• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Motivasi Anak

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit munculnya tenaga, munculnya perilaku tertentu. Motivasi merupakan

29

suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih baik daripada keadaan sebelumnya (Uno, 2011:9).

Motivasi menurut Handoko (1992:9) yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya, sedangkan kata motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu / melakukan tindakan/bersikap tertentu. Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motif menunjukkan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga mau berbuat untuk melakukan sesuatu. Motif menunjukkan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga mau berbuat untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan atas jalarannya, maka orang membedakan adanya dua macam motif yaitu:

1. Motif-motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar, seperti misalnya orang belajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi mau ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melamar pekerjaan, dan sebagainya.

2. Motif-motif Intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang dari diri individu sendiri telah ada dorongan itu.

Motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

seseorang tanpa adanya rangsangan orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.

Adapun menurut Uno (2011:10) dapat pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Adanya hasrat atau keinginan untuk melakukan kegiatan; 2) Adanya dorongan dan kebutuhan melkukan kegiatan; 3) Adanya harapan dan cita-cita; 4) Penghargaan dan penghormatan atas diri.

b. Motivasi Ekstrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Adanya lingkungan yang baik, dan; 2) Adanya kegiatan yang menarik.

Didalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mencari tahu apakah motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah. motivasi didalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Motivasi Intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa adanya/tanpa dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Indikator motivasi intrinsik dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasrat/keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan

2. Adanya dorongan atau kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan 3. Adanya harapan dan cita-cita

4. Penghargaan atas diri

b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Indikator motivasi ekstrinsik didalam penelitian ini adalah:

31

1. Lingkungan

a. Lingkungan keluarga yang berupa orang tua

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan yang lain, lingkungan inilah yang pertama ada. Interaksi didalam keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, bekerjasama, saling membantu termasuk peduli terhadap masa depan pendidikan anaknya. Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak akan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.

b. Lingkungan sekolah yang berupa guru dan teman sekolah

Lingkungan sekolah yang berperan penting terhadap perkembangan pendidikan anak adalah guru dan teman sekolah. Guru di sekolah bertanggung jawab untuk selalu memotivasi peserta didik. Teman di lingkungan sekolah dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah menempati kedudukan yang sangat penting, teman sekolah dapat memberikan dampak yang positif dan sebaliknya juga dapat memberikan dampak yang negatif bagi peserta didik dalam perkembangan pendidikan di sekolah. Teman sekolah yang baik akan mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang akan berdampak positif bagi diri anak, sebaliknya apabila di sekolah bergaul dengan anak-anak yang tidak baik maka akan di pengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya akan berdampak negatif bagi diri anak.

c. Lingkungan masyarakat yang berupa teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul dilingkungan tempat tinggal/masyarakat lebih tepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi anak. Sebaliknya, teman bergaul yang tidak baik akan memberikan dampak negatif bagi anak.

2. Adanya kegiatan yang menarik di Sekolah

Kegiatan yang menarik bagi anak tentu akan membangkitkan rasa untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut. Apabila anak merasa di sekolah banyak kegiatan yang menarik untuk dapat dilakukan, maka anak akan selalu termotivasi untuk dapat bersekolah. Sebaliknya, apabila anak merasa bahwa kegiatan di luar lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan di sekolah, maka anak akan menjadi malas untuk berangkat ke sekolah. Untuk mengukur motivasi anak dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Motivasi anak merupakan atribut psikologi, sehingga digunakan skala Likert untuk mengukurnya.

Skala Likert memiliki 5 kategori kesetujuan dan memiliki skor 1-5 akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan jawaban kesesuaian antara kesesuaian lebih tepat untuk menggambarkan keadaan yang diteliti sekarang. Skor skala

Likert dalam penelitian ini berkisar antara 1-4 dengan asumsi untuk memperoleh subjek penelitian dalam memilih jawaban.

33

Menurut Azwar (2008:33) “tidak ada manfaatnya untuk memperbanyak

pilihan jenjang karena justru akan mengaburkan perbedaan yang diinginkan diantara jenjang yang dimaksud, pada responden yang belum cukup dewasa, diferensiasinya perlu disederhanakan. Hal ini diperkuat oleh Arikunto (2006:241)

yang menyatakan bahwa “ada kelemahan dengan lima alternatif yang ada

ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang serta hampir tidak berpikir). Berdasarkan alasan penggunaan skor skala yang diungkap oleh beberapa ahli, maka penggunaan skor skala dalam penelitian ini hanya menggunakan kisaran 1-4 pilihan skor. Karena pilihan jenjang yang terlalu banyak dapat mengaburkan maksud yang diinginkan dan dapat memunculkan pada satu jawaban saja terutama Skor yang ditengah, sehingga sangat disarankan alternatif pilihannya 4 (empat) saja. Berikut gambaran alternatif jawaban skala motivasi anak:

Tabel 2.1 Alternatif Pilihan Jawaban (Skor) Angket Motivasi

Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor

A 4 A 1

B 3 B 2

C 2 C 3

D 1 D 4

Dokumen terkait