• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

F. Uji Hipotesis

Hasil Pengujian Moderated Regression Analysis

a. Kriteria Goodness-of-fit

Sebelum menjelaskan hasil analisisnya, terlebih dahulu dijelaskan

hasil uji goodness-of-fit model yang diperoleh. Hasil pengujian

goodness-of-fit model meliputi nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) dan nilai uji varians (uji F).

Tabel IV.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi

(Motivasi Ekstrinsik) Model Summary .295a .087 .052 .97385 .505b .255 .211 .88832 .546c .298 .249 .86660 Model 1 2 3 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia

a.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time b.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time, Stres Kerja*Flex-time

c.

commit to user Tabel IV.18 Hasil Uji F (Motivasi Ekstrinsik) ANOVAd 9.368 4 2.342 2.469 .049a 98.632 104 .948 108.000 108 27.510 6 4.585 5.810 .000b 80.490 102 .789 108.000 108 32.149 7 4.593 6.115 .000c 75.851 101 .751 108.000 108 Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Model 1 2 3 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia a.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time

b.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time, Stres Kerja*Flex-time

c.

Dependent Variable: Motivasi Ekstrinsik d.

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Seperti yang ditunjukkan Tabel IV.17, pada model 1 persepsi

variabel kontrol memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 5,2%. Hal ini

berarti 5,2% tingkat motivasi ekstrinsik dapat dijelaskan oleh varibabel

kontrol, sedangkan 94,8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar

model dalam penelitian ini. Setelah variabel stres kerja dan flex-time

dimasukkan, nilai Adjusted R2 meningkat menjadi 21,1%. Hal ini

berarti 21,1% tingkat motivasi ekstrinsik dapat dijelaskan oleh variabel

kontrol, stres kerja dan flex-time sedangkan 78,9% sisanya dijelaskan

oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Pada langkah

terakhir, setelah variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-

commit to user

berarti 24,9% tingkat motivasi ekstrinsik dapat dijelaskan oleh variabel

kontrol, stres kerja, flex-time dan interaksi antara persepsi stres kerja,

dan flex-time, sedangkan 75,1% sisanya dijelaskan oleh variabel lain

diluar model dalam penelitian ini.

Selanjutnya, hasil pengujian varians pada tabel IV.18 menunjukkan

hasil yang signifikan pada ketiga model. Hal ini mengindikasi bahwa

secara simultan, modelnya mempunyai goodness-of-fit yang baik yang

berimplikasi pada kemampuannya untuk menjelaskan fenomena yang

diuji dengan baik.

Tabel IV.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Motivasi Intrinsik) Model Summary .331a .109 .075 .96170 .539b .291 .249 .86671 .582c .338 .293 .84105 Model 1 2 3 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia

a.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time b.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time, Stres Kerja*Flex-time

c.

commit to user Tabel IV.20 Hasil Uji F (Motivasi Intrinsik) ANOVAd 11.813 4 2.953 3.193 .016a 96.187 104 .925 108.000 108 31.379 6 5.230 6.962 .000b 76.621 102 .751 108.000 108 36.556 7 5.222 7.383 .000c 71.444 101 .707 108.000 108 Regression Residual Total Regression Residual Total Regression Residual Total Model 1 2 3 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia a.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time

b.

Predictors: (Constant), Lama Bekerja, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Usia, Stres Kerja, Flex-time, Stres Kerja*Flex-time

c.

Dependent Variable: Motivasi Intrinsik d.

Sumber Data primer yang diolah, 2012

Seperti yang ditunjukkan Tabel IV.19, pada model 1 variabel

kontrol memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 7,5%. Hal ini berarti 7,5%

tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh persepsi varibabel

kontrol, sedangkan 92,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar

model dalam penelitian ini. Setelah variabel stres kerja dan flex-time

dimasukkan, nilai Adjusted R2 meningkat menjadi 24,9%. Hal ini

berarti 24,9% tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh variabel

kontrol, stres kerja dan flex-time sedangkan 75,1% sisanya dijelaskan

oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini. Pada langkah

terakhir, setelah variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-

commit to user

berarti 29,3% tingkat motivasi intrinsik dapat dijelaskan oleh variabel

kontrol, stres kerja, flex-time dan interaksi antara persepsi stres kerja,

dan flex-time, sedangkan 70,7% sisanya dijelaskan oleh variabel lain

diluar model dalam penelitian ini.

Selanjutnya, hasil pengujian varians pada tabel IV.20 menunjukkan

hasil yang signifikan pada ketiga model. Hal ini mengindikasi bahwa

secara simultan, modelnya mempunyai goodness-of-fit yang baik yang

berimplikasi pada kemampuannya untuk menjelaskan fenomena yang

diuji dengan baik.

b. Uji t

Pengujian ini dipergunakan untuk menguji tingkat signifikansi

pengaruh variabel independen (stres kerja, flex-time, dan interaksi stres

kerja dengan flex-time) dalam mempengaruhi motivasi ekstrinsik dan

commit to user

Tabel IV.21

Hasil Uji t (motivasi ekstrinsik)

Coefficientsa -.266 1.181 -.225 .822 -.338 .200 -.163 -1.690 .094 .030 .025 .164 1.227 .223 .129 .163 .089 .791 .431 -.263 .102 -.292 -2.572 .012 -1.095 1.096 -.999 .320 -.391 .183 -.188 -2.134 .035 .036 .023 .192 1.563 .121 .093 .150 .065 .625 .533 -.285 .094 -.316 -3.026 .003 -.291 .086 -.291 -3.362 .001 .513 .160 .278 3.218 .002 -.820 1.075 -.763 .447 -.394 .179 -.190 -2.206 .030 .031 .022 .168 1.398 .165 .061 .146 .042 .417 .678 -.278 .092 -.309 -3.030 .003 -.901 .260 -.901 -3.470 .001 .504 .156 .273 3.239 .002 .339 .136 .646 2.485 .015 (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time Stres Kerja*Flex-time Model 1 2 3 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Motivasi Ekstrinsik a.

Sumber Data primer yang diolah, 2012

Tabel IV.21 menunjukkan pada model 1, dari keempat variabel

kontrol hanya variabel lama bekerja yang berpengaruh negatif pada

Motivasi ekstrinsik (t=-2,572; p<0,05). Pada model 2, persepsi stres

kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik (t=-3,362; p<0,05)

dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (t=3,218;

p<0,05). Pada model 3 variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (2,485; p<0,05).

commit to user

Tabel IV.22

Hasil Uji t (motivasi intrinsik) Coefficientsa 1.381 1.166 1.184 .239 -.669 .198 -.322 -3.386 .001 -.013 .024 -.070 -.527 .599 .037 .161 .025 .227 .820 -.085 .101 -.094 -.841 .402 .482 1.069 .451 .653 -.729 .179 -.351 -4.077 .000 -.009 .022 -.046 -.385 .701 -.005 .146 -.003 -.032 .975 -.103 .092 -.114 -1.123 .264 -.276 .084 -.276 -3.275 .001 .579 .156 .314 3.718 .000 .773 1.043 .741 .461 -.733 .174 -.353 -4.222 .000 -.013 .022 -.072 -.613 .541 -.039 .142 -.027 -.274 .785 -.096 .089 -.107 -1.080 .283 -.921 .252 -.921 -3.655 .000 .569 .151 .308 3.766 .000 .358 .132 .682 2.705 .008 (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time (Constant) Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Bekerja Stres Kerja Flex-time Stres Kerja*Flex-time Model 1 2 3 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Motivasi Intrinsik a.

Sumber Data primer yang diolah, 2012

Tabel IV.22 menunjukkan pada model 1, dari keempat variabel

kontrol hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh negatif pada

Motivasi intrinsik (t=-3,386; p<0,05). Pada model 2, persepsi stres

kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik (t=-3,275; p<0,05)

dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (t=3,718;

p<0,05). Pada model 3 variabel interaksi antara persepsi stres kerja dan flex-time berpengaruh positif pada motivasi ekstrinsik (2,705; p<0,05).

commit to user

G. Pembahasan Hasil Analisis

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:

1. Hipotesis 1

H1: Stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik

Hasil perhitungan pada Tabel IV.21 menunjukkan nilai t stres kerja

pada motivasi ekstrinsik sebesar -3,362 signifikan pada tingkat signifikansi

0,001 yang berarti p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1

didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa stres kerja memang mempunyai pengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik. Hal ini

mengindikasikan bahwa stres kerja yang tinggi akan mengurangi motivasi

ekstrinsik karyawan. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Barney dan Elias (2010) tetapi sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gallstedt (2003) yang mencatat adanya hubungan

timbal balik antara stres dan motivasi, Gallstedt menjelaskan bahwa

kurangnya motivasi dapat menyebabkan peningkatan terhadap stres, dan

stres tersebut dapat mengakibatkan kurangnya motivasi seseorang.

2. Hipotesis 2

H2: Pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik akan menjadi

lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan

commit to user

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.21, dalam penelitian

ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi

ekstrinsik, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi

0,015 yang berarti p<0,05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2

didukung. Artiya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi ekstrinsik dan

menjadi lebih lemah dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih besar

atas jadwal kerja mereka. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Barney dan Elias (2010), yang hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara stres kerja

dengan flex-time. Hal tersebut menunjukkan bahwa flex-time dapat

memoderasi pengaruh stres kerja pada motivasi ekstrinsik. Artinya,

karyawan yang mengalami stres apabila diberikan kebebasan atas jadwal

kerja mereka akan memiliki tingkat motivasi ekstrinsik tidak serendah

apabila tidak diberikan kebebasan atas jadwal kerja mereka.

3. Hipotesis 3

H3: Stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi intrinsik.

Hasil perhitungan pada Tabel IV.22 menunjukkan nilai t stres kerja

pada motivasi intrinsik sebesar -3,275 signifikan pada tingkat signifikansi

0,001 yang berarti p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3

didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa stres kerja memang mempunyai pengaruh negatif pada motivasi intrinsik. Hal ini

commit to user

intrinsik karyawan. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Barney dan Elias (2010) tetapi sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh LePine dkk. (2004) menunjukkan bahwa stres telah

berhubungan negatif dengan kinerja belajar, yang juga memiliki potensi

untuk menurunkan motivasi kerja.

4. Hipotesis 4

H4: Pengaruh negatif stres kerja pada motivasi intrinsik akan menjadi

lebih lemah apabila dimoderasi oleh flex-time dimana karyawan

diberikan kebebasan yang lebih besar atas jadwal kerja mereka

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.22, dalam penelitian

ini flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi

intrinsik, dengan nilai t sebesar 2,485 signifikan pada tingkat signifikansi

0,015 yang berarti p<0,05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4

didukung. Artiya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif dari stres kerja pada motivasi intrinsik

menjadi lebih lemah dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih besar

atas jadwal kerja mereka. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Barney dan Elias (2010), yang hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara stres

kerja dengan flex-time. Hal tersebut menunjukkan bahwa flex-time dapat

memoderasi pengaruh stres kerja pada motivasi intrinsik. Artinya,

commit to user

kerja mereka akan memiliki tingkat motivasi intrinsik tidak serendah

commit to user

77 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis uraikan pada bab IV dengan

menggunakan metode analisis moderated regression analysis, dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Persepsi stres kerja berpengaruh negatif pada motivasi ekstrinsik dan

intrinsik. Hal ini menjelaskan bahwa stres kerja yang rendah akan

meningkatkan motivasi ekstrinsik maupun intrinsik pada karyawan PT.

WorleyParsons, Jakarta.

2. flex-time dapat memoderasi pengaruh negatif stres kerja pada motivasi

ekstrinsik maupun intrinsik dimana karyawan diberikan kontrol yang lebih

besar atas jadwal kerja mereka. Hal ini menjelaskan bahwa dengan adanya

kebijakan kerja flex-time dimana terdapat karyawan PT. WorleyParsons

yang diberikan kontrol yang lebih besar atas jadwal kerja mereka,

kebijakan flex-time tersebut dapat memoderasi pengaruh negatif dari stres

commit to user

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang membatasi

kesempurnaan hasil penelitian. Untuk itu keterbatasan ini semoga dapat

disempurnakan pada penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun keterbatasan

dan kelemahan dalam penelitian ini adalah:

1. Obyek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada PT.

WorleyParsons Jakarta sehingga berdampak pada generalisasi studi yang

bersifat terbatas pada PT. WorleyParsons Jakarta. Oleh karena itu, peneliti

dapat menambahkan sampel beberapa perusahaan yang sejenis agar tidak

bersifat terbatas pada satu perusahaan saja.

2. Nilai adjusted R2 pada motivasi ekstrinsik sebesar 24,9% dan pada

motivasi intrinsik sebesar 29,3% maka masih dimungkinkan untuk

menambah variabel-variabel yang lain agar didapatkan hasil penelitian

yang lebih akurat mengenai variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi

motivasi ekstrinsik dan intrinsik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Saran untuk studi lanjutan

a. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah objek penelitian serta

commit to user

b. Penetapan lokasi penelitian diharapkan lebih luas lagi dan diharapkan

dapat lebih variatif dengan menambah variabel-variabel yang lain

agar didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat mengenai variabel-

variabel apa saja yang mempengaruhi motivasi kerja.

c. Perbedaan hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini dengan

penelitian Barney dan Elias (2010) mengenai pengaruh negatif dari

stres kerja pada motivasi ekstrinsik dan intrinsik, dan mengenai peran

moderasi flex-time dalam pengaruh persepsi stres kerja pada motivasi

intrinsik. Hal ini membuka kesempatan bagi penelitian selanjutnya

untuk melakukan penelitian kembali mengenai peran stres kerja pada

motivasi dan mengenai peran flex-time sebagai pemoderasi.

2. Saran untuk perusahaan

a. Ditinjau dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, dapat dilihat

bahwa karyawan PT. WorleyParsons Jakarta mengalami tingkat stres

kerja yang rendah dan tingkat motivasi yang cukup tinggi. Hal ini

tentunya sangat baik untuk kinerja perusahaan, oleh sebab itu

perusahaan harus mempertahankan kebijakan-kebijakan yang telah

diberikan.

b. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini tampak bahwa kebijakan

flex-time yang diterima oleh karyawan PT. WorleyParsons Jakarta

dapat mengurangi stres dan dapat meningkatkan motivasi kerja

karyawan. Atas dasar hasil analisis tersebut maka peneliti

commit to user

kebijakan flex-time dalam perusahaan. Mengingat masih ada

karyawan yang merasa belum diberikan kebebasan untuk mengontrol

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Allen, N.J and Meyer, P. 1991. A Three Component Conceptualization of Organizatioinal Commitmen. Human Resuorce Manajemen Review. (1):61- 89.

Amirullah, dan Haris, Budiono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azwar, Sy. 1999. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Bourke, Juliet. 2006. What to Look for in a Best Practice Flexible Employer. Proceeds of the AACC 15th Annual National Coference. pp 37-40.

Bardoel, E. Anne. 2005. The Case for Flexible Work Options an the “On Demand” Professional?. Departement of Management Working Paper Series Monash University.

Barney, Chet E. & Elias, Steven M. 2010. Flex-time as a moderator of the job stress-work motivation relationship. Personnel review. Vol. 39 No. 4, pp. 487-502.

Cox, Tom., Griffiths, Amanda., Rial-Gonzalez, Euseblo.2000. Research on Work- related Stress. European Agency for Safety and Health at Work.

Davis, Keith, dan Newstorm. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Tujuh. Jakarta : Erlangga.

Deci, E.L. and Ryan, R.M. 1985. Intrinsic Motivation and Self-determination in Human Behavior, Plenum, New York, NY.

Dex, Shirley & Smith, Colin. 2001. Employee Commitment as an Outcome of Family-Friendly Policies? Analysis of the Workplace Employee Relation Survey. Research Papers in Management Studies Univesity of Cambrige. Djarwanto. 2000. Statistik Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Ettner, S.L & Grzywacz, Joseph g. 2001. Worker’s Percepcion of How Jobs Affect Health: A Social Ecological Perspective. Journal of Occupational Health Psycolog,6:101-113.

Gallstedt, M. 2003, “Working conditions in projects: perceptions of stress and motivation among project team members and project managers”, International Journal of Project Management, Vol. 21 No. 6, pp. 449-56. Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1994. Organisasi : Perilaku dan Proses

commit to user

Gibson, (1996). Perilaku organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. Dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.54. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunarsa, Singgih D. 2003. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hair, Joseph F., JR., Rolp E Anderson, Ronald L, Tatham and William L Black. 1998. Multivariate Data Analysis (5th Ed). USA: Prentice Hall International, Inc.

Halpern, Diane F. 2005. How Time-Flexible Work Policies Can Reduce Stress, Improve Health, and Save Money. Stress and Health Vol. 21, pp. 157–168.

Handoko, Hani. 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Hick, G, H & Gulley,R,G (2002). Organisasi: Teori dan Tingkah Laku. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara

Houtman, Irene L.D. 2005. Work and Employment. Europan Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions.

Hustinx, Lesley & Lammertyn, Frans. 2004. Toward a New Work Society? Predicting Opinions about Flexible of Paid and Unpaid Work among Flemish Red Cross Volunteers. Sixth International Conference of the International Society for Third-Sector Recearh (ISTR).

Indriantoro & Supomo, 2001. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.

James. Grace. 2003. All That Glitters is Not Gold: Labour’s Latest Family- Friendly Offerings. Web Journal of Current Legal Issues on Consilio Clerksroom (an interactive magazine for law students published by Semple Piggot Rochez: www.spr-consilio.com).

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah kaprah dan pengalaman- pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro Mudrajat, 2001. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. Lait, Jana & Wallace, Jane.E. 2002. Stres at Work: A Study of Organizational-

Professional Conflict and Unmet Expectations. Relations Industrielles / Industrial Relations. Vol.57, No.3,pp 463-490.

LePine, J.A., LePine, M.A. and Jackson, C.L. (2004), Challenge and hindrance stress: relationships with exhaustion, motivation to learn, and learning performance, Journal of Applied Psychology, Vol. 89 No. 5, pp. 883-91.

commit to user

Luthans. 2002. Performance and Motivation. New York: Prentice Hall.

Mathis, Robert L & Jackson, John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Mulvey, Geneviĕve Reday. 2004. Women and the Fourt Pillar. International Association for the study of Insurance Economics.

Munandar Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi edisi sepuluh. Jakarta: PT.Indeks Kelompok Gramedia.

Santoso, Gempur. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Jakarta: Penerbit Prestasi.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelititan Survei. Jakarta: LP3S.

Stanfeld. 1999. Stress and Well-Being. Health Report Statistic Canada Catalogue, Vol. 12, No.3, pp 21-32.

Stoner, James A.F. and Freeman, R. Edward, , Management, Prentice Hall, 1991. Sulistyo, Joko. S.Si. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Jakarta: Cakrawala.

Towner, Lesley. 2002. Managing Employee Stress. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Utting, David. 2003. 5 Tackling disadvantage: Families. Breaking the Links between Family Poverrty and Social Exclusion. Tackling UK poverty and disadvantage in the twenty-first century. pp.76-90.

Valenduc, Gerard. 2000. Flexible Work Practice and Comunication Technology. FLEXCOT Final Report.

commit to user

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

JL. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126

Telp.Dekan/Fax. (0271) 638163, TU (0271) 647481 Kepada: Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Karyawan PT.WorleyParsons Di tempat Dengan hormat,

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul :

“PENGARUH STRES PADA MOTIVASI KERJA DIMODERASI OLEH TIME-FLEXIBLE”

(Studi pada Karyawan PT. WorleyParsons Indonesia.)

Maka kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner yang telah tersedia ini. Mohon kiranya kuesioner tersebut diisi dengan lengkap sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya menurut petunjuk pengisian yang telah tersedia.

Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat berguna dalam penelitian yang sedang kami lakukan ini dan hasil pengisian kuesioner ini akan dirahasiakan serta hanya digunakan untuk keperluan peneliti skripsi secara akademis semata. Atas kesediaan, perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i kami ucapkan banyak terimakasih.

commit to user

Surakarta, Mei 2012 Hormat saya,

Fauzan Darmawan NIM. F0207003

commit to user

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ………..……. (Boleh tidak di

isi)

2. Jenis kelamin : Pria / Wanita (coret yang tidak perlu)

3. Usia : ………Th

4. Pendidikan terakhir : ………

5. Lama Bekerja : ……….

STRES KERJA

Mohon menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (Ö) pada jawaban yang sesuai dengan apa yang anda alami dalam pekerjaan.

TP = Tidak Pernah J = Jarang KK = Kadang-kadang S = Sering SS = Selalu No Pertanyaan TP J KK S SS

1. Saya merasa tertekan dengan pekerjaan saya.

2. Saya melampiaskan emosi saat tertekan dengan pekerjaan

3. Saya merasa bahwa saya tidak berguna di perusahaan ini.

4. Saya merasa nervous atau gugup saat bekerja.

commit to user

MOTIVASI

Mohon menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (Ö) pada jawaban yang sesuai dengan apa yang anda alami dalam pekerjaan.

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral S = Setuju SS = Sangat Setuju No Pertanyaan STS TS N S SS Motivasi Ekstrinsik 1. Adanya kepastian kenaikan gaji yang

berkala

2. Keamanan kerja merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap karyawan

3.

Pada umumnya karyawan menganggap perlu dan penting akan tersedianya sarana dan prasarana kerja yang baik

Motivasi Intrinsik 4. Adanya kepastian promosi bagi para

karyawan yang berprestasi

5. Bila hasil kerja saya baik, saya sering mendapat pujian dari atasan

6. Saya sering mendapat tanggung jawab pekerjaan dari pimpinan saya

7.

Pimpinan memberikan kesempatan

mengembangkan krativitas dan potensi diri saya

commit to user TIME FLEXIBLE

Manakah dari 3 pernyataan berikut ini yang paling menjelaskan bagaimana kondisi dari jam kerja Anda? (lingkari salah satu angka dari penyataan di bawah ini)

1. Memulai dan mengakhiri jam kerja diputuskan oleh atasan saya, dan saya tidak dapat mengubahnya sendiri.

2. saya bisa memutuskan saat saya memulai dan menyelesaikan pekerjaan, tetapi dalam batas-batas tertentu

3. Saya sepenuhnya bebas untuk memutuskan kapan saya mulai dan selesai bekerja

Sumber: Chet E. Barney dan Steven M. Elias (2010), Lait & Wallace (2002) & Gibson et al (1996)

commit to user Frequency Table Jenis Kelamin 70 64.2 64.2 64.2 39 35.8 35.8 100.0 109 100.0 100.0 Pria

Dokumen terkait