• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

4. Motivasi Belajar

Belajar merupakan rutinitas wajib yang seharusnya dilakukan oleh pelajar atau siswa di sekolah.Akan tetapi, pada umumnya siswa merasa bahwa belajar merupakan kegiatan yang mudah sekali membosankan. Rasa malas seringkali menghantui hati dan pikiran siswa ketika akan dimulainya kegiatan belajar. Oleh sebab itu, peran guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Santrock (2008:510), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Cropley (1985) dalam Siregar (2011:48) pun menjelaskan bahwa motivasi juga dapat dijelaskan sebagai

tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu.Indrakusuma (1971) dalam Habsari (2005:74) menyatakan bahwa motivasi adalah kekuatan yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Sumijo (1984) dalam Habsari (2005:74) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan kerja yang timbul dalam diri seseorang untuk berprestasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Astuti (2010:67), motivasi sangat penting artinya dalam proses belajar siswa karena berfungsi menggerakkan serta mengarahkan kegiatan belajar. Motivasi diyakini sebagai penguat atau reinforcement.

Dari pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dengan penuh konsistensi hingga mencapai tujuan atau prestasi yang diingankannya.

b. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak bayi hingga liang lahat (Siregar, 2011: 3). Menurut Slameto (2013:2), belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku yang terjadi dapat bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Burton dalam bukunya The Guidance of Learning Activities mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

pada diri individu karena adanya interaksi dengan sesama individu maupun lingkungan sekitarnya. Harold Spears mengungkapkan bahwa “learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamai, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya, mendengar dan mengikuti aturan). Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang telah direncanakan (Siregar, 2011:4).

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antar sesama maupun interaksi dengan lingkungannya.

c. Pengaruh Motivasi dalam Belajar

Reid (2007:19) mengungkapkan bahwa idealnya, motivasi haruslah intrinsik yaitu pembelajar memiliki motivasi diri (self-motivating). Anak tidak akan belajar tanpa adanya motivasi dalam dirinya. Akan tetapi, tidak semua anak termotivasi untuk belajar sehingga anak perlu dimotivasi oleh orang tua di rumah maupun guru di sekolahnya.

Motivasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam diri manusia untuk mendapatkan sebuah prestasi di akhir proses belajarnya. Studi yang dilakukan Walberg dkk. (1983) menyimpulkan bahwa motivasi memiliki kontribusi antara 11-20% terhadap prestasi belajar, sedangkan studi yang dilakukan Suciati (1990) menyimpulkan bahwa motivasi memiliki

kontribusi hingga 36%, dan Mc.Cellend menunjukkan bahwa motivasi memiliki kontribusi hingga 64% terhadap prestasi belajar (Siregar, 2011:52).

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri individu untuk belajar dan seringkali diperlukan dukungan dari individu lain maupun faktor lain untuk memunculkan motivasi dalam diri individu tersebut. Motivasi sangat berperan besar dalam pencapaian prestasi belajar.

d. Fungsi Motivasi

Motivasi belajar siswa dalam kelas bergantung pada situasi dan kondisi kelas. Pengelolaan kelas bergantung pada guru karena kelas adalah tempat berhimpun siswa dan guru dalam rangka transfer bahan pelajaran dari guru. Pengelolaan kelas yang baik akan memperlancar proses pembelajaran sedangkan pengelolaan kelas yang kurang baik akan menghambat proses pembelajaran sehingga hasil dari pembelajaran tersebut akan kurang baik pula. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan dengan interaksi edukatif yang terjadi di kelas, apalagi kertika guru tidak mengemas pembelajaran dengan model pembelajaran yang menarik atau malah cenderung menurunkan motivasi siswa dalam kelas. Guru seharusnya mampu menerapkan model pembelajaran yang mampu membuat siswa merasa termotivasi untuk terus belajar dan mengurangi rasa bosan pada siswa (Supardi, 2013:99).

Motivasi dapat berjalan dengan efektif jika memperhatikan kebutuhan anak didik. Keanekaragaman cara belajar merupakan salah satu cara yang mampu meningkatkan gairah belajar siswa. Peranan guru sebagai motivator sangatlah penting dalam interaksi edukatif karena pekerjaan sebagai guru tidak dapat lepas dari kemahiran sosial. (Supardi, 2013:98).

Motivasi merupakan suatu instrumen yang sangat penting dalam diri manusia.Fungsi motivasi sangat besar bagi keberhasilan atau kesuksesan manusia dalam mencapai cita-citanya.Berikut fungsi motivasi yang dikemukakan oleh Sardiman (2008:85).

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan mana yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Fungsi motivasi lainnya juga dikemukakan oleh Uno (2008:17) sebagai berikut.

a) Mendorong manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan.

b) Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai. c) Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.

Dari pemaparan fungsi motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai dorongan bagi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, menentukan arah tujuan, serta menyeleksi langka-langkah yang harus dilakukan.

e. Teori Motivasi Belajar

Mc.Cown, Driscoll, dan Roop (1997) dalam Kusumaningtyas (2010:21) mengungkapkan bahwa motivasi belajar terdiri dari tiga hal, yaitu:

a) Kebutuhan untuk berprestasi, yaitu menjadikan motivasi sebagai dorongan untuk mencapai sebuah prestasi pada akhir pencapaiannya. Setiap orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka ia akan terus berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap perilakunya. Prestasi merupakan sebuah impian besar yang terdapat dalam dirinya. Tanpa adanya motivasi yang kuat, maka prestasi akan sulit untuk didapatkan. Oleh sebab itu, peserta didik yang ingin mencapai prestasi di bidang akademik maupun non akademik di sekolah maupun di luar sekolah, harus memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga mampu melewati segala tahap ujian dan mendapatkan hasil terbaik sehingga prestasi pun dapat digenggam.

b) Kebutuhan untuk pemenuhan diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi segala kebutuhan dalam hidupnya. Tanpa adanya motivasi, tentu saja kebutuhan yang diperlukan setiap manusia tidak dapat tercukupi.Untuk mendapatkan segala hal yang dibutuhkan, manusia harus memiliki motivasi untuk mendapatkannya.

c) Kebutuhan untuk mandiri. Manusia yang mandiri merupakan manusia yang memiliki kegigihan dalam dirinya.Kegigihan itu muncul karena

adanya motivasi dalam dirinya untuk menyelesaikan segala perbuatannya.

Siregar (2011:52) menjelaskan bahwa Keller (1983) memiliki pendapat lain mengenai teori motivasi, Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang disebut dengan ARCS Modelyaitu attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (kepercayaan diri), dan satisfication (kepuasan). Keller berpendapat bahwa keempat hal tersebut merupakan kondisi motivasional yang penting untuk dipraktekkan dalam pembelajaran sehingga motivasi dalam siswa dapat terjaga dari awal sampai akhir pembelajaran.

f. Aspek-aspek Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa di dalam kelas. Adapun berbagai ciri yang dapat terlihat jelas dari seorang siswa yang memiliki motivasi belajar menurut Supriyadi (2005:86) yaitu siswa selalu memperhatikan materi yang diajarkan, tekun dalam belajar, tertarik untuk belajar, sering belajar, berkomitmen dalam memenuhi tugas-tugas sekolah, serta semangat untuk hadir di sekolah dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Sadirman (2008:83) juga mengemukakan beberapa ciri orang yang memiliki motivasi dalam dirinya, yaitu:

a) tekun dalam menyelesaikan atau menghadapi tugas yang di dapat, b) ulet dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi,

c) menunjukkan minatnya untuk menyelesaikan berbagai macam masalah,

d) lebih senang bekerja mandiri, tidak menggantungkan diri pada orang lain,

e) cepat bosan pada tugas-tugas rutin karena terkesan monoton,

f) dapat mempertahankan pendapat yang dimilikinya (tidak mudah berubah pikiran), dan

g) berpendirian kuat.

Dari beberapa ciri orang yang bermotivasi di atas, dapat dikatakan bahwa orang yang tekun dalam belajar, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi pada hal baru, ingin selalu memecahkan masalah yang ada, mandiri, tidak suka dengan hal yang monoton, dan memiliki pendirian yang kuat merupakan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam dirinya.

Kusumaningtyas (2010:24) merangkum pendapat Mc.Cown dkk.(1997) yang menyatakan bahwa motivasi belajar meliputi adanya keterlibatan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan dan berkomitmen untuk terus belajar dalam jangka waktu kedepan.Aspek-aspek motivasi menurut Mc.Cown dkk dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

a) Keinginan dan inisiatif sendiri untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi dalam dirinya memiliki keinginan yang kuat dan inisiatif untuk belajar karena ada rasa ingin tahu atau curiosity yang tinggi dalam dirinya.

b) Keterlibatan yang ditandai dengan kesungguhan mengerjakan tugas-tugas. Motivasi seseorang dapat diamati melalui usaha dan keterlibatan seseorang pada suatu keinginan.

c) Komitmen untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi cenderung akan lebih tekun untuk belajar dan memiliki komitmen untuk terus belajar karena dia yakin bahwa belajar mampu membawa dirinya dalam keberhasilan.

Selanjutnya, dari model motivasi ARCS yang diungkapkan Keller.terdapat empat aspek motivasi yang terdapat dalam diri siswa dan sangat penting untuk dijaga selama proses pembelajaran. Siregar (2011:52) telah merangkumnya sebagai berikut.

a) Attention (perhatian), yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini muncul ketika siswa menghadapi sesuatu yang baru, aneh, lain dari yang pernah ada, atau kontradiktif sekalipun.

b) Relevance (relevansi), yaitu adanya hubungan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Ketika siswa mengetahui manfaat dari pembelajaran tersebut kedepannya, maka ia akan merasa termotivasi untuk mempelajarinya.

c) Confidence (kepercayaan diri), yaitu merasa dirinya kompeten atau mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya sehingga siswa akan mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

d) Satisfaction (kepuasan), yaitu suatu kepuasan yang muncul dalam diri siswa setelah mencapai suatu tujuan (keberhasilan) dan dengan adanya kepuasan tersebut siswa akan termotivasi untuk terus mencapai tujuan yang serupa.

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar tentunya tidak muncul begitu saja.Akan tetapi, banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Schiefelbein dan Simons (1981) dalam Kusumaningtyas (2010:25), faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya motivasi dalam diri peserta didik yaitu sumber dan proses sekolah,kualitas guru, dankarakteristik siswa.Mc.Cown dkk.(1997) dalam Kusumaningtyas (2010:25) mengungkapkan bahwa peningkatan motivasi

belajar sebagai indikator berhasilnya tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Imron (1996) dalam Siregar (2011:53) menyatakan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu:

a) Cita-cita/aspirasi belajar. b) Kemampuan pembelajar. c) Kondisi pembelajar.

d) Kondisi lingkungan pembelajar.

e) Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran(bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar, dll).

f) Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak dapat muncul begitu saja.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya seperti karakteristik siswa, kualitas guru, dan kondisi sekolah, baik dari segi fisik maupun non fisik.

Dokumen terkait