• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

4. Motivasi Belajar

commit to user

lxii

“Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutaman memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja” (Slavin,2008:34). Menurut Deutch dalam Slavin (2008:35) megidentifikasikan tiga unsur tujuannya yaitu:

Kooperatif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan - anggota yang lain. Kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan - dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lain. Individualistik, dimana usaha berorientasi tujuan - dari tiap individ tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian tujuan anggota yang lain.

Dalam perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok mereka bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok akan memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial dalam merespon usaha yang berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam kelompok kooperatif , pembelajaran menjadi sebuah aktivitas yang membuat para siswa lebih unggul dari teman sebayanya. Jadi teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untk melakukan tugas-tugas akademik.

commit to user

lxiii

Menurut John M. Keller dalam Angkowo (2007 : 39) prinsip motivasi yang dapat diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran yaitu model ARCS (Attention, Relevance, Convidence, Satisfication ). A (Attention atau perhatian) artinya siswa mau belajar harus memiliki perhatian pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain karena dorongan rasa ingin tahu. Siswa cenderung belajar tentang apa yang ingin mereka pelajari dan akan mengalami kesulitan untuk mempelajari materi yang tidak menarik minat mereka. R (Relevance atau kegunaan) artinya motivasi belajar akan tumbuh bila siswa mengetahui bahwa materi pelajaran mempunyai manfaat langsung secara pribadi. Kata relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. C (Convidence atau kepercayaan diri) untuk belajar secara efektif perlu dihilangkan kekhawatiran dan ketidakmampuan dalan diri siswa. Siswa harus percaya bahwa ia mampu dan bias berhasil dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu dalam diri siswa perlu ditumbuhkan harapan posotif untuk berhasil. Siswa harus merasa diri kompeten atau mampu agar dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungannya. S (Satisfication atau kepuasan) artinya motivasi belajar harus mampu menghasilkan rasa puas guna mendorong tumbuhnya keinginan untuk tetap belajar. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan.

Menurut Mc Donald dalam Wasty Soemanto (1983 : 191) motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam pribadi/diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Definisi

commit to user

lxiv

motivasi ini berisi tiga hal, yaitu motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, motivasi ditandai oleh dorongan afektif dan motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Beberapa pendapat tentang motivasi belajar: menurut Morgan dalam Wasty Soemanto (1983: 194) dikatakan bahwa motivasi bertalian dengan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek daripada motivasi : keadaan yang mendorong tingkah laku (“motivating states ), tingkah laku yang didorong oleh motivasi tersebut (“motivated behavior”), dan tujuan dariupada tingkah laku tersebut (“goal or ends of such behavior”). Menurut McDonald dalam Wasty Soemanto (1993 : 194 ) dikatakan adalah motivasi adalah perubahan dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan bagian dari learning. Proses timbul/tumbuhnya motivasi mengikuti pola berikut : Drives---Needs-

----Motives----Motivasi kelakuan. Menurut Mohammad Asrori (2007:183),

motivasi diartikan sebagai: dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; dan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu proses kegiatan untuk memberikan dorongan kepada seseorang (atau dapat juga pada diri sendiri) , untuk

commit to user

lxv

mengambil tindakan atau berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga tim atau kelompok akan memperoleh penghargaan.

Menurut Mohammad Asrori (2007:184), indikator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran adalah:

1) Memiliki gairah yang tinggi. 2) Penuh semangat. 3) Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi. 4) Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu. 5) Memiliki rasa percaya diri. 6) Memiliki daya konsentrasi yang tinggi. 7) Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi. 8) Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi.

Jika indikator-indikator ini muncul dan berkembang dalam proses pembelajaran di kelas, maka guru akan merasa enak dan antusias dalam menyelenggarakan proses pembelajarannya. Namun demikian , keadaan yang sebaliknya juga sangat boleh jadi kita temukan. Artinya ada sejumlah siswa yang bermotivasi rendah.

Mohammad Asrori (2007:184), ada sejumlah indikator siswa yang memiliki motivasi rendah ini, yaitu:

1) Perhatian terhadap pelajaran kurang. 2) Semangat juangnya rendah. 3) Mengerjakan sesuatu seperti diminta membawa beban berat. 4) Sulit untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas. 5) Memiliki ketergantungan kepada orang lain. 6) Mereka bisa jalan kalau sudah “dipaksa”. 7) Daya konsentrasi kurang. Secara fisik mereka berada di dalam kelas, tapi pikirannya mungkin berada di luar kelas. 8) Mereka cenderung membuat kegaduhan. 9) Mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan.

Jika indikator-indikator ini muncul dan berkembang dalam proses pembelajaran di kelas, maka guru tidak akan enak, tidak nyaman dan tidak antusias dalam menyelemggarakan proses pembelajaran.

commit to user

lxvi

5. Interaksi Sosial

Dokumen terkait