• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi Tanah Setiap Satuan Peta Tanah Satuan Peta Tanah 1 Satuan Peta Tanah 1

IDENTIFIKASI JENIS TANAH DI LOKASI SURVEI

4.1 Morfologi Tanah Setiap Satuan Peta Tanah Satuan Peta Tanah 1 Satuan Peta Tanah 1

Satuan peta tanah 1 merupakan asosiasi typic dystrudepts, Typic Hapludalf dan humic dystrudepts. Warna didominasi hue 10YR dan value ≤3. Untuk kroma mencapai ≤4. Jadi untuk warna dominan coklat gelap. Tekstur berupa lempung dan semakin ke bawah menjadi liat. Jadi keseluruhan tanah di dalam satuan peta tanah ini telah terjadi akumulasi fraksi liat. Untuk struktur terjadi perkembangan dari gupal membulat menjadi gumpal bersudut akan tetapi kebanyakan dominan gumpal membulat. Konsistensi lembab gembur sampai teguh dan konsistensi basah mulai dari tidak lekat tidak plastis sampai ke lekat dan plastis.

Satuan Peta Tanah 2

satuan peta tanah 2 merupakan konsosiasi humic dystrudepts. Warna terdapat hue 10YR dan 7,5 YR dengan nilai value dan kroma <5. Untuk jenis tanah yang berwarna gelap, tekstur didominasi oleh fraksi liat mulai dari horison atas sampai bawah. Sedangkan pada tanah yang lebih terang memiliki bermacam tekstur seperti lempung berpasir, liat berdebu dan liat. Struktur tanah terjadi perkembangan sampai ke gumpal bersudut. Konsistensi lembab gembur sampai teguh dan konsistensi basah bervariasi untuk setiap titik survei mulai tidak lekat tidak plastis sampai agak lekat agak plastis.

Satuan Peta Tanah 3

Pada satuan peta tanah ini terdapat empat titik pengamatan yang ada didalamnya yaitu titik N3, O4, P3, dan P4. satuan peta tanah 3 ini merupakan asosiasi antara Humic Destrudepts dengan Typic Hapludalfs. Memiliki warna tanah dominan 10 YR dengan nilai Value 3 dan nilai kroma sama dengan 3 atau lebih. Tektur pada satuan peta tanah ini didominasi oleh tekstur lempung. Sedangkan untuk strukturnya didominasi oleh struktur gumpal bersudut serta keadaan konsistensi lembabnya didominasi oleh gembur dan untuk konsistensi basah di dominasi lekat dan sangat plastis.

Satuan peta tanah 4

Warna tanah yang mendominasi pedon-pedon pada satuan peta tanah 4 ini ialah warna tanah dengan 10YR, value yang mendominasi ialah dengan nilai 3, dengan kroma yang

23 beragam antara 2-3. Menurut Hardjowigeno (1987), Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) daerah beriklim sedang.

Hanya ada 2 taksa tanah dalam satuan peta tanah 4 ini dengan sebaran tekstur pada titik kelas P titik 1 lempung liat berdebu pada lapisan atas (A), sedangkan lapisan bawahnya bertekstur lebih halus, liat berdebu. Sedangkan pada titik Q1, tekstur lapisan atas (A) adalah tekstur liat berdebu dan tekstur lapisan bawah (B) adalah tekstur liat. Perbedaan tekstur lapisan atas dan bawah dimana lapisan bawah memiliki tekstur yang lebih halus menunjukkan adanya perpindahan materi liat dari lapisan atas ke lapisan yang dibawahnya karena tercuci oleh air dalam proses pembentukan tanahnya. Menurut Hardjowigeno (1987), proses pembentukan tanah tersebut menyangkut beberapa hal termasuk salah satunya ialah pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Adapun struktur tanah yang mendominasi pada pedon-pedon satuan peta tanah 4 ini adalah tekstur gumpal membulat, namun di beberapa horison pada beberapa titik terdapat struktur yang sudah lebih berkembang menjadi gumpal bersudut. Adapula di beberapa titik yang memiliki struktur remah atau granular di lapisan atas, sementara lapisan bawah nya memiliki struktur gumpal membulat atau gumpal bersudut. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang adalah yang membentuk membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dan rapat. Akibatnya pori tanah banyak terbentuk.

Satuan peta tanah yang terbentuk dari sebaran taksa-taksa tanah yang telah diklasifikasikan pada satuan peta tanah 5 ini berupa konsosiasi tanah Typic Hapludalf. Dikatakan konsosiasi tanah karena hanya ada satu taksa tanah yang dominan dalam satu satuan peta tanah.

Satuan Peta Tanah 5

Karena hanya ada satu titik pengamatan pada titik ini, maka hanya ada satu pedon yang mewakili sifat seluruh pedon yang berada di satuan peta tanah 5.

24 Warna tanah yang mendominasi pedon-pedon pada satuan peta tanah 5 ini ialah warna tanah dengan 10YR, value yang mendominasi ialah dengan nilai 2, dengan kroma yang beragam antara 1-2. Menurut Hardjowigeno (1987), Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) daerah beriklim sedang.

Hanya ada 1 taksa tanah dalam satuan peta tanah 5 ini dengan tekstur lempung berpasir pada lapisan atas (A), sedangkan lapisan bawahnya bertekstur lebih halus seiring bertambahnya kedalaman, yakni liat berpasir dan tekstur lapisan bawah liat. Perbedaan tekstur lapisan atas dan bawah dimana lapisan bawah memiliki tekstur yang lebih halus menunjukkan adanya perpindahan materi liat dari lapisan atas ke lapisan yang dibawahnya karena tercuci oleh air dalam proses pembentukan tanahnya. Menurut Hardjowigeno (1987), proses pembentukan tanah tersebut menyangkut beberapa hal termasuk salah satunya ialah pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Adapun struktur tanah yang ada pada satuan peta tanah 5 ini adalah tekstur remah di lapisan atas, dan gumpal di lapisan bawahnya. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan struktur tanah. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang adalah yang membentuk membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dan rapat. Akibatnya pori tanah banyak terbentuk.

Satuan peta tanah yang terbentuk dari sebaran taksa-taksa tanah yang telah diklasifikasikan pada satuan peta tanah 5 ini berupa konsosiasi tanah Humic Dystrudepts. Dikatakan konsosiasi tanah karena hanya ada satu taksa tanah yang dominan dalam satu satuan peta tanah, dalam ha ini ialah Humic Dystrudepts.

Satuan Peta Tanah6

Karena hanya ada satu titik pengamatan pada titik ini, maka hanya ada satu pedon yang mewakili sifat seluruh pedon yang berada di satuan peta tanah 6.

Warna tanah yang ada pada satuan peta tanah 6 ini ialah warna tanah dengan 10YR, value yang mendominasi ialah dengan nilai 3, dengan nilai kroma 4. Menurut Hardjowigeno (1987), Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering

25 tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) daerah beriklim sedang.

Hanya ada 1 taksa tanah dalam satuan peta tanah 6 ini dengan tekstur lempung liat berdebu pada semua lapisan, tidak ditemukan bukti adanya penimbunan liat di lapisan bawah. Menurut Hardjowigeno (1987), proses pembentukan tanah tersebut menyangkut beberapa hal termasuk salah satunya ialah pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Adapun struktur tanah yang ada pada satuan peta tanah 6 ini adalah tekstur granular di lapisan atas, dan gumpal membulat di lapisan bawahnya. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan struktur tanah. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang adalah yang membentuk membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dan rapat. Akibatnya pori tanah banyak terbentuk.

Satuan peta tanah yang terbentuk dari sebaran taksa-taksa tanah yang telah diklasifikasikan pada satuan peta tanah 6 ini berupa konsosiasi tanah Typic Hapludalf. Dikatakan konsosiasi tanah karena hanya ada satu taksa tanah yang dominan dalam satu satuan peta tanah, dalam ha ini ialah Typic Hapludalf.

Satuan Peta Tanah 7

Pada satuan peta tanah ini terdapat enam titik pengamatan yang ada didalamnya yaitu titik H3, I2, I4, J3, J4, dan K4. satuan peta tanah 7 merupakan satuan peta tanah kompleks antara Typic Destrudepts, Typic Hapludalfs dan Inceptic Hapludalfs. Memiliki warna tanah dominan 10 YR dengan nilai Value 4 dan nilai kroma sama dengan 2 atau lebih dengan tekstur lempung berliat dan berstruktur gumpal membulat. Konsistensi pada satuan peta tanah ini didominasi oleh konsistrnsi gembur pada keadaan lembab dan konsistensi basah memilki konsistensi yang agak lekat dan agak plastis.

Satuan Peta Tanah 8

Pada satuan peta tanah ini terdapat 14 titik yang ada didalamnya yaitu titik HI, H2, H4, I2, J2, J7, K1, K3, K7, K6, L1, L3, L4, dan L6. satuan peta tanah 8 merupakan satuan peta tanah kompleks antara Typic Destrudepts, Inceptic Hapludalfs dan Typic Hapludalfs. Memiliki warna tanah dominan 7.5 YR dengan nilai Value 2.5 dan nilai kroma sama dengan

26 2 atau lebih. Tektur didominasi oleh tekstur lempung berliat dan liat berdebu, sedangkan strukturnya didominasi oleh struktur gumpal membulat dan granuler. Sedangkan konsistensi pada keadaan lembab memiliki konsistensi gembur, dan pada keadaan abasah memilki konsistensi agak lekat dan agak plastis.

Satuan Peta Tanah 9

Tidak adanya data dari kelompok yang bersangkutan yang melakukan deskripsi tanah di titik ini membuat kami tidak bisa menentukan sebaran morfologi dalam satuan peta tanah 9. Satuan Peta Tanah 10

Karena hanya ada satu titik pengamatan pada titik ini, maka hanya ada satu pedon yang mewakili sifat seluruh pedon yang berada di satuan peta tanah 10.

Warna tanah yang ada pada satuan peta tanah 10 ini ialah warna tanah dengan 10YR, value yang mendominasi ialah dengan nilai 3, dengan nilai kroma 4. Menurut Hardjowigeno (1987), Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) daerah beriklim sedang.

Hanya ada 1 taksa tanah dalam satuan peta tanah 10 ini dengan tekstur lempung liat berdebu pada semua lapisan, tidak ditemukan bukti adanya penimbunan liat di lapisan bawah. Menurut Hardjowigeno (1987), proses pembentukan tanah tersebut menyangkut beberapa hal termasuk salah satunya ialah pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Adapun struktur tanah yang ada pada satuan peta tanah 10 ini adalah tekstur granular di lapisan atas, dan gumpal membulat di lapisan bawahnya. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan struktur tanah. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang adalah yang membentuk membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dan rapat. Akibatnya pori tanah banyak terbentuk.

Satuan peta tanah yang terbentuk dari sebaran taksa-taksa tanah yang telah diklasifikasikan pada satuan peta tanah 10 ini berupa konsosiasi tanah Typic Dystrudepts. Dikatakan konsosiasi tanah karena hanya ada satu taksa tanah yang dominan dalam satu satuan peta tanah, dalam ha ini ialah Typic Dystrudepts.

27 Satuan Peta Tanah 11

Warna tanah yang mendominasi pedon-pedon pada satuan peta tanah 11 ini ialah warna tanah dengan 10YR, value yang mendominasi ialah dengan nilai 3, dengan kroma yang beragam antara 1-4. Menurut Hardjowigeno (1987), Hubungan warna tanah dengan kandungan bahan organik di daerah tropika sering tidak sejalan dengan di daerah beriklim sedang (Amerika, Eropa). Tanah-tanah merah di Indonesia banyak yang mempunyai kandungan bahan organik lebih dari 1%, sama dengan kandungan bahan organik tanah hitam (Mollisol) daerah beriklim sedang.

Sebaran tekstur tanah pada pedon-pedon satuan peta tanah 11 ini adalah lempung liat berdebu, lempung liat berpasir, atau lebih kasar pada horison bagian atas (permukaan/Ap), dan memiliki tekstur lempung berpasir, lempung berliat, liat berpasir, liat berdebu atau lebih halus. Tekstur lapisan atas yang lebih kasar daripada tekstur lapisan bawah membuktikan adanya alterasi (perpindahan material) berupa liat ke lapisan yang dibawahnya karena pencucian oleh air yang bergerak mengikuti arah gravitasi (menuju pusat bumi). Menurut Hardjowigeno (1987), proses pembentukan tanah tersebut menyangkut beberapa hal termasuk salah satunya ialah pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah.

Adapun struktur tanah yang mendominasi pada pedon-pedon satuan peta tanah 11 ini adalah tekstur gumpal membulat, namun di beberapa horison pada beberapa titik terdapat struktur yang sudah lebih berkembang menjadi gumpal bersudut. Adapula di beberapa titik yang memiliki struktur remah atau granular di lapisan atas, sementara lapisan bawah nya memiliki struktur gumpal membulat atau gumpal bersudut. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang adalah yang membentuk membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dan rapat. Akibatnya pori tanah banyak terbentuk.

Satuan peta tanah yang terbentuk dari sebaran taksa-taksa tanah yang telah diklasifikasikan pada satuan peta tanah 11 ini berupa kompleks tanah Typic Hapludalf-Typic Dystrudept-Humic Dystrudept dan Inceptic Hapludalf. Dikatakan kompleks tanah karena sebaran tanah dari masing-masing taksa yang telah disebutkan di atas menyebar tidak membentuk pola tertentu dan tidak bisa diduga persebarannya.

28 Satuan Peta Tanah 12

satuan peta tanah 12 merupakan asosiasi Humic Dystrudepts dan Humic Pachic Dystrudepts. Memiliki warna dominan 7,5 YR dengan nilai value dan croma sama dengan 3 atau kurang. Untuk struktur tanahnya yang paling dominan gumpal membulat dan gumpal bersudut. Konsistensi lembabnya lebih dominan gembur dan teguh serta konsistensi basahnya agak lekat dan agak palstis. Keadaan teksturnya yang dominan adalah liat berdebu dan liat berpasir. Lalu persebaran pori yang dominan adalah pori messo dengan jumlah yang sedang.

Satuan Peta Tanah 13

satuan peta tanah 13 merupakan asosiasi Typic Hapludalf dan Humic Dystrudepts. Memiliki warna tanah Dominan 10 YR dengan nilai Value dan nilai kroma sama dengan 3 atau kurang. Namun pada bagian horizonnya yang paling bawah memiliki warna tanah yang lebih cerah dibandingkan horizon diatasnya. Itu artinya terjadi perkembangan warna tanah yang awalnya berwarna gelap menjadi berwarna agak terang. Kemudian untuk struktur tanahnya sendiri lebih dominan gumpal membulat dibandingkan gumpal besudut. Keadaan konsistensinya dominan gembur agak lekat dan agak plastis. Tekstur tanahnya lebih dominan liat berdebu dan persebaran pori messo cukup merata .

Satuan Peta Tanah 14

satuan peta tanah 14 merupakan konsosiasi Typic Dystrudepts. Memiliki warna tanah dominan 10 YR dengan nilai Value dan Kroma sama dengan atau kurang dari 3 dan memiiki struktur dominan gumpal bersudut. Kemudian untuk jumlah pori mikro, pori messo, dan pori makro jumlahnya sedang. Sedangkan keadaan teksturnya dari tiap horizon semakin kebawah teksturnya semakin kasar, dari yang awalnya liat berpasir menjadi lempung liat berpasir. Hal yang sama juga terjadi pada keadaan konsistensinya semakin kebawah keadaanya semakin rendah.

Satuan Peta Tanah 15

satuan peta tanah 15 merupakan konsosiasi Typic Dystrudepts. Memiliki warna tanah dominan 10 YR dengan nilai value dan Kroma sama dengan atau kurang dari 3 pada lapisan atas dan lapisan bawah. Lalu struktur tanah yang dominan adalah gumpal bersudut dan keadaan konsistensinya dominan agak plastis dan agak lekat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Namun dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah konsistensi lembabnya

29 semakin berkembang menjadi yang awalnya gembur menjadi teguh. Tekstur yang dominan adalah lempung. Kemudian untuk jumlah pori mikro, pori messo, dan pori makro jumlahnya sedang.

Satuan Peta Tanah 16

satuan peta tanah 16 merupakan konsosiasi Typic Hapludalf. Terdapat satutitik survei yang didominasi warna tanah coklat gelap dengan keadaan tekstur bagian atas lempung berdebu dan berkembang sampai ke bawah menjadi liat. Berarti telah terjadi akumulasi liat. Struktur mengalami perkembangan mulai dari remah sampai menjadi gumpal membulat lalu gumpal bersudut. Keadaan konsistensi dari bagian atas yang mulanya tidak lekat dan tidak plastis, semakin ke bawah menjadi lekat dan plastis.

Satuan Peta Tanah 17

satuan peta tanah 17 merupakan konsosiasi Typic Hapludalf inklusi Typic Dystrudepts. Karena pada satuan peta tanah ini banyak tersebar tanah Typic Hapludalf dan sedikit untuk persebaran tanah Typic Dystrudepts. Didalam satuan peta tanah ini, warna tanah yang dominan adalah 10 YR dengan nilai Value dan Kroma sama dengan 3 atau kurang. Jadi secara keseluruhan warna tanah di satuan peta tanah umumnya gelap. Menurut Balai Penelitian Tanah (2004) Warna mencerminkan beberapa sifat tanah tertentu, kandungan bahan organik tinggi menimbulkan warna gelap. Tanah dengan drainase jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawaan besi berwarna merah. Untuk struktur tanahnya dominan gumpal membulat dan gumpal bersudut. Struktur Gumpal bersudut memiliki ciri-ciri mempunyai sudut pada bidang rata apabila strukturnya dan gumpal membulat memiliki sudut yang membulat. Menurut Balai Penelitian Tanah (2004) menyatakan bahwa gumpal bersudut (angular blocky) jika bidang muka saling memotong dengan sudut lancip, dan gumpal agak membulat (subangular blocky) jika bidang muka yang saling berpotongan mempunyai sudut membulat. Sedangkan menurut Rayes (2006) menyatakan bahwa struktur gumpal bersudut adalah struktur tanah yang berbentuk kubus, polihedran atau steroidal, ketiga sumbu panjangnya hampis sama, bidang rata dengan sudut tajam dan struktur tanah gumpal membulat yaitu struktur tanah yang serupa dengan gumpal bersudut, tetapi banyak bidang dan sudut yang membulat.

30 Berikut ini adalah sketsa struktur tanah menurut (Schoeneberger et.al, 2002)

Gambar 2. Sketsa Struktur Tanah

Kemudian untuk konsistensinya pada satuan peta tanah 17 dominan agak plastis dan agak lekat pada horizon bagian atas dan kemudian pada bagian horizon di bawahnya konsistensinya (basah) lebih plastis dan lebih lekat sedangkan konsistensi lembabnya dominan gembur.Hal tersebut di buktikan saat penentuan konsistensi (basah) saat di lapang dimana pada konsistensi agak lekat ciri-cirinya tanah tertanggal pada salah satu jari dan konsistensi agak plastis ciri-cirinya tanah dapat dibentuk tetapi masih mudah rusak bentuknya. Hal tersebut sesuai dengan Badan Penelitian Tanah (2004) bahwa konsistensi agak lekat memiliki ciri setelah ditekan, massa tanah ada yang tertinggal sedangkan konsistensi agak plastis memiliki ciri dapat dibentuk, dipegang pada ujungnya masih dapat terbentuk, tetapi bila tebalnya dibuat 4 mm bentuk tersebut akan hancur. Pernyataan yang sama juga katakana oleh Rayes (2006) bahwa konsistensi agak lekat memiliki ciri agak menempel pada jari sedangkan konsistensi agak plastis memiliki ciri dapat dibentuk gelintir tapi mudah berubah bentuk. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa semakin ke bawah pada horizon yang lebih dalam, konsistensinya semakin lekat dan semakin plastis. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa terjadi akumulasi liat dan dari persebaran taksa tanahnya

31 banyak yang tergolong ordo tanah Alfisol yang mempunyai sub grup Typic Hapludalf pada satuan peta tanah tersebut. Tanah alfisol merupakan tanah-tanah di daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi untuk menggerakkan lempung turun ke bawah dan membentuk horizon argilik dan horison argilik merupakan horison atau lapisan tanah yang terbentuk akibat terjadi akumulasi liat (Wijanarko et.al, 2007).

Untuk tekstur tanahnya pada satuan peta tanah 17, yang paling dominan adalah tekstur liat berpasir. Saat penentuan tekstur di lapang, tektur tanah liat berpasir dengan metode feeling ciri cirinya rasa licin agak kasar, dan dapat membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung. Hal tersebut sesuai menurut Rayes (2006) bahwa tekstur tanah liat berpasir memiliki ciri dapat membentuk bola dan pita yang rasanya kasar dan sangat lekat.Menurut Balai Penelitian Tanah (2004) menyatakan bahwa tekstur tanah liat berpasir memiliki rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung, serta melekat sekali.

Untuk batas topografi pada satuan peta tanah 17, yang dominan adalah batas topografi rata dan batas topografi berombak.Ciri-ciri batas topografi berombak pada saat dilapang adalah terdapat bagian cekungan yang lebih lebar dan kemudian ciri ciri batas topografi rata adalah datar dan sedikit ada yang tidak teratur.Hal tersebut sesuai dengan Rayes (2006) bahwa batas topografi berombak ciri-cirinya bagian cekungan lebih lebar dari kedalamannya dan batas topografi rata memiliki ciri datar dengan tanpa atau terdapat sedikit kenampakan yang tidak beraturan.

Macam-macam batas topografi berdasarkan Rayes (2006) Tabel 1. Batas Topografi

Rata ( R ) Batas Horizon datar dengan tanpa atau terdapat sedikit kenampakan yang tidak beraturan.

Berombak ( O) Batas berombah dengan bagian cekungan lebih lebar dari kedalamannya

Tidak Beraturan

( T ) Batas dengan bagian cekungan lebih dalam dari lebarnya

Terputus ( A) Satu atau kedua horizon/lapisan dipisahkan oleh batas yang tidak bersambung dan batas terputus

32 Gambar 3. Macam macam Batas Topografi

Sedangkan untuk batas horizon, yang dominan adalah batas horizon jelas dan baur. Menurut Rayes (2006) menyatakan bahwa batas horizon ketentuannya sebagai berikut

Dokumen terkait