. Pola Operasi JIAT pada tanaman tebu di Dompu

d. Monitoring dan Evaluasi Operasi Irigasi

Monitoring dan evaluasi pada kegiatan JIAT ini dilakukan secara rutin setiap minimal 2 bulan sekali untuk memonitor pelaksanaan operasi irigasi di lapangan, form pelaksanaan operasi irigasi yang telah di input oleh petugas akan dilampirkan dalam lampiran 9.

3.2. Pembahasan

Kegiatan pengelolaan basis data dan sistem informasi SDA bidang irigasi ini memiliki 4 lingkup, yaitu:

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016 b) Pengumpulan data Sekunder Daerah Irigasi

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

d) Monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1. re-aktivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar cell)di Ponorogo

2. monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

Pelaksanaan kegiatan sampai dengan tersusunnya laporan akhir ini terdapat beberapa kendala, terutama untuk kegiatan pengembangan

(43)

aplikasi SPDI dan monitoring dan evaluasi JIAT pada 2 lokasi di Ponorogo dan Dompu. Lingkup kegiatan pengumpulan data dan informasi kegiatan litbang tahun 2016 dan pengumpulan data sekunder DI dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ada.

a) Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016.

Pencapaian lingkup kegiatan pengumpulan data dan informasi litbang sampai dengan disusunnya laporan akhir ini adalah terinputnya informasi litbang tahun 2016 pada website irigasi.net yang telah terinput 100% dan katalog kegiatan tersebut dapat diakses melalui alamat http://web.irigasi.net/litbang. Informasi yang dapat dilihat di Katalog Litbang Irigasi antara lain abstrak, tim peneliti, kata kunci, executive summary dan dokumentasi foto, executive summary dapat di download dan tersedia dalam file PDF.

Saat ini web irigasi ini merupakan web intern namun dapat diakses secara umum. Kedepannya diharapkan web irigasi ini memberikan informasi secara kompleks kepada pengguna melalui penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan irigasi agar semakin banyak diketahui oleh pihak luas

b) Pengumpulan data Sekunder Daerah Irigasi.

Pengumpulan data sekunder daerah irigasi ini dilakukan di Sub direktorat Bina OP dan Direktorat Irigasi dan Rawa, Pusdata Kementerian PU dan Perumahan rakyat serta direktorat irigasi dan rawa. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan terkait pelaksanaan kegiatan ini, antara lain:

1. Kerjasama dalam verifikasi data irigasi kewenangan pusat, yang di koordinatori oleh kementerian perekonomian, dimana dalam hal ini balai irigasi memberikan data berupa data luasan daerah irigasi (51 DI) hasil verifikasi luasan DI yang telah dilakukan oleh balai irigasi, data tersebut berupa data spasial luasan irigasi di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

2. Kerjasama lainnya adalah dengan penyusunan peta jaringan irigasi oleh Subdit Bina OP dimana balai irigasi masuk menjadi tim teknis pelaksanaan pekerjaan Indeks Kinerja Sistem Irigasi Kewenangan

(44)

Pusat secara utuh (Jaringan utama sampai tersier), output dari kegiatan ini adalah berupa peta jaringan irigasi sampai dengan petak tersier, serta menilai kinerja irigasinya. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu dapat membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan sistem irigasi.

3. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan data hasil kegiatan Indeks Kinerja Sistem Irigasi yang dilakukan oleh Direktorat Bina OP dan sub direktorat irigasi dan rawa, Ditjen SDA. Selain data tersebut juga melakukan pengumpulan data berupa peta situasi, peta daerah irigasi (luas irigasi baku, potensial dan fungsional), skema jaringan dan skema bangunan. Data tersebut selanjutnya akan diinput di SPDi setelah dilakukan updating kode DI di software SPDI.

c) Pengembangan aplikasi basis data (SPDI)

Beberapa permasalahan yang sebelumnya telah diinventarisir akan dilakukan penyempurnaan pada tahun 2017 ini, diantara permasalahan yang akan diselesaikan pada tahun anggaran 2017 ini adalah:

1. Penyesuaian kode DI dalam SPDI

Perubahan kode DI telah dilakukan mencakup seluruh DI sesuai dengan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017 untuk irigasi permukaan baik kewenangan Pusat, Provinsi maupun kabupaten.

Proses penggantian kode DI dalam software SPDI akan dilakukan pada bulan November ini, karena proses penggantian kode DI dilakukan dulu melalui excel dan akan di upload dari software SPDI oleh programmer. Target penyelesaian pekerjaan ini adalah bulan November 2017.

2. Penyempurnaan fasilitas fitur upload dan download skema jaringan irigasi.

Fasilitas upload terletak pada menu daerah irigasi, sedangkan fasilitas download terdapat pada menu data rekap. Saat ini penyempurnaan ini masih dalam proses, target penyelesaian pekerjaan ini adalah Desember 2017 sampai dengan ujicoba upload dan download.

(45)

d) Monitoring dan evaluasi JIAT pada dua lokasi demplot yaitu:

1. re-aktivasi JIAT berbasis tenaga surya (solar cell)di Ponorogo

Pelaksanaan rekatifasi JIAT berbasis tenaga surya ini saat ini sedang dalam proses pengadaan barang, pengadaan barang terkendala proses revisi anggaran yang baru selesai bulan September 2017, karena setelah melakukan peninjauan ulang pada bulan februari, perlu perbaikan dan penambahan komponen panel surya.

Penyelesaian pekerjaan ditargetkan selesai pada tanggal 21 Desember 2017, mulai dari pemasangan panel surya maupun perbaikan rangkaian kabel serta penggantian komponen inverter yang sesuai dengan pompa eksisting di lapangan.

Uji coba pengaktifan sistem JIAT berbasis tenaga surya akan dilakukan pada akhir Desember bekerjasama dengan PT. Len Energi Bandung.

2. monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

Operasi JIAt menggunakan sprinkler, portable sprinkler, irigasi tetes dan irigasi tetes bawah permukan telah dilakukan sejak penanaman tanaman tebu yang dilakukan pad tanggal 15 Juli 2017. Penyusunan pola operasi telah dilakukan dan proses operasi dilakukan oleh petugas di demplot.

permasalahan terkait operasi irigasi di demplot irigasi air tanah di dompu adalah: kemampuan SDM di lapangan untuk melakukan operasi irigasi, terkadang petugas lupa melakukan pencatatan jam dan water meter di masing-masing pipa lateral, sejauh ini antisipasi yang dilakukan adalah dengan melakukanpertemuan di lapangan terkait pola operasi ini. Faktor komunikasi juga menjadi salah satu faktor penghambat.

(46)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dan informasi hasil litbang 2016

Telah dilakukan pengumpulan dan input data dan informasi 3 kegiatan penelitian tahun anggaran 2016 dalam web irigasi (http://web.irigasi.net/litbang) yaitu kegiatan pengembangan jaringan irigasi air tanah, pengembangan teknologi irigasi hemat air dan pengembangan data spasial zonasi pengembangan lahan irigasi dan .

b. Pengumpulan data sekunder daerah Irigasi, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:

1. Peta spasial daerah irigasi, dengan luas baku, potensial dan fungsional 2. Data penilaian indeks kinerja Daerah irigasi di Provinsi Sulawesi utara 3. Data skema jaringan

4. Data skema bangunan irigasi

c. Pengembangan aplikasi basis data/SPDI

Telah dilakukan penyelesaian penggantian dan penyempurnaan kodefikasi DI berdasarkan Permen PUPR No 14/PRT/M/2017 untuk daerah irigasi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia, saat ini untuk updating kode dalam Software SPDI sedang dalam tahap pengerjaan dan direncanakan selesai bukan November 2017.

d. Monitoring dan evaluasi Operasi Jariangan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Dompu dan re-aktivasi solar cell pada JIAT di Ponorogo

1) monev operasi irigasi air tanah dengan Sprinkler dan tetes di Dompu.

Uji keseragaman aliran untuk irigasi sprinkler, portable sprinkler serta irigasi tetes (atas permukaan dan bawah permukaan) telah dilakukan, perhitungan hasil dilakukan guna menyusun perencanaan operasi JIAT di Dompu.

(47)

2) re-aktivasi solar cell irigasi di Ponorogo

berdasarkan survey yang telah dilaksanakan, untuk reaktifasi solar panel memerlukan penambahan 13 panel surya untuk menambah daya dari 15 kw menjadi 20 kw, penggantian untuk inverter dari 15 kW menjadi 18,5 kw, penambahan panel kontrol MP204.

1.2. Saran

Perlu dilakukan koordinasi yang intensif dengan Direktorat Bina OP, Direktorat Irigasi Rawa, SNVT PAT Madiun serta tim operasi irigasi JIAT di Dompu guna terselesaikannya pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

(48)

Pusat Litbang Sumber Daya Air x

DAFTAR PUSTAKA

Balai Irigasi. 2009. Laporan Akhir Kegiatan Pengembangan dan Pembaharuan Basis Data dan Sistem Informasi SDA Bidang Irigasi. Balai Irigasi, Pusat Litbang SDA Badan Litbang PU. Tahun Anggaran 2009. Bekasi.

Direktorat Irigasi. 2010. Buku Pintar Irigasi. Direktorat Irigasi dan Rawa. Jakarta;

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Kementerian Pekerjaan Umum.

Jakarta.

Kadir, Abdul. 1999. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum. No. 293/KPTS/M/2014. Tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya menjadi Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. No.

34/KPTS/M/2015. Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Departemen Pekerjaan Umum.

Jakarta.

Supadi. 2009. Model Pengelolaan Irigasi Memperhatikan Kearifan Lokal. Disertasi Doktor Teknik Sipil. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Semarang

Gambar

Tabel 2. 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Gambar 3.1 Katalog Litbang Irigasi
Gambar 3.2 Informasi Kegiatan JIAT di Balai Litbang Irigasi  2016
Gambar 3. 4. Informasi Kegiatan Pengembangan Teknologi Irigasi Hemat Air di  Balai Litbang Irigasi  2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemaksaan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangga dengan orang lain dan/atau tujuan tertentu, yang mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak

Rincian perlakuan ...7 Tabel 4.1.Hasil analisis perhitungan laju penurunan rata-rata kehilangan. berat materi organik ...17 Tabel 4.2.Hasil analisis Hasil analisis CCA antara

Kedudukan hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional melalui perjuangan yang cukup panjang dan baru mendapat titik terang setelah Pidato Menteri Kehakiman RI,

PT SARINAH (PERSERO) AND SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Stated in

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP IV TAHUN 2015 LPTK 206 UIN WALISONGO SEMARANG. No NO PESERTA NUPTK

Teks berita yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ….D. Jumat, 31 Agustus 2012 , musibah kebakaran

S2 Linkage program adalah diklat gelar yang dilaksanakan oleh 2 (dua) lembaga perguruan tinggi dan atau lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri sesuai dengan kesepakatan

Dominannya, secara mutlak, guru PNS yang diperbantukan, menyebabkan GMIT – melalui Yupenkris cabang Rote Ndao- kehilangan grip terhadap SD GMIT yang dimilikinya sedangkan