• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika

Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Noer Rohmah, 2012: 239). Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu (Winkels, 1987 dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011).

Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari mempunyai motif-motif tertentu pula.

Menurut Mulyasa (2009: 195), motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan apa yang diinginkan manusia (tujuan), mengapa ia menginginkan hal tersebut (motif), dan bagaimana ia mencapai tujuan tersebut (proses).

A.W. Bernard (dalam Purwa Atmaja Prawira, 2014: 319) memberikan pengertian motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian motivasi seperti telah dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk di dalamnya kegiatan belajar.

2. Macam-macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini, menurut Sardiman (2004) yang dikutip Noer Rohmah (2012: 254-255), motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya karena ia sudah rajin membaca.

Kemudian jika dilihat dari tujuan melakukan kegiatan itu, maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar itu sendiri, yakni ingin mendapatkan pengetahuan, bukan karena ingin dipuji atau karena alasan lainnya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh, seseorang belajar dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga mendapat pujian, sanjungan, dan lain sebagainya.

Jadi, jika dilihat dari segi tujuannya, maka motivasi ekstrinsik tidak secara langsung berhubungan dengan hakikat (esensi) yang sebenarnya. Sehingga, motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

3. Ciri-ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi

Ciri-ciri pada diri setiap orang yang memiliki motivasi menurut

Sardiman (2006: 21) yang dikutip

http://koreshinfo.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-motivasi-bentuk- bentuk.html?m=1 adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena belajar mengajar akan berhasil apabila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Ali Imron (1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011: 53-55). Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cita-cita

Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang siswa menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita.

b. Kemampuan siswa

Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Seseorang memiliki kemampuan di bidang tertentu, belum tentu memiliki kemampuan di bidang lainnya. Korelasinya dengan motivasi akan terlihat ketika siswa mengetahui bahwa kemampuannya ada pada bidang tertentu, sehingga ia akan termotivasi dengan kuat untuk

terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut.

c. Kondisi siswa

Kondisi siwa dapat terlihat dari kondisi fisik maupun kondisi psikis. Kondisi fisik yang sehat dan fit umumnya membuat siswa memiliki motivasi yang tinggi, dibandingkan dengan siswa yang kondisi fisiknya kurang baik. Sementara kondisi psikis seorang siswa yang sedang tidak bagus misalnya sedang stress, maka motivasi juga akan menurun. Sebaliknya jika kondisi psikis seseorang dalam keadaan bagus, gembira, atau menyenangkan maka kecenderungan motivasinya akan tinggi.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk belajar akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Selain itu, lingkungan sosial yang tidak menunjukkan kebiasaan belajar dan mendukung kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar, tetapi sebaliknya, maka akan berdampak pada meningkatnya motivasi belajar.

e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran

Makin dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi yang kuat dalam proses pembelajaran. Tergantung dengan bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar dan sebagainya yang dapat mendinamisasikan proses pembelajaran.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Jika guru tidak bergairah dalam proses pembelajaran maka akan cenderung menjadikan siswa tidak memiliki motivasi belajar, tetapi sebaliknya jika guru memiliki gairah dalam membelajarkan siswa maka motivasi siswa akan lebih baik.

Beberapa faktor tersebut berpengaruh pada diri siswa dalam menumbuhkan motivasi untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah motivasi untuk belajar.

5. Fungsi/Kegunaan Motivasi Dalam Belajar

Menurut Noer Rohmah (2012: 250), dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa, dan motivasi ini selalu bertalian dengan suatu tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Oemar Hamalik (2009: 179) mengungkapkan bahwa motivasi sangat penting karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil ketimbang kelompok yang tidak mempunyai motivasi (belajarnya kurang atau tidak berhasil). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi memang berperan penting dalam kegiatan belajar dan pencapaian hasil belajar.

6. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah (Noer Rohmah, 2012: 256), yaitu sebagai berikut.

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik-baik.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

f. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah apabila minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

k. Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Menurut Iskandar (2009) yang dikutip Noer Rohmah (2012: 259), ada beberapa teknik motivasi lainnya yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut:

1) Memberikan penghargaan dengan menggunakan kata-kata, seperti ucapan bagus sekali, hebat, dan menakjubkan.

2) Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar lebih giat.

3) Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.

4) Mengadakan permainan dan menggunakan simulasi. Mengemas pembelajaran dengan menciptakan suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan.

5) Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa. Maksudnya adalah guru memberikan tugas dalam setiap kegiatan yang dilakukan,

dimana siswa dalam melakukan tugasnya tidak bekerjasama dengan siswa yang lainnya.

6) Memberi contoh yang positif, artinya dalam memberikan pekerjaan kepada siswa, guru tidak dibenarkan meninggalkan ruangan untuk melaksanakan pekerjaan lainnya.

7) Penampilan pendidik yang menarik, bersih, rapi, sopan, dan tidak berlebih-lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

7. Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan seseorang individu (jasmani dan rohani), kegiatan pembelajaran tidak pernah dilakukan tanpa adanya dorongan atau motivasi yang kuat dari dalam diri individu ataupun dari luar individu yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Menurut Sardiman (2003: 84) yang dikutip Noer Rohmah (2012: 261) kegiatan belajar sangat memerlukan motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, apabila ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran yang dipelajarinya. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa (peserta didik).

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi. Oleh

karena itu, motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran.

Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran. Motivasi dalam hal ini berperan sebagai motor penggerak utama bagi siswa untuk belajar, baik berasal dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar diri (eksternal) untuk melakukan proses pembelajaran.

2. Peran motivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan, maka tidak akan ada motivasi seseorang. Oleh sebab itu, motivasi sangat berperan penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa (peserta didik) yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut. 3. Peran motivasi menyeleksi arah perbuatan. Di sini motivasi dapat

berperan menyeleksi arah perbuatan bagi siswa apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.

4. Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi internal biasanya muncul dari dalam diri siswa, sedangkan motivasi eksternal siswa dalam pembelajaran umumnya didapat dari guru (pendidik). Jadi, dua motivasi ini harus

disinergikan dalam kegiatan pembelajaran, apabila siswa (peserta didik) ingin meraih hasil yang baik.

5. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran. Seorang siswa (peserta didik) yang telah termotivasi untuk belajar, tentu dia akan berusaha seoptimal mungkin untuk belajar dengan tekun. Dengan harapan mendapat hasil yang baik dan lulus.

6. Peran motivasi melahirkan prestasi. Motivasi sangat berperan dalam pembelajaran siswa (peserta didik) dalam meraih prestasi belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang siswa (peserta didik) selalu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi pembelajaran seseorang siswa tersebut.

Dokumen terkait