• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penjelasan Teori

3. Motivasi Belajar

Motivasi (Hamzah B.Uno, 2008: 3) adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi Belajar (Sardiman A. M., 1989: 75) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Jadi Motivasi belajar dapat disebut juga sebagai daya pendorong yang mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar (Nana Sudjana, 2010: 22) merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat diperoleh siswa setelah siswa melakukan proses belajar sehingga siswa tersebut memperoleh kemampuan-kemampuan dari proses pembelajarannya.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

a. Memberikan variasi tentang media pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar.

b. Memperkaya guru tentang media pembelajaran berbasis komputer untuk pembelajaran grafik fungsi kuadrat.

c. Dapat menambah alternatif guru dalam menumbuhkan motivasi siswa pada saat pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang grafik fungsi kuadrat b. Melatih siswa mengekplorasi sendiri materi grafik fungsi kuadrat

dengan bantuan GeoGebra.

c. Siswa jadi memiliki suasana pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran yang sebelumnya

3. Bagi Peneliti

a. Penulis dapat menambah wawasan tentang GeoGebra sebagai media pembelajaran.

b. Penulis dapat mengetahui pengaruh penggunaan GeoGebra terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penjelasan Teori 1. Aktivitas Belajar

Paul D. Dierichv (Oemar Malik, 2001: 172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah:

a. Kegiatan-Kegiatan Visual

Menurut Paul D. Dierichv kegiatan visual adalah melihat, membaca, mengamati dan mengadakan pameran. Kegiatan visual dalam pelaksanaannya banyak menggunakan indera penglihatan. Langkah awal yang dilakukan siswa ketika belajar adalah melihat, membaca dan mengamati kemudian siswa baru akan melakukan tindakan dari hasil kegiatan visual.

b. Kegiatan-Kegiatan Lisan (Oral)

Kegiatan lisan merupakan kegiatan belajar yang berhubungan dengan bagaimana cara siswa menyampaikan pemikiran ketika siswa belajar, misalnya seperti mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. Kegiatan belajar ini juga dapat membantu guru mengetahui sejauh mana siswa sudah belajar atau hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.

c. Kegiatan-Kegiatan Mendengarkan

Kegiatan mendengarkan merupakan salah satu cara siswa menerima informasi ketika belajar. Dalam kegiatan mendengarkan siswa menggunakan indera pendengaran untuk mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok. Kegiatan mendengarkan saat siswa belajar adalah kegiatan yang sering dilakukan siswa dikelas karena pada umumnya guru lebih suka menjelaskan materi daripada memberikan suatu masalah untuk dicari solusinya oleh siswa itu sendiri.

d. Kegiatan-Kegiatan Menulis

Kegiatan menulis merupakan media laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. Kegiatan menulis merupakan salah satu bentuk siswa dalam mendokumentasikan proses pembelajaran karena tidak semua hal dapat diingat oleh siswa jadi siswa perlu menyimpan memori tersebut salah satunya dengan mencatat. e. Kegiatan-Kegiatan Menggambar

Kegiatan menggambar biasanya dibutuhkan saat siswa menemukan materi-materi yang memerlukan gambar seperti grafik, chart, diagram peta,dan pola.

f. Kegiatan-Kegiatan Metrik

Kegiatan metrik merupakan kegiatan belajar siswa dengan melakukan percobaan-percobaan agar siswa dapat melihat secara langsung hasil belajar yang telah didapat selama proses pembelajaran, kegiatan metrik dapat dilakukan seperti memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

g. Kegiatan-Kegiatan Mental

Kegiatan mental merupakan kegiatan belajar yang berhubungan dengan proses berpikir siswa ketika pembelajaran. Proses berpikir siswa dapat dilakukan dengan merenungkan, mengingat, masalah, menganalisis, mencari faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-Kegiatan Emosional

Kegiatan emosional merupakan kegiatan yang berhubungan dengan keadaan emosi siswa itu sendiri, seperti keberanian, ketenangan, dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jadi aktivitas belajar memiliki pengaruh yang besar bagi proses belajar siswa karena aktivitas belajar berhubungan langsung dengan diri siswa dalam memproses atau merespon pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang didapat dari proses belajar. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (1989: 22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menurut Purwanto (2008: 45) adalah perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran (Purwanto, 2008: 45) adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Hasil belajar diperoleh siswa setelah siswa mengalami proses kegiatan belajar sesuai tujuan pengajaran maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik jika proses belajar dilakukan dengan tujuan pengajaran yang baik.

Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom terbagi dalam tiga aspek (Nana Sudjana 1989: 22), yaitu :

a. Aspek kognitif yaitu aspek yang berhubungan dengan hasil belajar intelektual

b. Aspek afektif yaitu aspek yang berhubungan dengan sikap siswa.

c. Aspek psikomotorik yaitu aspek yang berhubungan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak.

Dari ketiga aspek tersebut, aspek kognitif yang paling banyak menjadi objek penilaian guru karena aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami atau menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

Untuk mengukur hasil belajar perlu diadakan tes kepada siswa setelah pembelajaran pada suatu materi tertentu selesai, Nana Sudjana (1989: 35) mengatakan tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

3. Motivasi Belajar

Motivasi menurut kamus terbaru bahasa Indonesia (2008: 456) adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi Belajar adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi belajar memiliki peranan penting di dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar merupakan pendorong, pengarah dan penggerak siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sardiman (1986:

77) mengatakan untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula, jadi motivasi belajar yang baik akan menunjukan hasil belajar yang baik pula. Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 36) mengatakan adanya usaha yang tekun dan rajin yang didasari motivasi yang kuat akan membangun siswa mencapai prestasi yang baik. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan lebih giat dan tekun belajar daripada siswa yang memiliki motivasi yang rendah. Ditinjau dari tipe motivasi, motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik menurut Made Wena (2009: 33) adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam individu. Menurut Sardiman A. M. (1989: 88) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Siswa yang termotivasi secara intrinsik biasanya akan rajin belajar dan senang menjalankan tugas yang diberikan oleh guru tanpa ada suatu paksaan dari orang lain. Siswa merasa senang karena siswa mendapatkan suatu dorongan dalam diri yang menyebabkan siswa senang melakukan aktivitas belajar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik menurut Made Wena (2009:33) adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Menurut Sardiman A. M. (1989:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Siswa dalam belajar banyak mendapatkan rangsangan dari luar yaitu guru dan orangtua siswa. Contoh motivasi ekstrinsik yaitu ketika siswa mendapatkan hadiah dari orangtua ketika siswa tersebut mendapatkan nilai yang bagus ketika ulangan. Lingkungan belajar siswa juga dapat mendorong atau memberikan motivasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat saling melengkapi dan memperkuat siswa untuk dapat lebih giat belajar demi tercapainya tujuan pembelajaran. Motivasi memiliki beberapa indikator yang menunjukan bahwa siswa memiliki motivasi belajar, seperti yang diungkapakan oleh Made Wena (2009: 33)bahwa motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator sebagai berikut:

1) Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran,

2) Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa,

3) Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, dan

4) Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dokumen terkait