BAB II LANDASAN TEORI
C. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
sesuatu, jadi motivasi dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi
itu tumbuh dalam diri seseorang.
1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan. Motivasi adalah
keadaan psikologis atau fisiologis dalam diri pribadi seseorang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
mencapai tujuan (Suryabrata, 1984;72).
Menurut Uno (2006:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Motif Intrinsik
Motif Intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena
memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan
dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan
menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang
relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hedak dicapai
dalam bentuk tujuan intruksional pada saat pembelajaran akan dimulai
2) Motif Ekstrinsik
Motif Ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,
misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap
kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut
beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno,
2006:4)
a) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang
berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya, maupun
keyakinannya.
b) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan
kegiatan pendidiknya.
c) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan
kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,
baik yang bersifat pribadi maupun akademik.
d) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasa
bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.
e) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai penidik.
2. Motivasi Belajar
W.S Winkel (2004:169), mendefinisikan motivasi belajar sebagai
keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan
arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut W.S
Winkel (1987:76-77), pada dasarnya motivasi belajar mempunyai fungsi
untuk:
a) Menyediakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi terjadinya kegiatan
belajar.
b) Menggiatkan semangat belajar mahasiswa.
c) Menggugah minat belajar siswa atau mendorong siswa untuk belajar.
d) Memberikan arah terbaik bagi siswa untuk bertindak.
e) Mendorong siswa untuk berbuat atau sebagai motif penggerak yang
melepaskan energi.
Adapun indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Uno, 2006:10):
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d) Adanya penghargaan dalam belajar.
e) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar merupakan minat
yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka
memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun praktis terhadap
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai (Sugeng Paranto,
1981:7-8):
a) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar.
b) Menggiatkan semangat belajar siswa.
c) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar.
d) Mengikat perhatian siswa pada kegiatan belajar.
e) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan
atau tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar
maupun tujuan hidup.
3. Bentuk Motivasi Belajar
Menurut W.S winkel (2004:194), motivasi belajar terbagi atas dua bentuk,
yakni:
a) Motivasi ekstrinsik, yaitu aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya; belajar hanya untuk memenuhi
kewajiban, belajar hanya tidak mau dihukum orang tua, dan sebagainya.
b) Motivasi instrinsik, Yaitu kegiatan belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar itu. Misalnya: belajar untuk kegiatan yang tekun,
keuletan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar guna
c) Karakterisitik Mahasiswa yang mempengaruhi motivasi
Menurut Imron (1998:88), karakteristik mahasiswa yang mempengaruhi
motivasi belajar, antara lain:
a) Tertarik kepada pengajar
b) Tertarik pada mata apelajaran yang diajarkan
c) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama pada guru
d) Ingin selalu bergabung dalam kelas
e) Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain
D. Keaktifan Belajar 1. Pengertian Keaktifan
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Keaktifan belajar mahasiswa merupakan unsur dasar yang penting
bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang
bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (sardiman, 1996: 98). Belajar yang
berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas phisik maupun
psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
2. Jenis-jenis Keaktifan
Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di universitas.
Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazim
terjadi. Jenis-jenis aktivitas mahasiswa dalam belajar adalah sebagai berikut
(sadirman, 1986: 99) :
a) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberisaran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi.
b) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar, percobaan,
pekerjaan orang lain.
c) Listening activities, seperti: mendengarkan percakapan, diskusi, musik,
pidato.
d) Drawing activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
e) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
bermain.
f) Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
g) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
h) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, tenang.
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana
keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana
(1990:61) menyatakan keaktifan mahasiswa dapat dilihat dalam hal :
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b) Terlibat dalam Pemecahan Masalah.
c) Bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen apabila tidak memahami
persoalan yang di hadapinya
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah.
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dosen.
f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat meransang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, mahasiswa juga dapat berlatih
untuk berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan
sistem pembelajaran secara sistematis sehingga meransang keaktifan
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar mahasiswa
adalah:
a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian mahasiswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada mahasiswa).
c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada mahasiswa.
d) Memberikan stimulus. (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari)
e) Memberikan petunjuk kepada mahasiswa cara mempelajari.
f) Memunculkan aktifitas, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
pembelajaran.
g) Memberikan umpan balim (feed back).
h) Memberikan tagihan-tagihan kepada mahasiswa berupa tes sehingga
kemampuan mahasiswa selalu terpantau dan terukur.
i) Menyimpulkan setiap materi yang di sampaikan di akhir pembelajaran.
E. Fasilitas Belajar