BAB II: KAJIAN PUSTAKA
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011).
Sejalan dengan pernyataan Sardiman, Brophy (2004) menyatakan bahwa
motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa
untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba
untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Menurut Hamalik (2007),
siswa juga memiliki keterlibatan yang nyata dalam aktivitas belajar tersebut, rasa
ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami
suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
2. Tujuan motivasi belajar
Tujuan motivasi belajar adalah untuk menggerakkan atau memacu siswa
agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga
tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan (Purwanto, 2008).
Menurut Sardiman (2011) tujuan motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat.
b. Menentukan arah perbuatan.
c. Menyeleksi perbuatan.
Hamalik (2007) juga mengemukakan tiga tujuan motivasi, yaitu:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya menggerakkan perbuatan
ke arah pencapaian tujuan yang di inginkan.
3. Motivasi berfungsi penggerak.
3. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis menurut Hamalik
(2007) yaitu :
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain (cara untuk mencapai tujuan).
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya murid termotivasi untuk
belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai
dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai
informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan
pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan
sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau
imbalan eksternal.
2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman
optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga
Menurut Sudirman (2011), ciri-ciri seseorang memiliki motivasi
belajar yang tinggi, yaitu :
a. Tekun menjalankan tugas (dapat teru menerus dalam waktu yang lama
dan tidak berhenti sebelum selesai)
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Dapat mempertahankan pendapatnya
e. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Guru memegang peranan yang penting dalam pembelajaran serta
motivasi siswa. Guru harus menguasai teknik dan pengidentifikasian
motivasi. Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran adalah
pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan
sebagai pemacu keberhasilan, menimbulkan rasa ingin tahu,
memunculkan sesuatu yang tak diduga oleh siswa, menggunakan
materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam pembelajaran,
menggunakan kaitan yang unik untuk menerapkan suatu konsep dan
prinsip yang telah dipahami, menuntut siswa menggunakan hal-hal
yang telah dipelajari sebelumnya, memberi kesempatan siswa untuk
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Brophy (2004) dan Sardiman (2000) menyatakan bahwa
bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar adalah:
a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b. Persaingan/kompetisi
c. Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
e. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
f. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif.
5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Menurut Siregar (2010), mengemukakan prinsip-prinsip motivasi yang
disebut sebagai ARCS model yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi),
Confidence (kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan). Prinsip-prinsip
tersebut tersebut sangat penting untuk memelihara motivasi peserta didik selama
Adapun indikator dari aspek motivasi yang akan diukur dalam penelitian ini
sebagai berikut.
a. Attention (perhatian) adalah dorongan rasa ingin tahu peserta didik
akibat rangsangan dari elemen-elemen baru, unik, lain dengan yang
sudah ada dan kontradiktif atau kompleks. Pencapaian aspek ini dapat
dilihat dalam indikator sebagai berikut :
1) Perhatian peserta didik saat pelajaran berlangsung;
2) Adanya ketertarikan peserta didik terhadap tujuan dan isi pelajaran
3) Kemauan untuk mempelajari materi pelajaran.
b. Relevance (relevansi) adalah adanya hubungan yang ditunjukkan antara
materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi peserta didik. Pencapaian
aspek ini dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut :
1) Adanya kesadaran terhadap manfaat mempelajari materi;
2) Menghubungkan materi dengan keadaan nyata.
c. Confidence (kepercayaan diri) adalah keadaan perasaan yang merasa
kompeten atau mampu untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Dapat dilihat dalam indikator sebagai berikut :
1) Kemauan peserta didik mempelajari isi materi pelajaran;
2) Kemauan peserta didik berlatih dan bekerja keras;
3) Memiliki usaha untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan
sendiri;
d. Satisfaction (kepuasan) adalah keberhasilan dalam mencapai suatu
tujuan akan menghasilkan kepuasan sehingga peserta didik akan
termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Indikator yang ingin
dicapai sebagai berikut :
1) Kepuasan peserta didik dalam memecahkan masalah.
2) Kepuasan peserta didik dalam keberhasilan menemukan solusi.
3) Kepuasan peserta didik memperoleh nilai baik.
Membangkitkan motivasi peserta didik sangatlah tidak mudah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memotivasi peserta didik.
Upaya guru untuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta
didik dapat dilakukan dengan mengenali peserta didik,
mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar, mengoptimalkan
unsur-unsur dinamis pembelajaran, mengoptimalkan pemanfaatan
upaya guru dalam membelajarkan peserta didik dan mengembangkan
aspirasi dalam belajar Imron (1996).
E. Model Pembelajaran Kooperatif