• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Motivasi

(STUDI PADA KARYAWAN PT. WORLEYPARSONS INDONESIA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh : FAUZAN DARMAWAN

NIM. F0207003

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

PENGARUH STRES PADA MOTIVASI KERJA DIMODERASI OLEH

FLEX-TIME

(STUDI PADA KARYAWAN PT. WORLEYPARSONS INDONESIA)

Surakarta, September 2012 Disetujui dan diterima oleh pembimbing skripsi

Dr. Salamah Wahyuni, SU NIP.19500118 197803 2 001

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.

Surakarta, Oktober 2012

Tim Penguji Skripsi

1. Dr. Asri Laksmi, M.Si sebagai Ketua (……….)

NIP. 19590130 198601 2 001

2. Dra. Salamah Wahyuni, SU sebagai Pembimbing (……….)

NIP. 19500118 197803 2 001

3. Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, M.Si sebagai Anggota (……….)

commit to user

commit to user

v

MOTTO

”Ridho ALLAH adalah ridho Orang Tua” (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)

The best view is always from the mountain you've climbed. (Anonymous)

“Tuhan bersama mahasiswa tingkat akhir” (Anonymous)

When things in life don't work out.. Move on! It only means there's something better waiting for you.“

(Anonymous)

“Aku bisa memaafkan diriku apabila kalah dalam bertanding, tapi aku tidak

bisa memaafkan diriku sendiri apabila sudah kalah sebelum bertanding” (Michael Jordan)

“No Woman No Cry”

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Mama. Tercinta yang menjadi sumber motivasiku,

Almarhum Papa yang akan selalu menjadi panutan untuk anaknya,

Kakak dan adik-adiku,

Semua pembimbingku baik formal maupun informal,

Para sahabat seperantauan (Haikal , Tegar, Bojong, Rizal, Siddik, Surya, Panji,

Racol,) yang selalu memotivasi dan menjadi sumber inspirasi dalam setiap

langkahku

Para teman-teman blue eagles yang yang selalu menghiburku

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Stres Pada Motivasi Kerja Dimoderasi Oleh Flex-time (Studi Pada Karyawan PT. WorleyParsons Indonesia). Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa ada doa, bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

mendalam kepada:

1. Bapak Wisnu Untoro, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Salamah Wahyuni, SU., selaku Pembimbing Skripsi yang telah

sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam

penulisan skripsi ini.

3. Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen

FE UNS dan sebagai penguji skripsi

4. Dr. Asri Laksmi, M.Si., selaku ketua penguji skripsi

5. Staff dan jajaran karyawan jurusan manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas

commit to user

viii

7. Seluruh karyawan PT. WorleyParsons, yang telah berkenan mengisi

kuesioner dengan baik dan memberi segala informasi yang penulis

perlukan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan penulisan selanjutnya. Kiranya apa

yang telah penulis lakukan ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2012

commit to user ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK ... ii HALAMAN PERSETUJUAN ... iv MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 9

A. Motivasi ... 9 B. Stres Kerja ... 18 C. Time Flexible... 23 D. Penelitian Terdahulu ... 29 E. Kerangka Penelitian ... 31 F. Hipotesis... 32

commit to user

x

BAB III. METODE PENELITIAN ... 35

A. Desain Penelitian... 35

B. Populasi,Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 38

D. Sumber Data ... 38

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 48

B. Analisi Deskriptif ... 49

C. Uji Validitas ... 57

D. Uji Reliabilitas ... 60

E. Uji Asumsi Klasik ... 61

F. Uji Hipotesis ... 66 G. Pembahasan ... 73 BAB V. PENUTUP... 76 A. Kesimpulan ... 76 B. Keterbatasan ... 77 C. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 50

Tabel IV.2 Deskripsi Usia Responden ... 50

Tabel IV.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden ... 51

Tabel IV.4 Deskripsi Masa Kerja Responden ... 52

Tabel IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Stres Kerja . 53 Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Ekstrinsik.. ... 54

Tabel IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Intrinsik ... 55

Tabel IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap flex-time ... 56

Tabel.IV.9 KMO and Bartlett’s test ... 57

Tabel.IV.10 Rotated component matrix ... 58

Tabel.IV.11 Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Tabel.IV.12 Hasil Uji Normalitas ... 60

Tabel.IV.13 Hasil Uji Autokorelasi ... 61

Tabel.IV.14 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas ... 62

Tabel IV.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas 1 ... 64

Tabel IV.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas 2 ... 65

Tabel.IV.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (motivasi ekstrinsik ... 66

Tabel IV.18 Hasil Uji F (motivasi ekstrinsik... 67

Tabel.IV.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (motivasi intrinsik) ... 68

commit to user

xii

Tabel.IV.21 Hasil Uji t (motivasi ekstrinsik ... 71

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

commit to user

i ABSTRAK

PENGARUH STRES PADA MOTIVASI KERJA

DIMODERASI OLEH FLEX-TIME (STUDI PADA

KARYAWAN PT. WORLEYPARSONS INDONESIA)

FAUZAN DARMAWAN NIM: F0207003

Stres kerja pada karyawan erat kaitannya dengan tingkat motivasi pada karyawan tersebut dimana stres kerja yang tinggi dapat menurunkan tingkat motivasi karyawan. Untuk mencapai manajemen yang efektif dan efisien, perusahaan perlu memberikan kebijakan bagi karyawan yang mampu memotivasi karyawan dan mengurangi stres mereka terhadap pekerjaan. Perusahaan perlu mencari sumber permasalahan agar persoalan dapat diselesaikan dengan baik. Sudah banyak peneliti yang mencoba menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya dengan pemberian kebijakan kerja flex-time. Hal ini merupakan cara yang dapat membantu karyawan untuk mengatur tugas pada organisasi dan tugas dalam keluarga tanpa harus memilih salah satu diantara keduanya. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi stres kerja dan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh stres pada motivasi kerja yang meliputi motivasi ekstrinsik dan intrinsik dan dimoderasi oleh flex-time. Sampel pada penelitian ini adalah 109 karyawan dari keseluruhan populasi 150 karyawan perusahaan konsultan PT. WorleyParsons di Kota Jakarta. Teknik pengambilan sampel dengan cara convenience sampling dikarenakan perusahaan tidak bersedia memberikan keterangan identitas karyawan yang akan diambil sebagai responden. Alat analisis yang digunakan untuk menguji kesesuaian model dan hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan metode Moderated Regression Analysis dengan bantuan program SPSS 16.0.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, hasil perhitungan menunjukkan nilai t stres kerja pada motivasi ekstrinsik sebesar -3,362 signifikan pada tingkat signifikansi 0,001 yang artinya stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik karyawan. Kedua, hasil perhitungan dalam penelitian ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik sehingga menjadi lebih lemah, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi 0,015. Ketiga, hasil perhitungan menunjukkan nilai t stres kerja pada motivasi intrinsik sebesar -3,275 signifikan pada tingkat signifikansi 0,001 yang artinya stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik karyawan. Keempat, hasil perhitungan dalam penelitian ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi intrinsik sehingga menjadi lebih lemah, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi 0,015.

commit to user

ii ABSTRACT

Stress at work is closely related to employee motivation level at which the employee is working a high stress can lower levels of employee motivation. To achieve an effective and efficient management, companies need to provide a policy for employees who are able to motivate their employees and reduce stress on the job. Companies need to find the source of the problem so that the issue can be resolved. There have been many researchers who are trying to resolve these issues, one of them by giving work flex-time policy. This is a great way to help employees to manage tasks on the organization and duties of the family without having to choose one among them. This policy is expected to reduce job stress and can increase employee motivation.

The purpose of this study was to examine and analyze the effect of stress on work motivation include intrinsic and extrinsic motivation and moderated by flex-time. The sample in this study was 109 employees of the total population of 150 employees consulting company PT. WorleyParsons in Jakarta. Sampling technique by convenience sampling because the company is not willing to give testimony employee identity to be taken as respondents. Analysis tools are used to test the suitability of the proposed model and hypotheses are using Moderated Regression Analysis with SPSS 16.0.

The results of this study are as follows. First, the calculation results show the value t work stress on the extrinsic motivation of -3.362 significant at a

significance level of 0.001, which means job stress negatively affects the extrinsic motivation of the employees. Second, the calculation in this study flex-time can moderate the negative effects of job stress on extrinsic motivation to become weaker, with significant t value of 2.485 at a significance level of 0.015. Third, the calculation results show the value t work stress on intrinsic motivation of -3.275 significant at a significance level of 0.001, which means a negative effect of job stress on employees' intrinsic motivation. Fourth, the results of the

calculations in this study flex-time to moderate the negative effects of job stress on intrinsic motivation to become weaker, with a t value of 2.485 significant at the .015 level of significance.

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditengah kemajuan teknologi dunia, sumberdaya manusia tetap

menjadi suatu fungsi vital dalam sebuah organisasi. Perkembangan teknologi

dalam organisasi juga selalu disertai dengan perkembangan sumberdaya

manusia dalam organisasi tersebut dan menjadi pendukung dalam pencapaian

tujuan organisasi. Robbins (2006) mengemukakan bahwa organisasi yang

sukses memerlukan karyawan yang akan melakukan tugas lebih dari tugas

biasa mereka dan memberikan melebihi yang diharapkan. Tujuan dari

organisasi tersebut adalah dapat tercapainya kinerja organisasi yang optimal,

hal tersebut dikarenakan adanya keterlibatan manusia yang sangat penting

dalam organisasi, sehingga motivasi manusia yang bekerja pada organisasi

harus dipahami, karena motivasi dapat menentukan perilaku orang dalam

bekerja atau dengan kata lain, perilaku merupakan cerminan yang paling

sederhana dari motivasi. Keefektifan motivasi yang dilakukan akan sangat

menentukan keseluruhan kinerja atau sering disebut sebagai prestasi kerja

(Amirullah dan Budiono, 2004).

Menurut Robbins (2006) kinerja (performance) ditentukan dari

hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (ability) dan peluang

(opportunity). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh motivasi. Kinerja yang tinggi dikarenakan motivasi yang

commit to user

dimiliki juga tinggi, akan memberikan keberhasilan bagi seseorang dalam

pekerjaannya. Keberhasilan tersebut pun didukung oleh faktor-faktor lain

seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2006) bahwa ada tiga faktor utama

yang dapat mempengaruhi keberhasilan karyawan. Pertama, memiliki

kemampuan dalam mengerjakan pekerjaan, suatu kemampuan yang

merupakan kombinasi dari kemampuan alami yang dibangun melalui

pendidikan dan latihan. Kedua, memiliki alat yang tepat untuk pekerjaan

tersebut. Ketiga, ada dorongan atau motivasi dalam melakukan pekerjaan.

Robbins (2006) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang ikut

menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu atau karyawan dalam

usaha mencapai sasaran. Menurut Herzberg (dalam Robin, 2006), ada dua

jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan

dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor

motivator (faktor intrinsik) dan faktor higiene (faktor ekstrinsik). Faktor

motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang

termasuk didalamnya adalah prestasi, pengakuan, kemajuan tingkat

kehidupan, dan sebagainya (faktor intrinsik), sedangkan faktor higiene

memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk di dalamnya

adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya

(faktor ekstrinsik). Pernyataan yang di kemukakan Herzberg tersebut dapat

dilihat bahwa kemampuan karyawan dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh

keberadaan motivasi yang dimilikinya, baik motivasi intrinsik maupun

commit to user

karyawan itu sendiri seperti rasa puas, bangga jika ia menyelesaikan

pekerjaan dengan baik dan mengukir prestasi kerja. Sedangkan motivasi

ekstrinsik disini berupa dorongan-dorongan dari luar seorang karyawan yang

termotivasi untuk mengukir prestasi karena yakin bahwa hasilnya ia akan

mendapat pujian-pujian, penghargaan, dan hadiah dari perusahaan.

Berbeda dengan mereka yang kurang atau tidak memiliki motivasi

dalam bekerja. Semangat yang seharusnya ada pada diri mereka, tidak bisa

dirasakan apalagi untuk meraih keberhasilan, seolah hal itu hanya sesuatu

yang mustahil bagi dirinya, sehingga dapat menimbulkan stres. Selain rasa

senang dengan atasan karena selalu memberikan motivasi, menurut

Munandar (2001) kelekatan dengan kelompok dan kepercayaan antar pribadi

pun berhubungan dengan penurunan dari stres pekerjaan, apabila stres pada

pekerjaan sedikit dirasakan, maka suasana kerja yang dihadapi akan lebih

menyenangkan.

Robbins (2006) menjelaskan bahwa stres adalah suatu kondisi yang

menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan yang

terdapat batasan atau penghalang. Hal ini terlihat sangat rumit karena

biasanya stres selalu terlihat dalam konteks yang negatif. Tetapi walaupun

lazimnya stres memiliki konteks yang negatif, stres juga mempunyai nilai

positif. Karena terdapat individu yang menggunakan stres sebagai tantangan

dalam memotivasi agar meningkatkan mutu kerja dan kepuasan kerja yang

commit to user

Luthans (2002) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan

dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan

proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau

peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik

seseorang. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi grogi,

merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi,

peningkatan ketegangan pada proses berfikir dan kondisi fisik individu

menurun. Kejadian ini biasanya dialami oleh karyawan yang sudah bekerja

dengan baik (ada motivasi dalam dirinya), namun tidak pernah mendapatkan

ganjaran yang setimpal, baik itu berupa imbalan, atau berupa pujian dari

atasan sebagai respon dari kerja kerasnya selama ini. Berdasarkan uraian

tersebut, jelas sekali stres dapat mempengaruhi motivasi yang ada dan

masalah stres pada karyawan merupakan masalah organisasi yang akan

mempengaruhi produktivitas dan kemampuan organisasi untuk terus

berkembang karena tergantung pada para pekerjanya.

Untuk mencapai manajemen yang efektif dan efisien, perusahaan

perlu memberikan kebijakan bagi karyawan yang mampu memotivasi

karyawan dan mengurangi stres mereka terhadap pekerjaan. Perusahaan perlu

mencari sumber permasalahan agar persoalan dapat diselesaikan dengan baik.

Sudah banyak peneliti yang mencoba menyelesaikan permasalahan ini, salah

satunya dengan pemberian kebijakan kerja flex-time. Menurut Davis dan

Newstrom (1996) flex-time adalah suatu jadwal kerja yang memberikan

commit to user

mengakhiri pekerjaannya selama karyawan dapat memenuhi jumlah jam kerja

yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Barney dan Elias (2010) kebijakan

flex-time dapat memoderasi dampak negatif dari stres kerja pada motivasi

ekstrinsik, dan Halpern (2005) mengatakan bahwa kebijakan kerja flex-time

merupakan cara yang dapat membantu karyawan untuk mengatur tugas pada

organisasi dan tugas dalam keluarga tanpa harus memilih salah satu diantara

keduanya. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi stres kerja dan dapat

meningkatkan motivasi kerja karyawan. Itu sebabnya mengapa kebijakan

flex-time perlu dipertimbangkan oleh perusahaan sebagai jalan keluar agar kepentingan perusahaan dan pekerjanya dapat terpenuhi tanpa harus

mengorbankan salah satu pihak.

Seperti yang kita ketahui kemacetan di ibu kota dapat

menyebabkan keterlambatan karyawan dan menjadi suatu penghambat bagi

kinerja karyawan untuk perusahaan. Karyawan yang terlambat biasanya dapat

mengalami stres yang cukup berat dikarenakan mendapatkan hukuman dari

atasan. Karena terjadinya stres kerja yang berlebihan tersebut menyebabkan

kinerja karyawan menjadi turun. Hal tersebut sangat menghambat perusahaan

untuk mencapai tujuan mereka. Agar karyawan tidak mengalami masalah

keterlambatan yang disebabkan oleh kemacetan tersebut, sudah mulai

bermunculan perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi flex-time.

Oleh karena itu penelitian ini menjadi menarik karena diharapkan dengan

adanya strategi flex-time tersebut dapat mengurangi stres kerja karyawan.

commit to user

flex-time, salah satunya adalah PT. WorleyParsons. Penelitian ini akan dilakukan di PT. WorleyParsons karena perusahaan ini memperhatikan

karyawannya, selain itu perusahaan tersebut berlokasi di ibu kota yang kita

ketahui bermasalah dalam hal kemacetan lalu lintas.

Berkaitan dengan uraian tersebut maka penulis akan melakukan

penelitian atau studi replikasi dari model yang dikembangkan oleh Chet E.

Barney dan Steven M. Elias (2010) dengan judul “PENGARUH STRES

PADA MOTIVASI KERJA DIMODERASI OLEH FLEX-TIME” (Studi

pada karyawan PT. WorleyParsons Jakarta).

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik?

2. Apakah pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi intrinsik akan

menjadi lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana

karyawan diberikan kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka?

3. Apakah stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik?

4. Apakah pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi ekstrinsik akan

menjadi lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi

intrinsik.

2. Untuk menganalisis pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi

intrinsik apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan diberikan

kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka.

3. Untuk menganalisis pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi

ekstrinsik.

4. Untuk menganalisis pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi

ekstrinsik apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan diberikan

kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi organisasi, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan untuk menentukan kebijakan organisasi khususnya yang

menyangkut flex-time.

2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan proses belajar dalam

mengaplikasikan pengetahuan dan teori-teori yang dipelajari dan diperoleh

selama ini sehubungan dengan permasalahan sebenarnya dalam bidang

commit to user

dari stres kerja, fungsi dari flex-time, dan faktor yang mempengaruhi

motivasi

3. Bagi khalayak umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada penelitian terdahulu dan dapat menjadi referensi penelitian

commit to user 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Definisi Motivasi

Robbins (2006) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang

ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha

mencapai sasaran.

Menurut Wahjosumidjo (2001) tingkah laku bawahan dalam

kehidupan organisasi pada dasarnya berorientasi pada tugas, artinya

bahwa tingkah laku bawahan biasanya didorong oleh keinginan untuk

mencapai tujuan harus selalu diamati, diawasi, dan diarahkan dalam

kerangka pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Perilaku bawahan dalam kehidupan berorganisasi,

tidak boleh bertentangan dengan norma atau system nilai dan segala

ketentuan yang ada dalam kehidupan organisasi. Dan serangkaian

tingkah laku seseorang pada hakikatnya disebut aktivitas. Segala

aktivitas yang dilakukan, tentunya dapat disebabkan karena adanya

dorongan atau motivasi.

Menurut Gunarsa (2003) terdapat dua motivasi dasar yang

menggerakkan perilaku seseorang, yaitu motivasi biologis yang

berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan

commit to user

Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam, yaitu:

kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,

kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi

diri.

Terlepas dari beberapa definisi tentang motivasi diatas, tentu

kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan dari dalam diri individu yang mengarahkan pada suatu

aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.

Menurut Gibson (1996) motivasi atau dorongan kepada

karyawan untuk bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan

bersama atau tujuan perusahaan ini terdapat dua macam yaitu:

Dokumen terkait