• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Motorik Halus

2.3.1 Pengertian Motorik Halus

Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti ( Depdiknas, 2010)

Menurut Dini P dan Daeng Sari (2010) motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

Yudha M Saputra dan Rudyanto (2010) menjelaskan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng. Sedangkan menurut Kartini Kartono (2010) motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah.

14

Menurut Lindya (2011) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada

bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat. 2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus

Kartini Kartono (2010), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai berikut:

a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)

b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan

fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis

c. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan,

punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.

Rumini dan Sundari (2010) mengemukakan bahwa faktor–faktor yang

mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik halus atara lain :

a. Faktor Genetik

Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan motorik misal otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.

b. Faktor kesehatan pada periode prenatal

Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

15

c. Faktor kesulitan dalam melahirkan

Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan

kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacuum, tang, sehingga

bayi mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat

perkembangan motorik bayi.

d. Kesehatan dan gizi

Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

e. Rangsangan

Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

f. Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh dan akan menghambat perkembangan motorik anak.

g. Prematur

Kelahiran sebelum masanya disebut premature biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak.

h. Kelainan

Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis, social, mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

i. Kebudayaan

16

motorik anak misalnya ada daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda maka tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga. 2.3.3 Karakteristik Perkembangan Motorik Halus

Karakteristik perkembangan motorik halus anak dapat dijelaskan dalam Depdiknas, (2010), sebagai berikut:

a. Pada saat anak berusia tiga tahun

Pada saat anak berusia tiga tahun kemampuan gerakan halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk.

b. Pada usia empat tahun

Pada usia empat tahun koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.

c. Pada usia lima tahun

Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti kegiatan proyek.

d. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun

Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensilnya.

17

2.3.4 Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus

Untuk mengembangkan motorik halus pada anak usia 4-6 tahun di Taman kanak-kanak agar berkembang secara optimal, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Depdiknas, (2010), sebagai berikut :

a. Memberikan kebebasan untuk berekspresi pada anak.

b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar

dapat merangsang anak untuk berkreatif.

c. Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentuksn teknik/cara

yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.

d. Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat

merusak keberanian dan perkembangan anak.

e. Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf

perkembangannya.

f. Memberikan rasa gembira dan menciptakn suasana yang

menyenangkan pada anak.

g. Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.

Saputra dan Rudyanto (2010) menjelaskan tujuan pengembangan motorik halus anak yaitu:

a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.

b. Mampu mengkoordinasi kecepatangan tangan dengan mata.

18

2.3.6 Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Elizabeth B. Hurlock (2010) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus bagi konsentrasi perkembangan individu, yaitu :

a. Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan

pemperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan lainnya.

b. Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi

helpessness (tidak berbahaya), pada bulan-bulan pertama

kehidupannya, ke kondisi yang indepence (bebas dan tidak

bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya, kondisi ini akan dapat

menunjang perkembangan self confidence ( rasa percaya diri).

c. Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah

(taman kanak-kanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris- berbaris, dan persiapan menulis.

2.3.7 Kategori Perkembangan Motorik Halus

Motorik halus atau gerak halus secara khusus dikontrol oleh otot- otot kecil. Gerakkan yang lebih banyak menggunakan tangan dipertimbangkan sebagai motorik halus. Sebab otot-otot yang ukurannya lebih kecil ada pada jari-jari tangan dan lengan, sehingga akan

19

menghasilkan gerakan pada jari-jari kaki dan jari-jari tangan. Untuk itu motorik halus bisa berupa aktivitas seperti, menggambar, menulis, menggenggam dan memainkan alat musik. Kemampuan motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan dasar. Motorik dasar merupakan motorik yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan pada anak. Gerakan ini pada dasarnya berkembang menyertai gerakan reflex yang dimiliki dan

disempurnakan melalui proses berlatih yang dilakukan secara berulang- ulang. Menurut Saputra (2010) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori :

1. Kemampuan Lokomotor

Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke temapt lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas, seperti melompat, meloncat, berjalan, dan berlari.

2. Kemampuan Nonlokomotor

Kemampuan nonlokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan nonlokomotor terdiri atas menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melingkar, melambung, dan lain-lain.

3. Kemampuan Manipulatif

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak sedang menguasai bermacam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan mata-tangan dan mata-kaki tetapi bagian lain dari tubuh juga ikut terlibat. Kemampuan manipulatif ini lebih banyak

20

menggunakan koordinasi, seperti gerakan mendorong, gerakan menangkap, dan lain-lain.

2.3.8 Perkembangan balita Usia 1-5 tahun Menurut (Depkes RI, 2010) diantaranya:

a. Usia 12 – 15 bulan

1. Kemampuan motorik halus.

a) Stimulasi yang perlu di lanjutkan.

1) Memasukan benda kedalam wadah.

2) Bermain dengan mainan yang mengapung di air.

3) Menggambar, menyusun kubus dan mainan.

b) Permainan balok.

Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu dengan ukuran sekitar 2.5 cm x 2.5 cm. Ajari anak cara menyusun balok menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya.

c) Memasukan dan mengeluarkan bendah.

Ajari anak cara memasukan benda-benda kedalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan tunjukan cara

mengeluarkannya dari wadah. Ajak anak bermain

memasukan dan mengeluarkan benda tersebut.

d) Memasukan benda yang satu ke benda lainnya.

Sediakan mangku atau kotak plastik dari berbagai ukuran. Tunjukan kepada anak cara meletakan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk yang lebih besar. Buat agar anak mau melakukannya dengan sendiri.

21

b. Usia 15-18 bulan

2. Kemampuan motorik halus.

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan.

1)Bermain dengan balok-balok

2)Memasukan benda yang satu kedalam benda yang lain

3)Menggambar dengan krayon pensil

b) Meniup.

Ajari anak meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasanya meraba busa itu.

c) Membuat untaian.

Ajari anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makroni, dengan tali sepatu yang cukup kuat.

c. Umur 18-24 bulan

1. Kemampuan motorik halus

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan

1) Dorongan agar anak maumain balok-balok, memasukan

benda yang satu kedalam benda yang lain

2) Menggambar dengan krayon, sepidol, pensil berwarna.

3) Menggambar menggunakan tangan

b) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk

Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak atau kardus. Beri anak

22

mainan atau benda-benda yang bisa dimasukkan kelubang- lubang itu.

c) Bermain puzzle

Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari dua sampai tiga potong saja. Puzzle semacam itu dapat dibeli atau dibuat sendiri dari sepotong karton yang diberi gambar, kemudian dipotong-potong menjadi dua atau tiga bagian.

d) Menggambar wajah atau bentuk

Tunjukan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti, garis, bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, krayon. Ajarkan juga cara menggambar wajah.

e) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin

mainan

Beri anak adonan kue (apabila anda membuat kue) atau lilin yang bisa dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.

d.Usia 24-36 Bulan

1. Kemampuan motorik halus.

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan.

Dorong agar anak mau bermain puzzle, balok-balok, memasukan benda satu ke benda lainnya, dan menggambar.

23

b) Membuat gambar tempelan.

Bantu anak memotong gambar-gambar dari majalah tua dengan gunting untuk anak. Dengan lemkertas atau karton atau membuat gambar tempelan. Bicarakan dengan anak tentang apa yang sedang di kerjakan.

c) Memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut

jenisnya.

Berikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya: uang logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna. Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu menurut jenisnya. Mulai dengan jenis benda yang berlainan, kemudian sedikit demi sedikit tambahkan jenisnya.

d) Mencocokan gambar dan benda.

Tunjukan kepada anak cara mencocokan gambar bola dengan sebuah bola yang sesungguhnya. Bicarakan mengenai bentuknya, gunanya dan sebagainya.

e) Konsep jumlah.

Tunjukan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga, dan sebagainya. Katakan kepada anak ada berapa jumlah benda dalam satu kelompok dan bantu iya manghitungnya.

24

Beli atau buat satuset balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar anda bisa menambahkan jumlahnya.

e. Usia 36-48 Bulan

1. Kemampuan motorik halus

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan

Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok, menggambar gambar yang lebih sulit, bermain mencocokkan gmbar dengan benda sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.

b) Memotong

Beri anak gunting, tunjukan cara mengguting. Beri gambar besar untuk latian menggunting.

c) Membuat buku cerita gambar tepel

Ajak anak membuat buku cerita gambar tempel. Gunting gambar dari majalah tua atau brosur. Tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan gambar tersebut sehingga menjadi satu cerita menarik. Minta anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan dibawah gambar tersebut, tulis ceritanya

d) Menempel gambar

Buat anak menemukan gambar atau foto menarik dari majalah, potong kertas dan sebagainya. Minta anak menempel gambar

25

tersebut pada karton atau kertas tebal. Gantung gambar itu dikamar anak.

e) Menjait

Gunting sebuah gambar dari majalah, tepel pada selembar karton. Buat lubang-lubang disekeliling gambar tersebut. Ambil tali rafia dan simpulkan salah satu ujungnya. Kemudian ajari anak cara menjait sekeliling gambar, dan tali raffia dimasukan kelubang-lubang tersebut satu persastu.

f) Menggmbar atau menulis

Beri anak selembar kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi empat serta, menulis huruf dan angka. Kemudian buat pagar rumah, matahari, bulan, juga ajari anak menulis namanya.

g) Menghitung

Letakan sejumlah kacang dimangkok atau kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang tersebut ditempat lainnya. Mula-mula anak belum bisa menghitung lebih dari dua atau tiga. Bantu anak menghitung jika mengalami kesulitan.

h) Menggambar dengan jari

Ajak anak menggambar dengan cat memakai jari-jarinya diselembar kertas besar. Buat agar ia mau memakai kedua tangannya dan membuat bulatan besar atau bentuk-bentuk lainnya.

26

i) Cat air

Beri anak cat air khusus dan selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur ketika anak mulai menggunakan cat air itu.

j) Mencampur warna

Campur air kewarna merah, biru dan kuning dari cat air. Beri anak potongga sendok, ajari anak untuk meneteskan warna- warna itu pada selembar kertas. Ceritakan bagaimana warna- warna bercampur membentuk warna lain

k) Membuat gambar temple

Gunting kertas berwarna menjadi segitiga, segiempat,

lingkaran. Jelaskan mengenai perbedaan bentuk-bentuk

tersebut. Minta anak membuat gambar dengan cara menempelkan potongan-potongan berbagai bentuk diselembar kertas.

f.Usia 48-60 Bulan

1. Kemampuan motorik halus

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan

Ajak anak bermain puzzle, menggambar, menghitung, melihat dan mengelompokkan, memotong dan menempel gambar

b) Konsep tentang separuh atau satu

Bila anak sudah bisa menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari kertas atau karton, gunting menjadi dua bagian.

27

c) Menggambar

Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambar tersebut missal menggambar baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya.

d) Mencocokkan dan menghitung

Jika anak sudah bisa menghitung dan kenal angka buat satu set kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu berurutan diatas meja. minta anak untuk menghitung benda-benda kecil yang ada dirumah seperti kacang, batu krikil, biji sawo. Sejumlah angka yang tertera pada kartu. Kemudian letakan benda-benda tersebut didekat kartu angka yang cocok.

e) Menggunting

Bila anak sudah bisa memakai guntung tumpul, ajari cara menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang, mobil, dan sebagainya

f) Membandingkan besar /keci, banyak/sedikit, berat/ringan.

Ajak anak bermain menyusun tiga buah piring berbeda ukuran atau tiga gelas diisi air dengan isi tidak sama. Minta anak menyusun piring atau gelas dari yang ukuran kecil atau jumlah sedikit ke besar atau banyak atau dari ringan ke berat. Bila anak dapat menyusun ketiga benda itu, tambah jumlahnya menjadi empat atau lebih.

28

g) Percobaan ilmiah

Sediakan tiga gelas berisi air. Pada gelas pertama tambahkan satu sendok teh gula pasir dan bantu anak ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukan gabus dan pada gelas ketiga masukan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya kelika anak melakukan percobaan ini

h) Berkebun

Ajak anak menanam biji kacang tanah atau kacang hijau di kaleng atau gelas aqua bekas yang telah diisi tanah. Bantu anak

menyirami tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak

memperhatikan pertumbuhannya dari hari kehari bicarakan mengenai bagaimana tanaman,binatang dan anak-anak tumbuh dan bertambah besar

g.Umur 60-72 bulan.

a) Stimulasi yang perlu dilanjutkan

1) Bantu anak menulis namanya, kata-kata pendek serta

angka-angka, ajak anak bermain, berhitung.

2) Buwat anak mau menggambar, berhitung, memilih,

mengelompokan, menggunting, bermain puzzle.

b)Mengerti urutan kegiatan

Bantu anak mengerti urutan kegiatan dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya; mencuci tangan, menyiapkan makanan.

29

Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, beritahu anak langkah-langkahnya secara berurutan.

c) Berlatih mengingat-ingat

Bila anak sudah mengenal angka 1 sampai 6, tulis setiap angka tersebut pada potongan kertas kecil. Ajak anak mengenal tulisan angka tersebut, kemudian letakkan terbalik. Minta anak menunjukan kertas dan menyebutkan angkanya. Bila anak sudah menguwasai permainan ini, tambahkan jumlah potongan kertas bertuliskan angka.

d)Membuwat sesuatu dari tanah liat atau lilin

Sediakan tanah liat dan lilin mainan, bantu anak membuwat binatang, gelas. Bicarakan apa yang dibuwatnya, puji anak atas hasil karyanya dan letakan ditempat khusus agar terlihat oleh anggota keluarga yang lain.

e) Bermain berjualan

Anak-anak seusia ini senang bermain “berjualan”.

Kumpulkan hasil kebun seperti buah, gunakan benda-benda tersebut untuk berjualan dengan teman-temannya.

f) Belajar bertukang memakai palu, gergaji dan paku Anak-

anak seusia ini dapat belajar bertukang. Sediakan peralatan yang diperlukan seperti paku, gergaji, kayu. Dibawah bimbingan dan pengawasan anda, ajarkan anak cara

meletakkan benda dikayu, memegang paku dan memegang palu.

30

g)Mengumpulkan benda-benda

Buwat anak mempunyai hobi tertentu seperti

mengumpulkan perangko, mainan binatang. Bantu anak

menghitung benda-benda yang dikumpulkan dan

menyusunnya dengan rapi. Bicarakan dengan anak apa yang sedang anda berdua lakukan.

h)Belajar memasak

Ajak anak memasak sebuah resep kue yang sederhana. Bicarakan tentang menimbang dan mengukur bahan-bahan serta mengaduk adonan. Setelah selesai masak, minta anak membantu mencuci alat masak yang kotor.

i) Mengenal kalender

Letakan sebuah kalender dikamar anak. Bantu anak mengenal bulan, minggu, hari. Minta anak menandai tanggal-tanggal penting dikalender, dan ajak anak menghitung jumlah hari (minggu/bulan) untuk sampai pada tanggal itu.

j) Mengenal waktu

Buat jam dari kertas atau karton dengan 2 buah jarum penunjuk. Letakan jarum penunjuk pada waktu makan siang, makan malam, dan waktu lainnya yang berarti bagi anak. Mulai dengan yang mudah, misalkan angka 12 waktu makan siang, angka 6 waktu makan malam, setalah anak

31

mengerti, ajari anak yang lebih sulit, misalkan jam 12.30 atau jam 06.30.

k)Menggambar dari berbagai sudut pandang

Ajari anak menggambar benda dari berbagai sudut pandang, misalnya; gambar kaleng.

l) Belajar mengukur

Bila anak sudah mengenal angka, ajari cara mengukur panjang atau lebar suatu benda menggunakan penggaris atau pita ukur. Tulis hasil pengukuran pada secarik kertas, bicarakan mana yang lebih lebar atau yang lebih panjang.

Dokumen terkait