• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Belajar Anak Anak di Desa Rajekwesi selama Pandemi Covid- Covid-19

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.2 Deskripsi dan Pembahasan Hasil Analisis Data

4.2.2 Motivasi Belajar Anak Anak di Desa Rajekwesi selama Pandemi Covid- Covid-19

Pendidikan di Indonesia berubah semenjak Covid-19 mulai mewabah yang semula kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan tatap muka kini harus berubah menjadi pembelajan dalam jaringan yang dilasanakan dengan memanfaatkan tekhnologi sebagai perantara agar kegiatan pembelajaran masih

48

dapat berlangsung selama pandemi. Kebijakan tersebut dibuat sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan membatasi aktivitas yang melibatkan banyak masa begitu juga pada kegiatan belajar megajar yang harus dibatasi. Dengan munculnya kebijakan tersebut kegiatan belajar mengajar kini harus dilaksanakan dirumah masing-masing tidak lagi disekolah untuk menghindari pertemuan tatap muka sehingga pembelajaran harus dilaksanakan dirumah masing-masing dengan memanfaatkan tekhnologi sebagai peratara dalam penyampaian materi dan tugas yang diberikan secara online. Selama pandemi Covid-19 anak lebih sering berada dirumah dan melakukan semua aktivitasnya dirumah begitu juga pada kegiatan belajarnya, pada masa-masa pandemi seperti sekarang ini motivasi belajar sangat dibutuhkan demi ketercapaian belajar.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan, dengan adanya motivasi belajar yang kuat pada anak dapat memberikan pencapaian belajar yang baik sehingga tujuan-tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih ulet, tekun dam memiliki semangat serta antusias lebih dalam belajar, selain itu anak juga dapat berkonsentrasi penuh pada kegiatan belajarnya dan dapat mengenyampingkan hal-hal yang mengganggu kegiatan belajar sehingga sedikit banyak memberikan pengaruh pada hasil belajarnya.

Motivasi menjadi salah satu faktor pendorong bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar, motivasi sendiri dapat tercipta karena adanya kemauan atau dorongan yang berasal dari diri anak dan dapat juga tercipta karena adanya dorongan dari lingkungan sekitar yang mendukung seperti peran orang tua, dan kondisi sekitar. Emda (2017: 175) menjelaskan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Seseorang memerlukan motivasi baik dari dirinya sendiri maupun dari luar sebagai pendorong atau penyemangat dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Berkaitan dengan penelitian terhadap peran orang tua di desa Rajekwesi yang telah peneliti lakukan sebelumnya peneliti juga memandang penting melakukan penelitian mengenai motivasi belajar anak selama pandemi Covid-19.

49

Penelitian ini lebih ditekankan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar anak dirumah selama pandemi Covid-19 dengan mewawancarai 8 anak dari 8 orang tua di desa Rajewesi yang telah peneliti wawancarai sebelumnya untuk mendapatkan informasi terkait penelitian. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing informan saat di wawancarai.

Gambar 4.9 Penelitian Anak I

Dokumentasi Penelitian Tanggal 27 Agustus 2020

Gambar 4.10 Penelitian Anak II

Dokumentasi Penelitian Tanggal 28 Agustus 2020

Gambar 4.11 Penelitian Anak II

Dokumentasi Penelitian Tanggal 29 Agustus 2020

50

Peneliti mendapatkan informasi yang beragam pada 8 anak saat di wawancarai, 3 informan anak yang mendapatkan peranan tinggi atau perlakuan baik dari orang tua dalam memberikan motivasi cenderung memiliki motivasi belajar yang baik, ketiga informan tersebut adalah NSI anak dari ibu RAA, MRH anak dari ibu I dan RAS anak dari ibu AN. Ketiga anak tersebut memiliki jadwal belajar yang terkontrol dan aktivitas belajar selama dirumah terkendali dengan sangat baik. Berikut adalah jawaban ketiga anak tersebut saat ditanyai mengenai bagaimana kegiatan belajar mereka selama dirumah. (Lampiran 10A,10B & 10C, Pertanyaan No. 2)

NSI mengatakan “saya belajar setiap hari, sebelum ibu menyuruh saya belajar saya pasti sudah siap-siap untuk belajar”

selaras dengan MRH dan RAS yang juga mengatakan “setiap hari saya belajar”

Kegiatan belajar selama dirumah dilakukan secara rutin oleh ketiga anak diatas, waktu belajar mereka juga sudah terjadwal dengan baik dan teratur, berikut adalah jawaban dari ketiga anak tersebut saat ditanyai mengenai waktu belajar mereka (Lampiran 10A, 10B, & 10C, Pertanyaan No. 3).

NSI “saya biasanya belajar sepulang mengaji, dari pukul 19.00-20.30”

MRH mengatakan “belajar dari jam 18.00-19.30”

sementara RAS mengatakan “saya belajar dari jam 18.00-20.00”.

Ketiga anak tersebut saat belajar didampingi oleh orang tua mereka dan tidak malu untuk meminta bantuan kepada orang tua saat mengalami kesulitan.

(Lampiran 10 A, 10B, & 10C , Pertanyaan No.9 & 11) Berikut adalah penjelasan dari mereka.

NSI mengatakan “Saya ditemani orang tua saat belajar dan bertanya kepada orang tua saya saat ada tugas yang susah”

sejalan dengan MRH yang mengatakan “saya selalu ditemani ibu dan meminta bantuan ke ibu saat kesulitan mengerjakan”

RAS juga mengatakan “saya belajar ditemani ibu dan meminat bantuan ke ibu saat kesulitan”

Ketiga informan tersebut cenderung memiliki motivasi belajar tinggi, dilihat dari ketekunan saat belajar, waktu belajar sudah terjadwal dengan baik dan kegiatan belajar berjalan teratur, mereka belajar setiap hari di jam yang sudah ditentukan, selain itu dikarenakan orang tua juga turut berperan pada proses

51

belajar anak yang secara tidak langsung memberikan dorongan kepada anak untuk belajar, anak menjadi tidak segan untuk meminta bantuan saat mengalami kesulitan dalam belajar. Hasil observasi juga menu jukan saat didatangi dirumahnya di hari pertama tengah belajar NSI diruang tamu didampingi oleh ibunya, begitu juga di hari kedua ia masih mealksanakan aktivitas belajar rutinnya, ia belajar di wkatu yang sudah ditentukan sekitar pukul 19.00 WIB setelah ia selesai mengaji, ia memiliki atusias serta semanagatbelajar yang baik,hal tersebut dibuktikan dengan ia yang selalu belajar dengan sungguh=sungguh dan menyelesaikan tugasnya hingga selesai, ia juga selalu didampingi orang tuanya saaat belajar ia tidak malu bertanya atau meminta bantuan kepada orang tuanya saat mendapatkan kesulitan dalam belajar, ia terlihat ulet, dan tekun saat belajar, ia juga dapar memahami materi yang diberikan dengan baik da dapat menjelaskan kembali kenapa ia dapat memilih jawaban tersebut (Lampiran 9A, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan I).Begitu juga pada informan berikutnya, MRH saat di datangi dirumhnya di hari pertama ia sedang belajar, begitu juga di hari kedua ia masih melaksanakan aktivitas belajar selama dirumah yang didampingi oleh ibunya I, ia terlihat bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugasnya dan ia mengerjakan tugas tersebut hingga selesai, MRH juga sama sekali menunjukan keluhan saat sedang mengerjakan tugasnya, jika ada tgas sulit yang ia temukan ia tidak sungkan untuk meminta bantuan kepada ibunya dan menanyakan tugas tersebut, tak jarang ia juga menunjukan pendapatnya dan menejlaskan kembali kepada ibunya mengenai tugas yang sedang dikerjakan (Lampiran 9B, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan II). Motivasi belajar tinggi juga ada pada RAS, yang saat didatangi dirumahnya dihari pertama dan kedua ia masih melaksanakan aktivitas belajarnya, ia sangata bersungguh-sunggu selama proses belajar berlangsung, ia belajar didampingi oleh ibunya AN, ia nampak percaya diri mengerjakan tugas-tugas yang didapatkan, walaupun sesekali ia bertanya kepada ibunya mengenai tugas yang suar ia pahami, ia terlihat smaa skeali tidak mengeluhselama proses pembelajaran belangsung dan ia pasti mengerjakan tugas yang didapat hingga selesai (Lampiran 9C, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan III).

52

Berdasarkan penjelasan dari ketiga informan tersebut, ketika anakitu cenderung memei,iki motivasi belajar tinggi, Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi akan bersungguh-sungguh dalam belajar dan dapat berkonsetrasi penuh pada kegiatan belajarnya, kegiatan belajar juga berjalan dengn=an baik dan terkontrol karena adanaya motivasi pada diri anak seperti yang dikatakan Susanti (2015:73) bahwa anak akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi tinggi, dan akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.

Gambar 4.12 Penelitian Informan Anak IV Penelitian Tanggal 30 Agustus 2020

Gambar 4.13 Penelitian Informan Anak V Penelitian Tanggal 28 Agustus 2020

Berbeda dengan 2 informan berikutnya yang mendapatkan peranan sedang atau biasa saja dari orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak, anak tersebut adalah SAP anak dari ibu Z, dan NSH anak dari ibu ISN. Kedua anak tersebut cenderung memiliki motivasi belajar sedang pula, tidak seperti 3 anak sebelumnya yang mendapatkan peranan baik dari orang tua. Waktu belajar SAP dan NSH belum dapat berjalan dan terkontrol degan baik. Berikut adalah jawaban

53

dari kedua anak tersebut saat ditanayai mengenai waktu belajar dan durasi belajar mereka (Lampiran 10D & 10E, Pertanyaan No. 2 &3).

SAP mengatakan “Kadang-kadang saya belajar dari jam 18.00-19.00, kadang jam 18.30-19.00”

Selaras dengan NSH yang mengatakan “Kadang saya belajar tidak tentu, kadang belajar kadang tidak tapi biasanya saya belajar dari jam 17.00-18.00 setelah itu mengaji”

Kedua anak tersebut kurang memiliki antusias saat belajar, saat ditanyai mengenai tugas-tugas yang diberikan dari guru mereka tidak langsung mengerjakan tugas tersebut namun tetap dikerjakan hingga tugas-tugasnya selesai, berikut adalah penjelasan dari mereka saat ditanyai mengenai tugas dari sekolah (Lampiran 10D

& 10E, Pertanyaan No. 5 & 6).

SAP mengatakan “langsung saya kerjakan kadang dan mengerjakannya hingga selesai”

begitu juga dengan NSH yang mengatakan “saya tidak langsung mengerjakan tugas dari gurubiasanya baru saya kerjakan malam atau sore, dan iya saya kerjakan hingga selesai”

Berdasarkan penjelasan dari kedua informan tersebut menunjukan bahwa mereka kurang memiliki antusias dalam belajar, kegiatan belajar dirumah belum berjalan dengan teratur dan kurang terjadwal dengan baik meskipun begitu anak masih tetap melakukan aktivitas belajar selama dirumah dan mengerjakan setiap tugasnya hingga selesai, orang tua yang tidak tidak begitu andil dalam aktivitas belajar membuat kurang terkendalinya jadwal belajar rutin dan anak merasa jika belajar atau tidak akan sama saja karena tidak diperhatikan secara khusus.

sehingga anak memiliki tingkat motivasi yang sedang atau biasa-biasa saja dalam kegiatan belajarnya.

Hasil observasi juga menunjukan saat didatangi dirumah dihari pertama SAP sedang belajar sambil menonton televisi bersama ibunya, SAP memang mengerjakan tugasnya hingga selesai namun terlihat tidak berkonsentrasi penuh pada kegiatan belajarnya beberapa kali ia terlihat lebih sering menonton televisi sedang ibunya tidak begitu menghiraukan anaknya, sedangkan dihari kedua ia sedang mengerjakan tugas membuat komik yang dikerjakan ditreras rumahnya namun masih juga sesekali melirik televisi yang ada diruang teengah, ia masih sambil menonton tv sehingga belum dapat meletakkan fokus pada kegiaatan

54

belajarnya saja tapi ia belajar dengan baik , percaya diri dan menyelesaikan tugasnya hingga selesai, sesekali bertanya kepada ibunya tetang tugas yang sulit ia kerjakan jika tidak ia mengerti, namun saat aktivitas belajarnya berlangsung ia tidak terlihat mengutarakan pendapatnya (Lampiran 9D, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan IV). Hal yang sama pun terjadi pada anak NSH saat di datagi dirumahnya ia sedang belajar di ruang tamu dengan mengguanakn meja belajar kecil, namun ia tidak terlalu fokus pada kegiatan belajarnya ia sesekali memainkan hanphone nya , sedangkan ibunya tidak terlihat menemaninya belajar karena sedang membersihkan kamar walaupun terkadang sesekali memperhatikan anaknya, dan membantu anak ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, sedangkan saat idatngi di hari kedua, NSH juga masih melaksanakan aktivitas belajarnya, ia belajar diruang tengah dengan didampingi ibunya yang sedang menonton televisi, ia masih belum dapat melatakkan fokus padaa kegiatan belajarnya saja ia masih melirik-lirik televisi saat belajar dan sering memainkan hanphonenya, ia hanya sedikit mengeluh saat mengalami dan menemukan tugas yang sulit ia kerjkaan, emskipun begitu ia menyelesaikan tugasnya dengan baik (Lampiran 9E, Hasil Observasi Motivasi Belajar Informan V). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua anak tersebut masih melaksanakan kegiatan belajar selama dirumah namun tidak dapat berkonsentrasi penuh pada kegiatan belajarnya, mereka masih menonton televisi dan bermain hanpone saat belajar, waktu belajar merekapun kurang begitu teratur dengan baik kedua anak tersebut tidak memiliki jadwal belajar yang pasti atau mereka tidak memiliki jam belajar yang paten.

55

Gambar 4.14 Penelitian Informan Anak VI DokumentasiPenelitian Tanggal 27 Agustus 2020

Gambar 4.15 Penelitian Informan Anak VII Dokumentasi Penelitian Tanggal 28 Agustus 2020

Gambar 4.16 Penelitian Informan VIII Dokumentasi Penelitian Tanggal 27 Agustus 2020

Peneliti juga menemukan temuan yang berbeda pada tiga informan lainnya yang mendapatkan peranan rendah atau perlakuan dari orang tua yang kurang dalam memberikan motivasi dalam kegiatan belajar anak, ketiga informan tersebut cenderung memiliki motivasi belajar rendah dikarenakan kurang adanya pendampingan dari orang tua sehingga kegiatan belajar selama dirumah menjadi tidak terkontrol. Ketiga informan tersebut adalah MPE anak dari ibu SM, ASF anak dari bapak UM, dan MZD anak dari bapak AK. Ketiga anak tersebut selama pandemi Covid-19 lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain game dan bermain dengan temans sebayanya, berikut adalah jawaban mereka saat ditanyai mengenai aktivitas mereka selama dirumah (Lampiran 10F, 10G, & 10H, Pertanyaan No. 1)

MPE mengatakan “selama corona saya dirumah bermain dengan teman-teman, kadang bermain kelereng, layang-layang dan bersepeda”

56

begitu juga degan ASF yang mengatakan “ dirumah saya bermain bersama teman-teman, bermain rumah-rumahan, bersepeda, kadang bermain game di hp”.

selaras dengan MZD yang mengatakan “selama corona saya dirumah bermain, menontom tv, main game di hp”

Waktu belajar mereka juga kurang terjadwal dengan baik mereka tidak memiliki jadwal belajar rutin dan beberapa dari mereka hanya belajar ketika mendapatkan tugas dari guru. Berikut adalah jawaban dari ketiga anak tersebut saat ditanyai mengenai waktu belajar dan berapa lama durasi belajar mereka (Lampiran 10F, 109G, & 10H, Pertanyaan No.2 & 3)

MPE mengatakan “saya belajar jika ada PR dari guru, dan jam nya tidak tentu”

sejalan dengan ASF yang mengatakan “ saya belajar sesuka saya, dan tidak tentu kadang belajar kadang tidak”

MZD juga mengatakan “kadang-kadang kalau ada tugas, saya belajar dari jam 19.30-20.00”

Oran tua mereka juga jarang mendampingi dan memberikan teguran kepada mereka saat tidak belajar hal tersebut menjadi salah satu penyebab anak merasa kurang mendapatkan motivasi dari orang terdekatnya. Berikut adalah jawaban dari mereka saat ditanyai mengenai pendampingan yang diberikan orang tua (Lampiran 10F, 10G, & 10H, Pertanyaan No. 9).

MPE mengatakan “ibu jarang menemani saya belajar”

begitu juga dengan ASF & MZD yang mengatakan “saya tidak ditemani orang tua”

Ketiga informan tersebut tidak memiliki rutinitas belajar yang teratur, mereka hanya belajar jika mendapatkan tugas atau pekerjaan rumah saja, kegiatan belajar tidak terjadwal dengan baik hanya belajar jika ada tugas, kebiasaan mereka dirumah lebih sering dihabiskan dengan bermain dengan teman, bermain game dan menonton tv. Tidak adanya pendampingan dan teguran yang diberikan oleh orang tua menjadi salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar mereka, sehingga secara tidak langsung memberikan dampak yang tidak baik bagi anak, akan timbul rasa malas pada diri anak karena orang tua tidak memberikan perhatian khusus pada kegiatan belajar mereka dan tidak adanya dorongan yang didapatkan dari luar.

57

Hasil observasi juga menunjukan saat didatangi dirumahnya dihari pertama MPE ia tidak sedang melaksanakan aktivitas belajar dirumah begitu juga dihari kedua saat observasi, di hari pertama ia sibuk menonton telvisi dan bermain game tanpa menyentuh buku-buku belajarnya, sedang dihar kedua ia juga masih bermian game dan tidak melaksankan aktivitas belajar saat didatangi dirumahnya, ia tidak menunjukan minat belajar, dan lebih banyak menghbiskan waktunya untuk bermian game dan menonton televisi selama dirumah ditambah lagi dengan orang tuanya yang sibuk bekerja saat didatangi diwaktu bersamaan ibunya tengah berkeja menjahit sehingga tdk dapat memberikan kendali atas aktivitas anak (Lampiran 9F, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan VI). Begitu juga pada informan selanjurnya, ASF saat didatangi dirumahnya dihari pertama ia melaksanakan akktivitas belajar selama dirumah, ia mengerjakan tugas yang didapatkan dari sekolahnya, namun masih belum dapat berkonsentrasi penuh ada aktivitas belajarnya ia lebih sering menonton televisi dan memainkan hanphonenya, ia terlihat sering menghubungi temannya via chat whatsapp untuk mendapatkan jawaban dari tugas yang ia kerjakan, dan kurang menaruh minat pada aktivitas belajarnya. sedangkan dihari kedua saat diatangi dirumahnya ia tidak sedang melaksanakan aktivitas belajar, ia terlihat asyik bermain hanphone tanpa membuka buku-buku pelajarannya, ia kurang memiliki minat dan antusias dalam belajar (Lampiran 9G, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan VII). Hal yang samapun terjadi pada MZD saat di datangi dirumahnya ia pun terlihat sedang bermain game di ruang tamu sementara buku belajarnya hanya tergeletak disebelahnya. terlihat ibunya juga tengah menggendong bayinya di ruangan yang sama namun tidak begitu memperhatikan kegiatan belajar anaknya, sementara ayahnya bapak AK sedang keluar rumah. sedangkan di hari kedua ia hanya bermain game tanpa belajar sama sekali tidak menyentuh buku-buku dan tidak aada alat tulis disekitarya, ia kurang memiliki antusias dalam belajar, waktunya lebih sering dihabiskan untuk bermain game ketimbang belajar (Lampiran 9H, Hasil Observasi Motivasi Belajar Anak Informan VIII). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga anak tersebut memiliki motivasi belajar yang rendah, mereka tidak memiliki semangat dan hasrat untuk belajar

58

selama dirumah, kegiatan belajar juga tidak berjalan dan tekrontrol dengan baik karena tidak adanya motivasi .

Fungsi motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar tujuan semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya (Cahyani dkk. 2021 : 352). Anak yang memiliki motivasi belajar tiggi cenderung lebih berpeluang medapatkan prestasi belajar yang baik, begitupun sebaliknya. Penelitian mengenai motivasi belajar juga dilakukan oleh Hamdu dan Agustina (2011: 90) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi, dengan adanya motivasi siswa akan belajar lebih keras, ulet, dan memiliki konsentrasi penuh dalam pross belajar.

Iskandar (dalam Sari, 2014:26 ) juga mengatakan bahwa motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat dalam belajar sehingga anak yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran. Motivasi belajar dapat dipengaruhi beberapa hal diantaranya adalah diri sendiri, motivasi tersebut terbentuk atas kesadaran dari diri akan usaha dan kemauan dalam mencapai tujuan yang di inginkan, selain itu motivasi belajar juga dipengaruhi dari luar atau kondisi lingkungan sekitar dari anak yang dapat memberikan pengaruh seperti peranan orang tua dalam memberikan dorongan kepada anak pada kegiatan belajaranya mengingat pada masa pandemi seperti sekarang ini dimana peran orang tua sangat dibutuhkan. Selama pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan dari rumah masing-masing dengan memanfaatkan tekhnologi sebagai perantara penyampaian materi dan tugas, hal tersebut dikarenakan pemerintah ingin membatasi segala aktivitas yang melibatkan banyak masa dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19, dengan demikian waktu anak menjadi lebih banyak dihabiskan dirumah sehingga diperlukan motivasi belajar sebagai pendorong agar proses belajar dapat berjalan dengan baik.

Sadirman (dalam Suprihatin, 2015: 75) menyebutkan indikator dalam motivasi belajar diantaranya; 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet menghadapi kesulitan 3) menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang bekerja mandiri, 5) cepat bosan terhadap tugas rutin, dan 6) dapat

59

mempertahankan pendapatnya. Indikator tersebutlah yang akan peneliti gunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar anak di desa Rajewesi. Berdasarkan data yang peneliti dapat jika dilihat dari indikator motivasi belajar yang telah diungkapkan Sadirman tersebut anak di desa Rajekwesi memiliki motivasi belajar yang bebeda-beda. 3 dari 8 informan anak cenderung memiliki motivasi belajar tinggi hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan, ketiga anak tersebut sangat tekun dalam kegiatan belajarnya, waktu belajar yang sudah terjadwal dan mereka sangat bersungguh-sungguh saat belajar dan berantusias saat belajar. berbeda dengan 2 informan berikutnya yang cenderung memiliki motivasi sedang atau biasa-biasa aja dalam kegiatan belajarnya, mereka kurang berantusias saat belajar dan belum berkonsentasi penuh pada kegiatan belajarnya. Saat belajar kedua anak tersebut masih menonton televisi dan memainkan hanphone beberapa kali. Sedangkan 3 iforman berikutnya mereka cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan saat didatangi dirumahnya masing-masing ketiga anak tersebut tidak sedang belajar, mereka sedang bermain game dan menonton televesi, sehingga waktu belajar mereka menjadi tidak terkontrol. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mencoba menyajikan data yang diperoleh penelitian yang telah dilakukan yang dijabarkan dalam bentuk tabel sebagi berikut.

Tabel 4.3 Motivasi Belajar Anak

No. Nama Anak Nama Orang Tua (Ayah/Ibu) Tingkat Motivasi

1. NSI NI/RAA Tinggi

2. MRH NW/I Tinggi

3. RAS AH/AN Tinggi

4. SAP ZH/Z Sedang

5. NSH BS/ISN Sedang

6. MPE H/SM Rendah

60

7. ASF UM/SKS Rendah

8. MZD AK/SS Rendah

Sumber: Hasil Wawancara Informan

Berdasarkan data yang didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 anak yang memiliki motivasi belajar Tinggi, 2 lainnya memiliki motivasi belajar sedang dan 3 informan berikutnya memiliki motivasi belajar rendah. 3 anak yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung tekun, ulet,memiliki minat lebih pada kegiatan belajarnya selain itu waktu belajar mereka juga terjadwal dengan baik, sedangkan 2 anak yag memiliki motivasi belajar sedang kurang begitu bekonsentrasi pada kegiatan belajarnya,sedangkan 3 anak berikutnya memiliki

Berdasarkan data yang didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 anak yang memiliki motivasi belajar Tinggi, 2 lainnya memiliki motivasi belajar sedang dan 3 informan berikutnya memiliki motivasi belajar rendah. 3 anak yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung tekun, ulet,memiliki minat lebih pada kegiatan belajarnya selain itu waktu belajar mereka juga terjadwal dengan baik, sedangkan 2 anak yag memiliki motivasi belajar sedang kurang begitu bekonsentrasi pada kegiatan belajarnya,sedangkan 3 anak berikutnya memiliki