• Tidak ada hasil yang ditemukan

iance extrvar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Motivasi Kerja

Untuk mengukur persepsi dan tingkat kesetujuan responden berkaitan dengan motivasi kerja agen PT. Danareksa Sekuritas, digunakan beberapa indikator seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Skor 1 2 3 4 5 No. Pertanyaan n % n % n % N % n % Rataan Skor 1. Kenyamanan tempat kerja. 74 74 16 16 10 10 3,36 2. Keamanan tempat kerja 69 69 29 29 2 2 3,33 3. Kepatuhan akan

peraturan dan kebijakan perusahaan.

63 63 31 31 6 6 3,43

4. Hubungan baik dengan sesama rekan kerja.

5 5 85 85 6 6 4 4 3,09 5. Hubungan baik dengan

atasaan atau pimpinan.

12 12 60 60 27 27 1 1 3,17 6. Hubungan baik dengan

organisasi perusahaan.

1 1 9 9 75 75 15 15 3,04 7. Kedisiplinan dalam

bekerja.

86 86 14 14 3,14 8. Daya juang dan

semangat kerja.

75 75 21 21 4 4 3,27 9. Tanggung jawab dalam

menjalankan tugas dan aktifitas kerja.

77 77 23 23 3,23

10. Inisiatif dan kreatif dalam bekerja.

64 64 33 33 3 3 3,33 11. Rasa cinta dan loyalitas

kerja.

71 71 29 29 3,29

12. Keinginan untuk terus maju dan berprestasi

65 65 33 33 2 2 3,37

. Hasil akhir 3,25

Tingkat kesetujuan responden terhadap motivasi kerja adalah ”cukup setuju”, ditunjukkan oleh nilai rataan skor akhir sebesar 3,25 yaitu berada pada range 2,6 – 3,4. Dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi motivasi kerja agen saat ini cukup tinggi. Hal ini tentu dipengaruhi oleh persepsi yang cukup baik dari agen terhadap faktor-faktor penting yang berkaitan dengan kondisi kerja dan perilaku kerja.

4.4.1. Kondisi Kerja

Kondisi kerja meliputi kondisi fisik tempat karyawan dalam hal ini agen bekerja maupun kondisi non fisik yang berkaitan dengan aktifitas agen saat bekerja. Tingkat kesetujuan responden terhadap kondisi kerja secara umum ”cukup setuju”, ditunjukkan oleh nilai rataan skor tiap-tiap indikator yang berada pada kisaran nilai 3,04 – 3,36.

Penilaian responden terhadap faktor kenyamanan secara umum cukup tinggi. Dalam hal ini faktor kenyamanan meliputi kondisi tempat agen bekerja dan kondisi non fisik yang berkaitan dengan aktivitas agen dalam bekerja. Agen merasa cukup puas dengan kondisi kompensasi yang mereka terima saat ini, hal ini tentu saja mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Agen merasa nyaman dalam bekerja karena telah mendapatkan balas jasa yang setimpal dengan apa yang telah mereka usahakan untuk perusahaan. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung kerja yang baik seperti mushola, kantin, toilet, kamar mandi, dapur umum, tempat parkir yang luas, mesin atm, sport centre, kemudahan akses internet, perlengkapan dan peralatan kantor (meja, kursi, komputer, telepon, printer, mesin fax, mesin copy, scaner), air conditioner, lift, sistem absensi digital, serta kondisi tempat kerja yang bersih tertata rapi memberikan kenyamanan di tempat agen bekerja.

Penilaian responden terhadap faktor keamanan secara umum cukup tinggi. Dalam hal ini faktor keamanan meliputi kondisi tempat agen bekerja dan kondisi non fisik yang berkaitan dengan aktifitas agen dalam bekerja. Agen merasa cukup aman menjalankan aktifitas kerjanya, karena agen telah mendapatkan kompensasi atas apa yang

telah diusahakannya. Mereka tidak terlalu khawatir bila suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti sakit atau kecelakaan, karena mereka telah mendapatkan kompensasi yang minimal mampu menanggulangi kejadian-kejadian seperti itu. Tersedianya fasilitas dan sistem keamanan yang baik, seperti adanya petugas keamanan mampu menciptakan kondisi yang aman di lingkungan tempat kerja dari berbagai tindakan kriminalitas. Kondisi ruang atau bangunan yang baik, sistem pemadam kebakaran, sumber listrik cadangan, dan tangga darurat juga mempengaruhi tingkat keamanan agen dalam bekerja. Bila sewaktu-waktu terjadi bencana alam atau kecelakaan di tempat kerja.

Penilaian responden terhadap peraturan kerja secara umum cukup tinggi, agen cukup puas dan setuju dengan peraturan kerja yang ditetapkan. Kepatuhan dan kedisiplinan agen dalam mematuhi peraturan kerja salah satunya diakibatkan oleh adanya perhatian perusahaan kepada agen khususnya kebutuhan mereka akan kompensasi sebagai imbalan atau balas jasa dari apa yang telah mereka usahakan untuk perusahaan. Peraturan kerja meliputi peraturan jam kerja, wewenang dan tanggung jawab kerja, pakaian kerja dan peraturan mengenai tata tertib di tempat kerja. Hari kerja yang diberlakukan perusahaan dimulai dari hari senin sampai dengan hari jumat, peraturan jam kerja yang ada dirasakan cukup baik karena agen masih bisa meluangkan akhir pekannya bersama keluarga pada hari sabtu dan minggu yang merupakan hari libur kerja. Setiap harinya agen memulai aktifitas kerjanya mulai pukul 08.00 WIB dan mengakhiri aktifitas kerjanya pada pukul 17.00 WIB, dengan jam istirahat pada pukul 12.00 WIB selama kurang lebih 45 menit.

Adanya deskripsi yang transparan dan jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab kerja, serta tata tertib yang berlaku di tempat kerja mengakibatkan agen memberikan penilaian yang cukup positif terhadap peraturan kerja yang berlaku. Peraturan kerja yang baik memberikan arahan yang jelas bagi agen dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Agen secara keseluruhan pada akhirnya memberikan respon yang baik,

mereka bersedia mematuhi semua peraturan kerja yang berlaku serta bersedia menerima sanksi atau hukuman tertentu jika melanggarnya.

Penilaian responden terhadap hubungan sesama rekan kerja secara umum cukup tinggi. Agen secara keseluruhan memilii kualitas hubungan yang cukup baik dengan rekan kerjanya. Adanya perlakuan yang adil dari perusahaan atas kepentingan agen akan kompensasi telah menciptakan kondisi yang baik, dimana agen tidak merasa dibeda-bedakan sehingga pada akhirnya agen lebih mampu memelihara hubungan baik dengan sesame rekan kerja.

Selain itu adanya komunikasi yang baik dan kesadaran agen bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain menjadi alasan terciptanya hubungan yang baik sesama rekan kerja. Adanya hubungan yang harmonis dengan rekan kerja, dorongan, kerjasama dan bantuan dari rekan kerja sangat membantu agen dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu agen juga merasa lebih semangat dan nyaman dalam bekerja karena terciptanya suasana kerja yang menyenangkan.

Penilaian responden terhadap hubungan dengan atasan dan organisasi perusahaan secara umum cukup tinggi. Agen cukup puas dengan kepemimpinan atasan mereka dan perhatian organisasi perusahaan atas kebutuhan agen akan komisi dan tunjangan. Agen menilai pimpinan khususnya manajer yang memimpin divisi mereka, cukup perhatian dan tidak kaku dalam memimpin. Pimpinan selalu memberikan semangat dan koreksi atas pekerjaan agen, sehingga agen selalu termotivasi untuk terus belajar dan menjadi lebih baik. Adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan agen dan karekteristik pimpinan yang kharismatik telah menciptakan suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan bagi para agen. Mereka beranggapan bahwa komisi yang mereka terima sekarang sudah cukup memenuhi kebutuhan mereka.

Adanya perhatian perusahaan atas kebutuhan agen akan kompensasi mengakibatkan munculnya persepsi yang baik terhadap organisasi perusahaan. Dengan adanya persepsi tersebut diharapkan

mampu memelihara dan menciptakan hubungan yang harmonis antara agen dengan organisasi perusahaan yang mempergunakan jasanya. 4.4.2. Perilaku Kerja

Tingkat kesetujuan repsonden terhadap perilaku kerja adalah “cukup setuju”, ditunjukkan oleh nilai rataan skor tiap-tiap indikatornya yang berada pada kisaran nilai 3,14 – 3,37. Penilaian responden terhadap perilaku kerja secara umum cukup baik. Disiplin, semangat kerja yang tinggi, tanggung jawab, kreatifitas, loyalitas dan keinginan untuk berprestasi merupakan faktor penentu keberhasilan agen dalam menjalankan aktivitasnya. Secara keseluruhan agen menyadari bahwa kunci keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh perilaku kerja yang mereka miliki.

Adanya kesadaran akan disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, maka agen mampu menjalankan pekerjaanya dengan baik dan tertib. Hanya dengan semangat kerja yang tinggi agen mampu menggunakan semua daya dan upaya yang mereka miliki untuk mencapai tujuannya, baik itu tujuan individu yang mereka miliki maupun tujuan organisasi perusahaan.

Kreatifitas dan keinginan untuk belajar juga merupakan faktor penentu keberhasilan agen. Risiko dan beban kerja dari jenis pekerjaan yang mereka miliki saat ini mengharuskan mereka untuk selalu kreatif dan terus belajar. Kondisi ini tentu sangat dipengaruhi oleh dorongan untuk maju yang ada dalam diri agen sendiri dan kondisi eksternal yang memicu agen untuk terus berprestasi.

Adanya persepsi yang baik terhadap kompensasi yang mereka terima saat ini telah mendorong agen untuk menciptakan perilaku kerja yang baik. Adanya perhatian kepada agen atas kebutuhannya akan kompensasi telah memotivasi agen untuk selalu disiplin, bersemangat, bertanggungjawab, kreatif dan inisiatif, loyal terhadap pekerjaan, serta adanya keinginan untuk terus belajar dan berprestasi.

Dokumen terkait