• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

9. Motivasi Berprestasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Sedangkan motivasi dapat diartikan “sebagai dorongan yang terdapat dalam

diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu” (Hamzah B. Uno, 2006: 3). Menurut McDonald dalam Hamalik (2001:106) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan

commit to user

Mc. Clelland, Abraham Maslow dalam Angkono A. Kosasih (2007: 34) mengemukakan bahwa “motivasi adalah suatu prosespsikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang”. Sedangkan menurut Raymond J Corsini (1987: 76) menyatakan “in simple term, motivation deals with the of behavior. It revers to internal states of

organism that lead it instigation, persistence, energi and direction of behavior”.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa secara sederhana motivasi berkaitan dengan keadaan internal yang mendorong suatu organisme bertindak, tekun dan menghasilkan energi yang mengatur perilaku. Sedangkan menurut Mohamad Ali (1996: 5) menyatakan

Motif dapat diartikan sebagai suatu pola alasan atau penyebab yang melatarbelakangi perilaku individu. Motif juga diartikan sebagai suatu keinginan dorongan (need) atau getaran-getaran diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan atau dorongan untuk berperilaku.

Sedangkan menurut Toeti Sukamto (1996: 39) menyatakan bahwa “motivasi dapat disimpulkan dari adanya observasi tingkahlaku. Apabila manusia mempunyai motivasi positif, maka ia akan: 1) Memperhatikan minat, mempunyai perhatian, ingin ikut serta; 2) Bekerja keras serta memberikan waktu pada usaha

tersebut; serta 3) Terus bekerja sampai tugas terselesaikan”. Dengan demikian

motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses kejiwaan yang berupa keinginan atau dorongan yang berasal dari individu yang menghasilkan suatu energi dan menimbulkan rasa senang, penuh perhatian dan rela bekerja keras sehingga individu tergerak untuk bertindak atau melakukan suatu aktifitas demi mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia

commit to user

sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam melakukan suatu aktifitas.

Jika seseorang telah termotivasi maka akan menimbulkan dorongan manusia untuk melakukan suatu akivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini motivasi yang dilakukan akan berusaha dan tidak akan berhenti jika tujuan yang diinginkan belum tercapai, motivasi juga mendorong seseorang unuk menentukan perbuatan yang harus dilakukan. Hal ini berarti bahwa dengan adanya motivasi seseorang akan berusaha menentukan langkah apa yang harus ditempuh agar kebutuhan yang diinginkan dapat tercapai.

Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, pertama seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut. Kedua, Apabila orang merasa yakin mampu menghadapi tantangan maka orang tersebut terdorong untuk melakukan kegiatan tersebut (Hamzah B. Uno, 2008: 8). Dari sudut sumber yang menimbulkan motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah berasal dari dalam individu dan tidak memerlukan rangsangan dari luar karena telah ada dalam indivudu itu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif ekstrinsik adalah motivasi yang timbul biasanya didorong oleh adanya tujuan yang kadang kala tidaklah esensial, misalnya keinginan belajar siswa karena hanya ingin mendapatkan hadiah atau mendapatkan pujian dari seseorang, jadi bukan karena ingin mencari sesuatu yang lebih esensial.

commit to user b. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar bentuk perubahan tingkah laku secara relatif tetap dan secara potensial terjadi sebagi

hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi untuk

mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar juga dapat ditimbulkan oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah dorongan yang berasal dari individu yang belajar berupa hasrat dengan keinginan untuk dapat berhasil dan dorongan kebutuhan belajar itu sendiri serta harapan dan cita-cita. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang belajar seperti berusaha belajar hanya untuk mengharapkan penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Oleh para ahli mengemukakan bahwa motivasi instrinsik lebih kuat dari pada motivasi ekstrinsik, karena motivasi instrinsik lebih bersifat permanen dan tahan lama. Oleh kerena itu proses pembelajaran harus berusaha untuk menimbulkan motif instrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang studi yang relevan. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik dalam belajar. Dikemukakan oleh Hamzah B Uno (2008: 4) yang mengatakan bahwa hal-hal yang dapat menumbuhkan motivasi belajar antara lain:

Pertama, pendidik perlu memperlakukan anak didiknya sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun keyakinannya. Kedua pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dan membantu apabila mengalami kesulitan baik secara pribadi maupun akademis. Ketiga pendidik harus memiliki rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.

Peters dan Willey (1981:193) mengemukakan bahwa, “dilihat dari sumbernya, motivasi dapat dibagi dua yaitu motivasi intrinsik yaitu motivasi yang

commit to user

berasal dari dalam diri siswa dan motivasi ektrinsik yaitu motivasi dari luar diri siswa”. Dari dua motivasi tersebut motivasi instrinsik lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Lebih lanjut Morgen dalam Soekamto dan Udin S.

Winataputra (1999: 80) menyatakan “dengan mengatur kondisi dan situasi belajar

menjadi kondusif dan diberikan pengetahuan-pengetahuan diharapkan akan dapat mengubah dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik”. Agar dapat memberikan pengaruh yang tahan lama, sesorang dapat mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik dengan pengaturan-pengaturan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi, baik yang berasal dari dalam atau dari luar individu yang belajar. Faktor yang berasal dari dalam individu lebih kuat pengaruhnya dari pada faktor yang berasal dari luar individu. Oleh karena itu bagaimana agar seseorang pendidik dapat memanipulasi agar faktor yang berasal dari luar dapat diubah menjadi faktor dari dalam individu, sehingga proses pembelajaran akan dapat berhasil karena anak telah termotivasi untuk melakukan aktifitas pembelajaran.

Siswa memerlukan motivasi dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan minat dan semangat, karena mengingat betapa pentingnya motivasi dalam belajar. Selain itu motivasi juga merupakan pengarah untuk perbuatan belajar, terlebih bagi siswa yang memiliki masalah pribadi dan sosial, untuk itu membangkitkan motivasi dalam pembelajaran adalah sangat diperlukan. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran. seperti

commit to user

diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2008) yaitu: menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan menentukan ketekunan belajar. Jadi motivasi dapat membangkitkan semangat hidup, mengarahkan seseorang untuk mencapai kesuksesan.

Motivasi dapat berperan dalam penguat belajar apabila seorang siswa dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, sehingga masalah tersebut hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kebermaknaan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu akan memberikan manfaat dan paling tidak dapat dinikmati bagi yang melakukan belajar. Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar siswa, jika siswa telah termotivasi maka mereka akan berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dengan harapan mereka akan dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tidak ada motivasi maka belajar tidak akan tahan lama dan mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang lain. Hal itu berarti bahwa motivasi dapat menentukan ketekunan dalam belajar. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dengan motivasi akan membangkitkan minat dalam sikap siswa yang akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih giat, bersemangat, tekun dan belajar juga dapat bertahan lebih lama, terutama bagi siswa yang memiliki masalah.

commit to user c. Motivasi berprestasi

Menurut Harrocks dalam Parwindo Agus Pertiwi (2004) mengatakan “prestasi adalah kebutuhan psikoligis untuk memperoleh, mencapai, menerima,

menang dan sebagainya”. Saifudin Azwar (1987: 13) mendefinisikan “prestasi

sebagai hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Apapun hasil yang

diproleh oleh siswa dalam pembelajaran itu merupakan prestasi, prestasi belajar tidak hanya berupa kemampuan kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotor. Sekolah yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi harus mempunyai dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolah. Perilaku ingin berprestasi secara terus menerus harus menjadi kebiasaan hidup warga sekolah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

McClelland berpendapat, setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar yaitu, kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan untuk berafiliasi, dan kebutuhan berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan. Jadi motivasi berprestasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan individu untuk mencapai prestasi guna memenuhi kebutuhan psikologisnya.

Dokumen terkait