• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi arah air

Dalam dokumen Morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan (Halaman 49-58)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Morfologi Perkampungan Kawasan Pesisir

2.5.2 Morfologi arah air

Morfologi ini terjadi apabila desakan untuk menampung kepadatan unit rumah menjadi semakin tinggi disebabkan bertambahnya jumlah penduduk kampung. Sehingga para penduduk mulai membangun dermaga yang lebih panjang ke arah sungai, ke arah lokasi yang lebih dalam, dan penempatan rumah-rumah kemudian berada di sepanjang dermaga tersebut seperti terlihat pada Gambar 2.2. Topografi juga merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi terbentuknya morfologi ini. Gradien sungai tidak terlalu besar dari tepian sungai sampai ke ujung dermaga yang dibangun tersebut. Rumah-rumah nelayan yang didirikan di atas air dan ke arah sungai seperti ini biasanya terdapat di kawasan sungai berukuran kecil. Oleh sebab itu gradien dasar sungainya sangat kecil dan cukup dalam sehingga sangat sesuai digunakan sebagai tempat pendaratan perahu-perahu nelayan. Kelandaiannya memungkinkan pembangunan tiang-tiang di dasar sungai dan tiang-tiang ini cukup kuat untuk menyokong beban pelataran yang dibangun. Pelataran ini biasanya memiliki ketinggian 2.5 hingga 5 meter dari dasar sungai. Pelataran yang dibangun ini merupakan sumber utama pembentukan rumah-rumah yang berikutnya dibangun di sepanjang pelataran tersebut. Dermaga yang dibangun ini menjadi tolak ukur bagi penduduk dalam mendirikan rumahnya. Jika dermaga tersebut tidak roboh, berarti itu menunjukkan rumah-rumah juga dapat dibangun sampai jarak tersebut. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan sebagai tiang adalah kayu, yang berasal dari hutan bakau yang berdekatan.

Walau bagaimanapun, bahan bangunan tersebut mempunyai batasan, dimana bahan tersebut tidak dapat digunakan sebagai tiang rumah dan dermaga apabila dasar sungainya sangat dalam. Hal ini karena pohon bakau yang digunakan sebagai bahan bangunan berukuran kecil, berbeda dengan pepohonan hutan tropis. Pohon-pohon ini rata-rata hanya memiliki panjang 12 meter, dengan diameter 0.25 sampai 1 meter, sehingga panjang dan tebal kayu yang dihasilkan juga terbatas. Sehingga kekuatan untuk menopang konstruksi bangunan maupun dermaga relatif kecil.

Seperti perkampungan nelayan lain, faktor topografi juga sangat mempengaruhi morfologi pembentukan jenis kampung nelayan ini. Kampung ini biasanya dikelilingi oleh hutan bakau yang tanahnya berawa, sehingga kurang sesuai untuk penempatan perkampungan nelayan dan pendaratan perahu-perahu nelayan. Hal ini dikarenakan struktur konstruksi pada tanah berawa membutuhkan teknik pertukangan yang cukup sulit. Pendaratan perahu-perahu nelayan pada daerah berawa ini juga akan sangat mengalami kesulitan.

Pembangunan yang pesat dan perkembangan kawasan bandar juga merupakan faktor penting mengapa kampung bercorak seperti ini terbentuk. Sebagian besar bandar terletak di muara-muara sungai karena kawasan tersebut sesuai untuk ditempatkan sebagai pelabuhan. Di samping itu, bentuk asal topografi di muara sungai itu juga sangat sesuai untuk digunakan sebagai tempat pendaratan perahu- perahu nelayan. Untuk itulah kampung-kampung nelayan berdiri di lokasi tersebut.

Gambar 2.2 Morfologi Arah Air Sumber :Hassan, 2001

2.5.3 Morfologi Selari (Sejajar dengan garis pantai)

Yang dimaksud dengan morfologi selari yaitu perkembangan permukiman yang sejajar dengan topografi tebing sungai. Para nelayan tidak membangun rumah mereka ke arah daratan karena topografi kawasan tersebut tidak memungkinkan pembangunan perumahan dengan cara sederhana. Salah satunya dikarenakan kawasan ke arah daratan merupakan kawasan rawa yang sangat sulit untuk dibangun. Penyebab lainnya dikarenakan kawasan tersebut adalah kawasan yang sangat curam dan berbukit. Oleh sebab itu, mereka membangun rumah di sepanjang pinggiran sungai.

Pada awalnya, sekelompok nelayan membangun rumahnya di tepi muara sungai. Hal ini terjadi karena kecenderungan para nelayan yang ingin dekat dengan sumber mata pencahariannya. Seperti apa yang berlaku dalam Morfologi Arah Daratan, kawasan di tebing sungai merupakan kawasan yang paling berharga dan strategis. Kawasan yang dapat digunakan untuk penempatan perumahan ke arah daratan sangat terbatas. Kawasan tepian sungai ini cukup luas, namun memanjang.

Sungai merupakan satu-satunya akses jalur transportasi dan komunikasi kampung tersebut ke kampung-kampung lainnya. Hal ini dikarenakan kampung tersebut tidak mempunyai jalan yang dapat menghubungkannya melalui daratan karena kawasan sekitarnya berbukit bakau, dan juga dikelilingi oleh hutan bakau dan rawa. Oleh sebab itu, peranan sungai sangatlah penting. Setiap orang yang ingin menuju ke perkampungan nelayan ini haruslah menggunakan perahu nelayan untuk mencapainya.

Dalam Morfologi Selari, semua rumah berorientasi kepada sungai. Dermaga- dermaga kecil dibangun di hadapan masing-masing rumah, dan saling berhubungan dengan dermaga-dermaga lainnya, sehingga membentuk suatu jalur bagi penduduk kampung tersebut untuk berlalu lalang. Biasanya, dermaga ini dibangun secara bergotong royong, yaitu kerjasama seluruh penduduk kampung. Di sebagian kampung lain, jalur sirkulasi umum dibangun di belakang rumah dan dermaga- dermaga pribadi dibangun di depan rumah. Pembuatan dermaga dan jalur sirkulasi dipengaruhi oleh faktor geografi di kawasan tersebut seperti kedangkalan sungai dan gradient daratan yang bersangkutan. Berdasarkan faktor ini, penduduk kampung mengambil keputusan bahwasannya jalur sirkulasi juga perlu dibangun di depan rumah. Rumah-rumah yang dibangun selalu mengikuti topografi sungai yang biasanya berbentuk melengkung dan memanjang sejajar dengan garis pantai seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Apabila tapak kawasan yang dapat dibangun di sekitar tebing sungai sudah habis digunakan, maka perkembangan perumahan selanjutnya berada di belakang rumah-rumah lapisan pertama yang sudah ada. Orientasi bangunan pada lapisan kedua ini disesuaikan dengan jalur sirkulasi kampung yang dibuat oleh penduduk. Demikian seterusnya, lapisan-lapisan perumahan terbentuk seiring dengan pertambahan penduduk kampung. Orientasi bangunan kemudian mengikuti jalan- jalan yang dibangun kemudian.

Gambar 2.3 Morfologi Selari Sumber :Hassan, 2001

2.5.4 Morfologi Atas Air

Sejumlah perkampungan nelayan dibangun di atas muara-muara sungai dan terpisah dari daratan seperti terlihat pada Gambar 2.4. Pasang surut air merupakan faktor yang berperan sangat penting dalam pembentukan morfologi ini. Apabila suatu kawasan berada bertepatan dengan posisi bulan, maka akan terjadi air pasang di kawasan tersebut, akibat adanya gravitasi bulan yang mempengaruhi permukaan laut tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila posisi bulan tidak tepat berada pada kawasan tersebut, maka air laut akan surut, permukaan air laut di lokasi tersebut akan turun. Apabila terjadi hal seperti ini, sejumlah kawasan di muara-muara tidak tenggelam oleh air sungai.

Kawasan tersebut menjadi tumpuan utama oleh para nelayan untuk membangun kawasan permukiman dan lokasi pendaratan perahunya. Jenis kampung ini timbul apabila tukang-tukang bangunan sudah memiliki kemampuan yang cukup baik yang menyebabkan mereka mampu membangun dermaga dan rumah-rumah yang dengan tiang-tiang yang panjang. Pada awal terbentuknya kampung tersebut, sekelompok nelayan mendirikan rumah di kawasan yang dangkal dan sesuai sebagai tempat pendaratan perahu-perahu kecil mereka. Mereka mengetahui bahwa kawasan ini cukup baik dibangun berdasarkan pengalaman dan mereka melihat kawasan ini timbul dan tenggelam apabila air pasang-surut terjadi. Kampung ini biasanya berada di kawasan yang terlindung secara langsung dari laut lepas. Sebagian besar terletak di selat-selat kecil yang berhubungan dengan muara-muara sungai. Di depan kampung-kampung ini biasanya terdapat pulau-pulau kecil yang melindungi

kedudukan mereka dari angina kencang dan ombak besar yang dapat merobohkan dermaga dan rumah-rumah di kampung mereka.

Pada awal pembangunan perkampungan ini, para nelayan membangun rumah- rumah di tapak yang menurut mereka sesuai dan cukup aman ditempati. Tapak ini mereka pilih berdasarkan penglihatan mereka pada saat terjadinya pasang dan surut air. Masyarakat nelayan merupakan golongan yang sangat peka terhadap segala hal yang berkaitan dengan laut dan cuaca. Hal ini juga dikarenkan faktor-faktor tersebut begitu berpengaruh terhadap mata pencaharian mereka. Dari penelitian yang dilakukan, para nelayan membangun rumah-rumah mereka di kawasan muara pada saat air surut. Oleh sebab itu topografi kawasan muara sangat mempengaruhi bentuk penempatannya. Permukiman ini kemudian berkembang di sekitar kawasan tanah yang timbul pada apabila air surut. Para nelayan membangun dermaga-dermaga sampai ke kawasan yang cukup dalam untuk pendaratan perahu-perahu mereka.

Seperti juga halnya perkampungan yang terbentuk secara Morfologi Arah Air dan Selari, sungai juga merupakan satu-satu nya jalur transportasi bagi penduduk kampung tersebut. Tidak terdapat jalur lintas dari arah daratan yang dapat digunakan karena kawasan tersebut dikelilingi oleh hutan bakau dan tanah berbukit bakau. Biasanya pusat perniagaan terpusat di salah satu sudut kampung, yang biasanya merupakan kawasan yang pertama kali dibangun. Pusat perniagaan ini merupakan tempat pendaratan para nelayan untuk memasarkan hasil tangkapan mereka, dan juga menjadi tempat berniaga barang-barang kebutuhan sehari-hari penduduk kampung.

Gambar 2.4 Morfologi Atas Air Sumber :Hassan, 2001

Dalam dokumen Morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan (Halaman 49-58)

Dokumen terkait