• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring TV dan Radio Siaran di Sumatera Selatan

Dalam dokumen 20160111061923 Buletin SDPPI Postel Edisi 9 (Halaman 56-60)

Perangkat yang digunakan dalam monitoring terdiri dari teknologi dasar, teknologi berkembang dan teknologi maju.Saat ini sistem monitoring telah dilengkapi dengan sistem penyimpanan data, mulai dari ˊ oppy disk, ˊ ash disk dan sistem penyimpanan kapasitas yang lebih besar lagi.

Salah satu tugas dan fungsi UPT Ditjen SDPPI khususnya Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Palembang adalah melaksanakan pengamatan, deteksi lokasi sumber pancaran, pemantauan/monitor

spektrum frekuensi radio. Kegiatan ini dapat dilakukan distasiun monitoring tetap maupun bergerak.

Monitoring TV dan Radio Siaran

Kegiatan monitoring TV dan Radio siaran merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio atau UPT Ditjen SDPPI di seluruh wilayah Indonesia. Tidak terkecuali di Sumatera Selatan dilakukan sesuai dengan program kegiatan tahunan dan dikunjungi ke daerah masing-masing

secara terprogram satu kali dalam satu tahun. Monitoring ini dilakukan di 13 Wilayah Kabupaten dan 4 Kota yang ada di Sumatera Selatan. Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Palembang belum memiliki stasiun tetap sehingga monitoring dilakukan bergerak. Seluruh kegiatan ini harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Wilayah Sumatera Selatan merupakan daerah dataran tinggi serta infrastruktur khususnya jalan akses ke daerah kecamatan belum begitu baik, masih

INFO UPT

menggunakan jalan tanah sehingga pada waktu musim hujan harus ekstra hati-hati. Alat yang digunakan pada saat monitoring antara lain Spektrum Analizer dan GPS dengan alat ini dapat dilakukan analisa terhadap hasil monitoring. Analisa yang dapat dilakukan adalah :

1. Kesesuaian frekuensi yang digunakan dengan izin yang diberikan.

Kabupaten atau kota yang dikunjungi dalam melakukan program kerja Balmon Kelas II Palembang, tim di lapangan akan melakukan pengukuran frekuensi, lebar band, power dan harmonisa serta melihat secara langsung izin yang dimiliki oleh penyelenggara, dengan demikian terlihat jelas antara frekuensi yang terukur dengan izin yang dimiliki. 2. Kesesuaian area cakupan baik service

area ataupun coverage area dengan izin yang diberikan

Untuk melakukan pengecekan terhadap cakupan area baik service area maupun coverage area, tim akan melakukan pengukuran empat penjuru mata

angin, sesuai dengan maksimal yang diizinkan. Dalam hal pengukuran ini sering terkendala dengan akses untuk melakukan pengukuran, seperti adanya sungai, danau dan gunung.

3. Kesesuaian power atau daya pancar yang digunakan dengan izin yang diberikan. Sebelum dilakukan kordinasi terhadap

penyelenggara, tim secara diam-diam melakukan pengukuran besaran power yang dimiliki oleh pemancar baik TV maupun radio siaran, hal ini dilakukan untuk menghindari penyelenggara yang “nakal”, sering ditemukan di lapangan pada saat diukur secara diam- diam power terlihat jelas melebihi yang diizinkan. Apabila hal ini ditemukenali di lapangan maka tim akan menegur serta membuat berita acara serta surat peringatan.

4. Kesesuaian kordinat atau alamat yang digunakan dengan izin yang diberikan. Kasus ketidaksesuaian antara koordinat yang tertera di izin dengan koordinat

di lapangan sering dijumpai. Hal ini banyak terjadi disebabkan pindah alamat yang tidak dilaporkan kepada Ditjen SDPPI, sehingga perpanjangan izin tidak sesuai dengan data di lapangan.

Dari hasil monitoring biasanya dilakukan kajian terhadap kesesuaian diatas, baik hasil ukur power, service area, coverage area dan kordinat terhadap stasiun radio siaran dan TV siaran.

Untuk wilayah Sumatera Selatan sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 31 Tahun 2014 tentang Rencana Induk (Masterplan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Televisi Siaran Analog pada Pita Ultra High Frequency adalah seperti terlihat pada tabel di samping atas.

Kanal TV di Sumatera Selatan

No. Nama Kota/Kabupaten Jumlah Kanal Existing

1 Palembang 19 13

2 Prabumulih 4

3 Lubuk Linggau 6 1

4 Kab. Ogan Komering Ilir 4 2 5 Kab. Ogan Komering Ulu 6

6 Kab. Musi Banyuasin 4 1

7 Kab. Muara Enim 6

8 Kab. Lahat 6

No. Nama Kota/Kabupaten Jumlah Kanal Existing

1 Palembang 21 20

2 Prabumulih 9 5

3 Lubuk Linggau 12 4

4 Pagar Alam 6 3

5 Kab. Ogan Komering Ilir 39 2

6 Kab. Ogan Komering Ulu 17 3

7 Kab. OKU Selatan 22 2

8 Kab. OKU Timur 19 4

9 Kab. Muara Enim 31 2

10 Kab. Lahat 24 3

11 Kab. Empat Lawang 13 0

12 Kab. Musi Rawas 34 0

13 Kab. Musi Banyuasin 35 3

14 Kab. Banyuasin 20 3

Master plan radio siaran yang tersedia sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 13/ PER/M.KOMINFO/08/2010 adalah seperti dijabarkan pada tabel di samping berikut.

Kajian Terhadap Hasil Monitoring

Dari hasil monitoring yang dilakukan banyak permasalahan yang dihadapi selama dilapangan, permasalahan- permasalahan tersebut antara lain : 1. Penentuan titik nol untuk pengukuran

parameter teknis khusus TV siaran dalam Peraturan Menteri telah ditentukan titik koordinat dan nama daerah, namun dilapangan sering terjadi perbedaan karena titik nol biasanya diasumsikan pada titik dimana pemancar TV berada dan bukan titik nol kota tersebut.

2. Alamat dan koordinat yang tertera diizin tidak sesuai dengan apa yang

ada dilapangan sehingga terjadi pergeseran service area, sehingga dapat menyebabkan interferensi terhadap pengguna lain.

3. Melakukan pengukuran delapan titik sering terkendala akses jalan, gunung, sungai, lembah dan kadang-kadang terkendala daerah tidak aman (rawan perampokan) sehingga tidak dapat dilakukan secara optimal, sehingga yang seharusnya delapan titik hanya bisa diukur enam titik.

Penulis adalah Fungsional Pengendali SFR Balmon Spektrum Frekuensi Radio Palembang

Penulis: dr. Sri Sustiyati

R

ematik atau penyakit radang sendi bukanlah penyakit baru. Namun masih banyak juga orang yang belum memahami dengan benar, sehingga tak jarang mereka menjadi bingung ketika rematik datang menyerang. Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Rematik merupakan penyakit degeneratif yang sifatnya menahun dan menghambat aktivitas penderitanya walaupun rematik bukan penyakit mematikan, penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan, ketidakmampuan, penurunan kualitas hidup, serta meningkatkan beban ekonomi penderita maupun keluarganya.

Banyak jenis penyakit rematik. Jumlahnya mencapai 200 macam. Namun, dari jumlah itu ada empat (4) jenis yang sangat populer alias yang mudah ditemui

Gangguan

Dalam dokumen 20160111061923 Buletin SDPPI Postel Edisi 9 (Halaman 56-60)