• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2. Motivasi Belajar

2.2.3. Ciri-Ciri Motivasi

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar menurut Uno (2008:23) yaitu: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Menurut Sardiman (2006:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya)”.

4). Lebih senang bekerja mandiri dalam setiap mengatasi masalah

5). Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehinnga kurang kreatif).

6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin ada sesuatu) 7). Tidak akan mudah melepas hal yang sudah diyakini itu.

8). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinits dan mekanis. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalua ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan respontif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya.

Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator dalam penelitian ini adalah dorongan untuk belajar ekonomi akuntansi, usaha untuk menguasai materi ekonomi akuntansi, ketekunan dan kepatuhan dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

2.3. Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru

2. 3.1 Persepsi Siswa

Menurut Slameto (2003:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Sedangkan menurut Robbins (2001:188) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan mereka.

Berdasarkan pengertian tentang persepsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses masuknya informasi atau pesan ke otak manusia secara terus-menerus terhadap lingkungan melalui panca indera sehingga diperoleh pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan atau menafsirkan informasi. Munculnya suatu persepsi terjadi disebabkan: 1) indera menangkap hal-hal disekitar, 2) fakta-fakta yang tertangkap diorganisasikan dan ditafsirkan, 3) kesimpulan yang diperoleh diwujudkan dengan perilaku tindakan ataupun sikap atau sebagai respon terhadap lingkungan.

2. 3.2 Pengertian Guru

Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan menurut Hamalik (2006:36) guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memperoleh keahlian khusus sebagai seorang guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar pendidikan (Uno, 2008:15).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik serta mempunyai jabatan profesional dimana dia mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. 3.3 Syarat Guru

Menurut Ane tumbun (dalam Kuntoro, 2008:17) syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yaitu :

1. Syarat profesional, yang berarti bahwa guru perlu memiliki keahlian dibidang keguruan. Maka ia perlu memiliki pengetahuan dibidang keguruan dan pendidikan dan memiliki keterampilan dalam mengajar dan kemampuan mendidik.

2. Syarat personal, yang berarti bahwa guru harus memenuhi syarat yang menyangkut diri pribadi, diantaranya: a) kesehatan fisik, b) kesehatan psikis,

c) integritas pribadi, maksudnya harus memiliki kepribadian yang mantap, dewasa, sanggup mengambil keputusan dan bertanggung jawab

3. Syarat morality, yaitu guru harus memliki moral yang bagus dan sanggup berbuat menurut norma-norma kesusilaan

4. Syarat religiusitas, yaitu guru haruslah orang yang beragama, yang mengindahkan norma-norma keagamaan

5. Syarat formalitas, yaitu guru harus mempunyai ijazah sebagai syarat formal dan keputusan lain yang berlaku.

Menurut Munib (2004:45) syarat yang harus dimiliki untuk menjadi sebagai guru yaitu:

1. Berijazah guru (lulusan lembaga tenaga kependidikan)

2. Berjiwa pancasila, religius, dan berkebudayaan kebangsaan indonesia 3. Menghormati setiap aliran agama dan keyakinan hidup

4. Susila dan cakap, demokratis serta bertanggung jawab 5. Menguasai bahasa indonesia

Syarat guru menurut PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 syarat guru meliputi: 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasamani dan rohani, serta memilliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kualifikasi akademik sebagaimana maksud diatas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang harus dibuktikan dengan ijazah adan atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi profesional dan d). kompetensi sosial.

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud diatas tetapi memiliki keahlian khusus yang diakaui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan uji kesetaraan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu seorang guru harus sehat jasmani dan rohani, menjunjung tinggi norma-norma agama dan kesusilaan, mempunyai kepribadian yang mantap, arif, bijaksana dan berakhlak mulia, serta mempunyai kualifikasi dan kompetensi akademik yang relevan sebagai agen pembelajaran.

2. 3.4 Kompetensi Guru

Kompetensi menurut W. Robert Honston dalam pedoman PPL (2008:45) kompetensi adalah kemampuan yang seharusnya atau dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan kualifikasi, dan tanggung jawab mereka adalah sebagai pengajar dan pendidik. Menurut Iskandar dalam pedoman PPL (2008:45-46) kompetensi mengandung pengertian kemampuan yang dapat dilakukan oleh guru mencakup kepribadian, sikap, dan tingkah laku guru yang ditunjukkan dalam stiap gerak-gerik sesuai dengan tuntutan profesi sebagai guru. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan atau wawasan akademis maupun non-akademis.

Dalam UU RI No. 14 Th. 2005 tentang Guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dengan demikan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan keprofesionalan dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sehingga guru bukan saja harus pintar tetapi juga harus pandai mentrasfer ilmunya kepada siswanya.

Pentingnya kompetensi menurut Hamalik (2006:34) bagi dunia pendidikan diantaranya: 1) kompetensi guru sebagai seleksi alat penerimaan guru, 2) kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru, 3) kompetensi guru dalam rangka penyusunan kurikulum, dan 4) kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa.

Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi dimana harus bekerja secara profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakannya tugasnya secara baik dalam rangka melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah.

Dalam UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pelajaran peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik diperlukan agar pengelolaan proses pembelajaran peserta didik dapat berjalan dengan baik.

2). Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, serta menjadi teladan peserta didik. Kemampuan kepribadian diperlukan agar guru mempunyai kepribadian yang baik, karena guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswa atau dengan kata lain guru merupakan sosok yang harus digugu dan ditiru.

3). Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional. Kompetensi profesional merupakan hal yang paling utama bagi guru, karena guru harus menguasai bahan dan bidang yang menjadi tugasnya untuk

disampaikan pada siswa dan menggunakan metode mengajar yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran.

4). Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial sangat diperlukan karena berkomunikasi dengan orang lain sangat penting bagi guru dimana tugas seorang guru memang selalu berkaitan dengan orang lain seperti anak didik, sesama rekan guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, orang tua/ wali murid, dan masyarakat sekitar.

Bertolak dari pendapat diatas, maka kemampuan guru dapat dibagi menjadi tiga kompetensi, yaitu:

1). Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai pembelajaran dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

2). Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya menghargai pekerjaan, memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3). Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru terhadap berbagai keterampilan/ perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,

menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakkan adiministrasi kelas dan lain-lain.

Dari kesimpulan diatas, terdapat perbedaan antara kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku yaitu terletak pada sifatnya. Kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, sedangkan pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik atau keterampilan mengajarnya.

2. 3.5 Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Adapun hasil persepsi dapat berupa tanggapan perhatian, pendapat maupun penilaian. Menurut Wagito dalam Magdalena (2006:12) persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berujud diterimanya stimulus oleh indera melalui alat reseptornya. Stimulus ini diteruskan ke otak dan terjadi proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang dirasakan dan sebagainya.

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dengan demikan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat diperlukan agar persepsi siswa menjadi lebih positif terhadap kompetensi yang seharusnya melekat pada seorang guru, hal ini berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan tentang suatu pesan atau informasi yang dikirim oleh seseorang, dimana pengiriman pesan itu menimbulkan rangsangan positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Hal ini berkaitan dengan kompetensi guru mata pelajaran akuntansi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Apabila siswa mempunyai respon positif terhadap kemampuan profesional guru dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan penjelasan diatas tersebut, penulis menarik kesimpulan untuk merumuskan indikator mengenai kompetensi guru dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional berdasarkan dari sudut pandang atau persepsi siswa.

Dokumen terkait